Anda di halaman 1dari 61

Nina Caries 035

STANDAR / TEKNIK KERJA


Faktor-faktor esensial yg perlu dipahami di dlm opdent ad/:
1.
Sikap profesional ( profesional attitude)
oki/ sbg seorg mahasiswa KG haruslah sdh mulai memp. Sikap
profesional yg berarti harus selalu mempunyai motivasi dlm
meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan keterampilannya.
Mahasiswa dlm mhdp pasien hrs sdh mengetahui prosedur /
tahap yg akan dilakukan shg waktu yg diperlukan dlm perawatan lebih
cepat/efisien kepercayaan yg besar dr pasien kpd operator
2.
-

3.
-

4.
-

5.
-

6.
-

Pengetahuan dasar ( subject knowledge )


mhs hrs > aktif dlm mencari ilmu serta pengalaman yg sesuai dg
kurikulum pendidikan
selama dlm pendidikan mhs hrs mampu menguasai mata kuliah /
pengetahuan dasar sbg penunjang pengetahuan lanjutan yg akan /
sedang ditempuh
Area penglihatan ( vision )
selama dlm perawatan bibir, pipi, serta lidah ad/ merupakan bgn
yg dpt mempersempit area penglihatan, oki/ diusahakan agar spy
selama perawatan dilakukan mk daerah operasi hrs dpt dilihat dgn
jelas
cara / teknik utk mdptx area penglihatan yg jls hrs dipahami dg
baik.
Lingkungan daerah operasi ( surgical environment )
Keadaan / kondisi ruangan operasi hrslah dpt mendukung prosedur
perawatan yg akan kita lakukan
Daerah operasi & sekitarnya hrs dibebaskan dr kotoran (debris),
serta dilakukan isolasi agar spy tdk tjd kontaminasi dg air ludah
(saliva) selama perawatan blm selesai.
Peralatan (instrumentation)
Peralatan yg dipergunakan di dlm bidang opdent pd umumnya
mempunyai tipe rotary dan hand instrument
Di dlm melakukan perawatan seorg operator dituntut u/ menget..
semua jenis peralatan yg akan dipergunakan u/ maksud tsb.
Posisi tubuh & stabilitas ( posture and stability )
Posisi tubuh yg benar sgt penting bagi operator maupun pasien
Wallahu Yuhibbu Bisshabiriin....

Nina Caries 035


-

7.
-

8.
-

Kursi gigi diatur sedemikian rupa shg posisi pd waktu dirawat terasa
lebih enak & mudah u/ dilakukan perawatan
Posisi operator yg benar dpt thindar dr rasa tegang, tdk cepat
mengalami kelelahan selama melakukan perawatan.
Kemampuan operator (operator ability)
Kemampuan seorg operator akan menentukan berhasil / tdknya dlm
melakukan restorasi gigi.
Kemampuan operator dlm hal ini ad/ penguasaan teknik / ket.
serta penguasaan teori
Kooperatif dr pasien (patient cooperation)
Sikap / tabiat serta kemamp. dr seorg pasien perlu u/ diket. serta
dipahami o/ operator ok hal ini merup. fc penting u/ berhasilnya st
perawatan
Pasien diberi pengertian mengenai arti pentingnya kesehatan
gigi menunjang kesehatan scr keseluruhan
Informasi mengenai tahap perawatan yg akan dilaksanakan perlu
disampaikan tlebih dahulu pasien dpt menerima / melaksanakan
semua instruksi dlm kaitannya dg perawatan.

Standar / teknik kerja


- Alat
- Skill
- Basic knowlegde
- Profesionalisme
- Etika

Wallahu Yuhibbu Bisshabiriin....

OPDENT Sturdevant
St. Cabang ilmu KG yg berhub dg diagnosa, prognosa, serta
perawatan dr gigi vital maupun nonvital, selain itu meliputi juga
pemeliharaan fungsi serta integritas fisik dr gigi dan struktur jar.
Keras maupun jar. Lunak di dlm RM dan semua pertimbangan
untuk kesehatan umum dr pasien
PRINSIP PREPARASI
1. The Outline Form
* Mencegah pengambilan jar. berlebih
2. Extention for prevention / cutting of imunity
3. Convenience form
* Mudah dikerjakan
4. Removal of the remaining carious dentin
5. Resistance form
* Kuat dan tahan thd mastikasi
6. Retention form
* tdk lepas dan tdk bergerak
7. Finishing the enamel wall and margin
8. Performing the toilet of the cavity
* Kavitas bersih dan disinfeksi
Diagnosa Klinik
1. Karies superfisial
2. Karies reversible
3. Karies irreversible
4. Nekrose radiks

sondasi (-), perkusi (+/-), CE (-)

KARIES REVERSIBLE
- Karies media, profunda
- # keluhan rasa sakit
- CE: ngilu CE diangkat ngilu #
- Nama lainnya HP
- Nyeri tdk spontan
JENIS ALAT
Aplikator
Amalgam stopper

KARIES IRREVERSIBLE
Karies profunda / perforasi
Ada riwayat sakit
- CE: ngilu CE diangkat ngilu
Sondasi (+)
Perkusi (+/-)
-

: aplikasi semen
: membawa amalgam
aplikasi sedikit
# u/ semen stopper

Burnisher

: - kerapatan tepi
- menghaluskan / mengkilapkan amalgam

Semen Spatel

: - policarboksilat
- zinc phospat
- ZOE

Agate spatel
Sprider

: - Silikat semen
- GI
- Ca (OH)2
: Kondensasi lateral

Semen spatel # u/ agate


dpt berubah
warna
tekanan berlebih
tdk homogen
bhn rusak

Plastis instrumen

: - membentuk komposit / GI
- Membentuk tumpatan sementara
- Modeler malam di mulut pasien

Miller

: mencari orifisium
Panjang gigi
: mengeluarkan pulpa
: melebarkan & menghaluskan saluran pulpa
: memasukkan semen

Extirpasi
K File
Lentulo

OPDENT
Adl s/ cab ilmu KG yg berhub dg diagnosa,prognosa,serta
perawatan dr gg vital maupun non vital jar pulpanya, selain itu meliputi
jg pemeliharaan fungsi serta integritas fisik dr gg dan struktur jar keras
maupun jar lunak didekatnya didlm RM dan semua pertimbangan u/ kes
umum dr pasien.
T7 : mhentix kerusakx yg tjd pd jar keras gg ok proses patologis at oleh
fkttr2 lain,yg kmd memperbaiki (restorasi) yg meliputi bbg mcm
perbaikan a.l :
- bentuk
- fungsi
- estetis
shg akan dihasilx s/ keadaan kes gg yg optimal.
Pulp Capping

Dilakukan slm 6-8 minggu


Dentin reparatif diharapx tbtk dg pemberian obat-obatan.
Obat yg digunax :
Ca(OH)2
ZOE (calsinol)
MTA (mineral trioxid aggregate)
Direct
TS
Z O E (base)
Ca(OH)2 (sub base)
ZOE ; miritasi pulpa
TS ; semi permanen
Guna T.Direct ; menghilangkan iritasi mencapai pulpa
Indirect
TS0
Base

Capping berhasil bila :


servical ditest dingin
keluhan tdk ada setlh perawatan
perkusi (-)
terbtk dentinal bridge (dentin tersier)
KLASIFIKASI KARIES (G.V.BLACK)
Klas I
Adl karies pd pit dan fisur yg meliputi :
kav pd pmk oklusal dr gg post
kav 2/3 dr pmk oklusal pd pmk bukal dan lingual/palatal gg post
kav pd pmk pal didaerah foramen caecum gg ant.
Klas II
Adl karies yg tjd pd pmk proximal gg post.
Klas III
Adl karies yg tjd pd pmk mesial a/ distal gg ant, belum sampai ke sudut
incisal gg.
Klas IV
Mrp kelanjutan lesi dr klas III.

Adl lesi pd pmk proximal gg ant yg telah meluas ke sudut incisal.


Klas V
Adl karies yg tjd pd daerah 1/3 ggval pd pmk bukal/labial serta
lingual/palatinal dr semua gg.
Klas VI
Adl karies pd ujung tonjol gg post dan edge incisal gg incisivus.
PRINSIP PREPARASI
1. Establisihing the outline form : menentukan bentuk garis batas dr kavitas.
Y/ menentukan t4 (batas) dr tepi kav (cavosurface angle) terletak pd pmk --batas dr tepi kav yg meliputi semua jar yg mengalamikaries serta daerah
sekitarx yg mudah terserang karies (caries susceptible areas) pd pmk gg yg
akan direstorasi.
Faktor yg hrs diperhatikan :
pmk yg malami kerusakan (surface decay)
email yg tdk terdukung jar dentin yg sehat (undermined enamel)
perluasan ke daerah self cleansing (Extension to self cleansing areas)
kedalaman (depth), perluasan ke arah pulpa meliputi DEJ dan diletakkan
sedalam 0,5 mm dibawahx.
2. Mendapatkan btk resistensi (obtaining of the resistance form)
S/ btk dan kedudukan dr ddg kav yg dibuat sedemikian rupa shg
memungkinkan gg dan restorasi kuat thp tekanan dan tetap utuh at tdk mdh
patah selama aktifitas pengunyahan dilakukan. Faktor yg mempengaruhi :
pertemuan ddg2 kav yg saling tegak lurus dg arah tekanan
kedalaman kav yg cukup
line angle yg terdpt pd kav berbtk box atau martise
jenis dan sifat fisis dr bn restorasi
tipe tekanan at gerakan yg mengenai bhn restorasi
3. mendapatkan bentuk retensi (obtaining the retention form)
Adl s/ btk kav yg dibuat sedemikian rupashg restorasi ckp kuat menahan
tekanan/gerakan (terutama tipping n lifting) yg akan melepaskan dari
kavitas.
Klasifikasi Retensi :
A. Menurut jenis retensi
a. Retensi primer
frictional wall retention ; adax ddg kav yg kasar
elastisitas deformitas dr dentin
ddg2 kav dibuat konvergen kearah oklusal
inverted cone undercut

dovetail
b. Retensi Tambahan
alur (groove) at kanal (channal)
Internal boxes
Pin
Daerah triangular
Semen
Tekanan oklusal
Etsa
B. Menurut lokasi retensi
a. intra koronal retensi
b. extra koronal retensi
Pin
4. Mendapatkan btk memudahkan (obtaining the convenience form)
S/ modifikasi dr outline form kav prep yg berguna u/ memudahx dlm
instrumen kav serta insersi dr bahan restorasi.
Caranya :
Memodifikasi at memperluas kav preparasi
Kav preparasi dibuat divergen kearah oklusal
Pemilihan alat yg tepat
Memodifikasi peralatan
Dg cara mekanis : separasi dan retraksi gingiva
5. Pengambilan sisa2 karies pd jar dentin (removal the remaining carious
dentin)
Y/ sisa2 jar karies yg masih ada harus diambil --- s/ gg tdk dpt dilakux rest
permanen bila karies yg masih ada blm diambil semua dr kav preparasi yg
dibuat.
6. Finishing the enamel wall and margin ; menghaluskan ddg2 email serta
tepi2 kavitas.
U/ mhalusx ddg2 email serta tepi2 kav agar didptx krapatx sebesar mungkin
ant bhn rest dg struktur gg.
7. Melakukan pembersihan kavitas (performing the toilet of the cavity)
Mrp s/ tindakan u membersihx ddg2 dan tepi2 kav dr serbuk2 email dan
dentin serta debris yg dpt mengganggu adaptasi serta sifat2 bhn restorasi.
T7 :
Mcegah tjdx kbocorx pd tepi kav
Mdptx plekatx at hub yg ckp rapat ant ddg kav dg bhn rest.

