Anda di halaman 1dari 10

KORELASI FAKTOR SOSIO DEMOGRAFI DENGAN PELAKSANAAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KUDUS


Diah Andriani Kusumastuti
STIKES Muhammadiyah Kudus

ABSTRAK
Meskipun telah banyak bukti yang mendukung pentingnya menyusui eksklusif selama
6 bulan, namun masih terdapat kenyataan bahwa para ibu di beberapa negara termasuk
Indonesia melakukan penyapihan dini sebelum bayi berusia 3 dan 6 bulan,serta memberikan
makanan semi padat kepada bayi mereka. Pencapaian ASI eksklusif di Kabupaten Kudus
berdasarkan hasl survey hanya 19,56%. Kota Kudus merupakan kota yang didalamnya
terdapat pabrik rokok dan sebagian besar pekerjanya adalah perempuan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi faktor sosio demografi dengan
pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Kudus.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Jumlah subyek penelitian 92 orang, yaitu ibu yang memiliki bayi usia 7 12
bulan.variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor sosio demografi yang meliputi usia
ibu, paritas, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi sedangkan variabel terikatnya adalah
pelaksanaan pemberian ASI eksklusif. Hubungan variabel bebas dan variabel terikat
dianalisis dengan menggunakan Rank Spearman dan Chi kuadrat, sedangkan untuk melihat
interaksi antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan rumus Kruskal Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara usia nilai p = 0,189 (p >0,05),paritas
nilai p = 0,030 (p < 0,05), pendidikan nilai p = 0,115(p > 0,05), pekerjaan nilai p = 0,772(p >
0,05), status ekonomi nilai p = 0,567(p > 0,05).
Simpulan menunjukkan terdapat korelasi antara paritas dengan pelaksanaan
pemberian ASI eksklusif,sedangkan persepsi dan faktor sosiodemografi yang meliputi usia,
pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi tidak terdapat korelasi, dan pendidikan berkorelasi
dengan persepsi ibu tentang menyusui

Kata kunci : Faktor Sosio demografi, pelaksanaan pemberian ASI eksklusif

Korelasi Faktor Sosio Demografi Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi.... (Diah Andriani Kusumastuti)

60

juga merangsang pertumbuhan bayi yang

Pendahuluan

normal.3-4
Menyusui merupakan proses alamiah

Keberhasilan menyusui pada usia 0

yang keberhasilannya tidak memerlukan

6 bulan memegang peranan sangat penting

alat-alat khusus dan biaya yang mahal

terhadap kelangsungan pemberian ASI pada

namun membutuhkan kesabaran, waktu,

bayi

dan pengetahuan tentang menyusui serta

penelitian mengenai faktor faktor yang

dukungan

dari

keluarga

berperan dalam keberhasilan menyusui

terutama

suami.1

merupakan

hingga bayi berusia 6 bulan sangat penting

lingkungan
Hal

ini

hingga

usia

tahun,

pemberian sangat berharga yang dapat

dilakukan.

diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam

menunjukkan

keadaan miskin,sakit atau kurang gizi,

menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor

menyusui merupakan pemberian yang dapat

yaitu faktor sosio demografi ibu yang

menyelamatkan kehidupan bayi. Disamping

meliputi usia,status pernikahan,pendidikan

itu menyusui dapat mengurangi resiko

dan tingkat penghasilan. Masyarakat di

malnutrisi dan penyakit menular pada anak

Indonesia masih banyak yang memberikan

anak yang merupakan penyebab utama

makan

kematian bayi di negara berkembang.2

sebenarnya tidak dibutuhkan oleh bayi.

