Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEJANG DEMAM
I.
neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron
terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan
potensial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase
yang terdapat pada permukaan sel.Keseimbangan potensial membran ini
dapat diubah oleh :
a. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi
atau aliran listrik dari sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan
kenaikan Toksik
metabolisme
basal
10-15 infeksi
% dan ekstracranial
kebutuhan oksigen
akan
,trauma
Penyakit
dll
meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65 % dari
seluruh
tubuh dibandingkan
dengan
orangmeningkatkan
dewasa yang hanya
%. Oleh
Merangsang
hipotalamus
untuk
suhu15tubuh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalamHIPERTERMI
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas
muatanPengeluaran
listrik ini demikian
besarnya
dapat
ke seluruh sel
mediator
kimiasehingga
epinefrin
danmeluas
prostaglandin
maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan neurotransmitter
dan terjadi
kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15
Merangsang peningkatan potensi aksi pada neuron
menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan
energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
Merangsang perpindah ion K+ dan ion N+ secara cepat dari luar sel menuju ke dalam sel
D. Nursing Pathway
Spasme Bronkus
Penurunan kesadaran
Kekakuan otot pernafas
b.
c.
d.
Elektrolit : K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium ( N 3,80 5,00 meq/dl )
Natrium ( N 135 144 meq/dl )
6. Tansiluminasi
masih terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus
untuk transiluminasi kepala.
H. Penaktalaksanaan Medis
1. Pengobatan
a. Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah
diazepam yang diberikan melalui interavena atau indra vectal.
Dosis awal : 0,3 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).
Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama
setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.
Kompres air PAM / Os
c. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien
kejang demam yang pertama, walaupun demikian kebanyakan
dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai
sebagai meningitis, misalnya bila aga gejala meningitis atau bila
kejang demam berlangsung lama.
d. Pengobatan profilaksis
Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis intermitten / saat
demam dan profilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap
hari. Untuk profilaksis intermitten diberikan diazepim secara oral
dengan dosis 0,3 0,5 mg/hgBB/hari.
e. Penanganan sportif
1) Bebaskan jalan napas
2) Beri zat asam
3) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Pertahankan tekanan darah
2. Pencegahan
a.
Fenitorri
Klonazepam
(indikasi khusus)
1.
Anamnesa
a. Aktivitas atau Istirahat
Keletihan, kelemahan umum
Keterbatasan dalam beraktivitas, bekerja, dan lain-lain
b. Sirkulasi
Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sinosis
Posiktal : Tanda-tanda vital normal atau depresi dengan penurunan
nadi dan pernafasan
c. Intergritas Ego
Stressor eksternal atau internal yang berhubungan dengan keadaan
dan atau penanganan
Peka rangsangan : pernafasan tidak ada harapan atau tidak berdaya
Perubahan dalam berhubungan
d. Eliminasi
1) Inkontinensia epirodik
2) Makanan atau cairan
3) Sensitivitas terhadap makanan, mual atau muntah yang
berhubungan dengan aktivitas kejang
e. Neurosensori
1) Riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pinsan, pusing
riwayat trauma kepala, anoreksia, dan infeksi serebal
2) Adanya area (rasangan visual, auditoris, area halusinasi)
3) Posiktal : Kelamaan, nyeri otot, area paratise atau paralisis
f. Kenyamanan
1) Sakit kepala, nyeri otot, (punggung pada periode posiktal)
2) Nyeri abnormal proksimal selama fase iktal
g. Pernafasan
1) Fase iktal : Gigi menyetup, sinosis, pernafasan menurun cepat
peningkatan sekresi mulus
2) Fase posektal : Apnea
h. Keamanan
1) Riwayat terjatuh
2) Adanya alergi
i. Interaksi Sosial
Masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga lingkungan
sosialnya
2. Pemeriksaan Fisik
a.
Aktivitas
1) Perubahan tonus otot atau kekuatan otot
2) Gerakan involanter atau kontraksi otot atau sekelompok otot
b.
Integritas Ego
1) Pelebaran rentang respon emosional
c. Eleminasi
C. Rencana Keperawatan
N
o
1.
Dx
Hipertermi
berhubung
an dengan
proses
infeksi
2.
Pola nafas
tidak
efektif
berhubung
an dengan
kekakuan
otot
pernafasan
3.
Resiko
tinggi
cedra
Rencana
1. Monitor suhu tubuh sesering
mungkin
2. Monitor warna kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi
dan RR
4. Monitor penurunan tingkat
kesadaran
5. Tingkatkan sirkulasi udara
dengan membatasi pengunjung
6. Berikan cairan dan elektrolit
sesuai kebutuhan
7. Menganjurkan menggunakan
pakaian yang tipis dan
menyerap keringat
8. Berikan edukasi pada keluarga
tentang kompres hangat
dilanjutkan dengan kompres
dingin saat anak demam
9. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat penurun
panas
1. Monitor frekuensi nafas
2. Auskultasi suara nafas
3. Atur posisi pasien untuk
mengoptimalkan ventilasi
4. Monitor warna kulit
5. Monitor tekanan darah dan
nadi
6. Berikan Edukasi keluarga
tentang hal yang dapat memicu
serangan kejang
7. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemasangan
bronkodilator atau pemberian
oksigen.
1. Sediakan lingkungan yang
aman untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan dan
keamanan pasien
berhubung
an dengan
spasme
otot
ekstermita
s
diharapkan masalah
tidak menjadi aktual
dengan kriteria hasil:
a. Tidak terjadi
kejang
b. Tidak terjadi
cedra
3. Menghindarkan
lingkungan yang
berbahaya
4. Memasang side rail tempat
tidur
5. Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
6. Membatasi pengunjung
7. Memberikan penerangan
yang cukup
8. Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
9. Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
10. Edukasi tentang penyakit
kepada keluarga.