u/ mdapatx kav yg steril


8. Bentuk biologis (biologic form)
Memberix btk at modifikasi yg ditambahx kpd prosedur instrumentasi pd wkt
preparasi kav shg akan m(-)i iritasi organ pulpa-dentin.
TEKNIK PREPARASI
Restorasi Klas I
dilakukan penembusan karies dg mgunax round bur sampai pd dasar
DEJ sambil diperluas. Kedalaman 2 mm.
Dg fissure bur tipe tappered ddg2 kav dibtk tegak lurus dan jar email
undermine dibuang
Dasar kav diratax dg inverted cone bur sambil digerakx kekiri dan kanan,
maju mundur sesuai outline form kavitas.
Dasar kav terletak pd jar dentin dan tegak lurus thp ddg kav.
Restorasi Klas II
Penembusan dilakukan dg round bur, dimulai dr bag oklusal u/
memudahx prep serta restorasi dan mendapatx daerah immun.
Diperluas kedaerah proksimal menyusuri DEJ. Outline form pd pmk
oklusal berupa dove tail.
Email yg tdk terdukung dibuang dg fissure bur.
Dilanjutx dg membentuk step dan servical wall pd bag proximal
Servical wall diletakkan dibawah free gingiva margin
Pulpa wall/dasar kavitas dan servical wall diratax dg inverted cone bur.
Retensi diperoleh dg mbtk dove tail pd pmk oklusal.
Restorasi Klas III
Pembukaan dilakukan dari arah palatinal/lingual dg round bur
Bag labial tidak dibuang shg tampak utuh---untuk estetik
Retensi dibuat kearah servikal dan kearah incisal dg round bur atau
inverted.
Restorasi Klas IV
Dg adax etsa asam dan bahan komposit yg makin meningkat, maka
preparasi konvensional saat ini sudah diganti dg prep modifikasi.
Prep modifikasi kavitas klas IV biasanya lebih konservatif (tanpa
dovetail) lebih estetis dan retensi yg lebih baik
Semua jar karies dibuang---email unsupported dihilangkan
Semua CSM dibevel --- kecuali yg berkontak dg gg antagonis
Bevel dg mbentuk sudut 135o dg pmk luar gg flame shaped diamond
Lebar bevel 1-2 mm
Retensi groove boleh dibuat pd gingival---awal lingual--- line angle dg
round bur no dg kedalaman 0,2mm dibawah DEJ

Sedangx u gg yg fraktur ok trauma kecil --- hanya sedikit preparasi


Jk fraktur hanya pd email --- retensi yg seimbang dpt diperoleh dg
membuat bevel yg ckp pd csm. Pd bag yg fraktur diberi etsa asam
phosporik 30%
Fraktur yg meluas spi ke dentin --- yg mendekati pulpa hrs dilindungi dg
Ca(OH) sbg subbase yg diletakx pd dentin.
Dg teknik etsa ini---mengurangi preparasi kav yg luas, akan melukai
pulpa.
Setelah etsa --Cuci dg air --Keringkan --Daerah yg dietsa akan terlihat putih kabur (dekalsifikasi)--Bonding --- penumpatan
Finishing dan polishing.
Restorasi Klas V
Penembusan dg round bur pd jar karies dan diperluas sampai diperoleh
daerah immune
Resistence form tetap dilakukan dg membuat ddg2 kav tegak lurus pd
aksial wall
Retensi dibuat kearah incisal/oklusal dan servikal
Dasar kav dibuat datar
Arah mesiodistal kav dibuat melengkung sesuai dg pmk gg --- btk bulan
sabit
Retensi pd axioservical L.A dan axioincisal L.A.

RETENSI
A.

Menurut Jenis Retensi


1. Primer
Frictional wall retention
Elastic deformitas dr dentin
Dinding kavitas konvergen ke arah oklusal
Inverted cone undercut
Dovetail
2. Tambahan / auxiliary
Alur (groove) / kanal
Internal boxes
Pin
Daerah triangular

B.

Semen
Tekanan oklusal
Etsa

Menurut lokasi
1. Intra koronal retensi
2. Extra koronal retensi

TAMBALAN
# Tetap
Rigid
Non rigid

: Inlay / onlay
: amalgam
- Plastis
- Non plastis

# Intermediat
Sub base
Ex

: adesif
: silikat

: bersifat reparatif
: Ca (OH)2
reparatif
ZOE
Sedatif, # reparatif

# Semi permanen
Base
Semen
-

RA

UNSUR
I1
I2
C
P1
P2
M1

MAHKOTA
10,5
9,0
10,0
8,5
8,5
7,5

AKAR
13,0
13,0
17
14,5
14,0
12,5

KESELURUHAN
23,5
22,0
27,0
23,0
22,5
20,0

RB

M2
M3
I1
I2
C
P1
P2
M1
M2
M3

7,0
6,5
9,0
9,5
11,0
8,5
8,0
7,5
7,0
7,0

11,5
11,0
12,5
14,0
15,5
14,0
14,5
14,0
12,0
11,0

18,5
17,5
21,5
23,5
26,5
22,5
22,5
21,5
19,0
18,0

STERILISASI
Desinfeksi : Suatu proses mematikan kuman yg patogen
Sterilisasi : Suatu proses mematikan kuman baik yg patogen maupun
non patogen, termasuk spora.
Desinfeksi
Sterilisasi

: bahan
: alat

alkohol, Zephiron

JENIS STERILISASI
Dry heat sterilization ( panas Kering )
- Hand instrument, kecuali rotary instrument
Dry wet Sterilization ( panas basah ) = Autoclave
- Hand instrument
- Rotary Instrument
- Kasa
Chemical Sterilization perendaman
Glass bead
- Alat intra kanal
- Paper point
* Sterilisasi Gutta Percha direndam dlm Na OCl 2 % selama 3 Menit

DENTIN
Dentin Primer
: Terbentuk selama proses erupsi
Dentin Sekunder
: Terbentuk setelah gigi erupsi
Dentin Tertier
Reparative dentin : segera terbentuk setelah ada iritasi
Terbatas pada pulpa floor
Pulpa wall
Sclerotik dentin
: berjalan lambat
Sclerotik dentin fisiologis
penuaan
Sclerotik
dentin
reaktif
ada karies
-

DENTAL MATERIAL
BAHAN RESTORASI
Syarat :
Dpt beradaptasi dg baik thp ddg kav
Tdk larut dlm cairan mulut
Cukup kuat thp tek kunyah
Warna harmonis
Bebas dr perubahan molekuler
Bersifat non konduktor thp perubahan suhu
Tdk mengiritasi jar pulpa dan periodontal
Mudah manipulasix
Tdk mengganggu psikologis dan psikis pasien
Biaya murah
Radioopak
Dapat dipolish
Pertimbangan dlm memilih
Ukuran kavitas
Umur pasien
Sifat kerapuhan email
Sensilitas dentin
Kondisi psikis pasien
Kuat tdkx tekanan gigitan
Keadaan oral hygiene
Faktor estetik
Kemampuan dan mentalis pasien

Faktor biaya dan perawatan


Klasifikasi :
A. Menurut Sifat
1. bahan tambalan plastis, lunak --- keras
Ex:amalgam,silikat semen, guttap,komposit
2. bahan tambalan non plastis
Ex:emas,perak,orden,porcelain,acolite
B. Menurut daya tahan bahan dlm kav
1. bahan TS
Ex:guttap,ZnOxydeSulphate(Fletcher),Improvine,ZnPhosphat semen
2. Bahan tambalan permanen
Ex:gold,amalgam,porcelain,orden,acolite.

BASE
Base

: Bhn yg diletakkan antara bhn tambalan & struktur gigi untuk


melindungi vitalitas pulpa & juga merekatkan bhn tambalan dg
cavity

Macam base
- Zinc Oxide phospate cement / Elite cement
- Zinc Oxide eugenol cement
- Glass Ionomer
- Calsium Hydroxide cement
- Polycarboxylate cement
Fungsi base
- Sbg pelindung thd iritasi kimia
- Menahan tek. yg diberikan selama pemampatan bhn restorasi
- Membantu melekatkan tumpatan
- Melindungi pulpa dr iritasi bhn tumpatan
SUB BASE
Sub base : Suatu bhn yg diletakkan pd permukaan cavity dibawah base
= Liners / pelapik
Gunanya :
Mencegah iritasi pada pulpa
-

Melapisi dental tubulus yg bersifat sedative


Merangsang terbentuknya sekunder dentin
Reparative
Contoh :
Calcium Hydroxide ( Dycal )
reparative
Zinc oxide eugenol ( Kalzinol ) sedative, # reparative
-

LINERS ( Pelapik )
Ad/ Bahan yg diletakkan berupa lap tipis yg memiliki fungsi utama
yaitu memberikan perlindungan thd iritasi kimiawi ttp tdk berfungsi
sbg penyekat panas serta tdk digunakan untuk menghasilkan st btk
struktural preparasi
Ketebalan : 25 m, sebatas DEJ
Ex : Calcium Hydroxide ( Dycal )
VARNISH
Digunakan pd tambalan amalgam/ gold, berupa resin alami/ sintetis
yg dilarutkan dlm pelarut ( eter / klhoroform )
Setelah pelarut menguap tertinggal st lapisan tipis pd preparasi
kavitas yg merupakan pembalut thd dentin yg terpenting
Fungsi Utama : Untuk mengurangi kebocoran mikro ( mikro leakage ) yg
merupakan sumber iritasi & sensitipitas pulpa
Ketebalan : 4 10 m, ditempatkan pd email & dentin ( CSM )
Ex : Amalgam liners, thermoline dan solvent
SIFAT BAHAN PELINDUNG YG MENGANDUNG Ca (OH)2
1. Tdk dpt mencegah kebocoran marginal
2. dpt menahan penetrasi asam
3. diterima oleh semua bhn tumpatan
4. memungkinkan remineralisasi dentin
5. melindungi pulpa shg membtk dentin tertier
6. bersifat basa shg mempunyai daya anti bakteri

KLASIFIKASI GLASS IONOMER


Type I

: ( UNTUK SEMEN / LUTING )


Untuk perekat inlay mahkota
Partikel halus < 20 m
Ex : Ketac-cem, aquacem, Fuji I
-

Type II

: ( UNTUK PENGISIAN )
Restorasi dg tekanan rendah < 45 m
Ex : Ketac-fil, Ceramfil B, Chelon
Restorasi dg tekanan tinggi dan untuk core (pasak/inti),
partikel halus
Ex : GC Miracle mix, ketac silver, chelon silver
-

Type III

: ( UNTUK BASE / LINER )


Untuk menutup pit dan fissure
Partikel halus / medium < 25 -30 m
Ex : Fuji III
-

Type IV

: ( UNTUK PEMBENTUK INTI/ COR PD MAHKOTA PASAK)


semen GI dg penyinaran
ex : Light cured zioner dan Vitrabond
-

GLASS IONOMER
Sifat :
melekat scr kimiawi thp dentin dan email
biocompatibel
fluoride release
koeffisient ekspansi sama dg struktur gg
keuntungan :
melepaskan fluor --- antikaries
(hydroxyapatit---fluorapatit)
Kerugian :
Getas
Sensitif thp kelembaban
Cepat kering

