WWW - Unlock PDF - Com Jtptunimus GDL s1 2008 Muryatig02 976 2 Bab2
WWW - Unlock PDF - Com Jtptunimus GDL s1 2008 Muryatig02 976 2 Bab2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hiperkolesterolemia
1. Pengertian
Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
kolesterol total yang disertai dengan meningkatnya kadar kolesterol LDL plasma
dalam keadaan puasa. Secara klinis, digunakan kadar kolesterol total sebagai
tolok ukur, walaupun secara patofisiologi, yang paling berperan sebagai faktor
resiko adalah kolesterol LDL. Seseorang dikatakan menderita hiperkolesterolemia
bila kadar kolesterol total plasma 200 mg/dl. Kadar kolesterol total plasma 200
mg/dl setara dengan kadar kolesterol LDL 130 mg/dl ( Anwar, 2003 )
2. Mekanisme Hiperkolesterolemia
Mekanisme terjadinya hiperkolesterolemia adalah lemak yang berasal dari
makanan akan mengalami proses pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak
bebas, trigliserid, fosfolipid dan kolesterol. Kemudian diserap ke dalam bentuk
kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron beredar menuju hati dan dipilah-pilih
menjadi kolesterol. Sebagian kolesterol ini dibuang ke empedu sebagai asam
empedu dan sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida akan bersekutu
dengan protein tertentu (apoprotein) dan membentuk Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), yang selanjutnya dipecah oleh ensim lipoprotein menjadi
Intermediet Density Lipoprotein (IDL) yang tidak bisa bertahan 2-6 jam karena
langsung akan diubah menjadi Low Density Lipoprotein (LDL) (Soeharto, 2004).
Pembentukan LDL oleh reseptor ini penting dalam pengontrolan kolesterol
darah. Disamping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat
merusak LDL. Melalui jalur sel-sel perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga
tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak
terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-sel perusak. Bila hal ini terjadi
selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah
dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-
sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi
aterosklerosis (Almatsier, 2004).
B. Lemak
1. Pengertian dan Fungsi
Lemak adalah sekelompok organik yang terdiri dari unsur-unsur Carbon (C)
, Hidrogen (H), Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (Soeharto, 2004). Dalam tubuh lemak berfungsi :
a. Sebagai bahan bakar metabolisme seluler.
b. Merupakan bagian pokok dari membrane sel.
c. Sebagai mediator atau second messenger aktifitas biologis antar sel.
d.
kolesterol total dan kolesterol LDL dalam darah naik, karena itu konsumsi
asam lemak jenuh harus dibatasi (Soeharto, 2004).
Bahan makanan yang banyak mengandung asam lemak jenuh
diantaranya adalah kelapa, minyak kelapa, mentega, butter, susu full
kream dan keju (Sudarmanto, 2003).
b. Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal ( MUFA )
Asam lemak tak jenuh tunggal selalu mengandung ikatan rangkap
antara 2 atom karbon (C) dengan kehilangan paling sedikit 2 atom karbon
hidrogen (H). MUFA dikenal juga dengan nama asam lemak omega-9
(Muhilal, 2002).
Asam lemak tak jenuh tunggal mulai menarik perhatian sewaktu
melihat kenyataan bahwa kejadian penyakit jantung di daerah Medoterrian
cukup rendah. Hal ini diduga karena banyaknya konsumsi MUFA yang
banyak terdapat dalam minyak zaitun (Muhilal, 2002).
Penelitian Gark, A,dkk, pada kelompok yang mendapat diet tinggi
MUFA terlihat penurunan trigliserid sebesar 25 % dan kolesterol VLDL
sebesar 35 %, sedangkan kolesterol HDL meningkat sebesar 13 %.
Hasil riset yang menyatakan bahwa omega-6 (salah satu bentuk
PUFA) dalam bentuk tunggal memiliki sifat negatif karena berikatan
dengan produksi eicosanoids (stimulant pertumbuhan tumor pada binatang
percobaan). Namun dengan adanya Omega-9 dan Omega-6 dalam proposi
yang sesuai akan memiliki potensi memblokir produk senyawa
eicosanoids tersebut, sehingga peran Omega-9 dapat mencegah stimulant
negatif Omega-6 (Tien R Muchtadi, 2000).
