Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MUSKULOSKELETAL
TENTANG

KARSINOMA TULANG

OLEH :
RONA LATNA SARI
130101038

Dosen Pembimbing :
Ns. Sri Ameliati, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PIALA SAKTI PARIAMAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
tulang yang tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor
tulang utama, seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan
sarkoma lainnya.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu
Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (19952004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor
tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis
tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati
yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang
ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam
stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60%
jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan
hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita
kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor
dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat
menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti
kemotherapy.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada tumor tulang ini yaitu :
1. Bagaimana konsep penyakit tumor tulang ?
2. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor tulang ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Pembaca dapat mengetahui pengertian dari tumor tulang dan
penyebab terjadinya tumor tulang.
2. Tujuan khusus
1

Pengkajian tentang tumor tulang


-

Diagnosa
Intervensi
Rasional

D. Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit
tumor tulang dan asuhan keperawatannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tumor Tulang


Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana selselnya tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor

tulang dimana sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan
tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas
organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
dimana sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang
sering digunakan Tumor Tulang, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang
yang bisa jinak atau ganas.
Tumor tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang
bersifat neoplastik. Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan.
Sedangkan setiap pertumbuhan yang barudan abnormal disebut neoplasma
Anatomi dan Fisiologi Muskuluskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung

jawabterhadap

pergerakan.

Komponen

utama

system

musculoskeletal adalah jaringan ikat.Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,
tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringankhusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.
1. Tulang
Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang
adalah jaringan hidup yangakan suplai saraf dan darah. Tulang banyak
mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam
kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertigadari
bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan
elastis.
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
1. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk
tubuh
2. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh
kerja otot-ototyang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu
system pengungkit yangdigerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat padanya.
3. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain

4. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit


dalam sumsummerah tulang tertentu
Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
1. Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
2. Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
3. Tulang pipih pada tengkorak dan iga
4. Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra,
tulang-tulang wajah,dan rahang.
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari
tulang (cortex) tersusundari jaringan tulang yang padat, sementara
pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian
tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagaiepiphyseyang
berbatasan denganmetaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana
tulangtumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang
dikenal sebagaidiaphysisyang berbentuk silindris.
Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
1. Tulang didahului oleh model kartilago.
2. Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model
korpus. Kartilagodalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel
kartilago mati dan meninggalkanruang-ruang.
3. Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh selsel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh
sel-sel pengikis tulang(osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak
teratur dalam bentuk kartilago.
4. Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah
pada epifisisyang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
5. Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran
kartilago yangsehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis
sel-sel kartilago memisahsecara vertical. Pada awalnya setiap sel
meghasilkan kartilago sehat dan meluasmendorong sel-sel yang
lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runagmebesar
untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang
mengalamidegenerasi.

Ruang-ruang

pembentuk tulang.

ini

diisi

oleh

sel-sel

6. Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika


epifisis berfusidengan korpus.Pertumbuhan dan metabolisme
tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh
dan 90% posfor.Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara
dalam hubungan terbalik. Sebagaicontoh, apabila kadar kalsium
tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.
Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam
menurunkankadar kalsium serum jika sekresinya meningkat
diatas normal.
Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat
menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa.
Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum
menurun, sekresihormone paratiroid akan meningkat dan
menstimulasi tulang untuk meningkatkanaktivitas osteoplastic
dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab
dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah
matrik tulang yang dibentuk pada masasebelum pubertas.
Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme
protein.
Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan
menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen
menurun seperti pada saatmenopause, wanita sangat rentan
terhadap menurunnya kadar estrogen dengankonsekuensi
langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis).
Androgen,seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan
meningkatkan masa tulang.
2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih
tulang. Tulang-tulang inidipadukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament,tendon, fasia, atau otot. Sendi
diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)

Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang


dihubungkan oleh serat-seratkolagen yang kuat. Sendi ini biasanya
terikat misalnya sutura tulang tengkorak.
b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan
dihubungkan oleh jaringan fibrosakuat yang tertanam kedalam
kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis.Sendi ini
biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi synovial (diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini
biasanya memungkinkangerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapasendi sinovial secara relatif
tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkusdalam
kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini
mensekresicairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi.
Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna
atau berwarna kekuningan. Jumlah yangditemukan pada tiap-tiap sendi
normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan
ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah selselmononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi
bagi rawan sendi.
3. Otot Rangka
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa.
Fungsi utamanya adalahuntuk menggerakan tulang pada artikulasinya.
Kerja ini dengan memendekkan(kontraksi) otot. Dengan memanjang
(relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk

berkontraksi dan

menggerakan tulang.Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi


dimana bagian terbesarnyamempengaruhi fungsi (mis., pada tangan),
tangan yang berhubungan langsung dengantulang, atau dimana kerjanya
perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendonfibrosa. Tendon
menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran (mis.,pada
bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri. Otot selalu
bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control system
saraf.Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas.

