Konsep Halusinasi
Konsep Halusinasi
Jenis-jenis halusinasi
1) Pendengaran
Mendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara
tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih
tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien
mendengar perkataan bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadangkadang dapat membahayakan.
2) Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar
kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan
atau menakutkan seperti melihat monster.
3) Penghirup
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya baubauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke,
tumor, kejang atau demensta.
4) Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
6) Chenestetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makanan atau pembentukan urine.
7) Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
B. Penyebab
Perilaku Menarik Diri
1. Pengertian
Perilaku menarik diri adalah perilaku yang merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang
lain. (Rawhns, 1993) Menarik diri termasuk isolasi diri adalah suatu tindakan
melepaskan diri dari alam sekitarnya. Individu tidak ada minat dan perhatian
terhadap lingkungan sosial secara langsung. Perilaku menarik diri merupakan
reaksi pada masa kritis yang bersifat sementara dan dimanifestasikan dengan
perilaku yang bermacam-macam.
2. Tanda dan Gejala
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
d. Afek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun/ tidak ada. Tidak bercakap-cakap dengan orang
lain
g. Mengisolasi diri (menyendiri), memisahkan diri dari orang lain
h. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
i. Pemasukan makanan dan minuman terganggu
j. Retensi urine dan feses
k. Aktivitas menurun
l. Kurang energi (tenaga)
m. Harga diri rendah
n. Posisi janin pada saat tidur
o. Menolak hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
C. Akibat
1. Pengertian
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Hal ini terjadi karena pasien
mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan atau hambatan dalam proses
pencapaian tujuan dan pasien tidak menemukan alternatif lain sehingga timbul
perasaan marah, jengkel yang disertai ketidakmampuan mengontrol diri, sehingga
pasien mengungkapkan perasaan lewat perilakunya.
2. Tanda dan Gejala
a. Merusak barang
b. Ada ide untuk bunuh diri
c. Melakukan kekerasan fisik secara aktual/potensial
d. Tingkah laku maniac
e. Menggebrak meja/ tempat tidur
f. Riwayat perilaku menyakiti orang lain
g. Keluhan neurologis agitasi
h. Menyalahgunakan obat/ zat
1. Halusinasi
2. Menarik diri
3. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA KEPERAWATAN
HALUSINASI
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi
Halusinasi
TUM :
Klien tidak berhalusinasi
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1 Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa, senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasi
2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi
2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : berbicara dan
tertawa tanpa
stimulus, memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan seolah-olah ada teman
bicara.
2.1.3 Bantu klien mengenal halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar.
b. Jike klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya.
3.4.1 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya
dan beri pujian
jika berhasil
3.5 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
3.5.1 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1 Keluarga dapat membina hubungan saling percaya
4.1.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
2. Fase Kerja
"Coba ceritakan suara-suara yang sering dengar?
Apakah mengenali suara siapa itu?
Apa terus-menerus mendengar suara-suara itu? Kapan saja suara itu terdengar?
Situasi yang bagaimana yang menurut menjadi pencetus munculnya suara itu?
Berapa kali suara itu terdengar?
Apakah merasa terganggu dengan suara-suara tersebut?
Apakah yang lakukan jika suara-suara itu terdengar?
Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
Apakah dengan cara seperti itu suara-suara tersebut bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
Ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, yang pertama dengan menghardik
suara-suara yang muncul misal Anda tutup telinga atau tanamkan kata-kata dalam hati
sambil mengungkapkan "pergi-pergi, saya tidak mau dengar kamu!" yang ke-2 dengan
melakukan percakapan dengan orang lain. Ke-3 dengan melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal. Dan yang ke-4 dengan minum obat teratur" seperti yang tadi saya contohkan
sampai suara-suara itu hilang ya!
Coba peragakan tapi ingat di dalam hati saja ya!
Nah, begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus sudah bisa.
3. Fase Terminasi
10
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara menghardik halusinasi
b. Latih dan mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
c. Kontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam
rencana harian
d. Ajarkan kegiatan bercakap-cakap dimasukkan dalam rencana harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
10
11
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, !" masih ingat dengan saya? Bagaimana kabarnya? Masih ingat tho, saya
Ita yang kemarin.
