Anda di halaman 1dari 57

BAB II Jadwal Imunisasi

Jadwal imunisasi
1.
2.
3.
4.
5.

Pedomana imunisasi nasional


Jadwal imunisasi
Jadwal imunisasi tidak teratur
Vaksin kombinasi
Imunisasi anak sekolah dan remaja

Jadwal Imunisasi
Imunisasi Program Nasional meliputi
BCG, Polio, Hepatitis B, DPT dan campak.
BCG
Imunisasi BCG optimal diberikan 2-3
bulan. Kementrian kesehatan
menganjurkan pemberian imunisasi BCG
pada umur antara 0-12 bulan
Dosis 0,05untuk bayi kurang dari 1
tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1 tahun)
Vaksin BCG diberikan secara intrakutan
didaerah lengan kanan atas pada
insersio M.deltoideus

Imunisasi BCg ulangan tidak dianjurkan


Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka
tidak diberikan pasien imunokompromais.
Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi
tuberkulosis, namun dapat mencegah
komplikasinya.
Apabila BCG diberikan setelah umur 3 bulan,
perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
Vaksin deberikan jika hasil tuberkulin negatif.
Apabila uji tuberkulin tidak mungkin
diberikan, BCg dapat diberikan namun perlu
diobservasi dalam waktu 7 hari. Apabila
terdapat reaksi lokal cepat di tempat
suntikan maka perlu tindakan lebih lanjut.

Hepatitis B
vaksinasi hepatitis B (HepB) harus segera
diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi
HepB merupakan upaya pencegahan yang
sangat efektif untuk memutuskan rantai
penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya.
Jadwal imunisasi hepatitis B
Imunisasi HepB-1 diberiakan sedini mungkin
(dalam waktu 12jam) setelah lahir,
mengingat paling tidak 3,9% ibu hamil
mengidap hepatitis B aktif dengan risiko
penularan kepada bayinya sebesar 45%.

Imunisasi HepB-2 diberikan setelah 1


bulan dari imunisasi HepB-1 yaitu saat
bayi berumur 1 bulan. Untuk
mendapatkan respon imun optimal,
interval HepB -2 dengan HepB-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka
hepB diberikan pada umur 3-6 bulan.
Jadwal dan dosis HepB-1 saat bayi lahir,
diberikan berdasarkan status HBsAg ibu
saat melahirkan yaitu (1) ibu dengan
status HBsAg yang tidak diketahui, (2)
ibu HbsAg positif, atau (3) ibu HBsAg
negatif.

Kementrian klesehatan mulai


tahun 2005 memberikan vaksin
HepB-) monovalen daat lahir,
dilanjutkan dengan vaksin
kombanisa DTwP/HepB pada umur
2-3-4 bulan. Tujuan vaksin HepB
diberikan dalam kombinasi dengan
DtwP untuk mempermudah
pemberian dengan menngkatkan
cakupan HepB-3 yang masih
lemah.

Pemberian vaksinasi hepatitis B


saat bayi lahir, tergantung status
HbsAg ibu.
Bayi lahir dengan ibu HbsAg
tidak diketahui: HepB-1 harus
diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dan dilanjutkan
pada umur 1 bulan dan 3-6
bulan. Apabila dalam perjalanan
diketahui bahwa ibu HbsAg
positif maka ditambahkan
hepatitis B imunoglobulin (HBIg)

Bayi lahir dari ibu dengan status


HbsAg-B positif: diberikan vaksin
HepB-1 dan HbIg 0,5 ml secara
bersamaan dalam waktu 12 jam
setelah lahir.

Ulangan imunisasi hepatitis B


Imunisasi ulang (booster) pada
usia 5 tahun tidak dilakukan.
Idealnya pada usia 5 tahun ini
dilakukan pemeriksaan kadar
anti HBs.
Apanila sampai dengan usia 5
tahun belum pernah diberikan
HepB maka secepatnya
diberikan dengan jadwal 3 kali
pemberian.

Ulangi HepB-4 dapat


dipertimbangkan pada umur 1012 tahun, apabilah pencegahan
belum tercapai (anti HBs 10
g/ml.

DTwP dan DTaP


Jadwal imunisasi
Imunisasi dasar DPT diberikan 3
kali sejak umur 2 bulan dengan
interval 4-8 bulan.
Interval terbaik diberikan 8
minggu, jadi DTP-1 diberikan
umur 2 bulan, DTP umur 4 bulan,
DTP-3 umur 6 bulan .
Ulangan booster DTP selanjutnya
(DTP-4) imur 18-24 bulan, dan
DTP-5 umur sekolah 5 tahun.