Otot bisep darilengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan


ini biasanya tetap stasioner danadalah asal (origo) dari otot. Ujung yang
lain dari otot dilekatkan pada radius. Perlekatanini untuk menggerakan
otot dan diketahui sebagaiinsersio dari otot. Bisep adalah otot fleksor ; otot
ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek.Otot ini juga
cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah
karenatitik insersinya. Otot trisep pada punggung lengan atas adalah
ototekstensor ; otot inimeluruskan sendi, mempunyai aksi yang
berlawanan dengan otot bisep
B. Etiologi Tumor Tulang
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir
ini, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu
C-Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang.
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
Keturunan
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi
C. Klasifikasi Tumor Tulang
a. Tumor tulang jinak (Benigna)
Tumor tulang jinak (benigna), tumor inu biasanya tumbuh lambat,
gejalanya sediktit, dan tidak menyebabkan kematian.
b. Tumor tulang ganas (Maligna)
Tumor tulang ini relative datang dan biasanya tumbuh dari sel
jaringan ikat dan penyokong/elemen sumsum tulang (Myeloma).
D. Patofisiologi
Infeksi yang berhubungan dengan osteomyelitis dapat terlokalisir dan
menyebar di periosteum, korteks, sum-sum tulang, dan jaringan kansellosa.
Bakteri patogen yang menginfeksi bergantung pada usia pasien dan
mekanisme infeksi. Infeksi pada tulang dapat terjadi dengan dua mekanisme
yaitu melalui aliran darah tulang dan melalui inokulasi langsung dari jaringan
sekitar.

Osteomyelitis yang terjadi akibat infeksi melalui penyebaran darah


terjadi disebabkan adanya bibit bakteri pada aliran darah, keadaan ini ditandai
dengan infeksi akut pada tulang yang berasal dari bakteri yang berasal dari
fokus infeks primer yang letaknya jauh dari tulang yang mengalami
peradangan. Keadaan ini paling sering terjadi pada anak dan disebut dengan
osteomyelitis hematogenous akut. Lokasi yang paling sering terkena adalah
metaphyse yang bervaskularisasi tinggi dan dalam masa perkembangan yang
cepat. Perlambatan aliran darah yang terjadi pada pada metaphyse distal
menyebabkan mudahnya terjadi thrombosis dan dapat menjadi tempat
bertumbuhnya bakteri.
Infeksi yang terjadi akibat inokulasi langsung dari jaringan sekitar
terjadi akibat kontak langsung dari jaringan tulang dan bakteri akibat trauma
atau post operasi. Mekanisme ini dapat terjadi oleh karena inokulasi bakteri
langsung akibat cedera tulang terbuka, bakteri yang berasal dari jaringan
sekitar tulang yang mengalami infeksi, atau sepsis setelah prosedur operasi.
E. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda Tumor tulang yaitu :
1. Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya
menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresivitas penyakit)
2. Fraktur patologik
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan
yang terbatas
4. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise.
F. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1.
2.
3.
4.

Gangguan produksi antibodi


Infeksi akibat kerusakan sumsum tulang
Fraktur patologik
Gangguan hematologic

G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan
tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi
secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.
Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi
kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau
radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya
meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau
metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin
digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan
pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan
seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.
H. Berikut ini beberapa pencegahan tumor tulang
1. Filter air yang di minum.
Penelitian telah menunjukkan bahwa air yang Anda minum
langsung dari wastafel dapat menyebabkan tumor tulang.
2. Merendam daging yang akan dipanggang.
Merendam daging sekitar satu jam ditujukan untuk mencegah
daging yang dipanggang menyebabkan tumor tulang.
3. Mengkonsumsi kopi.
Kopi telah dikenal untuk mencegah berbagai jenis kanker
termasuk tumor tulang. Mengkonsumsi 4-5 cangkir kopi sehari dapat
membantu mencegah tumor tulang.
4. Mengkonsumsi banyak air minum.
Air dapat mengurangi risiko kanker dengan minum 8 gelas air
setiap hari.
5. Mengkonsumsi suplemen kalsium.
Kalsium membantu memperkuat tulang serta sistem kekebalan
tubuh Anda.
I. Pemeriksaan Diagnostik

Radiografi
9

Tomografi
Pemindaian tulang
Radiostop/biopsi tulang bedah
Tomografi paru
Tes lain untuk diagnosis banding, aspiraasi sumsum tulang belakang
(sarkoma ewing)

J. Pemeriksaan Fisik

Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit diatas massa serta

adanya pelebaran vena


Pembengkakan pada/diatas tulang atau persendian serta gerakan yang

terbatas
Nyeri tekan atau nyeri lokal pada sisi yang sakit
Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi modus
limfe regional

K. Tindakan keperawatan
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas
dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi (pemberian
analgetika).
b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk
berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai
efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi
yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi
gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai
dengan indikasi dokter.
d. Pendidikan kesehatan

