I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. KA
Umur
: 25 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status
: Menikah
Alamat
Suku
: Sasak
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Petani
No RM
: 5516209
MRS
: 8 Maret 2015
Waktu Pemeriksaan
: 9 Maret 2015
II. ANAMNESIS
perubahan posisi,
merasa sesak berkurang ketika tidur dengan lebih dari satu bantal (-), sering
terbangun pada malam hari ketika tidur (-), keluhan sesak disertai batuk
disangkal oleh pasien.
Selain itu, pasien juga mengeluh mual yang dirasakan sejak pagi,
muntah (+) sejak pagi, muntah lebih dari 5 kali, berwarna jernih kekuningan
dan bercampur dengan makanan. Keluhan nyeri dada disangkal oleh pasien,
keluhan kaki bengkak (-), sesak ketika tidur (-), merasa cepat lelah ketika
bekerja (-).
BAK normal dengan frekuensi 4-5 kali sehari, berwarna kuning
jernih, jumlah 1 gelas belimbing setiap kali BAK. BAB normal dengan
frekuensi 1 kali/hari, berwarna kuning-kecoklatan, riwayat BAB merah atau
kehitaman disangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan :
Pasien pernah berobat ke RSUD Praya karena keluhan serupa dan
dirawat di ICU sebanyak 3 kali, pada bulan Agustus, September, dan Oktober
2014. Pada bulan desember 2104 pasien pernah dirawat di RSUP NTB dan
mendapat terapi dengan kejut jantung serta di rawat di ICCU.
riwayat merokok sejak usia 14 tahun. Sekarang pasien sudah berhenti minum
kopi dan merokok.
III. PEMERIKSAAN FISIK
o
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4V5M6
Tensi
: 100/60 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 36,9 oC
Status gizi
: 26 x/menit
BB : 50 kg
TB : 160 cm
Status General :
Kepala :
Edema (-)
Hiperpigmentasi (-)
Simetris
Alis : normal
Exophtalmus (-)
Ptosis (-)
Nistagmus (-)
Strabismus (-)
Kornea : normal
Penciuman normal
Mulut :
Simetris
Mukosa normal
Leher :
Trakea : ditengah
Inspeksi
-
Permukaan dinding dada : massa (-), scar (-), spider navy (-)
Palpasi
-
Edema (-), thrill (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-),
denyutan (+).
Perkusi
-
Batas paru-jantung :
Kanan : ICS II parasternal dextra
Kiri : ICS VI axilla anterior
Batas paru-hepar :
Ekspirasi : ICS VI
Inspirasi : ICS VII
Auskultasi
-
Pulmo : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-), tes bisik (-), tes
percakapan (-)
o Abdomen :
1. Inspeksi : distensi (-), sikatrik (-), vena kolateral (-), caput medusa
(-), scar (-)
2. Auskultasi : BU (+) N, borborigmy (-), metalic sound (-)
3. Perkusi : timpani (+), pekak beralih (-).
4. Palpasi : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba.
o Ekstremitas Superior :
1. Telapak tangan : hangat, eritema palmaris (-/-)
2. Clubbing finger (-/-)
3. Sianosis (-/-), petechie (-/-)
4. Edema (-/-)
o
Ekstremitas Inferior :
1. Telapak kaki : hangat, deformitas (-/-)
2. Clubbing finger (-/-)
3. Sianosis (-/-), petechie (-/-)
4. Edema (-/-)
RESUME
Pasien laki-laki, usia 25 tahun, datang dengan palpitasi sejak pukul
09.00 WITA (Tanggal 8 Maret 2015, dirasakan tiba-tiba ketika pasien sedang
beristirahat, keluhan dirasakan sepanjang hari, dan memberat pada pukul
18.30 WITA (tanggal 8 Maret 2015). Pasien juga mengeluhkan sesak nafas,
tidak disertai wheezing, dirasakan terus menerus, tidak membaik dengan
perubahan posisi, merasa sesak berkurang ketika tidur dengan lebih dari satu
bantal (-), sering terbangun pada malam hari ketika tidur (-), keluhan batuk
disertai sesak disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengeluh mual yang dirasakan sejak pagi, muntah (+)
sejak pagi, lebih dari 5 kali, berwarna jernih kekuningan dan bercampur
dengan makanan. Nyeri dada(-), keluhan kaki bengkak (-), sesak ketika tidur
(-), merasa cepat lelah ketika bekerja (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: sedang, tampak
sesak, kesadaran: compos mentis, GCS: E4V5M6, tensi : 100/60 mmHg, nadi:
160 x/menit, pernapasan: 26 x/menit, suhu: 36,9 oC, status gizi: normal. Iktus
kordis melebar.
