Anda di halaman 1dari 6

PENYEMPURNAAN NON RESIN

I.
II.

JUDUL

: Merserisasi Kain Kapas dengan NaOH

MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud dalam praktikum kali ini akan membahas proses
merserisasi yang merupakan proses khusus yang hanya
dilakukan pada serat selulosa dan serat campuran ( rayon ).
b. Tujuan
Memahami tujuan dan mekanisme proses merserisasi pada
serat selulosa dan campurarnnya.
Mengetahui faktor faktor yang berpengaruh dalam proses
merserisasi
Menguasai cara proses proses merserisasi.
Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses merserisasi.
Menambah daya serap dan kilau pada bahan (kain kapas)

III.

DASAR TEORI
Proses merserisasi dilakukan dengan mengerjakan benang atau kain
kapas dalam larutan kostik soda (NaOH) atau alkali kuat lainnya dengan
konsentrasi 36 Be, pada suhu 15-20 C selama 10-60 detik, yang kemudian
diikuti dengan proses netralisasi denga Asam Cuka (CH3COOH) dan
pencucian panas serta dingin. Selama proses merserisasi bahan diregangkan,
sedangkan pada kostisasi bahan tidak mengalami peregangan. Meskipun
berbeda

perlakuan,

namun

keduanya

sama-sama

bertujuan

untuk

menghasilkan kilau yang tinggi. Kilau yang tinggi ini disebabkan karena
diameter serat kapas menjadi bertambah bulat dan pengurangan atau
penghilangan puntiran pada serat.

Proses merserisasi selain memberikan kilau yang tinggi juga


memberikan efek lainnya antara lain yaitu:
1. Bahan menjadi mengkeret.
2. Kekuatan bahan bertambah tinggi.
3. Daya serap terhadap air dan zat warna bertambah tinggi.
4. Stabilitas dimensi yang makin baik
Dalam proses merserisasi dan kostisasi ini terdapat suatu mekanisme
kerja. Bahan kapas yang direndam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi
tinggi akan menggelembungkan serat

kearah melintang dan

kearah

membujur. Penampang melintang serat kapas yang awalnya berbentuk ginjal


akan berubah menjadi elips dan kemudian jadi bundar. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan
akan kelihatan lebih berkilau. Puntiran serat kapas membuka sehingga serat
akan lebih mengembang. Bagian kristalin serat mengakibatkan serat mampu
membagi beban sepanjang serat dengan merata sehingga kekuatan tariknya
bertambah. Pada saat serat kapas menyerap kostik, mula-mula serat selulosa
berubah menjadi alkali selulosa dan pada pencucian berulang serat berubah
menjadi hidroselulosa dimana serat lebih banyak mengandung gugus -OH
yang dapat menyerap air lebih banyak dan demikian serat lebih mudah
dimasuki oleh zat warna. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses ini
adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, waktu perendaman, peregangan arah
lusi dn pakan, zat basah atau penetrasi, kondisi kain sebelum merser apakah
kain grey atau kain yang telah dihilangkan kotorannya melalui penghilangan
kanji dan atau pemasakan.
IV.

ALAT DAN BAHAN


2

a. ALAT
Bumme meter
Timbangan
Batang pengaduk
Gelas kimia 1000 ml
Gelas ukur 1000 ml
Pipet ukur 10 ml
Wadah nampan ukuran 50 cm x 70 cm
Frame merser 1 set ( stenter )
b. BAHAN
NaOH
Asam asetat
Air aquadest
Kain kapas putih
V.

PROSEDUR KERJA
a. Resep
NaOH
Zat Pembasah
Suhu
Waktu

: 25 % larutan ( 36 Be )
: 0.5 1 % larutan
: 20 o C
: 60 detik

b. Larutan NaOH 36 Be ( 1 : 2 )
Timbang 0.5 kg NaOH, larutkan dalam 1 liter air dalam gelas
kimia1000 ml
Tambahkan sedikit pembasah sekitar 0.5 -1 % dari larutan
Cek Bumme nya
c. Pengerjaan
Bahan dilarutkan sesuai dengan urutan waktu 10, 30, dan 60
detik , satu pakai regangan dan satu lagi tanpa regangan.
Bahan dicuci beberapa kali dengan air mengalir
Netralkan dengan larutan asam asetat pH 6 , kemudian bilas
lagi dengan air mengalir
Keringkan di Oven
d. Evaluasi
Daya Serap, yaitu dengan meneteskan air dipermukaan kain
yang telah dimerserisasi
Visualisasi, yaitu dengan melihat kilau kain yang telah
dimerserisai

VI.

DATA PENGAMATAN
Hasil pengukuran larutan NaOH oleh Bummemeter = 36 Be

WAKTU

DAYA SERAP

VISUALISASI
( KILAU )

PERENDAMAN
60 detik
Dengan regangan

Memiliki daya serap lebih baik

Secara visual kain

dibandingkan standar dan yang

menjadi lebih mengkilap

direndam pada 10 & 30 detik

dibanding standar dan


yang direndam pada 10

Daya serap lebih bagus


60 detik

dibanding standar dan yang

Tanpa regangan

direndam pada 10 & 30 detik

& 30 detik
Kilau lebih bagus
dibanding dengan
standar, jika

dan hampir sama dengan yang


diregangkan.

dibandingkan dengan
yang diregankan
kilaunya tidak lebih
bagus

VII.

HASIL
STANDAR

HASIL
PRAKTIKUM
TANPA
REGANGAN

VIII.

HASIL
PRAKTIKUM
DENGAN
REGANGAN

PEMBAHASAN
Pada dasarnya merserisasi atau perendaman dalam larutan

NaOH

dilakukan selama 40 detik, tapi pada praktikum kali ini dilakukan


pada waktu yang bervariasi, tujuannya untuk mengetahui pengaruh
waktu terhadap hasil merserisasi, dan hasilnya semakin lama

perendaman makan kain akan memiliki daya serap dan kilau yang
lebih baik.
IX.

KESIMPULAN
Kain kapas yang telah mengalami merserisasi atau perendaman pada
larutan NaOH memiliki daya serap dan kilau yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kain yang belum mengalami merserisasi.
Semakin lama perendaman makan kain akan memiliki daya serap dan
kilau yang lebih baik.
Hasil dari proses merserisasi adalah :
A. Daya Serap
1. Sebelum merserisasi
: Cepat
2. Merserisasi tanpa tegangan
: Lebih cepat
3. Merserisasi dengan tegangan
: Paling cepat
B.Visualisasi
1. Sebelum merserisasi
: Kurang berkilau
2.Merserisasi tanpa tegangan
: Lebih berkilau
3.Merserisasi dengan tegangan
: Paling berkilau
DAFTAR PUSTAKA
Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan, ITT Bandung.
Serat-serat Tekstil, ITT Bandung

Anda mungkin juga menyukai