Indikasi :
Estetik
Liners (ikatan kimia)
Lesi erosi servical
Biokompatibel (iritasi pulpa)
Kav yg dangkal (tdk pake base)
Fissure sealant
Membuat core
Sebagai bahan perekat
Bahan pengisi saluran akar
Kontra indikasi :
Tekanan kunyah yg besar
Hypersalivasi
Polish 24 jam setelah setting (polimerisasi sempurna)
Pd kav yg dalam tanpa pelapik kalsium hidrokside
Lesi erosi dangkal (duktilitas GI rendah shg tdk tahan lama)
Klasifikasi :
Tradisional (liners, bases, semen)
Metal modified GI (filling material, basis core)
Light cured GI (liner)
Hibrid GI (resin modified)cement, rest filling material, core
Poliacid modified (compouners)---cement,restoratif,filling material
Tipe GI :
GI I ; melekatkan mahkota, luting cement
GI II; restorasi,umumx dibagi 2 :
- GI konvensional
- Resin modified GI
GI III; fissure sealant,liners,base
GI IV :penyinaran
Komposisi :
1. Bubuk : Fluoride Rich Akluminosilicate glass (ion leachable glass) yg tdd :
SiO2 29,0%
Al2O3 16,6%
CaF2 34,3%
NaAlF6 5,0%
AlF3 5,3%
AlPO4 9,9%

2. Cairan : Polycarboxylate acid (polialenoid acid yg tdd :


Poly acrylic acid (itatonid acid ) 47,5%
Air 47,6%
Trataric acid 5,0%
GLASS IONOMER

Merupakan turunan silikat dan polikarboksilat semen


Mempunyai sifat asam lemah yang berasal dari kandungan
komposisi liquidnya. Karena sifat asam lemah (polycarboxilate
acid : poly: lemah)

Sifat sifat utama dari GI :


1. Melekat secara kimiawi thd dentin dan email
2. Biokompatibel
3. fluoride relase
4. koefisien ekspansisama dengan struktur gigi

Kerugian GI :
1. bersifat getas
2. sensitive terhadap kelembapan
3. cepat kering
indikasi :
1. lesi erosi servikal
2. sebagahi bahan perekat : inlay dan mahkota
3. bahan pengisi saluran akar
4. bahan fissure sealant
Kontraindikasi :
1. Pada kavitas yang dalam tanpa bahan pelapik kalsium
hidroksida
2. lesi erosi yang dangkal (duktilitas GI rendah sehingga tidak
tahan lama)
Komposisi GI : Bubuk : fluoride rich aluminosilikatte glass =
SiO2 2g,0%+Al203 16,6%+CaF2 34,3%+NaAlF6 5 %+AlF3 3,3%
+AlPO4 9,9 %. Liquid : Polycarboxilate acid (polialenoid acid),
terdiri atas :
1.
Polyacrylic acid (Tartaric
acid) 47,5%
2.
Air 47,5%

3.

tartanic acid 5,0%


AMALGAM

Amalgam merupakan campuran antara alloy dengan Hg.


Indikasi : untuk gigi posterior yg menerima tek. Kunyah yg
besar.
Kontraindikasi : gigi anterior karena pertimbangan estetik
Keuntungan :
1. Adaptasi terhadap dinding kavitas cukup baik
2. cukup kuat terhadap tekanan kunyah
3. tidak larut dalam caiuran mulut
4. dapat dipolish
5. cukup ekonomis
6. mudah dikerjakan.

AMALGAM
Komposisi : alloy dan mercury (Hg)
Alloy :
Ag :
- menambah ekspansi
- menambah kekuatan
- memperlambat setting
- mengurangi flow
Sn :
- mudah menyatu dg Hg
- menambah flow
- menurunkan kekuatan tepi
Cu :
- sukar menyatu dg Hg
- mengurangi flow
- menambah kekuatan tepi
- mempercepat setting
- menambah ekspansi
Zn :
-

mudah menyatu dg Hg
mengalami ekspansi

menambah flow
memperbaiki warna
menyebabkan massa amalgam mjd plastis.

Klasifikasi amalgam :
1. conventional ow copper alloys
Ag 67-71%
Sn 25-27%
Cu 6-0%
Zn 2-0%
2. High copper alloys
a. admixed alloy=dispersion alloy (Ag-Sn+Ag-Cu); Ag 69%, Zn 1%,
Sn 17%, Cu 13%
b. Single composition-atomized high copper (Ag-Sn-Cu); Cu 1530%; Ag 40-60%, Sn 27-30%.
Keuntungan Amalgam :
- adaptasi thp ddg kav ckp baik
- ckp kuat thp tek kunyah
- tdk larut dlm cairan mulut
- mdh dikerjakan
- dpt dipolish
- ckp ekonomis
Kerugian amalgam :
- warna tdk harmonis
- kekuatan tepi jelek, mdh patah
- konduktor yg baik
- mpn tendensi perubahan molekuler
- mpn daya galvanic
- korosi
- merubah warna gg pd pemakaian yg lama

Komposisi
:
Ag/Argentum/silver/perak
(67-71%),
Sn/stannous/timah/tin (25-27 %), Cu/cuprum/copper/tembaga
(6%), Zn /zinc/seng ( 2%).

Kerugian Amalgam :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

konduktor yg baik
warna tidak harmonis
kekuatan tepi jelek
dapat menyebabkan rx galvanic: berkontak dgn logam lain
dapat mengalami korosi
dapat merubah warna gigi
mempunyai tendensi mengalami perubahan bentuk.

Sifat-sifat alloy dari amalgam:


1. Ag (Perak) : - menambah ekspansi
- memperlambat setting
- mengurangi flow
- menambah kekuatan
2. Sn (Timah) : - mudah menyatu dengan Hg
- menambah flow
- menurunkan kekuatan tepi
3. Cu (tembaga): - sukar menyatru dengan Hg
- mengurangi flow
- menambah kekuatan tepi
- mempercepat setting
- menambah ekspansi
4. Zn (seng)
: - mudah menyatu dengan Hg
- menambah flow
- mengalami ekspansi
- memperbaiki warna
- menyebabkan massa amalgam menjadi
plastis.

Sifat-sifat amalgam :
1. flow : mengalir ke sekitarnya jika mendapat tekanan shg
mudah mengalami perubahan bentuk.
2. Shringkage dan ekspansion : jika dipanasi maka amalgam
akan berkerut diikuti pemuaian.
3. spreoiding : memiliki tendensi untuk menjadi massa yang
bulat.
4. creep : perubahan dimensi
5. tanish : permukaan mjd kasar
6. korosi : perubahan permukaan akibat reaksi elektroikimia
antara amalgam dengan lingkungan disekitarnya.

Faktor-faktor yg mempengaruhi perubahan bentuk :


1. Perbandingan Alloy dan Hg

Hg berlebih maka pemuaian bertambah


Hg berkurang : kontraksi bertambah, gangguan
pembentukan
Waktu triturasi
- Pendek : pemuaian bertambah, penyusutan berkurang
Kondensasi
- Tek. Kondensasi tinggi : pemuaian berkurang, kontraksi
berkurang
- Tek. Kondensasi rendah : pemuaian bertambah
Besar partikel alloy
- Halus : ekspansi berkurang, tyriturasi berkurang,
pengerasan cepat
- Kasar/besar : ekspansi bertambah
Kontaminasi , terjadi akibat :
- Kontak dengan saliva : delayed expansion
- Oksidasi dan korosi Zn
-

2.
3.

4.

5.

Delayed expansion terjadi akibat kontak antara Zn pada


amalgam dengan air (H2O). kontak antara Zn dengan H 20 akan
menghasilkan unsure hydrogen bebas dari suatu proses
elektrolisis. Hydrogen tersebut tidak berkombinasi dengan
amalgam, tetapi terperangkap dalam amalgam dan
menyebabkan peningkatan tekanan internal pada level yg
cukup tinggi sehingga amalgam mudah mengalami perubahan
bentuk (mudah patah,retak, dan kebocorean tepi), dan terjadi
korosi serta menimbulkan rasa nyeri. Delayed ekspansion jenis
ini termasuk dalam jenis expansion sekunder yang bersifat
merugikan.Expansion terbagi atas :
1. Expansion primer : menguntungkan
2. Expansion sekunder : merugikan

Triturasi adalah suatu pengadukan atau pencampuran antara


Hg dengan alloy shg diperoleh massa yg plastis yang dapat
dilakukan baik secara manual maupun mekanis. Konvensional :
8:5 atau 7:5. Ciri-ciri campuran homogen : massa mengkilap,
lepas dari dinding mortar dan bila ditekan dengan jari bekasx
tidak hilang.

Kondensasi amalgam adalah suatu prosedur untuk


memasukkan hasil triturasi yg merupakan massa amalgam yg
plastis kedalam kavitas gigi yg sudah dipreprarasi dengan
menggunakan alat khusus (amalgam kondensasi).

Tujuannya : - adaptasi yg baik dengan dionding kavitas


- memadatkan partikel-partikel amalgam
- mengurangi resiko perubahan bentuk.
Amalgam dipolish 24 jam karena setting timex telah sempurna
setelah 24 jam.

KOMPOSIT RESIN : KOMPOSISI DAN MANIPULASI


Tdd : Resin matrix
= bis GMA

hasil rx

Glicydyl Methacrylate + bisphenol A

KLASIFIKASI KOMPOSIT RESIN

Modern komposit

Konvensional komposit
KEMASAN
1. Bahan etsa
As. sitrat /as. Fosfat 30 % - 50 % dgn pH 3,5 - 5
2. Bahan bonding
HEMA ( Hydrocyetil Methacrylate ) utk
me penetrasi ke dlm fibril kolagen
3. Komposit Resin
Komposisi :
- Matrix Resin
- Partkel filler
- Coupling agent me ikatan ant partikel filler + matrix resin
Guna Etsa =

untuk mendapatkan porositas mikro ( resin tag ) yg akan


diinfiltrasi oleh resin monomer melalui atraksi kapiler yg
kemudian berpolimerisasi

Semakin lama email di etsa semakin dlm kedalaman


komposit
Kedalaman komposit setelah di etsa = 10 30 m
Flow dari komposit
= 5 7 m

Bevel yg dietsa acid conditioning


Bevel = Suatu bentuk preparasi pd CSM yg membentuk sudut 135 o dg
permk dinding kavitas preparasi

Bevel pada komposit Long bevel


Skirt bevel
Rok bevel
Semua CSM
Scalloped bevel
Bevel yg btknya bergelombang / berenda
Fraktur 1/3 anterior
-

KEUNTUNGAN
Stabil
Partikel halusdan lunak
Kuat thd tekanan kunyah
# larut dlm cairan mulut
Permk bersih & translusen
Warna sesuai warna gigi

KEKURANGAN
koef. Expansi 7x dari
jaringan gigi
Adaptasi tepi kurang baik
Fluor # seefektif silikat
Dpt menyebabkan radang
pulpa
Toksik pd pulpa

INDIKASI
Restorasi fraktur incisal
Restorasi kelas III, IV, V, VI
Gigi hipoplasia email
Gigi erosi, abrasi
Sbg bhn inti dr st mahkota
Memperbaiki kelainan btk

KONTRA INDIKASI
Pd tekanan kunyah besar
Dinding ggv yg mengalami
CEJ pd kavitas klas II
Gigi
posterior
dengan
tambalan berulang
Frekuensi karies yg tinggi

gigi
Memperbaiki
diastem

sentral

Polimer = perub dr oligimer & monomer matrix polimer yg dirangsang


scr kimia / foto kimia dr st gugus bebas.
PENDAHULUAN
Kebutuhan terhadap restorasi gigi yang bersifat estetik dan bebas
merkuri, menyebabkan peningkatan pemakaian bahan restorasi komposit
resin.

