Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Dua gangguan mood utama adalah gangguan depresif berat dan gangguan bipolar
I. Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan yang sering, dengan prevalensi
seumur hidup adalah kira-kira 15%, kemungkinan setinggi 25% pada wanita.
Gangguan bipolar I adalah gangguan yang lebih jarang daripada gangguan depresi
berat, dengan prevalensi seumur hidup adalah 2%. Terdapat prevalensi gangguan
depresif berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.
Alasan adanya perbedaan didalilkan sebgai melibatkan perbedaan hormonal, efek
kelahiran, perbedaan stressor psikososial bagi wanita dan laki-laki, dan model
perilaku tentang keputusasaan yang dipelajari. Berbeda dengan gangguan depresif
berat, gangguan bipolar I mempunyai prevalensi yang sama bagi laki-laki dan
wanita.(1)
Pada umumnya, onset gangguan bipolar I lebih awal daripada onset
gangguan depresif berat. Usia onset untuk gangguan bipolar I seawalnya pada usia
5 atau 6 tahun sampai usia 50 tahun atau lebih, dengan rata-rata usia adalah 30
tahun. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40
tahun; 50% dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 50 tahun.
Selain itu, baik gangguan depresif berat maupun gangguan bipolar I sering teradi
pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang
bercerai atau berpisah. (1)
BAB II
GANGGUAN MOOD
2.1
2.2
Sejarah
Penemuan tentang apa yang sekarang dinamakan gangguan mood
dapat ditemukan pada banyak dokumen zaman dahulu. Salah satu
dokumentasi yang penting adalah apa yang disampaikan oleh Emil kraepelin
di tahun 1899, dengan didasarkan pada pengetahuan dari dokter psikiatrik
Jerman dan Perancis sebelumnya, menggambarkan suatu psikosis manikdepresif yang memiliki sebagian besar kriteria yang digunakan oleh dokter
2
Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresif berat tidak diketahui. Banyak
usaha untuk mengenali suatu penyebab biologis atau psikososial untuk
gangguan mood telah dihalangi heterogenitas populasi pasien yang
ditentukan oleh sistem diagnostik yang didasarkan secara klinis yang ada,
termasuk DSM-IV. Faktor penyebab dapat secara buatan dibagi menjadi
faktor biologis, faktor genetika, dan faktor psikososial.
2.3.1 Faktor Biologis
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di
dalam metabolit amin biogenik-seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5HIAA),
homovanillic
acid
(HVA),
dan
3-methoxy-4-
Klasifikasi
2.4.1 Klasifikasi menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders IV (DSM-IV)
Pada DSM-IV, gangguan mood diklasifikasikan sebagai berikut
(2)
Episode tunggal
.3x
Rekuren
300.4
Gangguan distimik
311
Gangguan depresif yang tak tergolongkan (YTT)
Gangguan bipolar
296.xx
Gangguan bipolar I
.0x
.40
.4x
.6x
.5x
.7
296.89
Gangguan bipolar II
301.13
Gangguan siklotimik
296.80
293.83
296.90
F30.2
F30.8
F30.9
Episode manik yang tak tergolongkan (YTT)
F31 Gangguan afektif bipolar
5
F31.0
F31.1
F31.2
F31.3
.31
F31.4
F31.5
F31.6
F31.7
F31.8
F31.9
(YTT)
F32 Episode depresif
F32.0
Episode depresif ringan
.00
.01
F32.1
.11
F32.2
F32.3
F32.8
F32.9
Episode depresif yang tak tergolongkan (YTT)
F33 Gangguan depresif berulang
F33.0
Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
.00
.01
F33.1
.10
.11
F33.2
F33.3
F33.4
F33.8
F33.9
Gangguan
depresif
berulang
yang
tak
tergolongkan (YTT)
F34 Gangguan suasana perasaan (mood[afektif]) menetap
F34.0
Siklotimia
F34.1
Distimia
F34.8
Gangguan
suasana
perasaan
(mood[afektif])
perasaan
(mood[afektif])
menetap lainnya
F34.9
Gangguan
suasana
suasana
perasaan
(mood[afektif])
berulang lainnya
.10
F38.8
suasana
perasaan
(mood[afektif])
lainnya YTT
F39 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) yang tak
tergolongkan (YTT)
2.5
Gambaran Klinis
2.5.1 Episode Depresi Mayor
7
berat
badan.
