Pendahuluan
Jurnal yang berjudul Oral Candidiasis in Patients with Psoriasis:
Correlation of Oral Examination and Cytopathological Evaluation with
Psoriasis Disease Severity and Treatment merupakan jurnal penelitian tentang
uji diagnosis yang ditulis oleh Bruna Lavinas Sayed Picciani, MSc, Bruna
Michalski-Santos, DDS, Sueli Carneiro, PhD, Ana Luisa Sampaio, MSc, Joao
Carlos Regazzi Avelleira, PhD, David Rubem Azulay, MD, Jane Marcy Neffa
Pinto, PhD, and Eliane Pedra Dias, PhD. Jurnal tersebut dimuat di Journal of the
American Academy of Dermatology Vol 68 halaman 986 991 tahun 2013. Latar
belakang dibuatnya penelitian adalah dikarenakan psoriasis dapat diperburuk
ataupun dipicu oleh suatu infeksi, salah satunya adalah kandidiasis mulut yang
didiagnosis secara klinis. Namun demikian penegakan kandidiasis mulut pada
pasien dengan psoriasis tidak selalu dilakukan dengan tes laboratorium yaitu
sitopatologi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevalensi kandidiasis
mulut pada pasien dengan psoriasis melalui diagnosis klinis dan sitopatologi, serta
untuk melihat hubungan antara kandidiasis mulut dengan psoriasis terkait tingkat
keparahan penyakit secara klinis dan tipe pengobatannya. Metode penelitian
mencakup 140 sampel pasien dengan psoriasis yang dirawat di 3 pusat pelayanan
dermatologi di Rio de Janeiro, Brasil (Fluminense Federal Universitas, Federal
University of Rio de Janeiro , dan Santa Casa da Misericcordia) dan 140 sampel
kontrol sehat. Analisa yang dibuat pada pasien berdasarkan pemerikasaan
sitopatologi dari kerokan lidah yang diambil. Hasilnya adalah 37 dari 140 pasien
(26%) dengan psoriasis memgalami kandidiasis mulut dan tidak ada kasus
kandidiasis mulut pada sampel kontrol. Ditemukan juga tidak ada hubungan
antara jenis pengobatan psoriasis dengan timbulnya kadidiasis mulut (p = 0,616),
namun terdapat hubungan antara tingkat keparahan psoriasis secara klinis dengan
timbulnya kandidiasis mulut (p = 0,033). Kesimpulan dari studi ini yaitu angka
kejadian kandidiasis mulut cukup tinggi pada pasien dengan psoriais dan tingkat
keparahan penyakit, namun jenis pengobatan yang diterima tidak berpengaruh
terhadap
timbulnya
kandidiasis
mulut.
Pemeriksaan
sitopatologi
untuk
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Psoriasis
2.1.1 Definisi
Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik yang berkaitan erat
dengan genetik dan ditandai dengan adanya perubahan yang kompleks dalam
pertumbuhan dan diferensiasi epidermis, imunologi dan kelainan vaskular, serta
hubungan yang belum dipahami dengan baik terhadap fungsi sistem saraf.1
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi psoriasis diperkirakan sekitar 1,3-2,2% di Inggris, dengan
prevalensi terbesar berada pada orang kulit putih. Pria dan wanita sama-sama
terpengaruh. Hal ini dapat terjadi pada semua usia meskipun jarang pada anakanak (0,71%) dan sebagian besar kasus terjadi sebelum usia 35 tahun. Psoriasis
berhubungan dengan penyakit sendi pada proporsi yang signifikan dari pasien
(dilaporkan dalam satu studi sebesar 13,8%). Di AS sekitar 2,1% (7,5 juta orang)
penduduk usia dewasa menderita psosriasis. Dan sekitar 30% diantaranya akan
berkembang menjadi psoriasis arthritis.1,2
2.1.3 Etiologi
Sebelumnya psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit primer akibat
gangguan keratinosit, namun saat ini psoriasis dikenal sebagai suatu penyakit
yang diperantarai oleh sistem imun. Psoriasis melibatkan interaksi kompleks
diantara berbagai sel pada sistem imun dan kulit, termasuk sel dendritik dermal,
sel T, neutrofil dan keratinosit. Pada psoriasis, sel T CD8+ terdapat di epidermis
sedangkan makrofag, sel T CD4+ dan sel-sel dendritik dermal dapat ditemukan di
dermis superfisial. Sejumlah sitokin dan reseptor permukaan sel terlibat dalam
jalur molekuler yang menyebabkan manifestasi klinis penyakit.1,3
2.1.4 Faktor Resiko
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis di antaranya obesitas, merokok,
infeksi dan obat-obatan. Adanya faktor genetik, imunologik dan berbagai faktor
pencetus lain diantaranya stres psikis, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan
metabolik, juga alkohol menyebabkan psoriasis.2
2.1.7 Terapi
Upaya menegakkan diagnosa suatu penyakit adalah suatu proses yang tidak
sempurna dan menghasilkan hanya suatu probabilitas dari pada suatu kepastian
dari kebenaran. Seorang klinisi karena kesibukannya sering tidak memperoleh
informasi bagaimana suatu uji diagnosa yang baru bila dibandingkan dengan uji
diagnosa yang sudah dipercaya.5
Sering kali suatu alat uji diagnosa baru dinyatakan sangat bagus pada
awalnya, tetapi pada kemudian hari ternyata banyak kekurangannya dibandingkan
yang lama. Seorang klinisi sebaiknya mempertimbangkan sensitivitas dan
spesifitas suatu uji diagnosa baru sebelum menggunakannya.5
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana menelaah secara kritis makalah
tentang uji diagnosis dan memahami beberapa istilah sensitivitas, spesifitas,
kurasi, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan rasio likelihood.