Problem utama yang dijumpai pada penumpatan dengan komposit


resin adalah adanya pengkerutan bahan pada saat polimerisasi sehingga
terjadi kebocoran tepi yang dapat menyebabkan sakit, karies sekunder
bahkan sampai kematian pulpa.
Sekarang ini berbagai jenis komposit resin dipasarkan dengan
komposisi yang bervariasi, dimana ukuran dan kandungan bahan
pengisinya yang menentukan secara langsung sifat fisik maupun sifat
mekaniknya seperti surface hardness, young modulus, koefisien thermal
ekspansion, copmpressive strength, polimerisasi shrinkage dsb.
Pemilihan bahan restorasi dan metode penempatan yang tepat
akan menghasilkan tingkat kemungkinan kesuksesan perawatan tertinggi.
Oleh karena itu pengetahuan tentang komposisi dari suatu bahan restorasi
akan memudahkan kita dalam memilih bahan restorasi yang tepat.
KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT
Komposit resin yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi,
mempunyai 3 komponen utama:
- Matriks resin
- Partikel filler
- Coupling agent
# MATRIKS RESIN
Yang paling sering digunakan adalah Bis-GMA atau UDMA. Kedua
monomer ini sangat kental sehingga dibutuhkan suatu monomer dengan
berat molekul rendah untuk mengontrol konsistensi dari pasta komposit,
yaitu TEGDMA dan/atau Bis-DMA. Akan tetapi penggunaan bahan ini akan
meningkatkan pengkerutan bahan tersebut pada saat polimerisasi,
sehingga dibatasi jumlahnya yang dapat digunakan pada komposit resin.
Monomer Bis- GMA sangat tidak stabil cenderung berwarna kuning
akibat dari grup methacrylate dari monomer yang tidak terpolimerisasi,
sedangkan monomer UDMA dikatakan mempunyai perlekatan dan stabilitas
warna yang lebih baik.
Penambahan bahan lain dalam monomer termasuk sistem
activator-initiator, inhibitors, UV light absorbed, pigmen dan opacifer.
Komponen ini digunakan dalam konsentrasi kecil.
# PARTIKEL FILLER
Penggunaan partikel filler ke dalam matriks resin dengan volume
yang lebih besar, secara signifikan akan meningkatkan sifat-sifat bahan
matriks, jika partikel bahan mengisi berikatan dengan baik dengan matriks.

Partikel filler yang digunakan adalah :


- Quarts ( crystalline silica, SiO2)
- Pyrex glass
- Barium / strontium aluminoborosilicate glass
- B- eucarypte
- Pyrogenic silica (Aerosil)
- Partially-stabilized zirconia (PSZ Zr2O3 with additional of Yttria Y2O3)
# COUPLING AGENT
Untuk memberikan ikatan yang baik antara lain partikel filler dan
matriks resin, dibutuhkan perlakuan pada permukaan filler, dengan
menggunakan bahan silane yang mempunyai grup (umumnya ethoxy) yang
bereaksi dengan partikel filler dan grup yang lain (ikatan rangkap karbonkarbon) yang bereaksi dengan matriks resin, sehingga resin dan filler
menyatu.
KLASIFIKASI KOMPOSIT RESIN
Klasifikasi tradisional terdiri dari :
- Macrofilled
- Microfilled
- Hibrid
Macrofilled
Bahan ini mengandung filer inorganik sekitar 86% (berat) . Ukuran
partiukelnya 1-70 mikron. Oleh karena mengandung filler inorganic yang
tinggi sehingga mempunyai young modulus yang relatif tinngi, rigiditas yang
tinggi dan fatigue yang rendah. Selain dariipada itu bahan ini sangat ulit
dipolis oleh karena ukuran partikelnya yang relatif besar danmempunyai
permukaan yang kasar.

Microfilled
Ukuran partikel iller inorganic kira-kira 0,04 mikron. Oleh karena
ukuran partikenya yang sangat kecil, sehingga mudah dipolis dan estetik.
Kandungan filler inorganiknya berkurang sekitar 50% (berat) dibandingkan
dengan macrofilled sehingga sifat mekaniknya menjadi rendah.
Hybrid
Hybrid komposit dibuat sebagai usaha untuk mengkombinasi sifat
microfiiled yang estik dan mudah dipolis dengan sifat mekanik macrofilled
yang bertambah baik. Mempnuyai ukuran partikel filler yang berpariasi,

yang dipertimbangkan dapat menghasilkan permukaan yang tahan


terhadap abrasi dibandingkan dengan microfilled. Kandungan filler
inorganiknya sekitar 80% (berat). Mempunyai permukaan yang halus dan
kekuatan yang baik sehingga dapat digunakan pada kavitas klass IV an
pada kavitass klas I dan II yan g tidak terlalu besar.
Klasifikasi modern terdiri dari ;
- Densified komposit :
- Midway filled (kurang dari 60% vol. Filler)
- Compact filled (lebih dai 60% vol. Filler
Berdasarkan ukuran partikel fillernya diklasifikasi sebagai
- Fine (ukuran partikel < 3 mikron)
- Ultrafine (ukuran partikel < 3 mikron)
- Microfilled komposit
- Heterogenous
- Homogeneus
MANIPULASI
Bahan restorisassi kompossit resin tidak melekat (berikatan secara
kimia) pada email dan dentil. Pada waktu polimerisassi terjadi pengkerutan
bahan tersebut yang mungkin menimbulkan celah pada bagian tepi
restorasi. Celah dengan ukuran lebih dari 0,5 mikron cukup besar untuk
menerima bakteri yang dapat menyebabkan kelainan pada pulpa. Untuk itu
diinginkan agar komposit resin dapat berikatan dengan struktur gigi.
Prosedur untuk email/dentin bonding meliputi material dan prosedur
sebagai berikut :
- Etsa Email dan Dentine
- Dentin Primer
- Email dan Dentine Adhesive
- Penempatan Komposit resin
Etsa Email dan Dentine
Digunakan aam phodphoric 35 40%, atau asam maleic 10% yang
diulaskan pada seluruh dinding kavitas dengan ketebalan yang cukup
selama 30-60 detik.Untuk cukup 30 detik sedangkan dentil memerlukan
untuk yang lebih lama kira-kira 60 detik untuk mengeluarkan smear plug
dari lubang tubulus. Dilakukan pencucian selama beberapa detik
kemuddian dilakukan pengerikan dengan semprotan udara selama
beberapa detik. Permukaan yang telah dietsa samasekali tidak boleh

berkontamisai dengan saliva, darah dan sebagainya. Hal iniakan


menghalangi masuknya resi kedalam permukaan yang telah dietsa.
Dentine Primer
Permukaan yang telah dietsa tidak akan menerima resin yang
bersifat hidrophobic oleh karena permukaannya yang basah, untuk
mengatasi hal ini digunakan dentine primer yang diulasi pada seluruh
permukaan yang telah dietsa.
Dentine primer adalah suatu larutan dari monomer hydrophilic yang
masuk kedalam dentin yang telah didemieralisasi dan akan berpolimerisasi
dan membentuk suatu hybrid layer.
Email dan Dentin Adhesive
Material ini diulasi pada seluruh dinding kavitas, kemudian
dilakukan semprotan udara selama beberapa detik untuk mengeluarkan
pelarut ethanolnya, kemudian dilakukan penyinaran selama 10 detik.
Penempatan Komposit Resin
Untuk menempatkan light curing komposit dibutuhkan intensitas
sinar cukup tinggi untuk curing matriks resinnya. Efisiensi dari pada curing
sangat bergantung pada daya penetrasi sinar kedalam komposit, dimana
dibutuhkan intensitas sinar 400-500 nm dengan puncak pada 470 nm. Oleh
karena itu peralatan intensitas light curing sebaiknya dicek secara berkala
untuk memastikan kekuatan curingnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk polimerisasi sangat bergantung pada
tipe dari lampu, kedalaman komposit, warna komposit dan jenis komposit.
Waktu curing bervariasi dari 20-60 detik, tetapi sebaiknya tidak kurang dari
40 detik dengan ketebalan tidak lebih dari 2 sampai 2,5 mm. Untuk kavitas
yang dalam haruss dilakukan teknik penempatan komposit lapis demi lapis
sebagai kompensasi dari pengkerutan bahan pada saat polimerisasi.
Idealnya penyinaran yang pertama dimulai pada interface gigi resin
sehingga resin mengkerut kearah dinding kavitas dari pada menjauh dari
dinding kavitas tersebut. Hal ini dicapai dengan pertama penyinaran
melalui struktur gigi yang berdekatan dengan tepi proksimal.
Pada kavitass yang dalam dibutuhkan juga suatu bahan yang
melindungi pulpa. Bahan digunakan Ca (OH).
RINGKASAN
Telah diuraikan mengenai komposisi dari komposit resin dan
bagaimana memanipulasinya, agar dapat digunakan sebagai dasar dalam

pemilihan jenis komposit ressin untuk menghasilkan tingkat kemungkinan


perawatan yang paling tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
4
5

Annusavice KJ Restorasitive Resin in Philips Science of Dental


Material, 10th Ed, W.B Saunders, Philadelphia, 1996, pp
274-292
Bayne SC; Taylor DF, Dental material in The Art and scienci of
Operative Dentitry, 3rd Ed, Moby, Suatu. Louis, 1995, pp
252-260
Braem M ; Finger W; Van Doren VE ET ALL, Mechanical properrties and
filler fraction of dental composite, Dent Mater 5, 1989, pp
346-349
Craig RG ;
o brien WJ ; Power JM, Direct Eshetic Restorative
Material in Dental Material Properties and Manipulation,
6th Ed, Mosby, St. Louis, 1996, pp 55-69
Fusayama T, Pretreatment of Tooth Surface and Cavity Wall in A Simple
Pain Free Adhesive Restorative System by Minimal
Redduction and Total etching, Ishiyaku Euro Amerika,
Tokyo, 1993, pp 65-79
Ray
NJ,Resin
Based
Restorative
Materials,
2001,
ucc/depts./restorative/dentext dent. Html
KOMPOSIT

Definisi : suatu bahan hasil reaksi epoksi yaitu glicidyl


methacrylate dan senyawa organic yaitu bisphenol A yg
bersama-sama membentuk polymer BIS-GMA/Resin Bowen.

Indikasi komposit :
1. Kerusakan daerah interproksimal
2. fraktur incisal
3. kavitas kls III dan IV
4. penanggulangan hipoplasi email
5. Erosi, abrasi, atrisi
6. Core/inti mahkota
7. bahan fissure sealant
8. Restorasi gigi posterior (Kls I dan II).

Kontraindikasi komposit ;

1. Gigi posterior dengan bahan tambalan berulang


2. frekuensi karies tinggi.

Keuntungan :
1. warna harmonis/estetik disesuaikan dengan warna gigi
2. cukup stabil
3. partikelnya cukupo halus dan lunak
4. cukupo kuat terhadap tekanan kunyah
5. tidak larut dalam cairan dalam mulut
6. tidak larut dalamn m cairanm dfalam mulut
7. permukaan tetap bersih dan translucent
8. waktu aplikasi panjang dan mudah manipulasinya
9. biokompabilitas lebih baik karena sifat asam beraangsurangsur netral
10. kompresif strength dan tensile strength lebih baik dari
silikat.

Kerugian :
1. koefisien ekspansi 7x lebih besar dari pada jaringan gigi
2. adaptasi tepi kurang
3. tidak ada fluor release
4. dapat menyebabkan peradangan pulpa
5. microleakage
Komposisi Komposit Resin :
1.
Matrix resin : BIS
GMA, TEGMA, UDMA
2.
Partikel Filler :
Quartz,silica,lithium,almunium
silikat,
macam-macam
senyawa barium. Gunanya : untuk membuat resinm jadi
kuat dan keras.
3.
Coupling Agent :
sebagai bahan perekat anatara matrix resin dengan partikel
filler.
Teknik etsa asam dengan larutan asam fosfat 30%-50% fdalam
suatu larutan buffer pH 3,5-5.
Etsa = 15 detik, semprotan air = 15-20 detik, udara = 15 detik.

