TINJAUAN PUSTAKA
A. PARTOGRAF
1. Definisi Partograf
-Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian pada
perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
-Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan
janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk untuk
melakukan tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepala panggul
jauh sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 1993).
-Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan
pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat
keputusan klinis selama kala I persalinan (PUSDIKNAKES-WHO, 2003).
-Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan
dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf dimulai pada
pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin tanpa
memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi (Saifuddin, 2002).
-Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang
menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Gambaran
partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan
waktu (horisontal).
2. Tujuan Partograf
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga
dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama
(Depkes RI, 2007).
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru lahir.
3. Penggunaan Partogaraf
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan
persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf
akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, rumah sakit, dll).
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran).
4. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka (Prawirohardjo, 2002).
Partograf mulai diisi bila :
1. Ibu yang masuk dalam persalinan :
a) fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10,
lamanya<20.
b) fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10,
lamanya<20.
2. Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
a) bila infus oksitosin dimulai
b) bila persalinan dimulai
3. Masuk untuk induksi persalinan :
a) pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
b) induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian
prostaglandin)
Partus prematurus
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
1. Denyut jantung janin setiap 1/2 jam
2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
3. Nadi: setiap 1/2 jam
4. Pembukaan serviks setiap 4 jam
5. Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam
6. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
7. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih
sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila pada diagnosis disebutkan
adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau
dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya.
Nilai suatu partograf meliputi :
a. Pencatatan yang jelas
b. Urutan waktu yang jelas
c. Diagnosis suatu kemajuan persalinan yang abnormal
d. Memudahkan saat penggantian staf atau gilliran dinas
e. Untuk pendidikan
f.
Untuk penelitian
4. Partograf WHO
Sesuai standarisasi WHO (World Health Organization), untuk digunakan di
pelosok-pelosok negara berkembang atau miskin, supaya mudah digunakan oleh pelayan
kesehatan di sarana terbatas. Jika dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat
segera diusahakan untuk dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih baik.
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk
menyelesaikan proses persalinan dengan :
1. Identitas
Identitas meliputi :
Nama, umur
Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu)
2. Kondisi Janin
1) Denyut jantung janin
Normal antara 120-160 kali per menit. Denyut jantung janin dihitung dan
dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap titik (jumlah denyut
jantung janin dihubungkan).
Pencatatan pada partograf :
a) Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering
jika ada tanda-tanda gawat janin).
b) Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit.
Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.
c) Catat DJJ dengan member tanda titik pada garis yang sesuai dengan
angka yang menunjukkan DJJ.
d) Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas
dan bersambung.
e) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada
angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ
mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160.
f) Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ
melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan
pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
2) Air ketuban
Air ketuban bisa :
Utuh (U)
Jernih (J)
Kering (K)
temuan-temuan
dalam
kotak
yang
sesuai
di
bawah
lajur DJJ.
c) Gunakan lambang-lambang berikut ini:
mekonium
:selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
("kering")
d) Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan.
e)
Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau >
180
kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk
f) Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan
bayi baru lahir
3) Molase atau penyusupan
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin
besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin
menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
6
3. Kemajuan Persalinan
1) Servikograf
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
a. Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase
laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini
dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan
maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu
harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten
persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
b. Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.
Pembukaan mulut rahim dicatat dengan tanda X. Bila pasien masuk rumah
sakit dalam fase aktif, tanda X diletakkan pada garis waspada sedangkan
waktu masuknya pasien ditulis dibawah tanda X. Apabila pembukaan
mulut rahim ketika pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian
masuk
kedalam
fase
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap
temuan dari setiap pemeriksaan.
c) Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
besamya pembukaan serviks.
d) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai
dengan besamya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang
diperoleh dari hasil periksa dalam.
e) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan
(pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada
garis waspada.
f) Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam)
dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis dilatasi
serviks dan garis waspada.
9
g) Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus)
2) Penurunan bagian terbawah janin
Pencatatan pada partograf
a) Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
(jika ditemukan tandatanda penyulit).
b) Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki
rongga panggul.
c) Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti
dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan
bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai
7 cm.
d) Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di
sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks.
e) Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "0" di garis angka 4.
f) Hubungkan
tanda
'0'
dari
setiap
pemeriksaan
dengan
10
11
waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar
kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di
bawah
lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
5. Kontraksi uterus
kotak
menyatakan
satu
kontraksi.
Setiap
30 menit,
raba
dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik.
3. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara
mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang
mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi .
4. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
5. Kontraksi uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas :
13
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan
mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur
tubuh pada kotak yang sesuai.
3) Urin
Yang diukur :
Volume
Albumin
Glukosa
14
1. Data dasar
2. Kala I
3. Kala II
4. Kala III
5. Bayi baru lahir
6. Kala IV
Cara pengisian:
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara
pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci
disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut.
1. Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan
cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
15
2. Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil
penatalaksanaan tersebut.
3. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia
bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
4. Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit,
laserasi,
atonia
uteri,
jumlah
perdarahan,
masalah
penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri
tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
5. Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta,
penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan
serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.
6. Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan
(Depkes RI, 2007).
16
17