Tetapi
beberapa
pasien
mengalami
waham),
penurunan
kebutuhan
tidur,
tekanan
pada
lain
(kriteria
D).
episode
tidak
cukup
parah
untuk
mendapatkan
kembali
energi
yang
diperlukan
untuk
memiliki
toleransi
frustrasi
yang
rendah,
yang
dapat
14
diri.
Pasien
manik
sering
kali
mudah
dialihkan
manik
terkenal
tidak
dapat
dipercaya
dalam
Secara klinis ditandai dengan satu atau lebih episode depresif mayor
tanpa episode manik, episode campuran, atau episode hipomanik. (1,2,3)
Apabila episode manik, hipomanik, atau campuran timbul pada gangguan
depresif mayor, diagnosis berubah menjadi gangguan bipolar. Jika gejala
manik atau hipomanik muncul sebagai akibat langsung dari penggunaan
antidepresan, atau akibat penggunaan obat lannya, diagnosis gangguan
depresif mayor tetap sesuai dengan ganguan mood akibat penggunaan zat
sebagai diagnosis tambahan, dengan gejala manik. Begitupula apabila gejala
manik atau hipomanik muncul akibat suatu kondisi medis umum, diagnosis
gangaun depresif mayor tetap ditegakkan dengan menambahkan diagnosis
gangguan mood akibat kondisi medis umum sebagai tambahan.(2)
2.7.1 Epidemiologi
Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan yang sering, dengan
prevalensi seumur hidup adalah kira-kira 15 persen, kemungkinan setinggi
25 persen pada wanita. Insidensi gangguan depresif berat juga lebih tinggi
daripada biasanya pada pasien perawatan primer, yang mendekati 10 persen,
dan pada pasien medis rawat inap, yang mendekati 15 persen. Terdapat
prevalensi gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar pada wanita
dibandingkan laki-laki. Alasan adanya perbedaan telah didalilkan sebagai
melibatkan perbedaan hormon, efek kelahiran, perbedaan stressor
psikososial bagi wanita dan bagi laki-laki, dan model perilaku tentang
keputusasaan yang dipelajari. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif
berat adalah kira-kira 40 tahun; 50 persen dari semua pasien mempunyai
onset antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin
memiliki onset selama masa anak-anak atau pada usia lanjut, walaupun hal
tesebut jarang terjadi.(1) Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi
paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang
erat atau yang bercerai atau berpisah. (1,3)
2.7.2 Diagnosis
Karena perasaan sedih dan patah semangat merupakan respon normal
pada manusia, maka sangat penting untuk mampu membedakannya dengan
16
keadaan yang patologis. Sindrom depresi akan diikuti oleh gejala vegetatif
seperti, penurunan nafsu makan atau insomnia, sehingga menyebabkan
penurunan berat badan, meskipun pada beberapa orang keadaan depresi
akan dilawan dengan makan lebih banyak, atau mereka makan lebih banyak
karena dipaksa oleh orang tua ataupun pasangan sehingga penurunan berat
badan menjadi minimal.(3)
Tabel 2.3 Kriteria Diagnostik untuk Episode Depresif Mayor
Kriteria Diagnostik untuk Episode Depresif Mayor
A. Lima (atau lebih) gejala berikut ditemukan selama periode 2 minggu yang
sama dan menunjukkan suatu perubahan dari fungsi sebelumnya; paling
kurang satu gejala dari salah satu mood terdepresi atau dua kehilangan
minat atau kesenangan.
Catatan: jangan masukkan gejala yang jelas disebabkan oleh kondisi
umum, atau waham atau halusinasi yang tidak sesuai mood.
1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti
yang ditunjukkan baik oleh laporan subyektif
(misalnya, perasaan
Ditentukan
C. Tidak pernah terdapat episode manik episode campuran, atau episode
manik
Catatan: penyingkiran ini tidak digunakan jika episode mirip manik, mirip
camputan,atau mirip hipomanik yang diinduksi zat atau pengobatan atau
karena efek fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episode depresi mayor, sebutkan
status dan/atau gambaran klinis saat ini: Ringan, sedang, berat tanpa ciri
psikotik/berat dengan ciri psikotik, kronik, dengan ciri katatonik, dengan
ciri melankolik, dengan ciri atipikal, dengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episode depresi mayor,
sebutkan status klinis saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada
episode paling akhir: dalam remisi parsial, dalam remisi penuh, kronik,
dengan ciri katatonik, dengan ciri melankolik, dengan ciri atipikal, dengan
onset post partum
DSM-IV mendefinisikan tiga ciri gejala tambahan yang dapat
digunakan untuk menggambarkan pasien dengan berbagai gangguan mood.