Semprotan udara jangan terlalu lama klarena permukaan yang


telah dietsa akan kering; kurang baik karena fibril kolagen yg
kolaps akibat disemprot udara kering akan semakin kolaps
sehingga bonding tidfak bisa masuk kedalam porositas/ce;lah
(resin tag) yang telah terbentuk oleh etsa.

Resin tag berbentuk cair dan akan masuk ke dalam pori-pori


yang terbentuk akibat etsa.

Cara penempatan komposit secara lapis demi selapis


(incremental) karena matrix resin yang tidak terpolimerasasi
meruipakan media yg baik untuk pertumbuhan kuman (lunak).

Funsi Bonding :
1. meningkatkan penetrasi kefibril kolagen
2. memberikan stabilisasi poadsa lapisan hybrid
yang terbentuk dengan mengisi celah-celah
abtara fibril kolagen dan resin tag yang terbentuk
dan menyumbat tubulus dentinalis yang terbuka.
3. memberi stabilisasi ikatan resin gigi
4. mengurangi penyusutan.
Ketebalan lapisan komosit 1-2 mm karena sinar hanya bisa
menenmbus lapisan 2 mm.

BAHAN-BAHAN DI LAB
A.

DEVITALISASI
1. Arsen

Arsenical Anhydrade
Chlorophenol
Lidocain base
Ephedrine hydrochloride
Champhor
Exipient q.s

2. Depulpin

13 mg
3 mg
30 mg
1 gr
1 gr
100 gr

Paraformaldehide
Lidocaine hydrochloride

3. Pulperyl
- Procaine hydrochloride
- Phenol
- Beech creosate
- Eugenol
- Exipient q.s

4,1 gr
20,5 gr
28,65 gr
16,25 gr
100 gr

B. OBAT STERILISASI INTRA KANAL


1. Rockles
Dexamethazone
Phenol
Formaldehyde
Gliacol
Exipient q.s
2. Chlorphenol
* P. Chlorophenol
* Distilled water
* Glycol
3. Cresophene
- Dexamethazone
- Parachlorophenol
- Thymol
- Exipient q.s
4. CHKM

0,125 gr
36,705 gr
32,41 gr
29,46 gr
100 gr
70 gr
10 gr
20 gr
0,1 gr
30 gr
5 gr
100 gr

Chlorophenol
Kamper
Menthol

C.

SUB BASE
1. Calcimol
Calcium Hydroxide ( Ca(OH)2 )
Salycylate
Calcium wolframate
N-Ethyltoluol sulfonamide
2. Dycal
Base
: Calcium Hydroxide
- coklat
Catalyst : Glycol salycilate
- putih

D.

BASE
1. Kalzinol ( ZOE )
Powder :
-

Sub base klo DM


Zinc oxide
White resin
Zinc acetat
Zinc stearate

Liquid :
- Eugenol
- Olive oil
2. Elite Cement ( Zinc Phosfat cement )
Powder :
Zinc oxide
Mg oxide
Liquid :
-

Phosforic acid / asam fosfor


Al PO4
Zn3 (PO4)3

3. Durelon ( Polycarboxilate cement)


Powder :
- Zinc oxide
- Magnesium oxide
Liquid :
-

Stannic oxide
As. Polycarboxilate
Air

4. Glass Ionomer
Powder :
-

Fluoride rich aluminosilicate glass ( silikat )

Liquid :
- polyacrylate acid
E.

F.

SEALER ( semen Saluran akar )


1. Kalzinol ZOE
2. Endomethazone
- Dexamethazone
- Hydrocortizone acetat
- Thyml iodide
- Paraformaldehyde
- Radiopaque exipient q.s
SEMEN
1. Elite cement ( Zinc phosfat cement )
2. GI type I

0,01 gr
1 gr
25 gr
2,2 gr
100 gr

3. Zinc oxide sulfat


Powder

( fletcher ) sementara
Zinc oxide
Zinc sulfat
Mastic ( spt damar )

Liquid

Alkohol
Aquadest
Gummy arabicum
Phenol

G.

EDTA ( Pelunak Saluran akar )


Ethylene Diamine Tetraasetic Acid
-

H.

PULP CAPPING
1. Kalzinol ZOE
Indirect Pulp capping
Direct pulp capping ZOE + Ca (OH)2
2. Calcimol
3. Dycal
Direct

TAMBALAN SEMENTARA
1. Newbond
2. Fermin
3. Dentorit
4. Caviton

ENDODONTIK
TAHAP PREPARASI
1. Preparasi Ruang pulpa

OLF enamel
Penembusan atap pulpa
Pembentuan kavitas
Pembuangan isi ruang pulpa
Pencarian orifisium

2. Preparasi Saluran akar

Exploring

Extirpating

Reaming enlarging ( cleaning and shaping )

filling
PREPARASI RUANG PULPA

Seluruh tepi ruang pulpa & tanduk pulpa

Pintu kanal langsung dicapai secara lurus

Tdk ada overhanging atap pulpa

Pengambilan jar tdk berlebihan


PREPARASI SALURAN AKAR

Membersihkan dan membentuk saluran akar

Mempersiapkan pengisian dg rapat


PRINSIP PREPARASI
1.
Convenience form jalan masuk lurus
Untuk menghindari preparasi berlebihan
Menghindari pembentukan daerah apikal yg terlalu lonjong
2.
Resistensi form
Untuk penyempitan daerah apikal
Mencegah bahan pengisi saluran akar keluar
3.
Retention form
Untuk menahan master cone ditempatnya
1,5 mm dari retention form
4.
Extention for prevention
Perluasan sesuai bentuk anatomi
5.
Toilet of cavity NaCl 5% & H2O2
Persiapan sebelum preparasi

Ukur panjang alat

Pemasangan stopper

Alat sedikit dibengkokkan

Pengetahuan penggunaan alat

TEKNIK PREPARASI
1. Ukur panjang gigi
2. Stopper 1,5 1 mm > pendek
3. Jarum miller untuk menget. arah orifisium & keadaan saluran
akar
4. Jarum ekstirpasi putaran -
5. Irigasi
6. Reamer Pelebaran saluran akar
7. File penghalusan dinding saluran akar
8. Irigasi
9. Absorbent point / paper point keringkan
10. Sterilisasi saluran akar obat intra kanal
Pengisian saluran akar

Bila tdk ada periodontitis ( asimptomatis )


Saluran akar kering
Bila ada fistel menutup
Tes kultur bakteri (-)

Tujuan pengisian saluran akar


Mencegah masuknya kuman ke jar periapikal
Menutup saluran akar
SYARAT BAHAN PENGISI
1. Mudah dimasukkan
2. Menutup sempurna dinding saluran akar
3. Tdk berubah volume ( mengkerut )
4. Tdk menyerap cairan
5. Bakterisidal
6. Radiopak
7. Tdk merubah warna gigi
8. Tdk mengiritasi jar periapikal
9. Mudah disterilkan
10. Mudah dikeluarkan
MACAM BAHAN PENGISI
1. Pasta dan semen sealer
2. Semi solid
3. Solid metal cone

4. Plastis gutta percha


METODE PENGISIAN MENURUT BAHAN
1. Gutta percha
2. Metal cone : silver cone : stainless steel
3. Injeksi : hidron, thermoplastized gutta percha
PROSEDUR ENDO
TAHAP PREPARASI
Atap pulpa belum terbuka gunakan fissure bur
Anterior : Arah palatinal gunakan fissure bur
Orifisium
gunakan round bur
Posterior gunakan round bur ditarik keatas sampai
terbebas
Mematikan Pulpa

Depulpin ( paraformaldehide )

Bersihkan kavitas

Depulpin seujung excavator

Bungkus dg kapas

Kapasnya diulasi eugenol

Letakkan pd kavitas

Tutup kapas beri ventilasi

TS

5 10 hari

PREPARASI SALURAN AKAR


Miller
Mencari saluran akar
Extirpasi Mulai warna putih, kuning, merah, biru, hijau, hitam
Jgn lupa irigasi H2O2 + NaOCl
Foto panjang kerja Memakai miller / file
Masukkan panjang kerja rata-rata 1 mm
Posterior : jika miller tdk bisa masuk lagi, stop lalu foto
Reaming Irigasi H2O2 + NaOCl
Sterilisasi saluran akar 3 4 hari ganti obat
- Irigasi H2O2 + NaOCl
- Keringkan dg paper point
- Kapas CHKM diperas tempatkan dikavitas
- TS
Foto panjang kerja

Bregmann
X =

A x
C

X = Panjang gigi sebenarnya


A = Panjang gigi dlm foto
B = Panjang alat sebenarnya
C = Panjang alat dlm foto

STERILISASI SALURAN AKAR


Tahapan obat
CHKM
Cresophene
Rockles
Jika Nekrose ada eksudat
Pulpitis tdk ada
Fistel
perhatikan, menutup / tdk
B (bau)

: Gangren +
Obat
E (Eksudat) : coklat +
P (Perkusi) : -

Tanda Keberhasilan
o
o
o
o
o

B (-), E (-), P (-)


Bila tdk ada periodontitis ( asimptomatis )
Saluran akar kering
Bila ada fistel menutup
Tes kultur bakteri (-)

PENGISIAN SALURAN AKAR


Teknik Pengisian
1. Single cone
- 1 Cone utama
- No. File terakhir = no. Guttap
- Kelebihan ruangan ditutup sealer
2. Kondensasi lateral untuk saluran akar yg lebar (ant)
- Masukkan sealer dg lentulo
- Masukkan cone utama
- Tekan ke lateral dg hand spreader
- Guttap berikutnya ulasi sealer
- Potong 1 mm diatas orifisium padatkan (excavator
panas)
- Base Zinc fosfat / GI VII
- Kapas

- TS
- 3 hr kemudian restorasi
- Restorasi post endo : Komposit, Jaket
3. Sectional
1/3 apikal guttap
2/3 apikal pasak
- Isi sealer
- Isi 1/3 apikal
- File diputar berlawanan arah jarum jam
- File keluar, guttap tinggal dlm saluran akar
- Tutup orifisium dg zinc fosfat
- Kapas
- TS
- 3 hr kemudian restorasi
- Restorasi post endo :
- pasak
SOAL-SOAL OPDENT
Karies (Kidd dan Bechal,1992) adalah penyakit pada jaringan keras
gigi
(email,dentin, dan sementum) oleh suatu aktivitas jasad
renik dalam lingkungan
karbohidrat yang mengalami peragian
yang ditrandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi
dan diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang karakteristiknya
ditandai oleh demineralisasi bahan organiknya dan kerusakan
substansi organiknya dari struktur gigi yang disebabkan oleh
aktivitas metabolisme dari bakteri.
Teori hidrodinamik :Branstrom & Anstrom :menegmukakakan bahwa
pergerakan cairan yg cepat dalam tubulus dentinalis (kedalam dan
keluar) menyebabkanb distorsi pad ujung saraf dan dalam pleksus
Roschkow. Hal ini menyebbakna mulai timbulkan dan sensasi
nyeri.
Definisi Opdent (Sturdevant)
suatu cabang ilmu KG yang berhuibungan dengan diagnoisa,
prognosa dan perawatan dari gigi vital maupun non vital jaringan
pulpa. Selain itu juga meliputi pemeliharaan fungsi serta integritas
fisik dari struktur gigi yang meliputi jaringan keras maupun jaringan
lunakyang berada dekatnya dalam rongga mulut dan semua
pertimbangan untuk kesehatan umum dan pasien.

