5009)
Tugas Geokimia Umum
Daftar Isi
Daftar Isi
Bab 2 : Reservoir
A. Porositas
13
14
B. Permeabilitas
16
Daftar Referensi 18
2. Dolomit
Dolomit adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang
mengandung unsur karbonat lebih besar dari 50 %, sedangkan untuk batuanbatuan yang mempunyai komposisi pertengahan antara limestone dan dolomit
akan mempunyai nama yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang
dikandungnya. Batuan yang unsur kalsit-nya melebihi dolomit disebut dolomitlimestone, dan yang unsur dolomit-nya melebihi kalsit disebut dengan limy,
calcitic, calciferous atau calcitic dolomit. Komposisi kimia dolomit pada dasarnya
hampir mirip dengan limestone, kecuali unsur MgO merupakan unsur yang
c. Arkose
Salah satu jenis batupasir yang biasanya tersusun dari kuarsa sebagai
mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose feldspar (MgAlSi3O8)
jumlahnya lebih banyak dari kuarsa. Selain dua mineral utama tersebut, arkose
juga mengandung mineral-mineral yang bersifat kurang stabil, seperti clay
10
Bab 2 : Reservoir
11
Batuan penutup merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
12
Jalur migrasi merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap. Jalur tersebut kebanyakan berasal dari kejadian
geologis, misalnya patahan.
Pada hakekatnya, setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir
asal mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi.
Dalam hal ini batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting yaitu
harus mempunyai porositas yang memberikan kemampuan untuk menyimpan,
dan juga kelulusan atau permeabilitas.
A. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume batuan yang
tidak terisi oleh padatan terhadap volume batuan secara keseluruhan. Secara
matematis, porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
Vp
= 100
Vb
dimana Vp adalah volume pori dan Vb adalah volume total batuan. Porositas
batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
13
g b
volume pori yangberhubungan
100 =
bulk volume
g f
Dimana :
e = Porositas efektif, fraksi (%)
g
= Densitas butiran, gr/cc
b
= Densitas total, gr/cc
f
= Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang
pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.
Untuk penelitian di lapangan, kita dapat memperkirakan porositas suatu
batuan secara visual dengan menggunakan peraga visual. Penentuan ini bersifat
semi kuantitatif dan dipergunakan suatu skala sebagai berikut :
Porositas (%)
05
5 10
10 15
15 20
20 25
> 25
Kualitas
Dapat diabaikan
Buruk
Cukup
Baik
Sangat Baik
Istimewa
B. Permeabilitas
Permebilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan
atau melewatkan fluida. Jadi dengan kata lain, permeabilitas suatu batuan
14
Q=
k A dP
dL
Dimana :
Q
= permeabilitas, darcy
= viskositas, cp
dP/dL
15
satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak atau gas saja.
Permeabilitas efektif (kef), yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air),
(air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas
efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,
k||
k
k rel = eff
Kualitas
Ketat
Cukup
Baik
Baik sekali
Daftar Referensi
Eremenko N. A., M. V. Gorfunkel. 2005. Geology and Geochemistry of Oil and Gas.
First Edition. Elsevier, Inc. Netherlands.
http://geounhas06.wordpress.com/minyak-dan-gas-bumi/porositas-danpermeabilitas
16
17