Anda di halaman 1dari 13

PENENTUAN KONSENTRASI ASAM KUAT DAN LEMAH

DENGAN METODE TITRASI KONDUKTOMETRI

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menetukan titik ekuivalen dan konsentrasi asam kuat dan asamlemah
dengan metode titrasi konduktometri menggunakan basa lemah.

II.

.
DASAR TEORI
II.1 Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Dan larutan

non eletrolit merupakan laurutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik Larutan ini
memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Seorang ahli kimia dari Swedia, Svante August Arrhenius (1859 1927) menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan
negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama
dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion
inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu
atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel
yang bermuatan (kation dan anion) (Widiastuti,dkk.2010).
Hal ini dapat terjadi dikarenakan larutan elektrolit mengandung senyawa ionatau
senyawa kovalen polar yang dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air). Dalam senyawa
kovalen, elektron digunakan bersama, namun jika unsur yang saling berikatan kovalen
memiliki beda keelektronegatifan yang besar, elektron dari unsur yang memiliki
keelektronegatifan kecil akan tertarik ke unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih besar,
sehingga terdapat serah terima elektron, ikatan kovalen seperti ini yang disebut kovalen ion
atau elektrokovalen, dan yang merupakan larutan elektrolit berupa senyawa kovalen yang
bersifat polar. Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat yang larut atau terurai kedalam
bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik. Dikarenakan Ion merupakan
atom-atom yang bermuatan elektrik, sehingga arus listrik dapat mengalir melalui ion ion
tersebut (Widiastuti,dkk.2010).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika
arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi

dan ion negative mengalami oksidasi. Contohnya pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis,
larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran
listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan
membebaskan gas Hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan
menghasilkan gas klorin. Namun HCl dalam keadaan murni berupa molekul- molekul tidak
mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik
(Widiastuti,dkk.2010).

Gambar proses elektrolisis

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena
zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi
ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat
adalah asam kuat : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3, dan lain-lain. Dan juga untuk basa
kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2,dan lain-lain. Serta garam-garam yang
mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
II.2

konduktivitas Molar ()

untuk memperoleh ukuran kemampuan menghantarkan listrik dari sejumlah tertantu


elektrolit, didefinisikan sebagai hantaran molar. Konduktivitas juga dapat didefinisikan
sebagaikonduktivitas dalam satu mol larutan, yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
= 1000K/C
dimana:
= hantaran molar (Scm2mol-1)
K = konduktivitas spesifik (Scm-1)
C = konsentrasi larutan (mol/L). (Tony. 1987)
II.3

Titrasi Konduktimetri

Titrasi konduktometri digunakan untuk menentukan titik ekivalen suatu titrasi


menggunakan metode konduktometri. Titrasi

konduktometri

ini

sangat

berhubungan

dengan daya hantar dan juga akan berhubungan dengan adanya ionion dalam larutan yang
berperan untuk menghantarkan arus dalam larutan (Anizar. 2010).
Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Jika temperatur berubahubah
maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah
memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun. Sehingga ionion dalam larutan
tidak dapat begerak dengan bebas (Anizar. 2010).
Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam titrasi.
Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang lainya,
yang membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui titik ekivalen
dari larutan itu. Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita praktikan
sebelumnya titik ekivalen diketahui ketika terjadi perubahan warna, zat itu akan mengalami
peruban warna bila zat itu dalam keadaan setimbang. Untuk mempermudah kita untuk
melihat zat itu sudah mencapai ekivalen maka digunakan indikator. Tetapi banyak sekali para
praktikan yang merasa kesulitan untuk menentukan dengan tepat titik ekivalen dengan
menggunkan titrasi volumetri ini. Titrasi konduktometri ini lebih mudah jika dibandingkan
dengan titrasi lainya, walaupun ada kelemahan tetapi juga ada kelebihanya. Titik ekivalen
dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur, jika daya hantar sudah
konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen. Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan
indikator, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bab selanjutnya (Tony. 1987).