Dua ciri gejala cross-sectional (ciri melankolik dan ciri atipikal) adalah
terbatas pada deskripsi episode depresif. Ciri gejala cross-sectional ketiga
(ciri katatonik) dapat diterapkan untuk mendeskripsikan episode depresif
maupun manik(1,2,3).
Tabel 2.6 Kriteria Diagnostik untuk Penentu ciri Melankolik
Kriteria Diagnostik untuk Penentu ciri Melankolik
Sebutkan jika: dengan ciri melankolik (dapat digunakan untuk episode depresif
berat yang terjadi dalam gangguan depresif berat , gangguan bipolar I atau
gangguan bipolar II hanya jika ini merupakan tipe episode manik yang paling
akhir)
A. Salah satu berikut ini, terjadi selama periode yang paling parah dari
episode sekarang
(1) Hilangnya kesenangan dalam semua, atau hampir semua aktivitas
20
21
(3) Paralisis timah (Leaden paralysis) (yaitu, perasaan berat seperti timah
pada lengan atau tungkai)
(4) Pola kepekaan penolakan interpersonal yang berlangsung lama (tidak
terbatas pada episode gangguan mood) yang menyebabkan gangguan
sosial atau pekerjaan yang bermakna.
C. Kriteria tidak memenuhi ciri melankolik atau dengan ciri katatonik selama
episode yang sama.
Tabel 2.8 Kriteria untuk Penentu ciri Katatonik
Kriteria untuk Penentu ciri Katatonik
Sebutkan jika: dengan ciri katatonik (dapat digunakan untuk epidode depresif
berat sekarang atau paling akhir, episode manik, atau episode campuran dalam
gangguan depresif berat, gangguan bipolar I atau gangguan bipolar II)
Gambaran klinis didominasi oleh sekurangnya dua dari berikut:
(1) Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan oleh katalepsi (termasuk
fleksibilitas lilin) atau stupor
(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yang tampaknya tidak bertujuan dan
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
(3) Negativisme yang ekstrim (suatu resistensi yang tampaknya tanpa motivasi
terhadap semua instruksi atau mempertahankan suatu postur yang kaku
yang menentang semua usaha untuk digerakkan) atau mutisme
(4) Gerakan volunter yang aneh seperti yang ditunjukkan oleh posturing
(secara volunter mengambil postur yang tidak sesuai atau aneh), gerakan
stereotipik, mennerisme yang menonjol, atau seringai yang menonjol
(5) Ekolalia atau ekopraksia
2.7.3 Diagnosis Banding
a. Gangguan Medis
Jika suatu kondisi medis nonpsikiatrik menyebabkan suatu
gangguan mood, diagnosis DSM-IV adalah gangguan mood karena
kondisi medis umum. Jika suatu zat menyebabkan gangguan mood,
diagnosis DSM-IV adalah gangguan mood akibat zat.(1,2)
22
berespon
terhadap
obat
antidepresan
dan
terapi
elektrokonvulsif (ECT)(1.3).
c. Pseudodemensia
Klinisi
biasanya
dapat
membedakan
pseudodemensia
23
25
tahun, dan keadaan ini sering terjadi setelah dua sampai empat episode
depresif(1,3).
2.7.5 Terapi
a. Perawatan di rumah Sakit
Indikasi jelas untuk perawatan di rumah sakit adalah perlunya
prosedur diagnostik, resiko bunuh diri atau membunuh, dan
penurunan jelas kemampuan pasien dalam mendapatkan makanan
atau tempat berlindung. Riwayat gejala yang berkembang dengan
cepat dan hancurnya sistem pendukung pasien juga merupakan
indikasi untuk perawatan di rumah sakit(1,3).
Depresi ringan atau hipomanik dapat secara aman diobati di
tempat praktik jika dokter memeriksa pasien secara sering. Tanda
klinis gangguan pertimbangan, penurunan berat badan, atau
insomnia harus minimal. Sistem pendukung pasien harus kuat,
tidak terlibat terlalu banyak maupun tidak menjauhi pasien. Pasien
dengan gangguan mood sering kali tidak bisa ke rumah sakit secara
sukarela, sedangkan pasien depresif berat sering kali tidak mampu
mengambil keputusan karena pikiran mereka yang melambat,
pandangan kata yang negatif, dan putus asa. Pasien manik sering
kali tidak memiliki sama sekali tilikan secara lengkap tentang
gangguan mereka sehingga perawatan di rumah sakit tampaknya
sangat menggelikan bagi mereka(1,3).
b. Terapi psikososial
Secara
spesifik,
beberapa
data
menyatakan
bahwa
menghilangkan
episode
depresif
dan
mencegah
Tetapi sekarang, diperkenalkannya bupropion dan serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs) sebagai contoh, fluoxetine,
paroxetine (paxil), dan setraline (Zoloft)- memberikan klinisi obat
yang jauh lebih baik ditoleransi daripada obat yang sebelumnya
tetapi sama efektifnya(1,3).
Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif
berat. Gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan
yang terganggu, walaupun mungkin hal tersebut mungkin kurang
benar jika SSRIs digunakan dibandingkan digunakan obat trisiklik.
Agitasi, kecemasan, episode depresif, dan keputusasaan adalah
gejala selanjutnya yang membaik. Gejala sasaran lainnya adalah
energi yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidakberdayaan, dan
penurunan
libido.
Terapi
elektrokonvulsif
(ECT)
biasanya
Gangguan Distimik
Gangguan distimik adalah suatu gangguan kronis yang ditandai oleh
adanya mood yang terdepresi (atau mudah marah pada anak-anak dan
remaja) yang berlangsung hampir sepanjang hari dan ditemukan pada
sebagian besar hari. Istilah distimia yang berarti humor yang buruk
diperkenalkan pada tahun 1980 dan diganti menjadi gangguan distimik di
dalam DSM-IV.(1,2)
2.8.1 Epidemiologi
Gangguan distimik merupakan gangguan yang sering ditemukan di
antara populasi umum, yang mengenai 3 sampai 5 persen dari semua orang
yang mengenai antara setengah dan sepertiga dari semua pasien klinik.
Gangguan distimik adalah lebih sering pada wanita yang berusia kurang dari
64 tahun dibandingkan laki-laki setiap usia. Gangguan distimik juga lebih
28
sering ditemukan di antara orang yang tidak menikah dan orang muda dan
pada orang dengan penghasilan yang rendah(1,3).
2.8.2 Etiologi
Tema utama tentang penyebab gangguan distimik adalah apakah
gangguan ini berhubungan dengan diagnosis psikiatrik lain, termasuk
gangguan depresif berat dan gangguan kepribadian ambang(1,3).
a. Faktor Biologis
Satu hipotesis yang diambil dari data ialah bahwa dasar
biologis untuk gejala gangguan distimik, dan gangguan depresif
berat adalah serupa; tetapi, dasar biologis untuk patofisiologi dasar
untuk kedua gangguan adalah berbeda.
b. Faktor Psikososial
Teori
psikodinamika
tentang
perkembangan
gangguan
mencari
pengobatan.
Pasien
dengan
gangguan
distimik
31
Simpatomimetik,
seperti
Gangguan Bipolar I
2.9.1 Epidemiologi
Gangguan bipolar I merupakan gangguan yang lebih jarang dari
gangguan depresif berat, dengan prevalensi seumur hidup adalah 2 persen,
sama dengan angka untuk skizofrenia.(1) Berbeda dengan gangguan depresif
berat, gangguan bipolar I mempunyai prevalensi yang sama bagi laki-laki
dan wanita.(1)
Pada umumnya, onset gangguan bipolar I adalah lebih awal daripada
onset gangguan depresif berat. Usia onset untuk gangguan bipolar I
terentang dari masa anak-anak (paling awal usia 5 atau 6 tahun) sampai 50
tahun atau bahkan lebih lanjut pada kasus yang jarang, dengan rata-rata usia
30 tahun.
Gangguan bipolar I lebih sering pada orang yang bercerai dan hidup
sendirian daripada orang yang menikah. Insidensi gangguan bipolar I yang
lebih tinggi dari biasanya memang ditemukan pada sosioekonomi tinggi,
kemungkinan karena adanya praktik diagnostik yang mengalami bias.
Gangguan ini lebih sering pada orang yang tidak lulus dari perguruan tinggi
daripada lulusan perguruan tinggi, kemungkinan mencerminkan usia onset
yang relatif awal untuk gangguan tersebut(1,3).
2.9.2 Diagnosis
DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV)
telah membuat definisi kriteria Gangguan Bipolar I, yaitu gejala klinis yang
ditandai dengan satu atau lebih episode manik atau episode campuran.
33
Sering individu juga telah ada riwayat satu atau lebih episode depresi
mayor(1,3).
besar
mempunyai
akibat
yang
menyakitkan
sakit untuk mncegah bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, atau
terdapat ciri psikotik.
E. Gejala bukan efek fisiologis langsung dari zat atau suatu kondisi medis
umum.