Tujuan
mendapatkan

menyusui adalah agar bayi


ASI

yang

Berbagai

sehingga

dan

bahwa

minuman

penelitian
keberhasilan

tambahan

yang

Masyarakat di beberapa daerah (Bogor,

merupakan

Karawang, Nias) biasa memberikan madu

makanan terbaik dan paling sempurna

atau air gula pada bibir bayi baru lahir

untuk awal usia kehidupan bayi.1 Pada awal

dengan alasan agar bayinya memiliki

bulan, bayi berisiko terhadap penyakit,

tenaga

dengan diberikannya ASI pada bayi dapat

bersih.UNICEF

membantu melindungi terhadap diare dan

30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10

infeksi umum lainnya. ASI terdiri atas air,

juta kematian anak Balita didunia pada tiap

Alfa laktoalbumin, laktosa, kasein, asam

tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian

amino, antibodi terhadap kuman, virus dan

ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama

jamur. Selain itu, ASI juga mengandung

enam bulan sejak tanggal kelahirannya,

growth factor yang berguna diantaranya

tanpa harus memberikan makanan serta

untuk perkembangan mukosa usus. ASI

minuman tambahan kepada bayi.1,14

akan melindungi bayi terhadap infeksi dan

serta

agar

mulut

menyatakan,

bayi

sebanyak

Meskipun manfaat memberikan ASI


Eksklusif dapat membantu pertumbuhan

JIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 : 60-69

61

dan perkembangan anak telah diketahui

Kabupaten

Kudus

merupakan

secara luas, namun kesadaran ibu untuk

Kabupaten yang berada di wilayah Jawa

memberikan ASI Eksklusif di Indonesia,

Tengah dengan luas wilayah 42.516 Ha

baru sebesar 14% saja, itu pun diberikan

yang hanya memiliki 9 kecamatan . Sektor

hanya sampai bayi berusia 4 bulan.1 Selain

industri didominasi oleh industri rokok,

itu dari hasil beberapa survey masih banyak

konveksi, dan kertas. Dari ketiga industri

ibu yang memberikan bayinya tambahan

tersebut yang paling besar adalah industri

selain

ASI yaitu dengan air putih dan

tembakau/rokok, sehingga sebagian besar

cairan

lainnya.15

2010

pekerja buruh pabrik di Kabupaten Kudus

menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi di

pada umumnya didominasi buruh pabrik

Indonesia mendapatkan ASI, tidak banyak

rokok.

perbedaan dengan capaian di negara lain di

perempuan di Kudus banyak yang bekerja

Asia Tenggara. Pencapaian ini memang

di pabrik untuk memenuhi kebutuhan

kurang

ekonominya.

dapat

Data

Susenas

dibanggakan.

Sebagai

perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di


India

saja

sudah

mencapai 46%,

di

Oleh

sebab

itu

penduduk

Rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah apakah terdapat korelasi faktor

Philipina 34%, di Vietnam 27% dan di

sosio

Myanmar 24%.17

pendidikan, pekerjaan, status ekonomi )

Jika angka keberhasilan ASI eksklusif

demografi

dengan

(usia

pelaksanaan

ibu,

pemberian

paritas,

ASI

rendah maka bayi akan berpotensi diberi

eksklusif di Kabupaten Kudus, faktor

susu formula. Bayi yang diberi susu

manakah yang paling dominan diantara

formula

persepsi ibu tentang menyusui dan faktor

rentan

terserang

penyakit

diantaranya infeksi saluran pencernaan

sosiodemografi

(muntah,mencret),

saluran

pendidikan, pekerjaan, status ekonomi )

kognitif,

dalam hal korelasi dengan pelaksanaan

risiko

pemberian ASI eksklusif di Kabupaten

kegemukan,meningkatkan resiko penyakit

Kudus. Tujuan penelitian ini adalah Untuk

jantung dan pembuluh darah dan risiko

menganalisis korelasi persepsi ibu tentang

kencing manis serta masih banyak lagi

menyusui dengan pelaksanaan pemberian

resiko lainnya. Disamping itu dari segi

ASI eksklusif di Kabupaten Kudus, untuk

ekonomi akan berpengaruh karena harus

menganalisis

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit

demografi (usia ibu, paritas, pendidikan,

,menurunkan

infeksi
kecerdasan

meningkatkan

untuk membeli susu formula.

1,3,19

pekerjaan,

(usia

korelasi

status

ibu,

paritas,

faktor

ekonomi

sosio

dengan

pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di


Korelasi Faktor Sosio Demografi Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi.... (Diah Andriani Kusumastuti)

62

Kabupaten

Kudus,

untuk

menganalisis

yang digunakan yaitu sebanyak 92 orang

Faktor manakah yang paling dominan

yang diperoleh dari perhitungan sampel

diantara persepsi ibu tentang menyusui dan

dengan

menggunakan

faktor sosiodemografi ( usia ibu, paritas,

Teknik

pengambilan

pendidikan, pekerjaan, status ekonomi)

digunakan adalah secara cluster sampling

dalam hal korelasi dengan pelaksanaan

yaitu penentuan sampel berdasarkan data

pemberian ASI eksklusif di Kabupaten

jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten

Kudus.