Beberapa bahan makanan yang merupakan sumber MUFA adalah :
minyak zaitun, kacang tanah, kedelai, daging unggas, kacang kenari,
butter kacang tanah, dan alpukat (Sudarmanto, 2003). Selain itu beberapa
perusahaan minyak goreng telah memodifikasi kandungan lemak dengan
memperkaya lemak tak jenuh tunggal atau yang biasanya disebut
Omega-9.
c. Asam Lemak Tak Jenuh Ganda ( PUFA )
Asam lemak tak jenuh ganda yaitu lemak yang mengandung lebih
dari satu ikatan rangkap. Asam lemak tak jenuh ganda akan kehilangan
paling sedikit 4 atom hydrogen (H). Dalam diet, asam lemak tak jenuh
ganda umumnya menurunkan kolesterol darah sebagai berikut : setiap 1%
kenaikan kalori dari asam lemak tidak jenuh ganda dalam diet,
menghasilkan pengurangan kolesterol mg/dl (Soeharto, 2004).
PUFA dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan asam lemak omega-3
dan omega-6.
1. Asam Lemak Omega-3
Asam lemak omega-3 mulai mendapat perhatian setelah fakta
menunjukan bahwa banyak orang Eskimo yang mengkonsumsi energi
lemak tinggi, tetapi tidak menderita penyakit jantung koroner. Mereka
banyak mengkonsumsi ikan laut yang kaya akan omega-3 rantai
panjang yakni EPA dan DHA dari asam linoleat.
Fungsi Omega-3 terhadap kolesterol serta pencegahan terhadap
penyakit jantung koroner dan stroke yaitu :
1. Menurunkan kolesterol dan trigliserida dalam darah.
2. Meningkatkan HDL dan menurunkan LDL.
3. Mencegah terbentuknya aterosklerosis.
4. Memperbaiki faktor pembekuan darah.
5. Menghambat pembentukan trigliserida dan menurunkan kadar
trigliserida darah.
6. Memperlambat pembentukan lemak pada dinding arteri dengan
membiarkan darah mengalir lebih bebas.
7. Mencegah pembentukan keping-keping darah.
(Herman dan Mahmud,1987).
Makanan merupakan sumber Omega-3 yang paling utama adalah
ikan, terutama ikan laut yang hidup di perairan dingin atau perairan
dalam seperti salmon, tuna, sarden dan makarel. Berbagai jenis
seafood lain juga banyak mengandung Omega-3, bahkan kedelai
padi-padian,
kacang-kacangan
dan
benih
gandum
(Sudarmanto, 2003).
TABEL 1
BATAS NORMAL KADAR LIPID PLASMA DARAH
Lipid
Kolestere total
Diinginkan
Diwaspadai
Berbahaya
mg/dl
mg/dl
Mg/dl
<200
200-239
>240
Kolesterol LDL
-
tanpa PJK
<130
130-159
>160
dengan PJK
<100
Kolesterol HDL
>35
<35
Trigliserida
-
tanpa PJK
<200
200-399
>400
dengan PJK
<150
G. Kerangka Konsep
Asam lemak jenuh sangat berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol
darah karena asam lemak jenuh menghasilkan asetil-CoA yang dapat disintesa
menjadi kolesterol. Asam lemak jenuh dalam diet bekerja sama dengan kolesterol,
mengurangi aktifitas reseptor LDL di lever, yang menyebabkan pengurangan
pembuangan LDL dalam darah, sehingga kolesterol dan LDL dalam darah naik,
karena itu konsumsi bahan makanan yang mengandung lemak harus dikurangi.
Adapun faktor-faktor resiko terjadinya hiperkolesterolemia meliputi faktor
irreversible (usia, jenis kelamin dan keturunan) dan faktor reversible (kegemukan,
merokok dan kurang olah raga). Meskipun demikian diet sehari-hari mempunyai
peranan penting terhadap kejadian hiperkolesterolemia. Kerangka konsep mengenai
hubungan konsumsi lemak terhadap kejadian hiperkolesterolemia dapat digambarkan
sebagai berikut :
Konsumsi Lemak
Kejadian
Hiperkolesterolemia
H. Hipotesa
Ada hubungan
hiperkolesterolemia.