II.4

Grafik Titrasi Konduktimetri

Berikut beberapa contoh titrasi konduktometri serta kurva yang dihasilkan yaitu sebagai
berikut :
a. Titrasi konduktometri antara asam kuat dan basa kuat dicontohkan dengan penetralan
antara NaOH dengan HCl

Kurva 1. Kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa kuat

Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai daya hantar mula-mula turun akibat
penggantian ion hidrogen oleh kation yang ditambahkan. Setelah titik ekivalen dicapai, nilai
daya hantar naik dengan penambahan basa kuat yang disebabkan oleh konduktivitas yang
besar dari ion hidroksil (Anizar. 2010).
b. Titrasi konduktometri antara asam kuat dan basa lemah dicontohkan dengan
penetralan H2SO4 encer oleh NH3 encer.

Kurva 2. Kurva titrasi konduktometri asam kuat dan basa lemah

Dari kurva terlihat pada cabang pertama menunjukkan hilangnya ion-ion hidrogen
selama penetralan, tetapi setelah titik akhir titrasi dicapai kurva menjadi sedikit horizontal
yang dikarenakan larutan air-amonia yang berlebih kurang terionisasi dengan adanya
amonium sulfat (Anizar. 2010).
c. Titrasi konduktometri antara asam lemah dan basa kuat dicontohkan dengan
penetralan CH3COOH dengan NaOH.

Kurva 3. Kurva titrasi konduktometri asam lemah dan basa kuat

Kurva pada titrasi konduktometri bergantung pada konsentrasi dan kekuatan asam
lemah dimana garam natrium asetat yang terbentuk pada titrasi bagian pertama cenderung
menekan ionisasi asam asetat sehingga daya hantarnya turun. Namun kenaikan konsentrasi
garam menghasilkan kenaikan daya hantar. Setelah titik akhir titrasi, kurva akan menjadi
linear setelah semua asam dinetralkan (Anizar. 2010).
d. Titrasi konduktometri antara asam lemah dan basa lemah dicontohkan dengan
CH3COOH dengan NH3.

Kurva 4. Kurva titrasi konduktometri asam lemah dan basa lemah

Kurva yang dihasilkan hampir sama seperti pada kurva 3 karena natrium asetat
maupun ammonium asetat adalah elektrolit kuat. Setelah titik ekivalen dicapai, larutan
amonia-air yang berlebih hanya sedikit mempengaruhi nilai konduktans karena disosiasinya
ditekan oleh garam ammonium yang berbeda dalam larutan (Anizar. 2010).

III.

ALAT DAN BAHAN


III.1 Alat
Konduktometer CRISON EC-Meter Basic 30
III.1.1
Buret dan statif
III.1.2
Magnetic stirrer
III.1.3
Pipet ukur 25 ml
III.1.4
Pipet ukur 5 ml
III.1.5
Gelas kimia 50 mL
III.1.6
Gelas kimia 100 Ml
III.1.7
Bulp
III.1.8
Botol semprot
III.1.9
Corong
III.1.10
Kaca arloji
III.1.11
Spatula
III.1.12
Batang pengaduk
III.1.13
Labu ukur 100 Ml
III.1.14
Neraca analitk
III.1.15

III.1.16

III.2
III.2.1
III.2.2
III.2.3
III.2.4

IV.

Tissue
Bahan
Larutan NH3 0.1 N
Larutan HCl 0.01 N
Larutan CH3COOH 0.03 N
Aquadest

PROSEDUR KERJA
IV.1Titrasi Konduktimetri antara Asam Kuat (HCl) dengan Basa Lemah (NH3)
Ditempatkan 25 mL HCl kedalam gelas kimia50 mL,
IV.1.1
Ditempatkan elektroda konduktometer dalam gelas kimia tersebut,
IV.1.2
Diset konduktometer ke pengukuran konduktivitas secara kontinyu,
IV.1.3
(ditekan tombol EC 2X ) dan diaduk pada posisi 30%,
Dititrasi menggunakan NH30.1 N dari volume 0-25 ml,
IV.1.4
Diamati konduktansi larutan setiap rentang penambahan NH3 0.5 ml,
IV.1.5
Dibuat grafik nilai konduktivitas vs volume NH3.
IV.1.6
IV.2Titrasi Konduktimetri antara Asam Lemah (CH3COOH) dengan Basa
Lemah (NH3)
Ditempatkan 25 ml CH3COOH kedalam gelas kimia50 ml,
IV.2.1
Ditempatkan elektroda konduktometer dalam gelas kimia tersebut,
IV.2.2
Diset konduktometer ke pengukuran konduktivitas secara kontinyu,
IV.2.3
IV.2.4
IV.2.5
IV.2.6

V.