Apabila ditemukan naskah di jurnal kedokteran yang mengutarakan suatu
uji diagnosa yang tampak berguna dalam arti judulnya menarik, penulisnya
seorang terkenal, ringkasannya menunjukkan hasil yang baik, lokasi tempat
penelitian sesuai dengan lokasi kita, apa yang perlu kita telaah secara kritis? Ada 8
pedoman yang dapat dipakai uttuk menelaah secara klinis suatu makalh tentang
uji diagnosa.5
1
Apakah sampel subyek yang sedang diteliti meliputi spektrum penyakit yang
ringan sampai yang berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati?
Apabila uji diagnosa yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji
diagnosa, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnosa tersebut
dijelaskan?
Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosa yang sedang diteliti
menggunakan
singkatan.
Penulisan
nama
peneliti
dalam
jurnal
mencantumkan gelar atau titel, seharusnya penulisan nama peneliti dalam jurnal
tidak menggunakan gelar atau titel. Alamat surat menyurat dan penerbit juga
disebutkan dalam jurnal dengan jelas. Jurnal diterbitkan oleh Journal of American
Academy of Dermatology disertai tahun 2013.
Penulisan abstrak telah menggambarkan keseluruhan isi jurnal yaitu mulai
dari pendahuluan, tujuan penelitian, metode, hasil, keterbatasan penelitian dan
kesimpulan. Penulisan juga tidak memuat singkatan selain kata baku dan namun
penulisan abstrak lebih dari 250 kata (276 kata). Abstrak juga mampu
menggambarkan secara jelas mengenai masalah dan tujuan penelitian
Pendahuluan pada jurnal ditulis secara ringkas yang berisi mengenai
penyakit psoriasis secara umum, psoriasis yang dapat dipicu dan diperburuk oleh
candidisis mulut, penjelasan singkat mengenai sitopatologi sebagai periksaan
untuk mendiagnosis candidiasis mulut, sementara kalimat terakhir berisi tujuan
penelitian. Pendahuluan juga didukung oleh pustaka yang relevan dan kuat.
Metode dalam penelitian ini menggunakan desain case control dengan dua
kelompok yaitu kelompok pertama dari pasien dengan psoriasis yang dirawat dan
kelompok kontrol sehat yang diambil dari pendonor sumsum tulang. Penilaian
tingak keparahan psoriasis menggunakan index PASI (Psoriasis Area and Severity
Index). Diagnosis candidisis mulut dilakukan dengan pemeriksaan sitopatologi
oleh sitopatologis.
Penelitian dilakukan di 3 pusat pelayanan dermatologi di Rio de Janeiro,
Brasil (Fluminense Federal Universitas, Federal University of Rio de Janeiro , dan
Santa Casa da Misericcordia). Sampel kasus penelitian ini adalah 140 pasien
dengan psoriasis dan 140 sampel kontrol sehat. Kriteria eksklusi sampel kasus
penelitian ini adalah pasien dengan usia dibawah 18 tahun, pasien rawat inap,
This study was undertaken with 140 patients with psoriatic plaques treated
at 3 dermatology service... (page 987).
4. Apakah presisi dan variasi pengamat disebutkan?
Ya, pada jurnnal dicantumkan tentang kemaknaan statistik.
..Statistical analysis included x2 test for categorical variables and MannWhitney test for numeric variables.A P value less than .05 was considered
statistically significant (page 987).
5. Apakah istilah normal dijelaskan?
The severity of psoriasis was determined according to Psoriasis Area and
Severity Index (PASI) scores. PASI score greater than 12 was considered
severe, PASI score 7 to 12 was considered moderate, and PASI score less than
7 was regarded as mild chronic plaque-type psoriasis (page 987).
6. Apabila uji diagnosa yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji
diagnosa, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnosa tersebut
dijelaskan?
