OLEH :
TIM PKRS RUANG 21
RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
HALAMAN PERSETUJUAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN GAGAL GINJAL KRONIS
di Ruang 21
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
KELOMPOK 15
Atikatsani Latifah
Rahmi Nurrosyid
Prilly Priskylia
Defi Destiaweny
Telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari
:
Tanggal
:
Menyetujui,
Pembimbing Klinik,
(..............................................)
Sasaran
Tempat
: Ruang 21
Waktu
Alokasi Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Mahasiswa
Metode
Media
1.
Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit yang terjadi setelah
berbagai macam penyakit yang merusak masa nefron ginjal sampai pada titik
keduanya tidak mampu untuk menjalankan fungsi regulatorik dan ekstetoriknya
untuk mempertahankan homeostatis (Lukman et al., 2013). Gagal gijal kronik
secara progresif kehilangan fungsi ginjal nefronnya satu persatu yang secara
bertahap menurunkan keseluruhan fungsi ginjal (Sjamsuhidajat & Jong, 2011).
Setiap tahun penderita penyakit gagal ginjal meningkat, di Amerika serikat
pada tahun 2002 sebanyak 34.500 penderita, tahun 2007 80.000 penderita, dan
tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta orang yang menderita penyakit
ginjal. Sedangkan di Indonesia menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia jumlah yang menderita penyakit gagal ginjal kronik sekitar 50 orang per
satu juta penduduk (Lukman et al., 2013). Data Dinkes Jawa tengah (2008) bahwa
angka kejadian kasus gagal ginjal di Jawa Tengah yang paling tinggi adalah Kota
Surakarta dengan 1497 kasus (25.22 %) dan di posisi kedua adalah Kabupaten
Sukoharjo yaitu 742 kasus (12.50 %).
Di indonesia peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%.
Pusat data dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI)
menyatakan jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per
satu juta penduduk.berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan
registrasi dari perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahu 2008 jumlah pasien
hemodialisa (cuci darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007.
(Roderick, 2008).
Dari data diatas, kami
Tujuan Instruksional
a.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta mampu memahami
tentang konsep gagal ginjal kronis.
b.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
(1) Mengetahui dan memahami definisi gagal ginjal kronis
(2) Mengetahui dan memahami klasifikasi gagal ginjal kronis
(3) Mengetahui dan memahami penyebab gagal ginjal kronis
(4) Mengetahui dan memahami manifestasi klinis gagal ginjal kronis
(5) Mengetahui dan memahami penatalaksanaan gagal ginjal kronis
(6) Mengetahui dan memahami komplikasi gagal ginjal kronis
(7) Mengetahui dan memahami pencegahan gagal ginjal kronis
3. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pendahuluan
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Metode
1.Menjawab salam
Ceramah
2.Mendengarkan dan
dan
Media
-
memperhatikan
Tanya
3.Menjawab pertanyaan
Jawab
1.Mendengarkan dan
Ceramah
Leaflet
dan
dan PPT
4.Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
5.Menggali pengetahuan
pasien tentang gagal
Penyajian
20
ginjal kronis
Menjelaskan materi:
menit
memperhatikan
2.Mengajukan
Tanya
2. Klasifikasi gagal
pertanyaan
Jawab
ginjal kronis
3. Penyebab gagal
ginjal kronis
4. Manifestasi klinis
gagal ginjal kronis
5. Penatalaksanaan
gagal ginjal kronis
6. Komplikasi gagal
ginjal kronis
7. Pencegahan gagal
Diskusi
3 menit
ginjal kronis
1. Memberi
kesempatan kepada
2 menit
Tanya
2. Penyaji menjawab
jawab
peserta untuk
pertanyaan dari
bertanya.
peserta
2. Menjawab
Penutup
1. Peserta bertanya
3. Peserta
pertanyaan dari
menanggapi
peserta.
