Anda di halaman 1dari 17

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.

5009)
Tugas Geokimia Umum
Daftar Isi

Daftar Isi

Bab 1 : Komposisi Batuan


A. Batuan Karbonat
B. Batupasir

Bab 2 : Reservoir
A. Porositas

13
14

B. Permeabilitas

16

Daftar Referensi 18

Bab 1 : Komposisi Batuan

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
Salah satu faktor yang paling utama yang harus ada dalam sistem
perminyakan dan bahkan dalam sistem panas bumi yaitu batuan. Batuan adalah
kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari beberapa
ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya akan
menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir umumnya terdiri dari
batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta
batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik. Masing-masing
batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda, demikian juga
dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap batuan dapat bertindak sebagai
batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan dan menyalurkan
minyak, gas, maupun fluida lainnya.

Batuan yang mengandung minyak dan gas terletak berselang-seling


dengan batuan yang tidak mengandung hidrokarbon. Batuan-batuan tersebut
membentuk sebuah sistem petroleum (petroleum sequence atau petroleum
system).

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
A. Batuan Karbonat
Batuan karbonat merupakan batuan yang terjadi akibat proses
pengendapan, adapun cara atau proses terbentuknya batuan karbonat adalah
merupakan proses sedimentasi kimia dan biokimia yang berupa karbonat, sulfat,
silikat, fosfat, dan lain-lain. Semua sedimentasi tersebut diendapkan di air
dangkal melalui proses penguapan dan kumpulan koloid-koloid organik dari
larutan garam-garaman dan organisme yang berupa bakteri atau binatangbinatang. Endapan organisme ini disebut sedimen organik atau sedimen biogenik
seperti limestone, dolomit, koral, algae dan batubara.
Lingkungan pengendapan yang paling baik untuk proses terjadinya dan
sekaligus menjadi perangkap hidrokarbon pada batuan karbonat adalah
lingkungan karbonat lagoon dan shelf yang mengalami subsidensi secara cepat,
kemudian komplek terumbu yang berasosiasi dengan lingkungan tersebut dan
daerah turbidit dari batuan karbonat. Di daerah yang tersebut tadi sangat subur
bagi organisme, karena mereka menerima banyak makanan (nutrient) yang
terbawa oleh arus naik. Batuan reservoir yang terbentuk bersama-sama
(bergantian atau berdampingan) dengan batuan induk dapat terdiri dari batuan
karbonat bioklastik, oolite, terumbu dan dolomit.
Batuan karbonat merupakan batuan reservoir penting untuk minyak dan
gas bumi, dari 75 % daratan yang dibawahi oleh batuan sedimen, kira-kira 1/5
dari massa sedimen ini terdiri dari batuan karbonat (gamping dan dolomit).
Berikut adalah pengelompokan batuan karbonat jika dilihat dari mineral
penyusunnya;
1. Limestone
Limestone adalah istilah yang biasa dipakai untuk kelompok batuan yang
mengandung paling sedikit 80 % kalsium karbonat atau magnesium. Istilah
limestone juga dipakai untuk batuan yang mempunyai fraksi karbonat melebihi
unsur non-karbonatnya.
Komposisi kimia limestone dapat menggambarkan adanya sifat dari
komposisi mineralnya yang cukup padat, karena pada limestone sebagian besar

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
terbentuk dari kalsit, bahkan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 95%. Unsur
lainnya yang dianggap penting adalah MgO, bila jumlahnya lebih dari 1% atau
2%, maka menunjukkan adanya mineral dolomit. Komposisi kimia limestone
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi Kimia Limestone

2. Dolomit
Dolomit adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang
mengandung unsur karbonat lebih besar dari 50 %, sedangkan untuk batuanbatuan yang mempunyai komposisi pertengahan antara limestone dan dolomit
akan mempunyai nama yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang
dikandungnya. Batuan yang unsur kalsit-nya melebihi dolomit disebut dolomitlimestone, dan yang unsur dolomit-nya melebihi kalsit disebut dengan limy,
calcitic, calciferous atau calcitic dolomit. Komposisi kimia dolomit pada dasarnya
hampir mirip dengan limestone, kecuali unsur MgO merupakan unsur yang

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
penting dan jumlahnya cukup besar. Tabel 2 menunjukkan komposisi kimia unsur
penyusun dari dolomit.

