Teknik Telekomunikasi
MULTIPLEXING
Pada Jaringan Telekomunikasi
1101154
131
1101154
144
1101154
157
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara
menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati
satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division
Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan
telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan
digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop). Yang kedua
adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara bergantian.
Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu
(time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim
melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka
sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak merasakan
pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond; berapapun jumlah
pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran
setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat. Teknik multiplexing yang
ketiga adalah yang digunakan dalam saluran kabel optik yang disebut Wavelength Division
Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik dipakai untuk menyalurkan lebih dari satu sumber
sinar dimana satu sinar dengan lamda tertentu mewakili satu sumber informasi.
Aplikasi multiplexing yang umum adalah dalam komunikasi jarak jauh. Media utama
pada jaringan jarak jauh berupa jalur gelombang
berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam jumlah besar secara
simultan dengan menggunakan multiplexing.
Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang
paling sederhana. Terdapat input (n) untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke
demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut mampu membawa n channel data
yang terpisah.
A. Teknik Multiplexing
1. Frequency Division Multiplexing (FDM).
Frequency division multiplexing dapat digunakan dengan sinyal-sinyal analog.
Sejumlah sinyal dibawa secara bersamaan dalam media yang sama dengan
mengalokasikan
masing-masing
sinyal
pada
pita
frekuensi
yang
berbeda.
Permasalahan FDM
1. Crosstalk, terjadi jika spektrum dari sinyal-sinyal komponen yang berdekatan
mengalami tumpang tindih secara signifikan.
2. Noise intermodulasi, pada link yang panjang, efek ketidaklinieran dari amplifier
pada sinyal disatu kanal dapat menghasilkan komponen frekuensi dalam kanal-kanal
lainnya.
Wavelength Division Multiplexing (WDM)
Serat optik sepenuhnya dimanfaatkan ketika berkas cahaya pada frekuensi
yang berbeda-beda ditransmisikan pada serat yang sama secara konsep mirip dengan
(FDM) namun dalam sistem komunikasi optic disebut (WDM). Aliran cahaya yg
melalui serat terdiri dari banyak warna, atau panjang gelombang, masing-masing
mebawa kanal data yang berbeda.
Kesimpulan
1. Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan
beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi
membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar.
2. Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal
analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara
mengalokasikan uensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan
modulasi untuk memindah setiap sinyal ke pita frekuensi yang diperlukan, sedangkan
peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang
dimodulasikan.
3. Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal
digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing
yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang-ulang.
Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber ditetapkan bahwa setiap
framenya terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan terjadi delay, namun tidak
akan terasa oleh user karena selang waktu yang amat kecil
4. Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding
synchronous TDM. Dengan statistical TDM, jatah waktu tidak ditetapkan terlebih dahulu
untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan, data pengguna ditahan atau dibufferkan
dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.