Kudus

METODE PENELITIAN

memenuhi kriteria inklusi yaitu Ibu yang

Jenis penelitian yang digunakan adalah

memiliki bayi usia

analitik korelatif dengan menggunakan

datang ke BPM di Kabupaten Kudus, sehat

pendekatan potong lintang yaitu data yang

jasmani dan rohani, bersedia menjadi

menyangkut variabel bebas dan terikat

responden,

diukur dalam waktu yang bersamaan dan

Kriteria

data diambil secara cross sectional / dalam

memiliki masalah pada payudara (misal :

satu waktu dengan menggunakan kuesioner.

puting susu tenggelam / puting susu

Populasi target/sasaran dalam penelitian ini

terbelah ) sehingga tidak memungkinkan

adalah Populasi target dalam penelitian ini

untuk menyusui bayi secara langsung.

adalah ibu yang memiliki bayi usia 7 12

Analisis bivariabel dilakukan terhadap dua

bulan yang berada di Kabupaten Kudus.

variabel dengan

Populasi terjangkau dalam penelitian ini

korelatif untuk melihat korelasi antara dua

adalah ibu yang memiliki bayi usia 7 - 12

variabel yaitu dengan menggunakan uji

bulan yang datang ke BPM pada tanggal 1

Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman

januari sampai dengan 28 februari 2014

digunakan untuk mencari hubungan atau

yang berada di wilayah kerja Kecamatan

untuk

Kota, kecamatan Bae dan Kecamatan

asosiatif bila masing-masing variabel yang

Gebog Kabupaten Kudus. Besar sampel

dihubungkan berbentuk Ordinal.

secara

bisa

sampel.

sampel

acak.

Sampel

7 12

yang

harus

bulan yang

baca tulis sedangkan

eksklusinya

menguji

rumus

adalah

ibu

menggunakan

signifikansi

yang

analisis

hipotesis

HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 karakteristik subjek berdasarkan faktor sosiodemografi
Faktor sosiode mografi

Jumlah

< 20 tahun

1,1

20 35 tahun

80

87,0

35 tahun

11

12,0

1. Usia

JIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 : 60-69

63

2. Pendidikan
Tamat SMP

29

31,5

Tamat SMU

48

83,7

Perguruan Tinggi

15

16,3

Bekerja

49

53,3

Tidak bekerja

43

46,7

39

42,4

2-3

48

52,2

5,4

Rendah

53

57,6

Tinggi

39

47,4

3. Pekerjaan

4. Paritas

5. Status ekonomi

( n=92)

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa sebagian besar usia subjek penelitian adalah 20
35 tahun , pendidikan dasar tamat SMU, subjek terbanyak adalah ibu bekerja , paritas
subjek adalah 2 - 3 , status ekonomi rendah
Tabel 4.2 Hasil analisis bivariabel korelasi faktor sosiodemografi dengan pelaksanaan
pemberian ASI eksklusif

Faktor
sosiode mografi

Tidak

Menyusui

Menyusui

Menyusui

Nilai p

Korelasi

*)

Phi

0,189

0,262

0,115

0,334

me nyusui

parsial

predominan

eksklusif

(n=7)

(n=22)

(n=25)

(n=38)

20 35 tahun

18

25

32

35 tahun

Tamat SMP

12

Tamat SMU

16

22

1. Usia

2. Pendidikan

Korelasi Faktor Sosio Demografi Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi.... (Diah Andriani Kusumastuti)

64

Perguruan Tinggi

Bekerja

12

13

19

Tidak bekerja

10

12

19

17

13

2-3

12

22

Rendah

13

17

19

Tinggi

19

3. Pekerjaan
0,772

0,110

0,030

0,367

0,567

0,148

4. Paritas

5. Status ekonomi

ket :*) berdasarkan uji chi kuadrat

berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa

dengan jenis menyusui. Sedangkan faktor

faktor usia ibu jumlah yang terbanyak

status ekonomi memiliki proporsi terbanyak

adalah usia 20 35 tahun dengan jenis

yang sama antara yang tinggi dan rendah

menyusui eksklusif namun memiiki nilai

dengan

(p>0,05) yang maknanya adalah tidak

eksklusif yang memiliki nilai (p > 0,05)

terdapat

yang berarti tidak terdapat korelasi.