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Wah tampak senang sekali, ya?
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji saya kemarin, bahwa hari ini kita akan berlatih mengontrol halusinasi
dengan berbincang-bincang dengan orang lain dan melakukan kegiatan seperti yang
direncanakan per hari. Masih ingat kan? Nanti kita akan berbincang-bincang selama 30
menit ya? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di ruangan ini lagi?
2. Fase Kerja
"Kemarin sudah bisa menghardik halusinasi kan? Sekarang cara yang ke-2 untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mulai
mendengar suara-suara langsung saja cari teman untuk mengobrol dengan teman atau
ajak perawat.
Contoh : "Tolong, saya sekarang mulai mendengar suara-suara itu!
Ayo ngobrol dengan saya!
Coba sekarang lakukan seperti saya tadi! Bagus, nah latihan terus ya dan diingat terus.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah berbincang-bincang dengan saya?
Evaluasi objektif : Sekarang coba sebutkan 4 cara mengontrol halusinasi!
Bagus sekali, jangan lupa dilakukan ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Jadi jangan lupa melakukannya dan kita masukkan dalam kegiatan harian !
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Saya rasa pertemuan kita cukup sekian dulu, kita bertemu lagi untuk berbincangbincang tentang cara ke-3 dengan membuat jadwal rencana harian. Tempatnya di sini
lagi. Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB selama 15 menit. Bagaimana setuju kan?
Silahkan kalau mau istirahat."
11
12
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Kondisi latihan menghardik dengan bercakap-cakap
b. Ajarkan kegiatan yang terjadwal
c. Memasukkan kegiatan dalam jadwal rencana harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi ! Mari kita mengobrol-ngobrol lagi! Bagaimana kabarnya?"
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Sudah ngobrol dengan siapa saja, pasti sudah kenal dengan
perawat-perawat sini ya? Coba sebutkan namanya sedikit saja!" bagus sekali!
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji kita kemarin hari ini kita akan membuat jadwal rencana kegiatan untuk
mengontrol halusinasi. Bagaimana kalau di ruang ini lagi ya! Kita akan ngobrol selama
15 menit saja. Bagaimana? Baiklah
2. Fase Kerja
"Apa saja yang biasa lakukan di rumah? Pagi hari apa kegiatan yang lakukan? Jam
berapa biasanya (terus apa saja kegiatannya sampai malam) wah banyak sekali
kegiatannya. Mari coba hari ini kita latihan 2 kegiatan hari ini, misalkan perbed dan
menyapu lantai.
Bagus sekali bisa lakukan. Kegiatan ini dapat menghalau suara-suara waktu Anda
mendengarkan.
Kegiatan apalagi yang bisa lakukan dari pagi sampai malam coba Anda lakukan!
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah bercakap-cakap tentang melakukan
kegiatan sesuai rencana harian?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita lakukan! Bagus sekali
b. Rencana tindakan lanjut
"Coba lakukan sesuai jadwal !" bisa berlatih aktivitas lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam.
12
13
13
14
2. Fase Kerja
"Ini jenis obat-obatan yang minum! Sebutkan warna, nama, fungsi, dosis, cara dan
waktunya.
Adakah bedanya setelah minum obat sudah teratur? Apakah suara itu berkurang/ hilang?
Minum obat itu sangat penting, supaya suara-suara itu cepat hilang. Kalau suara-suara
dan apa yang Anda dengar hilang, tidak boleh dihentikan obatnya. Nanti konsultasikan
dengan dokter sebab kalau putus obat bisa kambuh lagi dan sulit mengembalikan ke
keadaan semula.
Kalau obat habis minta lagi ke dokter, perlu teliti saat makan obat yang jangan ambil
milik orang lain, baca kemasan, tepat jam minum dengan cara yang benar yaitu setelah
makan jangan lupa harus benar obat dan dosisnya harus 5 benar.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita pelajari! Sarat benar dalam
pemberian obat! Wah bagus sekali jangan lupa minum obat, ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Bagaimana kalau kita masukkan jadwal kegiatan harian ya?
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Besok kita ketemu lagi ya , kita akan bahas masalah dengan keluarga. Kita ketemu lagi
besok di sini, di jam yang sama ya!
14