Anda di halaman 1dari 29

HPV dan KANKER

SERVIKS
KELOMPOK A2
16-31

FARMAKOGENETIKA
Latar Belakang
Pengaruh obat yang terjadi dari pemberian obat pada
manusia akan bervariasi dari orang ke orang.
Keanekaragaman ini dipengaruhi oleh berbagai penyebab
baik yang berasal dari obat maupun dari individu yang
bersangkutan. Farmakogenetik merupakan salah satu
bidang dalam farmakologi klinik yang mempelajari
keanekaragaman respon obat yang dipengaruhi atau
disebabkan oleh karena faktor genetik.

Farmakogenetik = Studi pengaruh genetik terhadap respon


obat

Etilogi Kanker Serviks


Penyebab utama ialah Human papilloma
virus atau HPV dengan 70% akibat dari
HPV tipe 16 dan 18

Gejala Kanker Serviks


Fase awal:
Keputihan
abnormal,keluar
nya cairan encer
dari
vagina,perdarah
an abnormal
setelah
senggama

Fase invasif:
Keluar cairan
berwarna
kekuningan,bau,
dan bercampur
dengan darah

Stadium lanjut :
penurunan
berat badan
drastis,edema
kaki,iritasi
kandung kemih

Clinical Stagging
(IFGO,2000)
Jika dapat diukur dengan kuantitatif yakni
dari parameter efek obat atau parameter
kinetik obat (misal: T obat) secara
umum dijumpai keanekaragaman

Bentuk-bentuk Polimorfisme
Farmakogenetik
Secara umum polomorfisme genetik dalam pengaruh obat dapat
terjadi dalamberbagai tingkat proses biologi obat dalam tubuh yaitu :
1. Proses farmakokinetik = absorbsi, distribusi, metabolisme, dan
eksresi obat.
2. Proses farmakodinamik = proses interaksi antara molekul obat
dengan receptornya dimana terdapat kepekaan receptor yang
abnormal terhadap molekul obat

Contoh Bentuk Polimorfisme


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Akatalasia
Status Asetilator
Kepekaan terhadap suksametonium
Ketidakmampuan memetabolisir fenitoin
Kepekaan terhadap kumarin (coumarin sensitivity)
Methemoglobinemia karena fenasetin
Kelambatan inaktivasi tolbutamid
Gangguan hidroksilasi debrisoquin
Kekurangan enzim Glukos-6-Fosfat Dehidrogenase (G-6-PD
defficiency)
10. Porfiria akut kumatan (acute intermittent porphyiria; hepatic
porphyria)

Keanekaragaman Genetik
dalam Proses Farmakodinamika
Keanekaragaman genetik dapat terjadi
diluar proses kinetik (diluar proses
absorbsi,distribusi, metabolisme dan
ekskresi obat )dengan kata lain fenomena
ini terjadi pada tingkat interaksi antara
molekul obat dengan reseptor spesifiknya,
atau secara mudah terjadi pada kepekaan
reseptornya

Beberapa bentuk keanekaragaman


genetikdalam tingkat farmakodinamikayang
sudah diketahui secara luas antara lain :
1. kenaikan tekanan bola mata karena steroid
2. hipertemia maligna
3. ketidakmampuan mengecap feniltiokarbamid
(PTC), Propiltiourasil (PTU) atau tiopenton
4. Down syndrom (kepekaan berlebihan
terhadap obat-obat antikolinergik)
5.dll

STUDY FARMAKOGENETIK
Bagaimana bentuk-bentuk
keanekaragaman farmakogenetik tadi
dapat diketahui, baik bentuk maupun cara
pewarisannya. Hal ini dapat diketahui dari
study farmakogenetik, yaitu:
Studi populasi
Studi keluarga

Study populasi
Bertujuan untuk melihat gambaran
distribusi frekuensi dan respon obat dalam
populasi yang dapat diukur secara
kuantitatif, apakah itu merupakan suatu
parameter kinetik obat atau suatu
parameter efek atau dinamika obat.

