PASCA TRAUMA
POSTTRAUMATIC STRESS DISORDERS
(PTSD)
PEMBIMBING :
Dr. Imelda I, SpKJ
PENYUSUN :
Siti Maisarah Shekh Jaafar (112009141)
Atiqah binti Muhamad (112010104)
Nor Hazwani binti Jalaludin (112010127)
Latar Belakang
7 12% orang mengalami PTSD
Risiko perempuan > laki-laki
Peristiwa traumatis: bencana alam,
kekerasan, peperangan,
penyerangan, pemerkosaan dll
Stresor psikososial kehidupan
seharian, pekerjaan, hubungan
berdampak negatif
Gejala: reexperience symptoms,
Sejarah
Soldiers heart gejala jantung
otonomik selama Perang Saudara
di Amerika
Perang Dunia I sindroma shell
shock akibat ledakan granat
Veteran Perang Dunia II & bom
atom di Jepang: combat neurosis,
operational fatigue
Kebakaran klub malam di Boston
Definisi
MenurutAmerican Psychological Association
(APA),PTSD: gangguankecemasan,
berkembang setelah terpapar peristiwa
mengerikan atau cobaan di mana kerugian
fisik terjadi atau terancam. Peristiwa traumatis
yang dapat memicu PTSD meliputi kekerasan,
bencana alam atau yang disebabkan
manusia,seperti serangan teroris, kecelakaan,
pemerkosaan, pelecehan fisik dan seksual,
kejahatanlainnya,atau peperangan.
Epidemiologi
PTSD gangguan psikiatri yang
sering ditemui.
10.3% laki-laki, 18.3% wanita
Dapat terjadi pada setiap umur
tetapi paling menonjol pada
dewasa muda, karena situasi
yang mencetuskannya.
Etiologi
1) Stresor
2) Aspek Biologis
3) Aspek Psikodinamik
1)STRESOR
STRESOR BERAT >KAPASITAS
PENDERITAAN
Faktor biologis,psikologis
sebelumnya & peristiwa yang
terjadi setelah trauma harus
dipertimbangkan
PTSD
Faktor Predisposisi
G. psikiatrik
sebelum
trauma
Kebutuhan
emosional
tidak
terpenuhi
Terpapar oleh
kejadiankejadian luar
biasa
sebelumnya
Trauma pada
masa anak
Ciri
kepribadian
ambang,
paranoid,
dependent,
antisosial
Penggunaan
alkohol yang
baru
Mudah
khawatir
Karakter
bersifat
introvert/
isolasi sosial
Trauma dalam
rumahtangga
Etiologi
1) Stresor
2) Aspek Biologis
3) Aspek Psikodinamik
2) Aspek Biologis
Gangguan terjadi karena adanya
aktivitasi dari beberapa sistem otak
yang berkaitan dengan timbulnya
perasaan takut pada seseorang
Sangat berperan besar
AMIGDALA.
TRAUMA
Sistem
saraf
simpatis
(katekolami
n)
Sistem
saraf
parasimpat
is
Aksis
hipotalamushipofisiskelenjar
adrenal (aksis
HPA)
ek perangsangan saraf
simpatis
Aksis HPA
Tekanan meningkatkan
pengeluran katekolamin dan hormon
kortisol
Katekolamin menyediakan energi
yang cukup terhadap organ vital
tertentu untuk memberikan reaksi
terhadap tekanan tersebut.
Hormon kortisol menghentikan
aktivasi sistem simpatis dan
beberapa sistem tubuh lain yang
bersifat defensif,umpan balik negatif
Etiologi
1) Stresor
2) Aspek Biologis
3) Aspek Psikodinamik
3) Aspek psikodinamik
a) Model psikoanalitik
Reaktivasi dari konflik-konflik psikologis
yang belum terselesaikan di masa lampau.
Sistem ego akan kembali teraktivasi dan
berusaha untuk mengatasi masalah dan
meredakan kecemasan yang terjadi.
b) Model kognitif
Ketidakmampuan memproses dan
merasionalisasikan trauma
mencetuskan gangguan.
Biasanya mereka terus mengalami stres
dan cuba untuk menghindar.
c) Model perilaku
Gangguan memiliki dua fase dalam
perkembangannya.
Fase 1 : trauma (stimulus yang tidak dibiasakan)
adalah dipasangkan, melalui pembiasaan klasik,
dengan stimulus yang dibiasakan.
Fase 2 : melalui pembelajaran instrumental, pasien
mengembangkan pola penghindaran terhadap
stimulus yang dibiasakan maupun yang tidak
dibiasakan.
Gejala Klinik
Terdiri dari 3 bagian :
1) Reexperience symptoms
2) Avoidance Symptoms
3) Hyperarousal sypmptoms
3) Hyperarousal sypmptoms
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ-III ;
1. Gangguan ini timbul 6 bulan setelah
kejadian traumatik berat. Atau apabila
tertundanya waktu mulai saat kejadian dan
onset gangguan melebihi waktu 6 bulan,
asal saja manifestasi klinisnya adalah khas
dan tidak didapat alternatif kategori
gangguan lainnya.
2. Harus didapatkan bayang-bayang atau
mimpi-mimpi dari kejadian traumatik
tersebut secara berulang-ulang kembali
(flashbacks).
Berdasarkan DSM-IV;
A. Orang yang telah terpapar dengan
suatu kejadian traumatic di mana
kedua dari berikut ini terdapat:
1. orang mengalami,menyaksikan,atau
dihadapkan dengan suatu kejadian atau
kejadian-kejadian yang berupa ancaman
kematian atau kematian yang
sesungguhnya atau cedera yang serius
atau ancaman kepada integritas fisik diri
sendiri atau orang lain.
2. respon orang tersebut berupa rasa takut
yang kuat,rasa tidak berdaya atau horror.
Diagnosa Banding
1.
2.
3.
4.
Gannguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Depresi
Cemas Menyeluruh
Panik
Obsesif Kompulsif
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan PTSD diharapkan
dalam bentuk yang komprehensif.
Edukasi
membantu
pasien
mengerti
akan
perubahanperubahan yang terjadi dalam fungsi
diri
sebagai
dampak
peristiwa
traumatik yang dialami, baik adaptif
maupun maladaptif.
Dukungan
psikososial
Farmakoterapi
Antidepresan golongan SSRI; Fluoxetin
10-60mg/hari, Sertalin 50-200mg/hari,
Fluvoxamine 50-300mg/hari.
Antidepresan derivat trisiklik;
Amiltriptilin 50-300mg/hari, Imipramin
50-300mg/hari.
Anti-anxietas gol benzodiazepin; Diazepam
2x5mg, Lorazepam 3x1mg
Anti-anxietas gol non-benzodiazepin;
Buspirone 60mg/hari.
Obat-obat lain; Propanolol dan Clonidin
menekan aktivitas nonadrenergik.
Psikoterapi
Cognitive-Behavioural Therapy
(CBT)
Anxiety Management Training
(AMT)
Eye Movement Desensitization
Reprocessing(EMDR)
Terapi Psikodinamik
Terapi kelompok/terapi keluarga
Prognosis baik:
Onset gejala yang cepat
Durasi gejala singkat
Dukungan sosial baik,
Fungsi premorbid baik
Tidak ada gangguan psikiatrik,
medis,
zat
Penutup
Pengobatan yang tepat bantu
kendali emosi, gejala sedikit,
menikmati hidup
Penyalahgunaan zat dan
alkohol dual diagnosis
harus terapi yang lebih baik
Prognosis tingkat keparahan
dan lama menderita
TE
M
I
R
A
K
A
H
I
S