Vaksinasi penguat (booster)


DTP-5 pada umur 5 tahun harus tetap
diberikan dengan komponen pertusis
nengingat kejadian pertusis dewasa
muda meningkat sehingga dapat
menularkan pada bayi dan anak.
Program imunisasi nasional
Tidak ada vaksinasi ulang usia 18-24 bulan
Apabila pada umur 5 tahun diberikan DTP-5,
maka vaksinasi penguat diberikan TD sesuai
program BIAS, (SD kelas 1, umur 7 tahun)
Vaksinasi penguat Td diberikan sesuai
program BIAS (SD kelas 6, umur 12-13
tahun).

Dosis vaksinasi DTP


DTwp, DTaP.DT atau dT adalah
0,5ml, diberikan secara
intramuskular, baik untuk imunisasi
dasar maupun ulangan.

Pemberian DTP kombinasi


Vaksin DTP dapat diberikan secara
kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DTwP/HepB. DTaP/Hib.
DTwP/Hib.DTaP/Ipv,DTaP/Hib/IPV
sesuai jadwal.

Tetanus
Program imunisasi mengharuskan
seorang anak minimal
mendapatkan tetanus toksoid
sebanyak 5 kali untuk memberikan
perlindungan seumur hidup.
Wanita usia subur dan ibu hamil
harus mendapatkan vaksin TT wus
dan TT ibu hamil untuk
menghindari terjadinya tetanus
neonatorum.

Perlindungan dapat diperoleh


dengan cara sebagai berikut:
Imunisasi TP pada bayi 3 kali
memberikan imunisasi selama 13 tahun. Tiga dosis toksoid pada
bayi setara dengan 2 dosis
toksoid pada dewasa
Ulangan pada umur 18-24 bulan
(DTP 4) memperpanjang
imunisasi 5 tahun sapai umur 67 tahun, pada umur dewasa
terhitung setara 3 dosis toksoid

Dosis toksoid tetanus kelima bila


diberikan usia sekolah akan
memperpanjang imunitas 10
tahun sampai usia 17-18 tahun,
pada dewasa setara 4 dosis
toksoid
Dosis toksoid tenanus tambahan
pada tahun berikutnya diseklah
akan memperpanjang imunitas
20 tahun lahi, pada dewasa
setara 5 dosis toksoid

Upaya ETN dengan target


sasaran TT kali jjuga dilakukan
pada anak sekolah melalui
kehiatan BIAS
Dosis vaksin DTP atau TT diberikan
dengan dosis 0,5 ml secara
itramuskular

Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio
yang berisi virus polio-1.2 dan 3.
OPV, hidup dilemahkan , tetes,
oral
IPV, in-aktif, suntikan.

Jadwal
Polio-0 diberikan saat bayi lahir
Untuk imunisasi dasar (polio
2,3,4) diberikan pada umur 2,4,6
bulan, dengan interval tidak
kurang dari 4 bulan.

Dosis
OPV diberikan 2 tetes per-oral
IPV dalam kemasan 0,5 ml,
intramuskular
Imunisasi polio ulangan satu
tahun sejak imunisasi polio-4
selanjutnya saat masuk sekolah
(5-6 tahun)

Campak
Vaksin campak rutin di anjurkan di berikan dalam
satu dosis 0,5 ml secara subutan dalam,pada
umur 9 bulan.24 bulan dan 6 tahun.
Departemen kesehatan mengubah strategi
reduksi dan eliminasi campak dengan pemberian
imunisasi campak umur 9 bulan dan umur 24
bulan selain itu dapat di berikan pada umur 6/59
bulan dan SD kelas 1
Imunisasi campak dosis ke 2 di berikan secara
rutin pada anak sekolah dasar kelas 1 dalam
program BIAS
Apabila telah mendapatkan imunisasi MMR pada
usia 15/18 bulan dan ulangan umur 6
tahun;ulangan campak SD kelas 1 tidak di
lakukan

Haemophillus influenza tipe


b (Hib)
Jenis vaksin Hib konjugat yg beredar di
indonesiayaitu vaksin Hib yg berisi PRP-T
(capsular polysaccharide polyribosyl ribitol
phosphte-konjunggasi dengan protein
tetanus)
Jadwal iminusasi
Vaksin Hib yg berisi PRP-Tdi berikan pada
umur 2,4,dan 6 bulan
Vaksin Hib dapat di berikan dalam bentuk
vaksin kombinasi
Dalam permenkes no 42 th 2013,Hib di
berikan pada umur 2,3,18 bulan
kombinasi dengan DTP-HepB