Klasifikasi karies menurut GV Black :


1. klas 1 : kavitas pada daerah pit dan fissure gigi (oklusal), 2/3
permukaan bukal dan labial dari semua gigi.
2. klas 2 : kavitas pada daerah proksimal gigi P atau M, biasanya
titik kontak yang sulit dibersihkan , bentuk kariesnya
elips.
3. klas 3 : kavitas pada daerah proksimal gigi C atau I yang belum
mengenai sudut incisal diobawah titik kontak dan
kariesnya berbentuk bulat.
4. klas 4 : kavitas pada daerah proksimal gigi anterior yang telah
meluas sampai ke sudut insisal.
5. klas 5 : kavitas parda 1/3 gingiva pada permukaan labial/bnukal
dan lingual/palatinal dari semua gigi.
6. klas 6 : fraktur pada cusp-cusp gigi posterior. (contoh : kavitas
MOD).

Preparasi kavitas adalah suatu


tindakan operasi untuk mengambil jaringan karies pada gigi secara
biomekanis dengan membuat suatu bentuk yang telah ditentukan
pada gigi untuk dapat menerima dan memperkuat bahan restorasi.

Prinsip-prinsip
preparasi
kavitas :
1. Menentukan Outline Form (OLF)
- menentukan batas dari tepi-tepi kavitas pada permukaan gigi
ytang akan direstorasi.
- Tujuan untuk mencegah pengambilan jaringan email dan
dentin yang berlebihan yang dapat melemahkan jaringan gigi
yang tersisa dan mengurangi estetik.
- Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
1. permukaan yang mengalami kerusakan (surface decay)
2. email yang tidak terdukung oleh dentin yangh sehat.
3. perluasan kea rah sel;f cleansing.
4. kedalaman (depth)
perluasan kea rah pulpa dan axial
yg meliputi
DEJ
0,5 mm dibawah DEJ
2. Resistensi Form

- suatu bentuk dan kedudukan dari dinding kavutas yang dibuat


sedemikian rupa sehingga memungkinkan gigi dan restorasi
kuat terhadap tekanan kunyah.
- faktor-faktor yasng mempengaruhgi resistensi form :
1. pertemuan dinding kavitas yg tegak lurus arah tekanan
kunyah.
2. kedalaman kavitas yang cukup.
3. line angle berbentuk box
membantu menegakkan
dinding yg seragam kedalamannya
3. Retensi Form
Suatu bentuk kavitas yg dibuat sedemkian rupa shg
restorasi cukup kuat menahan tekanan /gerakan (t.u :
tipping dan tilting) yg akan melepaskan dari kavitas.
Diperoleh dari adanya hub. Saling mengenai scr mekanis.
Retensi Primer :
1. frictional wall retention : dinduing kavitas yg kasar.
2. elastitas deformitas dariu denting : adanya daya
reaksi dari dinding dentin dan dasar kavitas akibat
kondensasi restorasi.
3. dinding-dinding kavitas dibuat konvergen :
kemiringan dinding kavitas 20-50 terhadap as.gigi:
plastis.
4. undercut : bagian dari kavitas preparasi yg
mempunyai fx mekanis menahana bahan restorasi
lepas dari kavitas.
5. dovetail : seperti ekor burung untuk mencegah
lepasnya bahan restorasi kea rah proksimal.
Retensi tambahan :
1. Alur (groove) : poadsa bagian proksimal : axiofacial
LA dan axiolingual LA.
2. internal boxes.
3. Pin : memakai pasak dari logam dimasukkan juga
pd dentin dan disemen dengan ZPC.
4. Daerah triangular : segitiga kecvil pd axiopulpa pd
kavitas Klas II dan Klas III.
5. Semen t.u semen fosfat
6. Tekanan oklusal
7. Etsa : mikropskopik pada permukaaan email.

4. Convinience Form
Suatu modifikasi dari OLF kavitas untuk memudahkan
dalam instrumentasi kavitas serta insersi bahan restorasi.
Untuk mendapatkan konvinience form :
1) Memperluas kavitas preparasi untuk memudahkan
instrumentasi
2) Pemilihan alat yang tepat
3) Modifikasi peralatan
4) Separasi dan retraksi gingival
5. Pengambilan sisa-sisa karies pada dentin.
Dapat pula dilakukan pada tahap awal preparasi.
6. Menghaluskan dinding-dinding email serta tepi-tepi kavitas
Agar didapatkan kerapatan sebesar mungkin antara bahan
restorasi dengan struktur gigi.
Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan :
1) Jalannya enamel rod
2) Dukungan enamel rod arah lateral
3) Lokasi dari tepi-tepi kavitas
4) Jenis restorasi
5) Tingkat kehalusan dari tepi-tepi kavitas.
7. Pembersihan Kavitas (Toilet of The Cavity)
Membersihkan dinding -dinding tepi-tepi kavitas dari serbut
emaiul dan dentin serta debris yang dapat mengganggu
adaptasi serta sifat-sifat bahan restorasi.
Tujuannya : - mencegah adanya kebocoran mikro
- mendapatkan perlekatan yg cukup rapat
- untuk mendapatkan kavitas yg steril.
Dapat dilakukan dengan cara :
1. pengambilan serbuk-serbuk dentin dan email/debris
2. isolasi daerah operasi
3. sterilisasi dan pengeringan kavitas.

Teknik Preparasi :
A. Klas I
1. Penembusan karies dengan round bur : dasar DEJ sambil
diperluas
2. Dinding-dinding kavitas dibentuk tegak lurus dan email
undermained dibuang dengan menggunakan fissure bur.

3. Dasar kavitas diratakan dengan inverted cone bur yang


digerakkan kekiri-kekanan serta maju-mundur. Bentuk
undercut dengan inverted cone bur kedalaman 1 mm
dalam dentin.
4. Dasar kavitas terletak padfa jar. Dentin dan tegak lurus
terhadap dinding kavitas.
# retensi pada Klas I : undercut dan dinding yg tegak lurus.
B. Klas II
1. Penembusan karies dengan round bur : dimulai dengan
bgn oklusal untuk memudahkan preparasi suatu restorasi.
2. Diperluas ke daerah proksimalmenyusuri DEJ-OLF berupa :
dovetail
3. Dengan fissure bur email undermained dibuang.
4. Dilanjutkan dgn membentuk step dan servikal wall pd bgn
proksimal
5. Servikal wall diletakkan dibawah free gingival margin.
6. Pulpa floor/dasar kavitas dan servikal wall diratakan
dengan inverted cone bur.
7. Retensi dibuat dgn inverted cone bur pd permukaan
oklusal.
# retensi pada Klas II : dovetail dipermukaan oklusal dan box di
bgn proksimal.
C.

Klas III
Bila karies belum melibatkan bagian labial maka digunakan
GI masih dapat berikatan secara kimiawi dgn email dan
dentin.
Bila sudah tembus ke labial maka digunakan komposit.
Teknik preparasi :
1. Eksavasi jaringan karies.
2. Penembusan dengan round bur kea rah palatinal
/lingual
3. Bagian labial tidak dibuang shg masih tampak : estetik
4. Dgn fissure bur email undermained dibuang
5. Dibuat retensi pada AILA dan AIGLA dgn roun bur

INLAY

INLAY adalah suatu restorasi yang dikerjakan atau diselesaikan


diluar mulut kemudian ditempatkan/atau dilekatkan pada
kavitas gigi yang telah dipreparasi sebelumnya.
Macam-macam
inlay
(menurut
bahannya):
inlay
logam,porselen, akrilik, komposit resin.
Keuntungan inlay porselen :
1. warna harmonis
2. permukaan licin seperti kaca
3. toleransi jaringan mulut baik
keuntungan inlay akrilik:
1. warna cukup harmonis
2. mudah dikerjakan
3. tidak memakan waktu
Kerugian inlay akrilik:
1. aus bila digunakan mengunyah
2. daya elastitasnya kurang sehingga mudah patah
3. rapat tepi kurang.
Syarat pembuatan inlay :
1. semua jaringan karies dibuang : email unsupported
dihilangkan
2. semua undercut dihilangkan
3. semua line, point angle harus tajam
4. dinding-dinding prepareasi kavitas harus sejajar satu sama
lain
5. bevel pada semua cavo surface margin.
6. inlay harus terkunci dari segala arah kecuali arah
insersinya.
Indikasi Inlay :
1. lesi karies yang luas dan keadaaan traumatic.
- kavitas MOD
- abrasi,erosi, atrisi,
- sekunder karies
- fraktur insisal gigi anterior.cusp
posterior
- kavita yang mengenaiu subgingival
- kavitas proximooklusal yg luas
- pada gigi yg telah dirawat Endo
2. koreksi dan problem jaringan periodontal
3. restorasi permukaan oklusal

4. pasien denga kesehatan dan kebersihan mulkut yang baik


dan frekuensi karies rendah
5. bila banyak gigi memakai inlay logam : rx galvanic
6. gigi yag dipakai sebagai pegangan klamer dan penyannga
bridge : menerima tekanan besar
7. kavitas yang sulit dibuatkan retensi : Klas IV.
Kontraindikasi :
1. kavitas yang kecil
2. pasien dengan OH yang buruk
3. gigi muda : pulpa masih lebar
keuntungan inlay :
1. dapat memulihkan bentuk anatomi gigi
2. dapat dipolish sampai halus
3. tidak larut dalam cairan dalam mulut
4. tahan terhadap tekanan kunyah yang besar
5. tidak t5erjadi perubahan bentuk setelah disemen
6. estetik cukup baik kecuali inlay logam.
Kerugian inlay :
1. sebagai konduktor yang baik : logam
2. adaptasi dengan dinding kavitas kurang baik
3. sementasi tidak baik : sekunder karies
4. pembentukan/pembuatannya sulit daripada amalgam
5. biaya lebih mahal.
Prosedur pembuatan inlay :
1. preparasi kavitas
2. pencetakan dan modeler malam
3. investing bahan tanam
4. coran logam/casting
5. polishing
6. try in
7. insersi dan sementasi.
Perbedaan inlay dan amalgam :
1. amalgam : undercut sebagai retensi sedanghkan inlay tidak
boleh ada undercut karena dapat merusak model malam.
2. cavosurface margin amalgam tidak dibevel, inlay csm
dibevel.

3. amalgam : 1/3 bagian dari tonjol gigi mudah patah


sedangkan pada inlay kurang dari 1/3 merupakan cor
logam sehingga tidak mudah patah.
o

Retensi pada inlay :


1. semua dinding kavitas sejajar
2. semua sudut kavitas tegak lurus dasar kavitas
3. dasar kavutas rata
4. kedalaman dari kavitas yanbg cukup.
Prinsip preparasi kavitas inlay :
1. OLF : eksternal OLF dan internal OLF
a. Perluasan lesi karies
b. kontak dengan gigi tetangga dan antaghonis
c. keadaan lunak sekitar kavitas
d. keadaan dentin sehat dan bentuk ruang pulpa
e. keperluan estetik.
2. Resistensi adalah bentuk kavitas preparasi yang berkaitan
dengan p[roteksi gigi dan bahan restorasi terhadap tekanan
yang akan diterima agar tidak muah patah.
3. Retensi adalah bentuk kavitas preparasi yang berhubungan
denagan retensi inlay pada tempatnya : dinding-dinding
yang sejajar retensi ada tiga tipe :
1) Intra koronal retensi : inlay dan amalgam
2) Ekstra koronal retensi : crown
3) Retensi tambahan : dovetail, pin hole
sejajar line of withdrawal, groove proksimal,
gingival groove (AGLA).
4. Convinience form
5. Removal carious dentin
6. Finish enamel wall dan margin.
Bevel adalah suatu bentuk preparasi pada csm yg membentuk
sudut 135o dengan permukaan dinding kavitas preparasi. Untuk
mendapatkan sayap tepi inlay dengan tebal 250-400. Fx bevel :
1. dapat mengimbangi kontraksi logam : tidak mudah terjadi
sekunder karies.
2. adaptasi tepi inlay dgn permukaan kavitas baik
3. melindungi enamel prismata
4. menambah kekuatan tepi inlay
5. mendapatkan kerapatan tepi yang baik.
Macam-macam bevel :

1. Short bevel : bevel pada bagian email untuk inlay emas,


orden, accholite, cavex.
2. Long bevel : bevel pada dasar bevel pada DEJ untuk inlay
emas,orde, accolite.
3. full bevel : dasar bevel pada dasaar kavitas, untuk inlay
akrilik dan porselen.
Guna tumpatan sementara :
1. Melindungi dentin dan pulpa terhadap rangsangan dari luar
2. Mencegah p[ergesaran gigi terutama untuk kavitas
proksimal.
3. Mencegah hipertrofi ggv kedalam kavitas terutama kavitas
klas V
4. Melindungi jaringan lunak terhadap rangsangan tepi kavitas
yang tajam.
5. Menghilangkan rasa tidak enak dalam mulut
6. estetik.
Klasifikasi Black
1. Klas I
2. Klas II
Tipe preparasi inlay Klas II :
a. Tipe box
b. Tipe Slice : - tipe slice box gingival
- tipe slice lock
- tipe slice channel

ONLAY

Definisi suatu bentuk restoprasi pada permukaan oklusal gigigigi posterior untuk melindungi permuykaan oklusal dan tonjoltonjol gigi oklusal yg rusak. (onlay = cusp coverage=capping the
cusp=uplay)

Indikasi :
1. Kerusakan permukaan oklusal gigi posterior yang parah
sehingga dapat melemahkan gigi yang tersisa.