Tabel 2 Komposisi Kimia Dolomit


B. Batupasir
Batupasir merupakan jenis batuan reservoir yang paling penting dan paling
banyak dijumpai, secara presentasenya, 60 % dari semua batuan reservoir
adalah batupasir. Porositas yang didapat di dalam batupasir ini hanya bersifat
intergranular, pori-pori terdapat diantara butir-butir dan khususnya terjadi secara
primer, jadi rongga-rongga terjadi pada waktu pengendapan. Namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa setelah proses pengendapan tersebut dapat terjadi berbagai
modifikasi pada rongga-ronga, misalnya sementasi ataupun pelarutan dari
semen dan juga proses sekunder lainnya seperti peretakan/perekahan.
Jumlah mineral dan komposisi kimia yang terkandung dalam batupasir
memiliki komposisi yang berbeda-beda. Penyebab terjadinya perbedaan ini
adalah karena proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan yang berbeda

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Orthoquartzites, Graywacke, dan Arkose. Pembagian tersebut didasarkan pada
jumlah kandungan mineralnya. Kandungan mineral dan komposisi kimia
penyusun batuan reservoir sangat berpengaruh terhadap besarnya sortasi yang
dapat mempengaruhi besarnya pori-pori batuan reservoir.
a. Orthoquartzites
Orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari suatu
proses yang menghasilkan unsur silika yang tinggi, dengan tidak mengalami
metaformosa (perubahan bentuk) dan pemadatan, terutama terdiri atas mineral
kwarsa (quartz) dan mineral lainnya yang stabil. Proses metamorfosa adalah
proses perubahan mineral batuan, karena adanya kondisi yang berbeda dengan
kondisi awal.
Material pengikatnya (semen) terutama terdiri atas carbonate dan silica.
Orthoquartzites merupakan jenis batuan reservoir sangat baik karena
pemilahannya sangat baik, butirannya berbentuk bundar dan padatannya tidak
terdapat matriks kecuali semen saja, bebas dari kandungan shale dan clay.
Komposisi kimia dari orthoquarzites dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum

Tabel 3 Komposisi Kimia Batupasir Orthoquartzites


Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa orthoquartzites mempunyai susunan unsur
silica dengan prosentase yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan unsurunsur yang lainnya. Jadi pada orthoquartzites ini unsur silikanya sangat dominan
sekali, yaitu berkisar antara 61,7 % sampai hampir 100 % sedangkan sisanya
adalah unsur lainnya sepeti TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O,
H2O+, H2O-, dan CO2. Batupasir Orthoquarzites relatif bersih karena matrik dan
sementasinya jumlah unsurnya kecil sehingga prosentase porositasnya besar
b. Graywacke
Graywacke merupakan jenis batupasir yang tersusun dari unsur-unsur
mineral yang berbutir besar, yaitu kuarsa, clay, mika flake {KAl2(OH)2
AlSi3O10}, magnesit (MgCO3), fragmen phillite, fragmen batuan beku, feldspar
dan mineral lainnya. Material pengikatnya adalah clay dan carbonate. Indikator
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi batuan jenis ini adalah adanya

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
mineral illite. Hal yang sangat penting adalah bahwa graywacke itu mempunyai
matriks dan hal ini mengurangi porositasnya. Juga sortasinya tidak baik,
sehingga sebagai batuan reservoir graywacke tidak terlalu baik.
Batuan jenis ini, banyak berasosiasi dengan turbidit ataupun diendapkan
oleh arus turbid. Di Indonesia graywacke masih belum ditemukan sebagai
batuan reservoir, akan tetapi di Amerika Serikat di cekungan Ventura dan
cekungan Los Angeles greywacke atau batu pasir turbit diketahui sebagai lapisan
reservoir yang cukup penting. Secara lengkap mineral-mineral penyusun
graywacke terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 Komposisi Mineral Graywacke


Komposisi graywacke tersusun dari unsur silica dengan kadar lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata batupasir, dan kebanyakan silica yang ada
bercampur dengan silikat (silicate). Secara terperinci komposisi kimia graywacke
dapat dilihat pada Tabel 5.

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum

Tabel 5 Komposisi Kimia Graywacke

c. Arkose
Salah satu jenis batupasir yang biasanya tersusun dari kuarsa sebagai
mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar (MgAlSi3O8)
jumlahnya lebih banyak dari kuarsa. Selain dua mineral utama tersebut, arkose
juga mengandung mineral-mineral yang bersifat kurang stabil, seperti clay

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
{Al4Si4O10(OH)8}, microline (KAlSi3O8), biotite {K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2}
dan plagioklas {(Ca,Na) (AlSi)AlSi2O8}.
Biasanya arkose cukup bersih tetapi kebundaran daripada butirannya tidak
terlalu baik karena bersudut-sudut dan juga pemilahannya tidak terlalu baik.
Arkose biasanya didapatkan sebagai hasil pelapukan batuan granit. Sebagai
contoh adalah granit wash di Pendopo, Sumatra Selatan yang biasa bertindak
sebagai batuan reservoir. Kandungan mineral lainnya, secara berurutan sesuai
prosentasenya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Mineral Arkose


Komposisi kimia arkose ditunjukkan pada Tabel 7, dimana terlihat bahwa
arkose mengandung lebih sedikit silika jika dibandingkan dengan
orthoquartzites, tetapi kaya akan alumina, lime, potash, dan soda.