Dosis
Satu dosis vaksin Hib 0,5 ml,
intramuskular
Tersedia vaksin kombinasi
DTwP/Hib.DTaP/Hib/Ipv,DTaP/Hib/I
PV dalam kemasan prefilled
syringe 0,5ml.
PIN menggunakan
DTwP/HepB/Hib

Ulangan
Vaksin Hib baik PRP-T ataupun
PRP-Omp perlu diulang pada
umur 18 bulan
Apabila anak datang pada umur
1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1
kali

Pneumokokus
Di indonesia terdapat 2 jenis
vaksin pneumokokus yaitu, PPV23
dan PCV7

Jadwal dan dosis PCV


diberikan sejak usia 2 bulan
sampai 9 bulan

Cara pemberian
Dosis pertama tidak diberikan umur 6
minggu
Untuk bayi BBLR(1500 gram) vaksin
diberikan setelah umur kronologik 6-8
minggu, tanpa memperhatikan umur
kehamilan.
Dapat diberikan bersamaan vaksin lain
misalnya DTwP, StaP, TT, Hib, HepB,
IPV,MMR atau varisela, dengan
mempergunakan syringe terpisah,
disuntikkan pada sisi badan yang
berbeda

Kelompok risiko tinggi


Untuk anak risiko tinggi berumur 24-59 bulan,
vaksin yang diberikan PPV23
Kelompok risiko tinggi adalah anak yang
menderita penyakit kronik seperti penyakit
sickle cell, asplenia kongenital, disfungsi
limpa, infeksi HIV, defisiensi imun kongenital,
penyakit jantung bawaan dan gagal jantung,
penyakit kronik paru termasuk asma dengan
kortikosteroid dosis tinggi, cerebrospinal fluid
leaks, insufisiensi ginjal kronik termasuk
sindrom nefrotik, penyakit yang berhubungan
dengan pengobatan imunosupresif atau
radiasi termasuk penyakit keganasan dan
transplantasi organ solid dan diabetes melitus.

Influenza
Vaksin travalen influenza yang terdiri dari
dua virus influenza subtipe A yaitu H3N2 dan
H1N1 (strain california), serta influenza tipe
B.
WHO global influenza program
merekomendasikan komposisi vaksin
influenza yang berlaku ditahun berikutnya
pada bulan september dan februari. musim
influenza terjadi pada bulan mei-juni
dibelahan bumi seltan dan november
desember dibelahan bumi utara
Untuk indonesia dipilih vaksin formulasi
dibelahan utara atau selatan dan perhatikan
tanggal kadaluarsanya.

Vaksin influenza diberikan pada


anak umur 6-23 bulan, baik anak
sehata ataupun dengan risiko
Imunisasi diberikan setiap tahun,
mengingat setiap tahun terjadi
pergantian galur virus yang
beredar di dunia
Indikasi lain: anak yang tinggal
dengan kelompok risiko tinggi atau
pekerja sosial yang berhubungan
dengan kelompk risiko tinggi.

Dosis dan cara pemberian


Dosis tergantung umur anak.
Umur 6-35 bulan: 0,25 ml
Umur 3 tahun: 0,5 ml
Umur 8 tahun: untuk pemberian
pertama kali diperlukan 2 dosis
dengan interval minimal 4-6
minggu, pada tahun berikutnya
hanya diberikan 1 dosis.

Vaksin influenza diberikan secara


intramuskular pada paha
anterolateral atau deltoid

MMR
Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18
bulan, minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak (umur 9 bulan) dan
MMR.
Dosis satu kali 0,5 ml, secara subkutan
MMr diberikan minmal 1 bulan sebelum
atau setelah penyuntikan imunisasi lain
Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan dan
6 tahun, Imunisasi campak tambahan pada
umur 5-6 tahun tidak diberikan
Ulangan imunisasi MMR diberikan pada
umur 6 tahun

tifoid
Di indonesia tersedia 1 vaksin
yaitu vaksin suntikan (polisakarida)
vaksin xapsular Vi polysaccharisw
Diberikan pada umur lebih dari 2
tahun, ulangan dilakukan setiap
3 tahun

Hepatitis A
Jadwal imunisasi:
Vaksin Hep A diberikan pada umur >2 tahun.
Vaksin kombinasi tidak diberikan pada bayi
<12 bulan.
Dosis pemberian:
Kemasan liquid 1 dosis/vialprefilled syringe 0,5
mL.
Dosis pediatrik 720 ELISA units diberikan 2 kali
dengan interval 6-12 bulan, IM, deltoid
Kombinasi HepB/HepA dalam kemasan prefilled
syringe 0,5 mL, IM
Dosis HepA dewasa (19 tahun) 1440 ELISA
units. Dosis 1 mL, 2 dosis, interval 6-12 bulan.

Varisela
Jadwal
Pada anak umur 1 tahun
Anak yang kontak dengan
penderita varisela, imunisasi
dapat mencegah dalam 72 jam
setelah kontak
Dosis
Dosis 0,5 mL, subkutan, 1 kali
Umur >13 tahun atau dewasa,
2kali, jarak 4-8 minggu.

Rotavirus
Terdapat 2 jenis vaksin yaitu
monovalen dan pentavalen.
Dosis
Vaksin monovalen secara oral 2kali
dosis pertama umur 6-14 bulan,
dosis ke-2 interval min.4minggu
Vaksin pentavalen 3kali
pertama diberikan umur 6-12
minggu, interval ke 2 dan ke 3
adalah 4-10 minggu, dari ke 3 pada
umur <32 minggu

Human papiloma virus


Dosis
VaksinHPV diberikan pada umur
10-25 tahun dan 26-45 tahun
Vaksin bivalen: dosis diberikan
pada 0-1-6 bulan
Vaksin quadrivalen: dosis
deberikan pada 0-2-6 bulan , IM

Jadwal Imunisasi Tidak Teratur


Pemberian vaksin satu kali atau vaksin
yang mempunyai daya lindung panjang
Belum pernah mendapat imunisasi
Imunisasi multidosis dengan interval
tertentu
Status imunisasi tidak diketahui atau
meragukan

Catch-up

Vaksin Kombinasi
Gabungan beberapa
antigen tunggal menjadi
satu jenis produk antigen
untuk mencegah
penyakit yang berbeda.
Misalnya vaksin
kombinasi DTP/Hib
adalah gabungan
antigen-antigen D-T-P
dengan antigen Hib
untuk mencegah
penyakit penyakit difteri,
petusis, tetanus, dan Hib.

Gabungan dari
antigen dari galur
(strain) multipel suatu
organisme penyebab
yang sama. Misalnya
vaksin polio terdiri
dari antigen polio-1,
polio-2, dan polio-3
untuk pencegahan
penyakit poliomielitis
(galur 1,2 dan 3)

Dasar vaksin kombinasi


Alasan utama
pembuatan

Lebih praktis
Meningkatkan kepatuhan jadwal
imunisasi
Mengurangi frekuensi kunjungan
fasilitas kesehatan sehingga
mengurangi biaya pengobatan
Mengurangi biaya pengadaan vaksin
Memdahkan penambahan vaksin
baru ke dlm program yang telah ada

Catch-up immunization

Biaya lebih murah

Terjadinya
Kekurangan
ketidakserasian
kimiawi maupun fisis
Perubahan sistem
imun (Imunogenitas)
Pemekaian vaksin
kombinasi dapat
membingungkan para
dokter dalam
menyusun jadwal
imunisasi.

Hal-hal yang Perlu di Perhatikan


Vaksin kombinasi dari jenis pabrik vaksin
yang berbeda
Respon serologi vaksin kombinasi
Pengadaan dan penyimpanan vaksin
Pemberian dosis antigen berlebih

Jenis Vaksin Kombinasi

DTwP/Hep B

DTP/Hib

DTaP/Hib/IPV

Imunisasi Anak Sekolah dan Remaja


Bertujuan untuk catch up immunization
dan penguat/booster ;diberikan hampir
semua jenis vaksinasi dasar diantaranya
yaitu:
- Hepatitis B, polio, varisela, hepatitis A,
tetanus, difteri, influenza, rubela, campak
dan gondongan.

Imunisasi Anak Sekolah dan Remaja


Alasan

Insiden penyakit

Kadar antibodi terhadap


penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi cenderung
menurun
Cakupan yang rendah saat
masa bayi atau prevalensi
penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi pada masa
remaja masih tinggi
Menghadapi risiko terkena
penyakit masa dewasa

Penyakit infeksi dalam


kesehatan masyarakat (cth;
hepatitis A)
Penyakit yang mengancam
jiwa seperti serangan asma
bronkiale
Penyakit yang berhubungan
dengan makanan
Berhubungan dengan
masalah substance abuse.

Booster

Vaksinasi DTP ulangan


MMR
Hepatitis B
Campak
Tifoid
Hepatitis A
Influenza
HPV

Anda mungkin juga menyukai