DSM IV telah membuat klasifikasi dan kriteria diagnosis untuk
masing-masing klasifikasi.
Tabel 2.12 Kriteria Diagnosis Gangguan Bipolar I, Episode Manik
Tunggal
Kriteria Diagnosis Gangguan Bipolar I, Episode Manik Tunggal
A. Terdapat hanya satu Episode Manik dan tidak ada Episode Depresi
Mayor sebelumnya.
Catatan : Rekurensi didefinisikan sebagai suatu perubahan polaritas
dari depresi atau suatu interval paling kurang 2 bulan tanpa gejala
manik.
B. Episode Manik tidak lebih baik dijelaskan oleh Gangguan Skizoafektif
dan tidak bertumpang
Gangguan
35
sebelumnya.
C. Gejala mood menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi bidang
penting lainnya.
D. Gejala Mood pada Kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan oleh
Gangguan Skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
Skizofrenia, Gangguan Skizofreniform, Gangguan Waham, atau
Gangguan Psikotik Yang Tidak Ditentukan.
E. Gejala mood pada Kriteria A dan B bukan karena efek fisiologis
langsung dari zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan, atau
terapi lainnya) atau suatu kondisi medis umum (misalnya,
hipertiroidisme).
2.9.3 Perjalanan Penyakit
Gangguan bipolar I paling sering dimulai dengan depresi (75% pada
wanita, 67% pada laki-laki) dan gangguan yang rekuren. Sebagian besar
pasien menjalani episode depresif maupun manik walaupun 10-20 persen
hanya mengalami episode manik. Episode manik biasanya memiliki onset
yang cepat (beberapa jam atau beberapa hari), tetapi dapat berkembang
lebih dari satu minggu. Beberapa pasien gangguan bipolar I mengalami
episode yang berulang dengan cepat. Episode manik biasanya mulai dengan
tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode
depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan)
meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut.
Gangguan bipolar I dapat mengenai anak yang sangat muda maupun
lanjut usia, insidensi gangguan bipolar pada anak dan remaja adalah kirakira satu persen dan onset awalnya pada usia delapan tahun. Gangguan
bipolar I dengan onset awal tersebut disertai prognosis buruk.
2.9.4 Terapi
37
dapat
meningkatkan
berat
badan
dan
(3)Quetiapine (Seroquel)
(4)Risperidone (Risperdal)
3. Antidepresan juga kadang-kadang diberikan untuk mengatasi
gejala depresi pada gangguan bipolar. Baru-baru ini, studi yang
didanai
oleh
NIMH
menunjukkan
bahwa
penambahan
mengatasi
saat
gejala
muncul,
tetapi
juga
untuk
(Electro
Convulsive
Therapy)
dapat
meringankan
tumpang
tindih
dengan
skizofrenia,
skizofreniform,gangguan
dan gangguan depresif berat dengan episode hipomanik (oleh peneliti yang
berpendapat bahwa gangguan berada di dalam spektrum gangguan depresif).
Epidemiologi gangguan bipolar II adalah tidak diketahui secara tepat
pada saat ini karena relatif baru dikenalinya gangguan ini. Kriteria
diagnostik untuk gangguan bipolar II menyebutkan keparahan, frekuensi,
dan durasi tertentu untuk gejala hipomanik. Kriteria diagnostik untuk
episode hipomanik dituliskan secara terpisah dari kriteria untuk gangguan
bipolar II.
Gambaran klinis gangguan bipolar II adalah gangguan depresif berat
dikombinasikan
dengan
gambaran
episode
hipomanik.
Diagnosis
Epidemiologi
Etiologi
41
Diagnosis
Kriteria
diagnostik
gangguan
siklotimik
menurut
DSM-IV
dan
tidak
menumpang
pada
skizofrenia,
gangguan
Gambaran Klinis
42
Diagnosis Banding
Kira-kira
sepertiga
dari
semua
pasien
gangguan
siklotimik
gangguan
dasar.
Terapi
psikofarmakologis
mungkin
2.12.2
45
DAFTAR PUSTAKA
46
1. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis, Bina rupa Aksara, Jakarta. 2010.
2. American Pschiatric Associaton, 1994, Diagnostic And Statistical Manual Of
Mental Disordes. 4th edition. Washington D.C.
3. Kaplan H.I, Sadock B.J., 2005, Comprehensive Textbook of Psychiatry, Eight
edition. USA.
4. Stahl, S M. 2008, Stahls Essential Psychopharmacology, third edition, New
York: Cambridge University Press.
5. Depkes RI, 1993, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III, Jakarta: Depkes RI.
47