Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU :
dr.Pelsi Sulaini,SpOG(K)
KELOMPOK 3
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
8;
9;
10;
11;
Yuli Hartati
Desi Andriani
Rati Purwati
Ulfa Yulia Sari
Apriyona Amir
Astari Seto
Dian Maya Sari
Masnia Handayani
Mona Saputri
Rosmeri Rosha
Yulia Fatma Nst
M.Keb 15033
M.Keb 15034
M.Keb 15035
M.Keb 15038
M.Keb 15201
M.Keb 15201
M.Keb 15203
M.Keb 15205
M.Keb 15206
M.Keb 15207
M.Keb 15208
kaaruniaNya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
makalah
maternal
dan neonatal
yang
diampu
oleh dr.Pelsi
masih banyak
kekurangan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan isi
dan kualitas makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1;
Latar Belakang
Menurut Manuaba (1998 : 295) perdarahan postpartum adalah perdarahan
1.2;
Kegawatdaruratan
dalam
Kebidanan
dan
Neonatal,
komponen-
BAB II
PEMBAHASAN
2.4. Klasifikasi
Menurut Mochtar (1998 : 298) waktu terjadinya perdarahan postpartum di
bagi atas dua bagian :
a; Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
b; Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke lima sampai 15
postpartum.
Menurut Wirakusumah (2005:171) Perdarahan pascapersalinan sekarang
dapat di bagi menjadi :
pertama.
b; Perdarahan skunder (perdarahan masa nifas) terjadi setelah itu.
Menurut Manuaba (1998 : 296). Perdarahan postpartum di
bagi
2.5. Proknosis
2.6. Etiologi
Penyebab terjadinya perdarahan post partum antara lain:
Atonia Uteri
Luka jalan lahir
Retensio Plasenta
Gamgguan pembekuan darah
a; Atonia Uterus.
Atonia uterus merupakan hipotonia uterus yang mencolok, pada kondisikondisi tersebut uterus merenggang berlebihan dan kontraksinya buruk.
Atonia uterus merupakan penyebab pertama perdarahan pascapartum.
b; Laserasi jalan lahir.
Laserasi jalan lahir merupakan penyebab utama kedua perdarahan pasca
partum pada pendarahan yang kontiniu, walaupun kontraksi uterus pasca
partum efisien, namun jalan lahir harus di inspeksi, dan itu dilakukan secara
ulang, laserasi jalan lahir dapat meliputi cidera pada labia, perenium, vagina,
dan serviks.
c; Plasenta tertahan.
1; Plasenta tertahan tidak melekat apabila plasenta belum memisah dalam
30 menit setelah bayi lahir.
2; Plasenta tertahan melekat
Plasenta yang implantasi zigot di daerah endometrium yang mengalami
efek, tidak ada zona pemisah antara plasenta dan desidua,
derajat
bekas
implantasi
plasenta
terbuka
sehingga
menimbulkan
pendarahan
b; Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah
jam setelah bayi lahir
c; Sisa plasenta atau membran yang tertinggal
d; Robekan jalan lahir
e; Inversio uteri
2.7. Insiden
Berdasarkan dari laporan-laporan baik di negara maju maupun di negara
berkembang angka kejadian berkisar antara 5 % sampai 15 %. Berdasarkan
penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut:
Penyulit
danSyok
lembek.
Diagnosis Kerja
Atoni Uteri
lahir.
menghambat
aliran
darah
keluar
Darah segar mengalir segera setelahPucat
bayi lahir.
Lemah
Menggigil
Plasenta lengkap.
Plasenta belum lahir setelah 30Tali pusat putus akibat traksiRetensio plasenta
menit.
berlebihan.
Perdarahan segera .
Perdarahan lanjutan.
berkontraksi
lengkap.
Perdarahan segera.
Uterus tidak teraba .
Neurogenik syok.
Inversio uteri
Anemia.
fragmen
uterus.
Perdarahan sekunder.
2.8.
Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
plasenta
Pemeriksaan obstetri:
Pemeriksaan ginekologi:
Dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki
Kontraksi uterus
Luka jalan lahir
Retensi sisa plasenta
2.9;
Faktor Resiko
Penggunaan obat-obatan (anestesi umum, magnesium sulfat).
Partus presipitatus
Solutio plasenta
Persalinan traumatis
Uterus yang terlalu teregang (gemelli, hidramnion)
Adanya cacat parut, tumor,anomali uterus
Partus lama
Grandemultipara.
Plasenta previa
Riwayat perdarahan pasca persalinan.
Pemeriksaan laboratorium
; Pemeriksaan darah lengkap harus harus dilakukan sejak periode
antenatal. Kadar hemoglobin dibawah 10 g/dL berhubungan
dengan hasil kehamilan yang buruk.
; Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak
periode antenatal.
2.11. Penatalaksanaan
Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen,
yaitu:
;
;
Resusitasi cairan
Pengangkatan kaki dapat meningkatan aliran darah balik vena sehingga dapat
memberikan waktu untuk menegakan diagnosis dan menangani penyebab
perdarahan.
Perlu dilakukan pemberian oksigen dan akses intravena pada wanita dengan
resiko perdarahan post partum, dan dipertimbangkan jalur kedua pada pasien
dengan resiko sangat tinggi.
Berikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik
normal salin (NS/NaCL) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena
perifer. Resiko terjadinya asidosis hiperkloremik sangat rendah dalam
hubungan dengan perdarahan post partum. Bila dibutuhkan cairan kristaloid
Transfusi Darah
Transfusi darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus brlanjut dan
diperkirakan akan melebihi 2.000 mL atau keadaan klinis pasien menunjukan
tanda-tanda syok walaupun telah dilakukan resusitasi cepat.
o PRC digunakan dengan komponen darah lain dan diberikan jika terdapat
indikasi. Para klinis harus memprhatikan darah transfusi, berkaitan dengan
waktu, tipe dan jumlah produk darah yang tersedia dalam keadaan gawat.
o Tujuan transfusi adalah memasukan 2-4 unit PRC untuk menggantikan
pembawa oksigen yang hilang untuk mengembalikan volume sirkulasi. PRC
bersifat sangat kental yang dapat menurunkan jumlah tetesan infus. Masalah
ini dapat diatasi dengan menambahkan 100 mL NS pada masing-masing unit.
Jangan menggunakan cairan Ringer Laktat untuk tujuan ini karena kalsium
yang dikandungnya dapat menyebabkan penjedalan.
o
Penyulit
Syok ireversibel
DIC
Amenorea sekunder
2.12. Pencegahan
Penanganan aktif kala III dapat menurunkan insiden dan tingkat keparahan
perdarahan post partum. Penanganan aktif kala III merupakan kombinasi dari halhal berikut:
3.1.
Kesimpulan