korelasi

Sedangkan

faktor

pelaksanaan

pemberian

ASI

pendidikan yang terbanyak adalah tamatan


SMU dengan jenis menyusui terbanyak

Berdasarkan

menyusui eksklusif dengan nilai (p>0,05)

besarnya

yang maknanya adalah tidak terdapat

sosiodemografi

korelasi,

pendidikan,paritas,serta

dan

untuk

faktor

pekerjaan

tabel

4.2

korelasi
yang

menunjukkan

antara

faktor

meliputi

usia,

persepsi dengan

proporsi ibu yang menyusui eksklusif

jenis menyusui tidak terdapat korelasi (

antara

nilai p > 0,05).

yang bekerja

dan

yang tidak

jumlahnya sama yaitu 19 orang dengan


nilai (p>0,05) yang maknanya adalah tidak
terdapat korelasi. Faktor

paritas yang

PEMBAHASAN
Berdasarkan

hasil

penelitian

ini

terbanyak adalah 2 -3 dan memiliki nilai (p

diperoleh 7,6 % responden tidak menyusui,

< 0,05) yang artinya terdapat hubungan

51 % responden menyusui tidak eksklusif

JIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 : 60-69

65

dan hanya 41 % responden yang menyusui

usia,pendidikan,pekerjaan,dan

secara eksklusif. Dengan demikian bisa

ekonomi memiliki nilai p(>0,05) yang

dikatakan bahwa sebagian besar (51 %)

berarti tidak terdapat korelasi.

jenis menyusui adalah tetap menyusui tetapi

Hasil penelitian

tidak

eksklusif

yang dirangkum

masih

dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa Paritas

makanan

berkorelasi dengan pelaksanaan pemberian

tambahan kepada bayi. Hal ini tentunya

ASI eksklusif. Paritas adalah Banyaknya

berdampak tidak baik terhadap kesehatan

kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang

bayi bahkan dapat meningkatkan risiko

wanita.

kematian bayi akibat pemberian minuman

primipara, multipara dan grandemultipara.

ataupun

memberikan

melainkan

status

cairan

maupun

makanan

sebetulnya
bayi.dalam

tidak
hal

menyatakan

ini

bahwa

Paritas

dibedakan

menjadi

tambahan

yang

Kelahiran satu atau lebih bayi dengan berat

dibutuhkan

oleh

> 500 gram, hidup atau mati.55

UNICEF

sudah

sebanyak

30.000

Hasil uji korelasi pada tabel 4.3


menunjukkan

tidak

adanya

korelasi

kematian bayi di Indonesia dan 10 juta

pendidikan dengan pelaksanaan pemberian

kematian anak balita di dunia pada tiap

ASI ekslusif. Pendidikan digunakan sebagai

tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian

indikator

ASI (Air Susu Ibu)secara eksklusif selama

merefleksikan tidak hanya kepemilikan

enam bulan sejak tanggal kelahirannya,

sumber daya materi tetapi juga karakteristik

tanpa harus memberikan makanan serta

non ekonomi seperti pengetahuan yang

minuman tambahan kepada bayi.Dengan

berhubungan

demikian berdasarkan hasil penelitian ini

maupun wawasan mengenai kesehatan serta

diperlukan adanya pendidikan kesehatan

ketrampilan

mengenai jenis menyusui menuju kearah

penelitian

ini

yang eksklusif.

penelitian

yang dilakukan

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan

sosioekonomi

dengan

wawasan

mengatasi
juga

karena

masalah.
berbeda

umum

Hasil
dengan

di belanda

dengan metode kohort prospektif yang

korelasi faktor sosiodemografi dengan jenis

menyimpulkan

menyusui dengan menggunakan uji Chi

berpendidikan tinggi berhubungan dengan

Kuadrat.hasil yang diperoleh diantara faktor

waktu memulai menyusui 2 bulan setelah

usia,pendidikan,pekerjaan,dan

status

bayi lahir namun tidak berhubungan dengan

ekonomi , faktor paritas saja yang memiliki

kelanjutan menyusui bayi usia 2 dan 6

nilai (p < 0,05) yang artinya terdapat

bulan.18. Hasil uji korelasi pada tabel 4.3

korelasi dengan pelaksanaan pemberian

menunjukkan

ASI

pekerjaan dengan pelaksanaan pemberian

eksklusif.

Sedangkan

faktor

bahwa

tidak

ibu

adanya

Korelasi Faktor Sosio Demografi Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi.... (Diah Andriani Kusumastuti)

yang

korelasi

66

ASI ekslusif. Pekerjaan adalah kegiatan ibu

kemiskinan di Indonesia memunculkan

diluar

untuk

berbagai penyakit pada kelompok risiko

mendapatkan penghasilan. Pada penelitian

tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi,

ini dibagi menjadi dua kategori yaitu

balita, dan lanjut usia.Status ekonomi

bekerja dan tidak bekerja. Diantara 92

responden pada penelitian ini menunjukkan

repsonden 53,3 % ibu bekerja dan 47,3 %

bahwa masih banyak responden yang

ibu tidak bekerja. Jenis pekerjaan para

tergolong dalam status ekonomi rendah, hal

responden dalam penelitian ini adalah

ini terjadi karena pengaruh latar belakang

buruh

pekerjaan yang

rumah

yang

pabrik

(15%),Penjahit

dilakukan

(55%),guru
konveksi

PAUD

(18%),swasta

(12%).

dimana pada tabel pekerjaan responden


menunjukkan

Dari 53,3 %

ibu yang bekerja

dimiliki oleh responden

responden

bahwa

banyak

sebagian

yang

besar

bekerja

baik

mayoritas menyusui tidak eksklusif yaitu 51

sebagai karyawan pabrik rokok dan juga

%. Hal ini disebabkan karena kondisi

buruh penjahit konveksi. Dalam penelitian

tempat ibu bekerja tidak mengijinkan para

ini berhubung tidak banyak yang bermakna

ibu membawa bayinya selama bekerja dan

nilai (p > 0,05) maka uji multivariabelnya

tidak tersedianya pojok ASI. Gambaran

tidak perlu dihitung. Dengan demikian

tempat bekerja para ibu yang berprofesi

tidak diketahui faktor yang paling dominan

sebagai karyawan pabrik rokok.

dalam hal korelasi antara persepsi dan

Gambaran tempat kerja buruh pabrik

faktor sosiodemografi dengan Pelaksanaan

rokok adalah di tempat barak yang luas

Pemberian ASI Eksklusif di

serta tidak tersedia ruang khusus untuk

kudus

memerah ASI.selain itu faktor ekonomi

SIMPULAN

Kabupaten

yang rendah tidak memungkinkan para ibu

Berdasarkan hasil analisis Bivariabel

memiliki kulkas sebagai tempat menyimpan

diketahui tidak terdapat korelasi persepsi

ASI.

ibu tentang menyusui dengan pelaksanaan


Hasil uji korelasi pada tabel 4.3

pemberian ASI eksklusif di Kabupaten

menunjukkan tidak adanya korelasi status

Kudus dan terdapat korelasi paritas ibu

ekonomi dengan pelaksanaan pemberian

dengan

ASI eksklusif.

eksklusif

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini

pelaksanaan
di

pemberian

Kabupaten

Kudus,

ASI
tidak

terdapat faktor paling dominan dalam hal

sebanyak 57,6 % responden memiliki latar

korelasi

belakang status ekonomi rendah dan rata

menyusui dan faktor sosio demografi

rata memiliki anak 2 - 3 . Dampak

dengan

JIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 : 60-69

antara

persepsi

pelaksanaan

ibu

pemberian

tentang

ASI
67

eksklusif di Kabupaten Kudus. Pendidikan

Support and Psychosocial Risk Factors

ibu tidak berkorelasi langsung dengan

Associated With Breastfeeding

pelaksanaan

Discontinuation. Pediatrics 2003.

pemberian

ASI

eksklusif

namun berkorelasi dengan persepsi ibu


tentang produksi ASI yang kurang sehingga
berpotensi

untuk

berhenti

menyusui

sebelum 6 bulan.

2003;112;108.
Li, R, SB Fein, J Chen, L M, Grummer-Strawn.
Why Mothers Stop Breastfeeding:
Mothers' Self-reported Reasons for
Stopping During the First Year.

DAFTAR PUSTAKA
Roesli, O. Inisiasi Menyusi Dini plus ASI
eksklusif. Jakarta: Pustaka bunda; 2010.