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik
Parameter
HGB
RBC
HCT
WBC
MCV
MCH
MCHC
PLT
GDS
Kreatinin
Ureum
SGOT
SGPT
Na
K
08/03/15
14,6
5,56
43,1
7,29
77,5
26,3
33,9
382
88
0,8
34
40
43
137
4,3
Normal
11,5-16,5 g/dL
4,0-5,0 10^6/uL
37-45 [%]
4,0 11,0 [10^3/ L]
82,0 92,0 [fL]
27,0-31,0 [pg]
32,0-37,0 [g/dL]
150-400 [10^3/ L]
<160
0,9-1,3
10-50
<40
<41
135-146 mmol/l
3,4-5,4 mmol/l
Cl
101
95-108 mmol/l
Interpretasi EKG :
Irama : Supra ventikular takikardia
Frekuensi : 200 x/menit
Axis : Normal
P. Interval : tidak terlihat gelombang P
Interval QRS : 0.08 detik
ST depresi : ST elevasi : -
Tulang: intak, fraktur (-), deformitas (-), tidak ada pelebaran sela iga
Cor: tampak pembesaran jantung, dengan CTR >50% dan pinggang jantung
menghilang. Apeks jantung bergeser ke lateral kaudal.
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Subjective
Objective
Berdebar
RR : 26 x/menit
Sesak
Nadi : 160x/menit
4. ASSESSMENT
Diagnosis fungsional: Supra Ventikular Takikardia
Diagnosis etiologi:
Diagnosis anatomi: hipertrofi ventrikel kiri
5. PLANNING TERAPI
Medikamentosa
o
Tiaryt 300 mg
Non-medikamentosa
o
Manuver vagal
Balance cairan
6. USULAN PEMERIKSAAN
Foto rontgent
EKG
TSH, FT4
7. PROGNOSIS
*
10
11
FOLLOW UP
Tgl
8/03/15
S
Berdebar (+),
sesak (+), mual
(+), muntah (+)
O
TD : 110/80
N : 72 x
RR : 20
Tax : 36,6
Iktus kordis melebar
A
SVT
P
O2 nasal canul 3 lpm
IVFD normal saline
20 tpm
Drip tiaryt 100 mg
dalam 100 cc NS
habis dalam 10 menit
Tiaryt 300 mg dalam
50 cc NS habis dalam
6 jam, menggunakan
syringe pump
Tiaryt 600 mg dalam
50 cc NS habis dalam
18 jam, menggunakan
syringe pump
Terlampir di atas
9/03/15
10/3/15
SVT
BPL
BAB II
12
PEMBAHASAN
II.I Analisis Kasus
Palpitasi : dapat diakibatkan oleh kontraksi jantung yang cepat, pada pasien
ini takikardi diakibatkan oleh kontraksi dari supraventrikuler yang dapat
disimpulkan dari gambaran ekg 12 sadapan. Dimana proses dari supraventrikuler
takikardi pada pasien terjadi akibat proses re-entry impuls yang kemungkinan
diakibatkan oleh AV block.
Sesak : merupakan proses kompensasi terhadap oksigen demand yang
meningkat akibat kontraksi jantung yang kurang adekuat dalam memompakan
darah ke seluruh tubuh.