The protocol was approved by the ethics committee, and an informed
consent form was signed by each subject. (page 987)
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosa yang sedang diteliti
dijelaskan, sehingga dapat direplikasi?
Ya, pada jurnal dijelaskan cara mengambil kerokan lidah pasien dan
bagaimana interpretasi hasil sitopatologi untuk kandidiasis mulut.
All patients were submitted to oral mucosa examination. Scrapings of both
lateral borders and the dorsal surface of the tongue were obtained using a
sterile Cytobrush
The diagnosis of oral candidiasis was based on the presence of clustered
keratinized...(page 987)
10
4. Kesimpulan
Jurnal yang berjudul Oral Candidiasis in Patients with Psoriasis:
Correlation of Oral Examination and Cytopathological Evaluation with
Psoriasis Disease Severity and Treatment merupakan jurnal penelitian tentang
uji diagnosis yang ditulis oleh Bruna Lavinas Sayed Picciani, MSc, Bruna
Michalski-Santos, DDS, Sueli Carneiro, PhD, Ana Luisa Sampaio, MSc, Joao
Carlos Regazzi Avelleira, PhD, David Rubem Azulay, MD, Jane Marcy Neffa
Pinto, PhD, and Eliane Pedra Dias, PhD. Jurnal tersebut dimuat di Journal of the
American Academy of Dermatology Vol 68 halaman 986 991 tahun 2013.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevalensi kandidiasis mulut pada
pasien dengan psoriasis melalui diagnosis klinis dan sitopatologi, serta untuk
melihat hubungan antara kandidiasis mulut dengan psoriasis terkait tingkat
keparahan penyakit secara klinis dan tipe pengobatannya.
Berdasarkan telaah kritis jurnal uji diagnosa yang telah penulis lakukan
didapatkan hasil jawaban Ya 8 dari 8 pertanyaan (100%) pedoman telaah kritis
uji diagnosis maka dengan demikian jurnal ini layak untuk dijadikan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
1
11
James D., W, Timothy G., B, Dirk M., E. Andrews Disease of the Skin
Clinical Dermatology. Saunders; 2011. p 190-4
Dangi, Y. S., Soni, M. L., & Namdeo, K. P. Oral Candidiasis: A Review. Int J
Pharm Pharm Sci. 2010. p 36-41.
5. Epstein, J. B., Silverman, S., & Fleischmann, J. Oral Fungal Infections. Dalam
S. Silverman, L. R. Eversole, & E. L. Truelove, Essentials of Oral Medicine.
2001. London: BC Decker Inc. p 170-79
6. Tarn, B. G. Oral Candidosis: Aetiology, Clinical Manifestations, Diagnosis
and Management. MSBED. 2011. p 140-48.
7. William, D. W., Kumiraya, T., Silva, S., Malic, S., & Lewis, M. A. Candida
biofilms and oral candidiosis: treatment and prevention. John Wiley & Sons.
2011. p 250-65.
8. Soeparto P, Pranowo E., S, Joewono S. Epidemiologi Klinis. Gramik Fakultas
Kedokteran Unair; 1998. h 49
Lampiran 1
Tabel 1 Telaah Jurnal Terapi
12
Pedoman
1. Apakah terdapat ketersamaran dengan
baku emas (gold standard)?
o Ya
o Tidak
o Tidak diketahui
Keterangan
Ya, pada halaman 987 dijelaskan
bahwa
penegakan
diagnosis
candidiasis mulut menggunakan
sitopatologi,
dan
psoriasis
menggunakan
index
PASI
(Psoriasis Area and Severity
Index).
Oral
cytopathology
is
a
noninvasive, safe, inexpensive,
effective, and easy method to
diagnosis
candidiasis.
The
severity
of
psoriasis
was
determined according to Psoriasis
Area and Severity Index (PASI)
scores. (page 987)
Ya,
Pada
halaman
988
dicantumkan outcome penelitian
berupa jumlah pasien psoriasis
berdasarkan index PASI.
The PASI scores were as
follows: mild in 82 (59%) cases
(79% psoriasis and 21% psoriasis
and oral candidiasis), moderate in
..
o Ya
o Tidak
o Tidak diketahui
3. Apakah lokasi penelitian disebutkan
o Ya
o Tidak
o Tidak diketahui
o Ya
o Tidak
o Tidak diketahui
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji
diagnosa yang sedang diteliti dijelaskan,
sehingga dapat direplikasi?
o Ya
o Tidak
o Tidak diketahui
8. Apakah kegunaan uji diagnosa yang Ya, pada jurnal dijelaskan manfaat
sedang diteliti disebutkan?
pemeriksaan
menggunakan
o Ya
sitopatologi.
Cytopathology should be used in
o Tidak
the routine medical workup of
o Tidak diketahui
patients with psoriasis to rule out
oral candidiasis (page 990)
15