(ditekan tombol EC 2X ) dan diaduk pada posisi 30%,


Dititrasi menggunakan NH3 0.005 N dari volume 0-25 ml,
Diamati konduktansi larutan setiap rentang penambahan NH3 0.5 ml,
Dibuat grafik nilai konduktivitas vs volume NH3.

DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


V.1 Data pengamatan
Titrasi Konduktimetri antara Asam Kuat (HCl) dengan Basa Lemah
V.1.1
(NH3)
Volume NH3 0.1
N (ml)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5

Konduktivitas
(S/cm)
0.0411
0.0371
0.0321
0.0245
0.01895
0.01523
0.01453
0.01413
0.01382
0.01359
0.0134

5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
12.5
13
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25

V.1.2

0.01321
0.01304
0.0129
0.01276
0.01262
0.00977
0.00963
0.00966
0.01158
0.01157
0.01153
0.01146
0.01139
0.01132
0.01122
0.01108
0.01096
0.01091
0.01082
0.01074
0.01066
0.01059
0.01052
0.01045
0.01038
0.0103
0.0102
0.01016
0.0101
0.01004
0.01
0.00995
0.0099
0.00984
0.00978
0.00972
0.00967
0.00962
0.00956
0.00951

Titrasi Konduktimetri antara Asam Lemah (CH3COOH) dengan Basa


Lemah (NH3)

Volume NH3 0.005


N (ml)

Konduktivitas
(S/cm)

0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
12.5
13
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5

93.4
99.9
105.7
111.7
122.7
134.2
149.7
162.7
175.8
187.6
207
215
225
237
245
246
245
242
241
238
236
234
233
231
229
227
222
221
220
219
218
217
216
214
213
211
210
209
208
207
205
204
203
202
201
200

23
23.5
24
24.5
25

197.6
196.9
196.2
195.4
194.5

5.2 Grafik
5.2.1 Grafik Titrasi Konduktimetri antara Asam Kuat (HCl) dengan Basa
Lemah (NH3)

5.2.2

Grafik Titrasi Konduktimetri antara Asam Lemah (CH3COOH) dengan

Basa Lemah (NH3)

5.3 Perhitungan

5.3.1

Pembuatan Larutan
a. Larutan HCl 0.01 N 100ml (dari larutan induk HCl 0.05 N)
V1 . N1
= V 2. N 2
V1 . 0.05 N = 100 ml . 0.01 N
V1 = 20 ml
b. Larutan NH3 0.005 N 100 ml (dari larutan induk NH3 0.1 N)
V1 . N1
= V 2. N 2
V1 . 0.1 N = 100 ml . 0.005 N
V1 = 5 ml

5.3.2

Penentuan Konsentrasi
a. HCl
VHCl x NHCl
= VNH3. NNH3
25 ml x NHCl = 2.5 ml x 0.1 N
NHCl = 0.01 N
b. CH3COOH
VCH3COOH x NCH3COOH
25 ml x NCH3COOH
NCH3COOH

VI.

PEMBAHASAN

= VNH3. NNH3
= 7 ml x 0.005 N
= 0.0014 N

Pengukuran Konduktivitas Larutan


Pada Percobaan ini dilakukan menggunakan alat Konduktometer, yang bertujuan untuk
6.1

mengetahui titik ekuivalen dan konsentrasi asam kuat dan asam lemah dengan metode titrasi
konduktimetri. Adapun larutan yang diuji yaitu ; larutan HCl sebagai asm kuat dan larutan
CH3COOH sebagai asam lemah dengan titran basa lemah (NH3).
6.2