II.II Pendahuluan
Aritmia adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal impuls atau
gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi
atrium hingga ventrikel1.
Takikardia adalah suatu kondisi yang ditandai denyut jantung melebihi 100
kali denyutan permenit. Denyutan jantung yang cepat dengan irama sinus seringkali
merupakan respon fisiologis (stress, hipoksia, demam, nyeri, hipovolemia). Tetapi
denyut yang cepat dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung (takiaritmia).
Takiaritmi melebihi 150 kali permenit dapat menurunkan curah jantung dan
meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium2.
II.III Klasifikasi Takikardia2
a. Kompleks QRS sempit ( 0,12 detik) (supraventricular tachycardia/SVT)
Sinus takikardia
Atrial fibrilasi
Atrial flutter
Re-entry nodus av
Takikardi atrium
13
14
tricuspid, cor pulmonal akut atau kronis, penyakit jantung koroner dan dapat
juga akibat intoksikasi digitalis3,4.
d. Supraventricular takikardi
Sebagian besar SVT reguler disebabkan oleh re-entry. Irama dikatakan
berasal dari supraventrikular jika kompleks QRS sempit atau kompleks QRS
lebar tapi telah diketahui adanya bundle branch block atau aberansi
sebelumnya. Sirkuit re-entry yang menghasikan SVT dapat muncul pada
miokardium atrium (menghasilkan atrial fibrilasi, atrial flutter, dan beberapa
bentuk takikardi atrium). Sirkuit re-entry juga dapat berada pada nodus av
sehingga menghasilkan av nodal re-entry takikardi (AVNRT) jika kedua
tungkai sirkuit re-entry berada dalam jaringan nodus av atau av re-entry
takikardi (AVRT) jika salah satu tungkai sirkuit re-entry melibatkan jalur
aksesoris dan yang lain melibatkan nodus av. Ciri-ciri AVNRT dan AVRT ini
memiliki awitan dan terminasi mendadak sehingga gelombang P sukar dilihat2.
Takikardi Kompleks QRS Lebar
Takikardi kompleks QRS lebar dapat reguler mupun ireguler, apabila
reguler kemungkina ventrikel takikardi atau SVT dengan aberan. Ireguler
kemungkinan atrial fibrilasi dengan aberan, atrial fibrilasi pre eksitasi atau VT
polimorfik atau torsades de pointes2.
15
Synchronized cardioversion
1. Pertimbangkan sedasi
2. Jika QRS sempit dan reguler
pertimbangkan adenosin
tidak
ya
QRS lebar
tidak
-
16
Algoritma Takikardi
1. Evaluasi awal dan tatalksana umum takiaritmia
ketika menghadapi pasien dengan takikardi, upaya pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan gejala klinis yang ada memang disebabkan
oleh takikardi atau sekunder dari kondisi klinis lain yang mendasari.
Evaluasi awal meliputi evaluasi jalan nafas dan pernafasan hipoksemia
merupakan penyebab umum dari takikardi, beri oksigen dan bantuan
pernafasan bila diperlukan kemudian pasang monitor ekg dan evaluasi
tekanan darah dan saturasi oksigen. Jika gejala klinis memang diakibatkan
oleh kondisi takikardi maka lakukanevaluasi kondisi pasien.
Evaluasi apakah pasien memiliki kondisi yang stabil atau tidak stabil, jika
ditemukan salah satu tanda tidak stabil maka pasien tergolong tkikardi tidak
stabil dan berikut tanda pasien tidak stabil :
-. Hipotensi
-. Penurunan kesadaran (akut)
-. Tanda-tanda syok
-. Nyeri dada iskemik
-. Gagal jantung akut
2. Takikardi Tidak Stabil
Takikardi dengan hemodinamik tidak stabil memerlukan usaha cepat
mengatasi takikardidengan terapi listrik (kardioversi synchronized). Pasien
yang tidak stabil dengan gambaran irama takikardi kompleks QRS lebar
17
18
19