Pediatrics. 2008.
Torres, MM, RRD Torres, AMP Rodrguez, CL Dennis. Translation and Validation of
the Breastfeeding Self-Efficacy Scale

Brand, E, C Kothari, MA Stark. Factors Related


to Breastfeeding Discontinuation
Between Hospital Discharge and 2

Into Spanish: Data From a Puerto Rican


Population. Journal Hum Lact
2003;19(1).

Weeks Postpartum. The Journal of


Perinatal Education | Winter 2011, .
2011;Volume 20, Number 1.

Firanika, R. Aspek budaya dalam pemberian


ASI eksklusif di Kelurahan Bubulak
kota Bogor jakarta: Universitas islam

Proverawati, A. Kapita Selekta ASI dan

Negeri Syarif HIdayatullah; 2010.

Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika;


2010.

Inayati, DA, V Scherbaum, RC Purwestri, E


Hormann, NN Wirawan, J Suryantan, et

Forster, DA, HL McLachlan, J Lumley. Factors


associated with breastfeeding at six
months postpartum in a group of
Australian women. International
Breastfeeding Journal. 2006;1:18.
Binns, C, D Gilchrist, M Gracey, M Zhang, J
Scott3, A Lee. Factors associated with
the initiation of breast-feeding by
Aboriginal mothers in Perth. Public
Health Nutrition:. 2004.
Taveras, EM, AM Capra, PA Braveman, NG

al. Infant feeding practices among


mildly wasted children: a retrospective
study on Nias Island,Indonesia.
International breastfeeding journal.
2012;7:3.
Dewey, KG, LA Nommsen-Rivers, MJ Heinig,
RJ Cohen. Risk Factors for Suboptimal
Infant Breastfeeding Behavior, Delayed
Onset of Lactation, and Excess
Neonatal Weight Loss. Pediatrics
2003;112;607.

Jensvold, G J, Escobar, et al. Clinician


Korelasi Faktor Sosio Demografi Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi.... (Diah Andriani Kusumastuti)

68

Statistik, BP, BKdKB Nasional, K Kesehatan.

behavior in Kinshasa, Democratic

Survei Demografi dan Kesehatan

Republic of Congo: a descriptive study.

Indonesia. In: Kesehatan K, editor.

International breastfeeding journal.

Jakarta2012.

2013;8;11.

Kudus, D. Laporan Angka Cakupan ASI


eksklusif dan Jumlah bayi usia 0 - 18

Soetjinigsih. Tumbuh kembang Anak. Jakarta:


EGC; 1995.

bulan. In: Kudus DKK, editor.


Kudus2013.

Edmond, KM, C Zandoh, MA Quigley, S


Amenga-Etego, Seth, Owusu-Agyei, et

Latief, A, AR Tumbeleka, CS Matondang, I

al. Delayed Breastfeeding Initiation

Chair, J Bisanto. Diagnosis Fisis Pada

Increases Risk of Neonatal Mortality.

Anak. Jakarta: CV Sagung Seto; 2003.

Pediatrics. 2006;117;e380.

Rossem, Lv, A Oenema, EAP Steegers, HA

Bishop, H, W Cousins, K Casson, A Moore.

Moll, V W. Are Starting and

Culture and Caregivers: Factors

Continuing Breastfeeding Related to

Influencing Breastfeeding among

Educational Background? The

Mothers in West Belfast, Northern

Generation R Study. Pediatrics.

Ireland. Routledge journal. 2008;14 no

2009;123;e1017.

2.

Taveras, EM, R Li, L Grummer-Strawn, M

Agampodi, SB, TC Agampodi, U Kankanamge,

Richardson, R Marshall, VH Rgo, et

D Piyaseeli. Breastfeeding practices in

al. Mothers' and Clinicians'

a public health field practice area in Sri

Perspectives on Breastfeeding

Lanka: a survival analysis. International

Counseling During Routine Preventive

Breastfeeding Journal. 2007.

Visits. Pediatrics. 2004;113;e405.


Satari, MH, FF Wirakusumah. Konsistensi
Yotebieng, M, JL Chalachala, M Labbok, F
Behets. Infant feeding practices and

Penelitian dalam bidang kesehatan.


Bandung: PT Refika Aditama; 2010.

determinants of poor breastfeeding

JIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 : 60-69

69

Anda mungkin juga menyukai