Titrasi Konduktimetri antara HCl dengan NH3


Titrasi ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi HCl. Larutan yang

digunakan adalah HCl 0,01 N ( asam kuat ) dengan NH 3 air 0,1 N basa lemah. Dimana Larutan NH 3
air merupakan reaksi NH 3 + H2O yang menghasilkan NH4OH. Ketika belum dilakukan titrasi,dalam
larutan HCl tersebut hanya ion H+ dan Cl-. Kemudian setelah dilakukan titrasi atau penambahan
larutan NH3 air yang mengandung ion NH 4+ dan OH- maka lama kelamaan ion NH 4+ akan
menggantikan ion H- pada HCl. Dimana reaksi pada titrasi ini yaitu :
HCl + NH4OH

NH4Cl + H2O

Kemampuan hantaran ion H+ lebih kecil dibandingkan ion NH4+ , karena ion NH4+ lebih besar
sehingga pergerakan ion H+ menjadi lemah, pada saat penambahan NH 4OH 0 9 ml . Kemudian
ketika penambahan NH4OH

dari 9 12 ml konduktivitas menjadi naik yang disebabkan oleh

peningkatan OH- dalam larutan HCl tersebut. Dan setelah penambahan NH 4OH

12 25 ml

konduktivitas kembali turun yang disebabkan karena larutan NH 4OH yang berlebih kurang terionisasi
dengan adanya NH4Cl. Dari hasil percobaan diperoleh titik ekuivalen titrasi yaitu pada saat
penambahan NH3 air sekitar 2.5 ml. dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi HCl yaitu 0.01 N.
6.3

Titrasi konduktimetri antara CH3COOH dengan NH3


Titrasi ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi CH3COOH. Larutan yang

digunakan dalam titrasi ini adalah CH 3COOH 0,003 N dengan NH3 air 0,005 N. Sebelum dilakukan
titrasi, dalam larutan CH3COOH tersebut hanya terdapat CH3COO dan H+ . Ketika dititrasi dengan
NH4OH 0 7,5 ml maka konduktivitas mengalami peningkatan karena peningkatan OH - dalam
larutan CH3COOH. Setelah penambahan 7,5 25 ml NH4OH yang berlebih hanya sedikit
mempengaruhi nilai konduktivitas karena adanya NH 4+ yang berada dalam larutan CH3COOH. Dari
percobaan ini diperoleh titik ekuivalen titrasi yaitu pada saat penambahan NH 3 air sekitar 7 ml. Dari
perhitungan diperoleh konsentrasi CH3COOH yaitu 0.0014 N.
Sedangkan grafik literatur menunjukkan bahwa grafik menurun karena kurangnya H + .
Kemudian terjadi kenaikan karena bertambahnya NH4+. Jika dibandingkan antara grafik literatur
dengan grafik hasil percobaan kurang sesuai, hal ini dikarenakan perbedaan konsentrasi untuk
CH3COOH dan NH3 air , sehingga dibutuhkan semakin banyak NH 3 air untuk menetralkan
CH3COOH.

Reaksi pada titrasi antara CH3COOH dengan NH4 air :


CH3COOH + NH4OH

VII.

CH3COONH4 + H2O

KESIMPULAN
VII.1
Titik ekuivalen dari titrasi konduktimetri antara HCl dengan NH 3
adalah sekitar 2.5 ml dantitik ekuivalen dari titrasi konduktimetri antara HCl
dengan NH3 adalah sekitar 7 ml.
VII.2
Dari hasil percobaan diperoleh konsentrasi HCl yaitu 0.1 N dan
konsentrasi CH3COOH yaitu 0.001 N.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA

Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Anizar, Nurul. 2015.Paper Konduktometri.(online),diakses 29 November
,
(https://id.scribd.com/doc/179393616/paper-konduktometri)
Saskya. 2009.Teori Elektrolit DEBYE-HUCKEL.(online).diakses 29 November
2015,
( https://id.scribd.com/doc/97875763/konduktivitas).
Widiastuti,Endang,dkk.2010.Bahan Ajar Instrumentasi Analitik Jurusan Teknik
Kimia.Bandung:Politeknik Negeri Bandung.

Anda mungkin juga menyukai