Study keluarga
Bertujuan untuk mengetahui bagaimana
cara pewarisan dari suatu bentuk
keanekaragaman genetik tertentu yang
telah diketemukan lewat suatu study
secara formal dalam populasi atau yang
diketemukan secara kebetulan apakah
bentuk keanekaragaman ini ditentukan
oleh gen dominan atau resesif,
dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
sebagainya.

Farmakogenomik
Farmakogenomik merupakan studi lanjut dari
Farmakodinamik dimana pada Farmakogenomik
mempelajari tidak hanya respon obat yang berbeda
pada tiap individu diakibatkan perbedaan genetik,
melainkan ikut memperhitungkan juga =
Genom
Environment
Lifestyle
Dll.

Penutup
Pengetahuan mengenai farmakogenetika diperlukan untuk
mengetahui adanya keanekaragaman pengaruh obat yang
ditentukan oleh faktor genetik, sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya pengaruh buruk obat dengan
menghindari pemakaian obat tertentu pada orang-orang dengan
ciri-ciri genetik tertentu. Sayangnya, tidak semua
bentuk keanekaragaman genetik yang sudah umum diketahui dan
relatif mudah didiagnosis tidak selalu mempunyai
makna klinik secara langsung dalam praktek. Di luar ini semua
masih banyak bentuk keanekaragaman yang belum
diketahui secara jelas, baik mekanisme terjadinya, cara
pewarisannya serta makna kliniknya

Kelompok Resiko Tinggi


1. Wanita >40 tahun. Semakin tua,semakin tinggi resiko
2. Hubungan seksual di usia muda dan berganti-ganti
partner
3. Memiliki terlalu banyak anak
4. Keputihan terus menerus dan tidak diobati
5. Perokok
6. Higienitas genital rendah
7. Dll

Vaksin HPV
Gardasil dan Cervarix
Target: wanita usia produktif (30-35 thn),
perempuan yg blm seksual aktif (9-20 thn)
Indikasi : Cervical, vulvar, dan kanker
vaginal yang disebabkan oleh HPV tipe 16
& 18 dan Genital warts (condyloma
acuminata) yang disebabkan oleh HPV
tipe 6 & 11

Mekanisme kerja :
vaksin merangsang antibodi respon kekebalan
tubuh alami dalam tubuh agar tidak terserang
infeksi HPV. Vaksin HPV terbukti efektif hanya
jika diberikan pada orang yang belum pernah
terkena infeksi HPV, karena itu dianjurkan pada
saat seseorang belum aktif secara seksual.

Vaksin di berikan secara intramuscular, diinjeksikan


melalui deltoid
Drug interactions :
o Gardasil dapat diberikan berbarengan dengan vaksin lain.
o Penggunaan obat immunosuppressant mengurangi efesiensi
Gardasil.
o Hormonal contraceptives tidak berpengaruh pada Gardasil.

Kontraindikasi Vaksin HPV


Riwayat reaksi alergi berat yang dapat mengancam jiwa (misalnya
anafilaksis) setelah diberikan pada dosis sebelumnya atau alergi
karena kandungan komponen dari vaksin
Vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Meskipun
demikian jika vaksin HPV diberikan saat hamil, kehamilan tidak
harus dihentikan. Wanita yang sedang menyusui juga boleh
mendapat vaksin HPV.
Orang yang sakit ringan boleh mendapat vaksin HPV. Akan tetapi,
orang yang sakit berat harus menunda sampai kondisinya membaik.

Efek Samping

Nyeri (angka kejadian 9 dari 10 orang)


Kemerahan atau pembengkakan (angka kejadian 1 dari 2 orang)
Reaksi ringan lain yang dapat di timbulkan:
Demam dari 99,5 atau lebih tinggi derajat Fahrenheit (angka kejadian 1 dari 8 orang)
Sakit kepala atau kelelahan (angka kejadian 1 dari 2 orang)
Mual, muntah, diare, atau sakit perut (angka kejadian 1 dari 4 orang)
Otot atau nyeri sendi (angka kejadian 1 dari 2 orang)
Pingsan singkat dan gejala terkait (seperti gerakan menyentak)
Reaksi pada tangan dimana vaksin tersebut biasa di berikan:
Nyeri (angka kejadian 8 dari 10 orang)
Kemerahan atau pembengkakan (angka kejadian 1 dari 4 orang)
Demam Ringan (100 F) (angka kejadian 1 dari 10 orang)
Demam Sedang (102 F) (angka kejadian 1 dari 65 orang)
Sakit kepala (sekitar 1 orang 3)