2. Abrasi, atrisi, erosi, fraktur cusp gigi posterior (hapir 1/3


bagian gigi)
3. Gigi yang telah dirawat endodontik : rapuh sehingga perlu
perlindungan terhadap tekanan kunyah berat dioklusal.
4. Gigi posterior dengan ukuran serviko oklusal lebih besar
dari basis (nesiodistal) : mudah fraktur baik untuk gigi
posterior yg sudah dirawat endodontik.

Kontraindikasi :
1. Pasien muda (7-8 thn) : ruang pulpa lebih lebar
2. Kerusakan jaringan gigi di bagian servikal terlalu besar dan
dalam
3. Sisa jaringan sehat pada gigi tinggal sedikit sehingga
retensi sulit dan gigi mudah patah
4. Pasien dengan OH jelek.

Keuntungan :
1. Dapat melindungi gigi dari kerapuhan lebih lanjut
2. Memeprsatukan kembali semua jaringan gigi ygb hilang
agar berfungsi normal
3. Preparasi dan modeler malam dibuat diatas ggv : tdk
melukai ggv
4. Biasanya dicetak secara inderety: memudahkanx.

Reaksi galvanik adalah suatu keadaan timbulnya aliran listrik


melalui berkontak logam yang tidak sejenis. Cara mengatasi : gunakan logam yg sejenis
- sementasi
yang cermat dan benar
Retensi Onlay berasal dari bentuk anatomisnya

Sementasi inlay :
1. kavitas dibersihkan dengan alcohol
2. isolasi kavitas agar saliva tidak masuk
3. keringkan kavitas dengan chip blower
4. campurkan ZOP + liquid, bagi dalam beberapa bagian 2-4.
campur shg mendapat konsisten agak encer.
5. Tempatkan pada kavitas dan pada permukaan dalam inlay
tersebut. Tekan dengan jari jangan sampai bergerak. Jika
emen mengeras, lepaskan jari sisa-sisa dibersihkan.

MAHKOTA TIRUAN (PROVISORY CROWN)

Definisi : mahkota sebagai pengganti sebagian dari seluruh


makota gigi asli dengan bahan logam maupun non logam.

Indikasi :
1. Restorasi gigi yang tidak dirawat secara konservasi
2. kelainan bentuk/letak yang tidak dapat dirawat orto : usia
3. untuk proteksi penuh pada gigi yg rapuh
4. untuk estetik
5. bagian dari restorasi jembatan.

Kontraindikasi :
1. gigi yang siasa jaringan tidak cukup
2. gigi goyang derajat 3 atau 4
3. kelainan periapikal/periodontal, akar < 2/3

Macam-macam mahkota :
1. Menurut area yang meliputi :
Mahkota penuh (FCC,FVC,JK)
Mahkota sebagian (3/4,4/5)
2. Menurut bahan yang digunakan :
All metal
Non logam (akrilik, porselen)
Logam dan non logam : FVC

Prinsip-prinsip desain dan preparasi gigi untuk restorasi


mahkota :
1.
Pemeliharaan jaringan gigi : pengambilan jaringan harus
cukup.
- Retensi dan resistensi
- Jaringan pulpa : umur
- Jenis preparasi
2.
Retensi dan resistensi
- Retensi : kemampuan preoparasi untuk menghalangi
lepasnya restorasi melalui arah insersinya
- Retensi mahkota :
Kelancipan preparasi 20-50 : <2 = insersi susah, >5
= mudah lepas
Panjang cervikoinsisal minimal 2/3 pjg gigi

Lebar insisodistal
Kesejajaran preparasi bagaian labial dan palatal
dilihat dari proksimal.

Resistensi : kemampuan preparasi untuk mencegah


keluarnya restorasi oleh gaya yang arahnya ke
apical,miring atau horizontal. Resistensi meliputi : torsi,
gaya puntir, panjang dan inklinasi dinding aksial.

3. Ketahanan struktur restorasi, dipengaruhi oleh 3 hal :


a. Preparasi bidang oklusal

Tdk adekuat
salah

adekuat

betul

b. Bevel cusp fungsional


- logam : 1. 1,5 mm : cusp fxnal
2. 1,0 mm cusp non fxnal
- porselen : 1. 2,0 mm : cusp fxnal
2. 1,5 mm : cusp non fxnal
4. Integritas tepi restorasi, dipengaruhi oleh 3 hal :
o Kecekatan tepi restorasi : untuk mencegah larutnya
semen
o Kekuatan tepi restorasi : tahan thdp tekanan kunyah
o Kebersihan tepi restorasi : mudah dibersihkan
5. Pemeliharaan jaringan periodontium :
Garis akhiran preparasi ada 2 yaitu :
1)
Supra gingival : # keuntungan : * radang ggv
kurang
* mdh dicetak
dan dicocokkan
# Kerugian : * estetik kurang
2)
Subginginval : # keuntungan : * estetik baik
# Kerugian : * radang ggv
lebih >

* penyakit
periodontal

Jenis akhiran preparasi :


1. Bentuk Chamfer : untuk restorasi kogam
- dengan torpedo diamond
- mudah dilihat pada gigi dan die
2. Bentuk Bahu hamper 900 : garis akhir yg tegas
tidak dianjurkan untuk restorasi logam
untuk restortasi porselin: ketebalan cukup
3.
Bentuk Bahu dengan bevel 1300-1600
untuk dinding preparasi yg pendek
bevel : 0,3-0,5 mm
untuk preparasi metal-ceramik crown
4.
Bentuk Knife edge 1800
terutama pd gigi miring > 150
< lebih baih, sulit diketahui pada gigi dan die
Prosedur

pembuatan

Mahkota

Tiruan :
1. Preparasi
2. Pencetakan gigi preparasi
3. Pemasangan mahkota sementara
4. Pembuatan die dan model kerja
5. Pola malam dan prosesingnya
6. Try in 1 minggu
7. insersi tetap/permannen

Fungsi Mahkota sementara :


a. Mempertahankan estetis
b. Melindungi gigi yang telah dipreparsi
c. Mencegah pergesaran dari gigi anatomis dan gigi tetangga
kea rah sprue
d. Mencegah menutupnya gusi kea rah servikal
e. Mempertahangkan keseimbangan biologis.

MAHKOTA JAKET

Definisi : Suatu mahkota tiruan yang meliputi seluruh permukaan


gigi anterior yang dibuat dari akrilik/porseken.
Indikasi :
1. Gigi yg mengalami trauma : fraktur insisal < 1/3 mahkota
2. karies sirkuler dan M/O yang luas
3. abrasi, erosi, atrisi
4. berubah warna : obat-obatan dan endodontik
5. hipolasi email
6. diastem/central diastem dan dekalsifikasi
7. reduksi/rotasi
8. untuk abutmen bridge
Kontraindikasi ;
1. gigi dengan mahkota tipis (labiopalatinal dan pendek)
2. OH yg jelek
3. gigi mobile derajat 3 dfan 4
4. gigitan tertutup
5. gaya kunyah yg besar
6. gigi berbentuk kerucut
7. non koperatif.
Keuntungan :
1. restorasi yang sangat estetik
2. melindungi pulpa
3. melindungi gigi dari karies yg mungkin timbul.

Kerugian :
1. sukar mengusai teknik
2. porselen /akrilik : kekurangan tidak dapat dihindari
3. perlu keahlian untuk menetapkan pilihan warna dan
mengukir dengan baik
4. perlu kesabaran pasien.

Hal-hal yang perlu diketahui pd pembuatan MJ :


1. warna gigi : shde guide
2. bentuk dari gigi : sesuaikan dengan gigi sampingnya
3. glaze harus bagus
FULL CASTED CROWN (FCV)

Definisi : suatu mahkota yang meliputi seluruh permukaan gigi


asli yg dipreparasi terbuat dari logam campuyrean/orden atau
emas secara tuangan.
Indikasi :
1. gigi posterior yg sudah dirawat endodontik
2. gigi posterior dengan trambalan amalgam yg besar
3. gigi posterior yg mengalami abrasi, erosi, atrisi dioklusdal
4. bila diperlukan sebagai pegangan klamer : oertodontik
5. bridge retainer
Kontraindikasi :
1. gigi anterior : estetik
2. gigi posterior yg pendek (serviko-insisal)
3. gigi posterior dengan karies servikal yg dalam
Keuntungan :
1. mahkota tiruan yang paling kuat
2. melindungi gigi dari sekunder karies
3. retensi cukup besar
4. dapat dibuat seanatomis gigi asli
5. sangat than lama dalam mulut
6. deapat menguatkan fx dari gigi posterior yg telah diendo.
Kerugian :
1. estetik kurang baik
2. konduktor yang baik : sementasi sangat penting
3. bila akhiran servikal kurang cermat : mudah terjadi
sekunder karies serta iritasi gusi servikal
4. susah membuatnya

Mahkota Pasak (Dowel Crown, Stigft-Stand, Pin Crown)


Definisi : mahkota tiruan yg menggantikan sebagian atau
seluruh mahkota gigi asli dengan retensi berupa pasak yang
tertanam didalam saluran akaryang telah mendapat perawatan
endo yang baik.
Bagian-bagian mahkota pasak :
1. pasak/post/pin
2. core/nucleus/inti
3. makota tiruan
Klasifikasi Makota Pasak :
a. Menurut bentuknya :
1. Pin Plate Crown (PPC)
2. Nukleus Pin Crown (NPC)
Full nucleus pin crown

Partial nucleus pin crown


- Proksimal npc
- Palatal npc
- Incisal npc
3. Davis Crown
4. Richmond Crown/Full ring pin crown
5. Logan Crown
b. Menurut Bahannya :
1. logam
2. akrilik
3. logam + akrilik/komposit
4. logam + porselin
Indikasi :
1. gigi anterior :
fraktur > 50-60%
karies yg meluas
karies sirkuler
karies profounda dengan pulpa yg terbuka
pulpa non vital
2. gigi anterior yang telah dirawat endo dan mengalami
perubahan warna
3. gigi malposisi : off centre core
4. gigi posterior bila dibutuhkan sbg retensi bridge
5. gigi yg mempunyai resiko fraktur pada prep[arasi mahkota :
karies/kerusakan hebat
6. karies/trauma yg tidak dapat diorestorasi secara
konvensional
7. koreksi posisi.
Kontraindikasi :
1. gigi dengan akar tipis dan sempit
2. mobile > derajat 3
3. OH jelek
4. karies sampai ke akar
5. ada kelainan periapikal dan penyakit periodontal
6. kebiasaan jelek
Hal-hal yang membhayakan restorasi :
1. panjang : - minimal sama dengan panjang mahkota
- 2/3 pjg akar : sisa gutta-percha (fnpc=45mm,pnpc=5-7mm)
2. bentuk taper : - kedua sisi parallel = > retentive