jawaban dari
3. Membagikan leaflet.
penyaji
1. Meminta peserta
1.Menjawab pertanyaan
untuk menjelaskan
kembali/menjawab
penyaji
pertanyaan yang
2.Mendengarkan
telah disampaikan
3.Menjawab salam
oleh penyaji
4.Peserta
2. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
3. Menutup acara dan
mengucapkan salam
4. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Evaluasi Struktur
meminta/menerima
leaflet
Tanya
Jawab
MATERI PENYULUHAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE (GAGAL GINJAL KRONIK)
A. PENGERTIAN GAGAL GINJAL KRONIS
Untuk menilai GFR (Glomelular Filtration Rate) / CCT (Clearance Creatinin Test) dapat
digunakan rumus :Clearance creatinin (ml/ menit) = (140-umur ) x berat badan (kg)
72 x creatinin serum
*) Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85
a. Stadium 1
Seseorang yang berada pada stadium 1 CKD biasanya belum merasakan
gejala yang mengindikasikan kerusakan pada ginjal.Hal ini disebabkan ginjal
tetap berfungsi secara normal meskipun tidak lagi dalam kondisi 100% sehingga
menjalani
terapi
pengganti
ginjal/dialisis
atau
melakukan
misalnya
lupus
eritematosus
sistemik,
Kelebihan cairan: Seiring dengan menurunnya fungsi ginjal membuat ginjal tidak
dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam tubuh. Hal ini membuat
penderita akan mengalami pembengkakan sekitar kaki bagian bawah, seputar
wajah atau tangan. Penderita juga dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu
banyak cairan yang berada dalam tubuh.
Perubahan pada urin: urin yang keluar dapat berbusa yang menandakan adanya
kandungan protein di urin. Selain itu warna urin juga mengalami perubahan
menjadi coklat, orannye tua, atau merah apabila bercampur dengan darah.
Kuantitas urin bisa bertambah atau berkurang dan terkadang penderita sering
trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.
Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang tempat ginjal berada dapat
dialami oleh sebagian penderita yang mempunyai masalah ginjal seperti polikistik
dan infeksi.
Sulit tidur: Sebagian penderita akan mengalami kesulitan untuk tidur disebabkan
munculnya rasa gatal, kram ataupunrestless legs.
terapi terapi yang bertujuan untuk memperlambat laju penurunan fungsi ginjal.
Selain itu sangat disarankan juga untuk meminta bantuan ahli gizi untuk
mendapatkan perencanaan diet yang tepat. Penderita GGK pada stadium ini
biasanya akan diminta untuk menjaga kecukupan protein namun tetap
mewaspadai kadar fosfor yang ada dalam makanan tersebut, karena menjaga
kadar fosfor dalam darah tetap rendah penting bagi kelangsungan fungsi ginjal.
Selain itu penderita juga harus membatasi asupan kalsium apabila kandungan
dalam darah terlalu tinggi. Tidak ada pembatasan kalium kecuali didapati kadar
dalam darah diatas normal. Membatasi karbohidrat biasanya juga dianjurkan
bagi penderita yang juga mempunyai diabetes. Mengontrol minuman diperlukan
selain pembatasan sodium untuk penderita hipertensi.
4) Stadium 4
Gejala yang mungkin dirasakan pada stadium 4 hampir sama dengan stadium
3, yaitu:
Kelebihan cairan: Seiring dengan menurunnya fungsi ginjal membuat ginjal tidak
dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam tubuh. Hal ini membuat
penderita akan mengalami pembengkakan sekitar kaki bagian bawah, seputar
wajah atau tangan. Penderita juga dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu
banyak cairan yang berada dalam tubuh.
Perubahan pada urin: urin yang keluar dapat berbusa yang menandakan adanya
kandungan protein di urin. Selain itu warna urin juga mengalami perubahan
menjadi coklat, orannye tua, atau merah apabila bercampur dengan darah.
Kuantitas urin bisa bertambah atau berkurang dan terkadang penderita sering
trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.
Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang tempat ginjal berada dapat
dialami oleh sebagian penderita yang mempunyai masalah ginjal seperti polikistik
dan infeksi.
Sulit tidur: Sebagian penderita akan mengalami kesulitan untuk tidur disebabkan
munculnya rasa gatal, kram ataupunrestless legs.
Perubahan cita rasa makanan : dapat terjadi bahwa makanan yang dikonsumsi
tidak terasa seperti biasanya.
Bau mulut uremic : ureum yang menumpuk dalam darah dapat dideteksi melalui
bau pernafasan yang tidak enak.
Sulit berkonsentrasi
Nausea.
Sakit kepala.
Merasa lelah.
Gatal gatal.
Kram otot
sampai koma).
