Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EFLORESENSI & DERMATITIS

SEBOROIK
30 September 2015

OLEH :

M. ARDIANSYAH M
1102110063

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015

EFLORESENSI
Definisi
Efloresensi atau ruam adalah kelainan kulit dan selaput lender yang dapat
dilihat dengan mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu dapat diperiksa dengan
perabaan.Efloresensi kulit dapat merupakann akibat biasa dalam perjalanan proses
patologik. Untuk mempermudah dalam pebuatan diagnosis, ruam kulit dibagi menjadi
beberapa kelompok.
Menurut terjadinya, efloresensi dibagi atas 2:
Efloresensi primer (kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit):
O Makula

O Papul

O Plak (Plaque)

O Urtika

o Nodus

.
O Vesikel

.
O Bula

O Pustul

.
O Kista

Efloresensi sekunder (kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit):


O Skuama

O Krusta
Cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan nekrotik,maupun
benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya). Warnanya ada beberapamacam: kuning
muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal dari pus, dan kehitaman berasal
dari darah.

O Erosi

O Ulkus

O Keloid

Dermatitis Seboroik

I. Definisi
Dermatitis seboroik adalah penyakit papuloskuamosa kronis yang menyerang bayi
dan orang dewasa sering ditemukan pada bagian tubuh dengan konsentrasi folikel sebaseus
yang tinggi dan aktif termasuk wajah, kulit kepala, telinga, badan bagian atas dan fleksura
(inguinal, inframma dan aksila).

II. Etiologi dan Patogenesis


Patogenesis yang pasti dari dermatitis seboroik belum dimengerti sepenuhnya, tetapi
dermatitis ini umumnya terkait dengan jamur Malassezia, kelainan immunologi, aktivitas
sebaseus yang meningkat dan kerentanan pasien.
Penderita dermatitis seboroik biasanya mempunyai kulit kaya sebum dan berminyak. Lipid
sebum penting untuk proliferasi Malassezia dan sintesa faktor-faktor proinflamasi sehingga
menciptakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan dermatitis seboroik.

III.Gambaran Klinis
Lesi dermatitis seboroik tipikal adalah bercak-bercak eritema, dengan sisik-sisik yang
berminyak. Penyakit ini suka muncul di bagian-bagian yang kaya kelenjar sebum, seperti
kulit kepala, garis batas rambut, alis mata, glabela, lipatan nasolabial, telinga, dada atas,
punggung, ketiak, pusar dan sela paha. Pasien sering mengeluhkan rasa gatal, terutama pada
kulit kepala dan pada liang telinga. Lesi pada kulit kepala dapat menyebar ke kulit dahi dan
membentuk batas eritema bersisik yang disebut corona seborrheica.
Gejala yang umum lainnya dari dermatitis seboroik adalah blefaritis dengan kerakkerak berwarna kekuningan sepanjang pinggir kelopak mata. Bila hanya manifestasi ini yang
ada, maka diagnosis tidaklah sulit. Varian serius dari penyakit kulit ini adalah exfoliative
erythroderma (seborrheic erythroderma). Komplikasi yang utama pada lesi adalah infeksi
sekunder, tampak eritema, eksudat, gangguan kenyamanan dan limfadenopati pada daerah
yang terkena

Gambar lokasi predileksi dermatitis seboroik

IV.Diagnosis
Dermatitis seboroik mempunyai ciri-ciri unik tergantung pada kelompok usia yang
terpengaruh, bentuk anak sifatnya dapat sembuh sendiri, sementara pada orang dewasa
penyakit ini sifatnya kronis. Lesi terdiri dari plak eritema, bersisik dengan tingkat keparahan
dan intensitas yang bervariasi.
Pada masa bayi, dermatitis seboroik sering dijumpai dalam tiga bulan pertama
kehidupan berupa sisik pada kulit kepala.
Gambaran khas yang berupa sisik-sisik kekuningan yang muncul segera setelah lahir.
Kondisi ini juga bisa berkembang pada wajah dan pada lipatan-lipatan tubuh seperti pada
daerah retroaurikular, leher, ketiak dan daerah paha.
Pada orang dewasa, dermatitis seboroik adalah dermatosis kronis berulang yang
dimulai dari eritema ringan sampai moderat hingga lesi papular, eksudatif dan bersisik,
semakin memburuk jika disertai stres atau kurang tidur. Lesi terutama berkembang pada
daerah yang produksi sebumnya tinggi seperti kulit kepala, wajah, telinga eksternal, daerah
retroaurikular dan daerah pra-sternal, kelopak mata dan lipatan-lipatan tubuh.

V. Diagnosis Banding

Dijumpai sejumlah penyakit yang serupa dengan dermatitis seboroik. Psoriasis pada kulit
kepala (scalp psoriasis) muncul sebagai plak bersisik pada kulit kepala dengan batas yang
tegas mungkin sulit dibedakan dari dermatitis seboroik

Diagnosis Banding Dermatitis Seboroik Berdasarkan Lokasi Lesi

Diagnosis banding dermatitis seboroik

Scalp

Psoriasis, dermatitis atopi, tinea kapitis

Wajah

Rosasea, dermatitis kontak, diskoid lupus ,


fotosensitifitas terhadap obat

Liang telinga

Dermatitis kontak

Dada dan punggung

Ptiriasis rosea, tinea versikolor, lupus kutaneus


subakut

Paha dan bokong

Kandidiasis, eritrasma

Lipatan-lipatan

Psoriasis inversa, dermatitis kontak, kandidiasis,


langerhans cell histiocytosis

VI.

Pengobatan
Terapi yang efektif untuk dermatitis seboroik meliputi obat antiinflamasi

immunomodulator, obat keratolitik, antijamur dan tea tree oil .


Jenis-jenis Terapi pada Dermatitis Seboroik

Terapi-terapi untuk penatalaksanaan dermatitis seboroik

TERAPI

DOSIS

Antiinflamasi

Sampo steroid: Flusinolon

2xseminggu

Steroid topical: Flusinolon


setiap hari
Losion betametason valerate
setiap hari
Krim desonide
setiap
hari
Inhibitor kalsineurin topical:
Salep takrolimus
Krim pimekrolimus
hari

setiap hari
setiap

Keratolitik:

Sampo asam salisilat


2xseminggu
Sampo tar
2xseminggu
Sampo zinc pyrithione
2xseminggu

Anti jamur:

Sampo ketokonazole
2xseminggu
Sampo selenium sulfide

2xseminggu
Pengobatan alternative:
Sampo tea tree oil

setiap hari

VII. Prognosis
Dapat sembuh dengan sendirinya disertai prognosis yang baik pada bayidibandingkan
dengan kondisi kronis dan relaps pada orang dewasa. Tidak adabukti yang menyatakan bayi
dengan dermatitis seboroik juga akan mengalamipenyakit ini pada saat dewasa. Pasien
dermatitis seboroik dewasa dengan bentukberat kemungkinan dapat persisten.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI


http://www.acamedia.edu/135232/efloresensi
http://www.slideshare.net/elissalisencia/efloresensi
epository.usu.ac.id/6789/41341/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai