Nama Kelompok
: Aisyah Adelina (4153111002)
Atma Yusnida (4153111007)
Dede Eliza
(4151111012)
Dwira Aditya (4151111020)
Eka Putri
(4151111021)
JURUSAN MATEMATIKA
Penyelesaian:
Dengan pengecekan satu persatu, maka:
4=2+2; 6=3+3; 8=3+5; 10=5+5; 12=5+7; 14=11+3; 16=11+5; 18=11+7; 20=13+7;
22=17+5; 24=19+5; 26=19+7; 28=17+11; 30=19+11
Contoh 2 :Buktikan bahwa jumlah 2 bilangan genap adalah genap
Bukti:
Ambil sembarang 2 bilangan genap, misal m dan n. Akan dibuktikan bahwa
(m+n) juga bilangan genap. Karena m dan n adalah bilangan-bilangan genap, maka
m=2r dan n=2s untuk bilangan-bilangan bulat r dan s, sehingga:
m+n = 2r + 2s
= 2 (r+s).
=2k
(misalkan k= r+s)
3. Pembuktian Kontradiksi
Suatu kontradiksi terjadi bilamana ada satu atau lebih pernyataan yang
bertentangan.
Contoh :
Teorema: Jika r R, r2= 2 maka r bukan bilangan rasional.
Bukti:
Andaikan r bilangan rasional sedemikian sehingga r 2 = 2. Berdasarkan definisi
bilangan rasional, r dapat ditulis dalam bentuk p/q, dengan p, q Z dan (p, q) = 1.
Karena r2= 2 maka r2= (p/q)2= 2 atau p2= 2 q2
Berarti p2 adalah bilangan genap. Berdasarkan teorema jika x2bilangan genap
maka x juga bilangan genap diperoleh p adalah bilangan genap.
Karena p dan q saling relatif prima maka q haruslah bilangan ganjil(1)
Ambil p = 2 m untuk suatu m Z maka p2= (2m)2= 2 q2atau 2 m2= q2
berarti q 2genap maka q genap..(2).
Dari (1) dan (2) terlihat bahwa kontradiksi karena tidak ada bilangan bulat yang
genap sekaligus ganjil. Oleh karena itu, pengandaian salah seharusnya r bukan
bilangan rasional. Jaditerbuktijikar R, r2= 2 makar bukanbilangan rasional.
4. Pembuktian Analogi
Analogi dapat diartikan sebagai suatu kesamaan struktur dari dua masalah
yang bentukya berbeda. Misalkan A adalah masalah geometri tiga dimensi yang
melibatkan garis dan bidang sedangkan B adalah masalah dalam geometri dua
dimensi yang pengerjaanya melibatkan titik dan garis, atau misalkan A adalah
masalah mengenai fungsi real satu peubah, dan B adalah masalah mengenai fungsi
real dua peubah.
Contoh :
5. Pembuktian Biimplikasi
Membuktikan kebenaran bi-implikasi p q berarti membuktikan kebenaran
kedua
implikasi pq dan q p. Selanjutnya dapat menggunakan bukti langsung,
taklangsung atau mungkin dengan kontradiksi.
Contoh : Buktikan, suatu bilangan habis dibagi sembilan jika hanya jika jumlah
angka-angka pembangunnya habis dibagi sembilan.
Bukti : Sebelum kita buktikan, dijelaskan terlebih dulu maksud dari pernyataan ini
dengan contoh berikut. Ambil bilangan 135, 531, 351, 513, 315, 153, maka
semuanya habis dibagi 9.
7. Pembuktian Trivial
Bila pada implikasi p q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini
selalu bernilai benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat
menunjukkan bahwa q benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p
q.
Contoh :
Buktikan, jika 0 < x < 1 maka 0 < x/(x +1)
Bukti :
Karena pernyataan q, yaitu 0 < x/(x +1)
selalu benar untuk setiap x bilangan real
termasuk x di dalam interval (0,1) maka secara otomatis kebenaran pernyataan ini
terbukti.
8. Pembuktian dengan bukti kosong (Vacaus Proof)
Bila hipotesis p pada implikasi pq sudah bernilai salah maka implikasi pq
selalu benar apapun nilai kebenaran dari q. Jadi jika kita dapat menunjukkan
bahwa p
salah maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p q
Contoh :
Didalam teori himpunan kita mengenal definisi berikut :
Diberikan dua himpunan A dan B. Himpunan A dikatakan himpunan bagian
dari B, ditulis AB jika pernyataan berikut dipenuhi : jika x A maka xB.
Suatu himpunan dikatakan himpunan kosong jika ia tidak mempunyai anggota.
Buktikan, himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari himpunan apapun.
Bukti :
Misalkan A = { } suatu himpunan kosong dan B himpunan sebarang. Kita
akan tunjukkan bahwa pernyataan jika x A maka xB bernilai benar. Karena A
himpunan kosong maka pernyataan p yaitu x 2 A selalu bernilai salah karena tidak
mungkin ada x yang menjadi anggota himpunan kosong. Karena p salah maka
terbuktilah kebenaran pernyataan jika xA maka xB, yaitu AB. Karena B
himpunan sebarang maka bukti selesai.
9. Pembuktian dengan Kasus per Kasus
Suatu pernyataan yang universal tidak dapat dibuktikan dengan menggunakan
contoh, kecuali jika domain pembicaraan dapat direduksi menjadi contohcontoh
yang jumlahnya berhingga dan bukti yang diberikan mempertimbangkan semua
contoh tersebut.
Contoh:
Tunjukkan bahwa tidak ada solusi bulat x dan y yang memenuhi x2 + 3y2 =8.
Bukti :
Karena x2 > 8 bila |x| 3 dan 3y2 > 8 bila |y| 2, maka kasus tersisa yang harus
diperiksa adalah untuk x = -2, -1, 0, 1, atau 2 dan y = -1, 0 atau 1.
Untuk nilai x demikian didapat x2 = 0, 1 atau 4, sedangkan 3y2 = 0 atau 3. Jadi nilai
maksimum dari x2 +3y2 = 7.
Dengan demikian tidak ada x dan y bulat yang memenuhi x2 +3y2 =8.