Gejala komplikasi
o
o
HCO3 < 12
JIka HCO3 13 -18 maka dilakukan koreksi dengan tablet biknat
3x500mg
o Koreksi biknat : blind bolus 50 mEq (encerkan dulu 1:1)
o Drip 200 cc D5 (tetes 20x/menit)
o Rumus Na-Bik = 0,3 x BB (kg) x [def HCO3 (mEq/L x 0,0084]
o Bila tidak berhasil dilakukan dialysis
2. Overhidrasi
Tanda :
o
o
o
o
o
Sesak
Napas kusmaul Asidosis metabolic
RBH (+)
Suara dasar vesikuler
JIka parah : Batuk darah (Pink Frothy) akan berlanjut menjadi
hemptoe (warna mera cerah)
3. Kejang
Th/ : Diazepam 5-10 mg, Sekobarbita 30-50 mg (i.v)
4. Syndrom Uremia
Mual, Muntah, kejang
5. Hiperkalemi
Klasifikasi:
Ringan (Mild)
: 5,5 6,5 mEq/L
Sedang (Moderate) : 6,5 7,5 mEq/L
Berat (severe)
: > 7,5 mEq/L
Penanganan :
o
o
Rendah
Sedang
6. Perdarahan
7.
Krisis Hipertensi
Diagnosis :
Anamnesis
PF
bendungan
Laboratorium
DD/
Trias CKD :
Azotemia
Anemia
HT
menentukan derajat
mengalami kerusakan
Pielografi antegrad dan retrograd sesuai indikasi
USG ginjal, memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks menipis,
ml/24
jam.
Kalori
untuk
mencegah
kelemahan
dengan
medikasi
antihipertensi
kontrol
volume
harus
diberikan
untuk
mencapai
dan
mempertahankan
konsentrasi hemoglobin 11.0 sampai 12.0 gr/dL. Pasien juga harus menerima
suplemen zat besi selama menerima terapi ESA karena erythropoiesis yang
diinduksi secara farmakologis dibatasi oleh supply zat besi, ditunjukkan dengan
kebutuhan ESA yang lebih sedikit setelah pasien menerima suplemen zat besi.
Selain itu, karena tubuh membentuk banyak sel darah merah, tubuh juga
memerlukan banyak zat besi sehingga dapat terjadi defisiensi zat besi.Serum
ferritin dan persen transferrin saturation mengalami penurunan setelah 1 minggu
terapi ESA pada pasien dengan CKD yang menerima dialysis.Karena pasien
CKD mengalami gangguan metabolism zat besi, serum ferritin dan persen
transferrin saturation harus dipertahankan lebih tinggi daripada individu
normal.Maintenance serum ferritin yang disarankan yaitu 200 ng/mL, dan
persen transferrin saturation 20%.Sebagian besar pasien CKD membutuhkan
suplementasi zat besi parenteral untuk mencapai kadar zat besi yang
disarankan.
c) Terapi Pengganti
1. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi yang paling ideal mengatasi gagal ginjal karena
menghasilkan rehabilitasi yang lebih baik disbanding dialysis kronik dan
menimbulkan perasaan sehat seperti orang normal. Transplantasi ginjal
merupakan prosedur menempatkan ginjal yang sehat berasal dari orang lain
kedalam tubuh pasien gagal ginjal. Ginjal yang baru mengambil alih fungsi kedua
ginjal yang telah mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya.Seorang
ahli bedah menempatkan ginjal yang baru (donor) pada sisi abdomen bawah dan
menghubungkan arteri dan vena renalis dengan ginjal yang baru. Darah mengalir
melalui ginjal yang baru yang akan membuat urin seperti ginjal saat masih sehat
atau berfungsi. Ginjal yang dicangkokkan berasal dari dua sumber, yaitu donor
hidup atau donor yang baru saja meninggal (donor kadaver).
2. Cuci Darah (dialisis)
Dialisis adalah suatu proses dimana solute dan air mengalami difusi secara pasif
melalui
suatu
membran
berpori
dari
satu
kompartemen
cair
menuju
mengekresikan produk akhir metabolisme, subtansi yang bersifat asam ini akan
menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksin yang di
kenal dengan gejala uremik.
Pertimbangan medikasi
Banyak obat yang dieksresikan seluruhnya atau sebagian melalui ginjal. Pasien
yang memerlukan obat-obatan harus di pantau dengan ketat untuk memastikan
agar kadar obat-oabatan dalam darah dan jaringan dapat di pertahankan tanpa
menimbulkan akumulasi toksik.
meningkatkan
risiko serangan
merokok
dan
DAFTAR PUSTAKA
Djoko,
Santoso.,
2008.
Angka
Kejadian
Sakit
Ginjal
di
Indonesia.
FKUI