3. diameter : - yg baik = 1/3 diameter akar ( 2mm ;


pertengahan, 1,5 mm akhir)
- efek terhadap : retensi, kekuatan, kemampuan
menahan distorsi.
4. bentuk permukaan :
- bentuk geometri : parallel dan tapered
- bentuk permukaan : fabricated;bergerigi dan halus
Jenis semen :
1. zinc fosfat
2. unfilled bis-GMA resin; chelar edta
3. filled resin : pengasaran dentin secara mekanis
4. GI semen
5. larutan bonding
6. semen poolikarboksuilat
jumlah post : fabricated untuk gigi posterior.
Klasifikasi post/pasak
a. Ingle :
1. custom cast post : berdasarkan reproduksinya saluran
akar pada pasien :wax/cold cure resin. Keuntungan :
bentuk sesuai saluran akar.
2. prefabricated post : sudah jadi.
Tapered smooth sided : semen
Tapered self treading screw : dipakai
Parallel sided : semen
Parallel sided tapered apcal end: semen
Parallel sided threaded :pretappered (diputar).
b. Menurut retensi :
1. Retensi pasif : tergantung pada jarak ke dinding dentin
dan poe5lekatan dengan media semen
2. Retensi aktif : ikatan pada dentin
Sterup : dal;am dentin
Bauty : dipukul-pukul kedalam dentin

Pin Plate Crown


Definisi : suatru mahkota triruan yang mengganti seluruh
mahkota gigi dengan retensi utama berupa apasak yang masuk
dengan mahkota yang terbuat dari akrilik atau porselen.
Pin (logam) +cap (logam) + mahkota (akrilik/porselen)

Indikasi :
1. gigi nonvital-fraktur /berubah warna

2. memperbaiki posisi
3. mahkota gigi kecil
4. gigi yg crowded

Keuntungan :
1. pembuatannya mudah
2. waktu yang singkat.

Kerugian :
1. mahkota td. Akrilik : kejelekannya
2. kerusakan pada mahkota : bongkar semua
Nucleus Pin Crown (NPC)

Definisi : mahkota pasak yang


mempunyai inti

1.
2.
3.
4.
5.

Indikasi :
gigi non vital yang sudah dirawat endo
koreksi posisi
penyangga jembatan
gigi anak yang sudah dirawat sempurna
gigi yang trauma/karies besar

Kontraindikasi :
1. akar bengkok
2. kelainan periapikal
3. obstruksi saluran akar

Terbagi dua yaitu :


1. Full nucleus pin crown (fnpc)
Suatru bentuk restorasi yang menggantikan seluruh
mahkota gigi asli yang hilang dengan bentuk
menyerupai mahkota jaket crown.
Indikasi :
1. gigi dengan kerusakan hebat
2. koreksi posisi : off centre core
3. gigi non vital atau dinonvitalkan.
Tujuan pembuatannya :
1. memperbaiki estetik.
Jaket crown : tebal
Figura dilabial :diidi akrilik/komposit/GI

2.

Posisi core :posisi abnormal (protrusi) : off


centre core dan pin membentuk sudut :
labioversi, overlap.

Tujuan fungsional : panjang pin labiual : 2/3 panjang akar.

Richmond Crown : Full ring pin crown : MP dgn ring


Definisi : suatu mahkota yang menggantikan seluruh mahkota
denmgan retensi utama terutama saluram akar berupa pasak
dengan retensi tambahan berupa cincin pada bagian servikal.
Pin + ring dengan cap logam : gold +backing dipalatinal +
facing dilabial : porselen.

Logan Crown
Definisi : post crown yang keseluruhan mahkotanya terbuat
dari porselen denmgan pin melekat padanya : prefabriucated
crown ukuran dan warnanya bermacam-macam.

Keuntungannya :
1. estetik baik
2. proses kerjanya cepat.

Kerugian :
1. kadang-kadang mahkota tidak tepat dengan preparasi
2. suatu pin tidak sesuai sumbu akar
3. bagian servikal + coronal mahkota tidak sesuai gigi asli.

Davis Crown
Definisi : post crown yang keseluruhan mahkotanya dari
porselen dan pinnya bersatu dengan crown, penyesuainnya
servikal lebih mudah daripada logan crown karena antara pin
dan mahkotya ada pergerakan.
Perbedaannya dengan logan crown :
1.
pin terpisah dari mahkota
2.
insersi lebih mudah.

SOAL-SOAL ENDO
1. Mekanisme proses terjadinya pulpitis reversible, irrevesibel, dan
GP/Nekrose Pulpa.
2. Mekanisme disklorisasi warna pada gigi GP.
3. Prosedur kerja perawatan endodontik.
4. Cara penguikuran panjang kerja.
5. cara obturasi, gambar mahkota, klas opdent.
6. cara pengisian saluran akar.
7. syarat-syarat bahan pengisi saluran akar/sealer.
8. macam-macam sealer/bahan pengisi saluran akar.
9. Master cone adalah gutta-percha utama yang ukurannya sesuai
dengan diameter dan panjang dari panjang kerja.
10. Alasan pasien jarang memeriksakan gigix ke drg.

STRESS YG TERJADI & AKIBATNYA THD TAMB. & STRUKTUR GIGI

Tensile stress

: Tek. yg diterima oleh st bhn tumpatan dari arah


oklusal shg tumpatan melebar ke arah horizontal

Compressive stress
: Tek yg diterima oleh st bahan tumpatan
dari arah oklusal dan diteruskan kearah apex
Shear stress : Tek. yg diterima o/ st bhn tump. dr arah menyilang
shg dpt menyebabkan bhn tump. pecah (ditemukan
pd kav. yg tdk rata). Akibatnya gigi cenderung
menahan pergerakannya meluncur dari 1 bgn
benda diatas yg lainnya. faktor yg terjadi pd shear
stress : kelebihan gaya.
Fatique stress: Tekanan yg berlangsung terus menerus. biasanya
ditemukan pd penderita bruxism

Tensile strength :
Kemampuan bhn rest. utk menahan Tek. yg
diterima oleh st bhn tump. dr arah oklusal yg
diteruskan kearah horizontal
- Daya tahan internal bhn restorasi dr gaya yg
meregang
Compressive strength : Kemampuan bhn restorasi utk menahan
Tek. yg diterima oleh st bhn tump. dari arah oklusal
dan diteruskan kearah apex
- Daya tahan internal bhn restorasi dr gaya yg
menekan / memperpendek
Shear strength : Kemampuan bhn rest utk menahan Tek.. yg
diterima o/ st bhn tump. dr arah menyilang shg dpt
menyebabkan bhn tump. pecah.
Fatique strength
: Kemampuan bhn restorasi untuk
menahan Tekanan yg berlangsung terus menerus.

FUNGSI PROTEKTOR SALIVA

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ca 2+ & PO4 3- ions


Pellicle
Buffer with bicarbonates
Salivary flow
Oral clearance
Fluoride ion contact

FUNGSI A DELTA FIBER DI DALAM PULPA


Serat myelin berukuran kecil sekitar 25 % - 50 % adalah A Delta Fiber
Mengandung gen kalsitonin neuropeptida dihubungkan dg peptida
& menggambarkan reseptor utk MGF. Kebanyakan serat ini
menginervasi dentin, predentin, & lapisan odontoblast pd daerah
hormonal yg mendasari email
Mereseptor stimuli dg menggerakkan aliran cairan dlm tubulus
dentinalis shg terjadi deformasi pd jar pulpa perifer yg byk terdapat
ujung saraf (menstimuli terjadinya mekanisme hydrodinamik )
Lokasinya byk terdapat pd tanduk pulpa
Sensitifitas tergantung pd serat ini
FUNGSI C FIBER DI DALAM PULPA
Merupakan serat nervus pd gigi yg tdk bermyelin
Fungsi :
a. Menghantarkan stimuli yg mencapai ujung sarat pd pulpa yg lebih
dalam, serta responsif thd caosarcin dan mediator inflamasi
(histamin, Bradikinin)
b. Melanjutkan impuls dr dentin ( A fiber ) ke dlm ruang / saluran pulpa
LAPISAN KARIES KRONIS
a.
Karies Email
1. Zone permukaan : Lapisan permukaan yg relatif utuh, kehilangan
mineral sekitar 4 %
2. Badan lesi
: Kehilangan mineral mencapai 25 %, dpt
terllihat dlm radiografi mikro
3. Zone Gelap
: Lapian tipis diatas zone translusen, terlihat
gelap dlm quinoline. kehilangan mineral sekitar
2-4%
4. Zone translusent : Zone terdepan, kehilangan mineral sekitar 1 %
b.

Karies Dentin
1. Zone destruksi

: Sdh terdpt berbagai jenis bakteri terutama


pd celah transversal

2. Zone penetrasi

: Sdh terdpt penetrasi kuman, biasanya


laktobacillus
krn
tahan
asam
&
mengeluarkan asam
3. Zone demineralisasi : Tdk invasi bakteri krn kurang suplai
makanan (tubulus sklerotik) & sangat asam
4. Zone sklerotik dentin : Translusen, mineralisasi tubulus dentin sbg
rx pertahanan pulpa thd invasi bakteri
5. Zone degenerasi lipid & dentin reaksioner : Dentin reaksioner ad/
proses pembentukan dentin yg sangat
cepat shg btk & lapisannya tdk teratur sbg
rx pertahanan thd perubahan pH & karies
REFERENCE POINT
(Titik acuan) ad/ daerah pd permk oklusal / incisal yg digunakan sbg
tempat pengukuran panjang kerja.
APICAL CONSTRICTION (AC)
Ad/ salah satu bentuk resistensi, penyempitan anatomis di apeks. Harus
dipertahankan untuk menahan agar bhn pengisi (guttappoint) tdk
terdorong kearah periapeks (pical step)
Jarak AC thd apex of the root canal : daerah 1/3 apeks spanjang 2 5
mm dr konstriksi apical hrs dipertahankan bentuknya spt file utama,
agar master cone dpt mengisi seluruh daerah ini dg rapat
MEKANISME FLUOR SBG ANTI KARIES
Merubah matrix soluble menjadi insoluble shg tdk mudah larut dlm
saliva
Mengolesi F langsung ke karies ( F berdifusi langsung kedlm
email )
Bacterial clearance, konsentrasi F+ dlm saliva meningkat
ARRESTED CARIES :
Terjadi krn adanya penumpukan / penimbunan massa kalsium yg
berlebihan di daerah karies shg proses karies menjadi terhenti

3D
Diagnosa
Definitive dental treatment
Drugs
3R

Retention
Replacement
Reinforcement

Eburnated dentin
Dentin sklerotik yg terbentukakibat proses karies
Mekanisme fluor sbg anti karies
Reaksi F ion terhadap hydroxyapetite
Ca10 ( PO4)6 (OH)2 Ca 2+ + HPO42- + OH
Ca10 (po4)6 (OHF) atau F2
Perawatan gigi 11 necrosis dg sinus tract
Alloydina : rasa sakit yg luar biasa tapi penderita tidak tahu
darimana sumbernya, khas kalau infeksi vagus, infeksi, demam,
begitu lalat ada ditangan

Anda mungkin juga menyukai