10

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum

Tabel 7 Komposisi Kimia Arkose

Bab 2 : Reservoir

11

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada
umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung
dari komposisi, temperatur dan tekanan pada tempat di mana terjadi akumulasi
hidrokarbon didalamnya. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa
rongga-rongga atau pori-pori yang rendah.
Suatu reservoir minyak, gas, atau fluida termal biasanya mempunyai tiga
unsur utama yaitu adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap.
Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi adalah :

Adanya batuan Induk (Source Rock)


Batuan Induk merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik

seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses


pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan minyak
dan gas bumi. Untuk sistem panas bumi, batuan induk yang dimaksud berisikan
fluida termal yang terperangkap dalam air tanah ataupun batuan sedimen.

Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)

Batuan reservoit merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga


minyak dan gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan
terakumulasi.

Adanya struktur batuan perangkap

Batuan perangkap yang dimaksud di sini merupakan batuan yang berfungsi


sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh.

Adanya batuan penutup (Cap Rock)

Batuan penutup merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

12

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum

Adanya jalur migrasi

Jalur migrasi merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap. Jalur tersebut kebanyakan berasal dari kejadian
geologis, misalnya patahan.
Pada hakekatnya, setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir
asal mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi.
Dalam hal ini batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting yaitu
harus mempunyai porositas yang memberikan kemampuan untuk menyimpan,
dan juga kelulusan atau permeabilitas.

A. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume batuan yang
tidak terisi oleh padatan terhadap volume batuan secara keseluruhan. Secara
matematis, porositas dapat dituliskan sebagai berikut:

Vp
= 100
Vb
dimana Vp adalah volume pori dan Vb adalah volume total batuan. Porositas
batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

Porositas absolut adalah perbandingan antara volume pori total terhadap


volume batuan total yang dinyatakan dalam persen, tanpa memandang
apakah saling berhubungan atau tidak. Secara matematik porositas absolut
dapat ditulis sesuai persamaan sebagai berikut

volum pori total


100
bulk volume

13

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum

Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling


berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume). Secara matematik
porositas efektif dapat ditulis sesuai persamaan sebagai berikut :

g b
volume pori yangberhubungan
100 =
bulk volume
g f

Dimana :
e = Porositas efektif, fraksi (%)
g
= Densitas butiran, gr/cc
b
= Densitas total, gr/cc
f
= Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang

bersamaan dengan proses pengendapan berlangsung.


Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses

pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.
Untuk penelitian di lapangan, kita dapat memperkirakan porositas suatu
batuan secara visual dengan menggunakan peraga visual. Penentuan ini bersifat
semi kuantitatif dan dipergunakan suatu skala sebagai berikut :
Porositas (%)
05
5 10
10 15
15 20
20 25
> 25

Kualitas
Dapat diabaikan
Buruk
Cukup
Baik
Sangat Baik
Istimewa

B. Permeabilitas
Permebilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan
atau melewatkan fluida. Jadi dengan kata lain, permeabilitas suatu batuan

14

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
merupakan ukuran kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida. pabila media
berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai
permeabilitas. Oleh karena itu ada hubun gan antara permeabilitas batuan
dengan porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy, seorang ahli hidrologi dari Perancis
mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil
penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama
Hukum Darcy.

Q=

k A dP
dL

Dimana :
Q

= laju alir fluida, cc/det

= permeabilitas, darcy

= viskositas, cp

dP/dL

= gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm

= luas penampang, cm2


Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang

melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1


cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan
1 atm/cm. Persamaan Hukum Darcy berlaku pada kondisi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alirannya mantap (steady state)


Fluida yang mengalir satu fasa
Viskositas fluida yang mengalir konstan
Kondisi aliran isothermal
Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
Fluidanya inkompresibel

15

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir,
permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Permeabilitas absolut (kabs), yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan


fluida dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya

satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak atau gas saja.
Permeabilitas efektif (kef), yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air),
(air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas
efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,

gas dan air.


Permeabilitas relatif (krel), yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif
pada kondisi saturasi tertentu terhadap permeabilitas absolut.

k||
k
k rel = eff

Untuk penelitian di lapangan, kita juga dapat memperkirakan permeabilitas


suatu batuan secara semi kuantitatif dan dipergunakan suatu skala sebagai
berikut :
Permeabilitas
(mD)
<5
5 10
10 100
100 1000

Kualitas
Ketat
Cukup
Baik
Baik sekali

Daftar Referensi
Eremenko N. A., M. V. Gorfunkel. 2005. Geology and Geochemistry of Oil and Gas.
First Edition. Elsevier, Inc. Netherlands.
http://geounhas06.wordpress.com/minyak-dan-gas-bumi/porositas-danpermeabilitas

16

Arya Wardhana ( NIM: 13.287.5009)


Tugas Geokimia Umum
http://catatanminyak.blogspot.com/2012/02/karakteristis-reservoir-pengertianumum
http://flutecast09.wordpress.com/2011/10/28/batuan-reservoir/
http://catatanminyak.blogspot.com/2012/02/batuan-karbonat-sebagaireservoir.html
http://catatanminyak.blogspot.com/2012/02/komposisi-kimia-batuanreservoir.html
http://minyakdangasbumi.blogspot.com/2012/06/basic-reservoir-minyak-dan-gasbumi.html

17

Anda mungkin juga menyukai