10

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang


kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik
perawatan luka di rumah.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tumor Tulang
Tn.P. umur 20 tahun agama Islam. Suku bangsa Melayu, alamat Jl. Tarmizi
Kadir, RT 20 Pakuan Baru Jambi. Masuk RSUD tanggal 26 Maret 2012, di ruang
polo penyakit dalam. Klien masuk RS dengan alasan nyeri pada lutut. Dari hasil
pemeriksaan fisik pada saat pengkajian TD 130/80 mmhg. Nadi 100 x/Menit. RR
30 x/Menit, Suhu 38 o C, Skala Nyeri 9. Klien menyatakan nyeri pada lutut, Klien
juga mengatakan ada pembengkakan pada lutut dan klien mengatakan terdapat
pembatasan gerak. Pada saat pengkajian klien mengatakan selama sakit BB
menurun sebanyak 8 kg. Sebelum sakit BB 45 kg. Pada saat perawat melakukan
pengkajian massa tulang dapat teraba, nyeri tekan dan tidak bisa digerakkan.
Terdapat Hiperkalemia dengan gejala kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual,
muntah, dan poliurea.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Klien mengatakannyeri pada lutut d.d tekanan darah 130/80 mmhg, nadi
100x/ Menit, RR 30 x / Menit, Suhu 38

C, dan skala nyeri 9 Adanya

proses inflamasi Nyeri akut


2. Klien mengatakan selama sakit BB menurun sebanyak 8Kg, sebelum sakit
BB klien 45 kg d.d Anoreksia, Mual, Muntah.
3. Klien mengatakan adanya keterbatasan gerak d.d kelemahan otot, dan
hambatan mobilitas fisik

11

4. Klien mengatakan ada pembengkakan pada lutut dan keterbatasan gerak


b.d edema d.d Massa tulang dapat teraba, Nyeri tekan, Kelemahan otot.

B. Rencana intervensi
Diagnosa 1
Nyeri akut b.d adanya proses inflamasi
Tujuan: Klien mengalami pengurangan nyeri
KH
:
Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan
Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas
hiburan sesuai indikasi situasi individu.
Intervensi :
1. Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )
R/ memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi
intervensi yang diberikan.
2. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya :
musik, televisi )
R/ meningkatkan relaksasi klien.
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi.
R/ meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien
Kolaborasi :
1. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri.
R/ mengurangi nyeri dan spasme otot
Diagnosa 2
BB turun yang b.d Anoreksia, Mual, Muntah
Tujuan: Mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat
KH : Penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin
dalam batas normal ( 3,5 5,5 g% )
Intervensi :
1. Catat asupan makanan setiap hari
R/ mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi, berat badan, ketebalan kulit trisep setiap hari.
R/ mengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila
berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal
3. Berikan diet TKTP dan asupan cairan adekuat.

12

R/ memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat


untuk menghilangkan produk sisa.
Kolaborasi :
1. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
R/ membantu mengidentifikasi derajat malnutrisi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana selselnya tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor
tulang dimana sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan
tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas
organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
dimana sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang

13

sering digunakan Tumor Tulang, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang


yang bisa jinak atau ganas.
B. Saran
Agar terhindar dari penyakit tumor tulang sebaiknya klien harus
menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tumor
tulang.Pencegahan serangan tumor tulag dapat dilakukan dengan :
1. Filter air yang di minum.
Penelitian telah menunjukkan bahwa air yang Anda minum
langsung dari wastafel dapat menyebabkan tumor tulang.
2. Merendam daging yang akan dipanggang.
Merendam daging sekitar satu jam ditujukan untuk mencegah
daging yang dipanggang menyebabkan tumor tulang.
3. Mengkonsumsi kopi.
Kopi telah dikenal untuk mencegah berbagai jenis kanker termasuk
tumor tulang. Mengkonsumsi 4-5 cangkir kopi sehari dapat membantu
mencegah tumor tulang.
4. Mengkonsumsi banyak air minum.
Air dapat mengurangi risiko kanker dengan minum 8 gelas air
setiap hari.
5. Mengkonsumsi suplemen kalsium.
Kalsium membantu memperkuat tulang serta sistem kekebalan
tubuh Anda.
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Mutawin Arif, S. Kep. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuluskeletal. Jakarta. EGC
Suzane C. Dkk.202. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Mocacandy.blogspot.com

14

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B.

Rumusan Masalah.............................................................................. 1

C.

Tujuan Penulisan................................................................................ 2

D.

Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.

Definisi Tumor Tulang........................................................................3

B.

Etiologi Tumor Tulang........................................................................7

C.

Klasifikasi Tumor Tulang.....................................................................8

D.

Patofisiologi..................................................................................... 8

E.

Manifestasi Klinik.............................................................................. 9

F.

Komplikasi....................................................................................... 9

G.

Penatalaksanaan Medis........................................................................9

H.

Berikut ini beberapa pencegahan tumor tulang.........................................10

I.

Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................10

J.

Pemeriksaan Fisik............................................................................ 11

K.

Tindakan keperawatan.......................................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS


A.

Diagnosa Keperawatan......................................................................12

15

B.

Rencana intervensi........................................................................... 13

BAB IV PENUTUP
A.

Kesimpulan.................................................................................... 15

B.

Saran............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
ii

Dengan kebesaran allah swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Karsinoma Tulang.
Adapun makalah Makalah Karsinoma Tulang ini telah penulis usahakan
dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai
pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu.
untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaikbaiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah Makalah Karsinoma Tulang ini
bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

16

Pariaman,

November 2015

Penulis

17

Anda mungkin juga menyukai