Rekombinasi Pemberian
Wanita: vaksinasi rutin
Vaksin HPV direkomendasikan untuk wanita usia 11-12 tahun. Sudah bisa diberikan
sejak usia 9 tahun. Kenapa pada usia ini? Sangat penting bagi wanita untuk
mendapatkan vaksin HPV sebelum mereka aktif secara seksual karena mereka
belum terekspos terhadap HPV. Jika wanita sudah pernah terekspos dengan HPV,
maka vaksinnya tidak akan bekerja dengan baik atau tidak akan bekerja sama
sekali.

Pria
usia 9-26 tahun bisa mendapat vaksin HPV untuk mencegah kutil
genital. Seperti halnya pada wanita, sebaiknya diberikan sebelum
kontak seksual aktif.
Vaksin HPV diberikan 3 dosis. Dosis kedua diberikan dengan jarak
1-2 bulan setelah dosis pertama. Dosis ketiga diberikan setelah 6
bulan dari dosis pertama.

Pengobatan Kanker Servix


n
a
d
,
i
p
a
r
e
t
o
i
operasi, rad
.
i
p
a
r
e
t
o
m
ke

: HISTEROKTOMI
Stadium pra kanker IA
r serviks:
stadium IB dan IIA kanke
ioterapi
l histerektomi ataupun rad
ika
rad
m:
4c
<
or
tum
Bila ukuran
dengan/tanpa kemo
rapi berbasis
: radioterapi dan kemote
Bila ukuran tumor >4cm
platin dilanjutkan
upun kemo berbasis cis
cisplatin, histerektomi, ata
dengan histerektomi
ti dengan radioterapi
jut (IIB-IVA) dapat dioba
lan
m
diu
sta
s
rvik
se
r
Kanke
tin.
dan kemo berbasis cispla
gkan kemo
kter dapat mempertimban
do
,
IVB
m
diu
sta
s
rvik
Kanker se
platin.
misalnya hycamtin dan cis
dengan kombinasi obat,

Pembedahan Kanker Serviks


Cryosurgery
probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan
pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan
mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ad adi
dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke
luar leher rahim.

Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian
kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan
sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat
tipis yang dipanaskan oleh listrik

Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang
berada di dekatnya.
Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan
untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan
untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi
konisasi.
-Histerektomi Radikal: dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di
dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa
kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Sering digunakan untuk
kanker serviks stadium I.
-Histerektomi Total: hanya organ rahim yang diangkat.

Trachelektomi
Sebuah prosedur yang dilakukan memungkinkan wanita muda tertentu dengan
kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode
ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya
pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher
rahim di dalam rahim.

Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada
jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar
juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali
setelah pengobatan sebelumnya.

Radioterapi untuk Kanker Serviks


Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk
membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi
dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui
apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami
perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin
diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.

Brachytherapy untuk Kanker Serviks


Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker
serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup
sukses untuk mengatasi keganasan di organ
kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan
sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi
internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang,
mulai diperkenalkan sistem HDR(high dose rate)
brachytherapy.

KESIMPULAN
kanker Serviks adalah penyakit yang penyebab utama nya adalah
Human Papilloma Virus dimana merupakan penyebab kematian
dengan prevalensi paling tinggi di Indonesia . Human Papilloma Virus
yang menyerang umumnya adalah tipe 16 dan 18. Faktor resiko dari
Kanker Serviks adalah hubungan seks yang berganti ganti pasangan
dan di usia muda , wanita tua diatas 40 tahun, konsumsi kontrasepsi
oral, dan lain lain . Kanker serviks dapat dicegah dengan screening,
vaksinasi HPV serta operasi pengangkatan pada lesi pra kanker.
Pengembangan pada usaha deteksi dini dan manajemen
penatalaksanaan kanker serviks menjadi sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai