Anda di halaman 1dari 5

Referat

Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah
kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala ( daerah oksipital dan
sebagian daerah tengkuk).
Nyeri kepala bisa berupa keluhan primer atau sekunder. Primer jika nyeri kepala
merupakan diagnosis utama, bukan karena adanya penyakit lain. Sekunder jika nyeri kepala
karena adanya penyakit lain, seperti hipertensi, radang sinus dll.

Epidemiologi
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di
Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut : Migren tanpa aura
10%, Migren dengan aura 1,8%, Episodik Tension type Headache 31%, Chronic Tension type
Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir, 2004).
Penelitian berbasis populasi menggunakan kriteria Internasional Headache Society untuk
Migrain dan Tension Type Headache (TTH), juga penelitian Headache in General dimana
Chronic Daily Headache juga disertakan . Secara global, persentase populasi orang dewasa
dengan gangguan nyeri kepala 46% , 11% Migren, 42% Tension Type Headache dan 3%
untuk Chronic daily headache (Stovner dkk 2007).

Klasifikasi Nyeri Kepala


Berdasarkan klasifikasi IHS (International Headache Society) Edisi 2 dari yang terbaru tahun
2004, nyeri kepala primer terdiri atas migren, nyeri kepala tipe-tegang (tension tipeheadache) , nyeri kepala klaster (cluster headache). Sedangkat nyeri kepala sekunder yaitu
nyeri kepala karena trauma, nyeri kepala karena gangguan vascular, nyeri kepala jarena
intracranial disoreder dll.

Migrain
Migrain adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan
kadang kadang bilateral yang dapat disertai muntah dan gangguan visual. Intensitas sedangberat yang berakhir dalam waktu 4-72 jam.
Kondisi ini sering terjadi, lebih dari 10% populasi mengalami setidaknya satu
serangan migren dalam hidupnya. Migren dapat terjadi pada semua umur, tetapi umumnya
onset terjadi saat remaja atau usia dua puluhan dengan wanita lebih sering. Terdapat riwayat
migren dalam keluarga pada sebahagian besar pasien.
1.Migren dengan aura (20%)
Pasien mengalami gejala prodromal (suatu rangkaian peringatan sebelum
terjadi serangan nyeri kepala) yang tidak jelas beberapa jam sebelum serangan seperti
mengantuk, perubahan mood dan rasa lapar. Serangan klasik dimulai dengan aura.
Gejala visual meliputi pandangan gelap yang berupa kilasan gelap yang cepat. Aura
umumnya membaik setelah 15 hingga 20 menit, dimana setelah itu timbul nyeri
kepala. Nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk dan lebih berat jika batuk, mengejan atau
membungkuk. Nyeri kepala terjadi selama beberapa jam, umumnya antara 4 hingga
72 jam. Pasien lebih suka berbaring di ruangan yang gelap dan tidur. Gejala yang
menyertai adalah fotofobia, mual, muntah, pucat dan dieresis.
2.Migren tanpa aura

Pasien mungkin mengalami gejala prodromal yang tidak jelas. Nyeri kepala
dapat terjadi saat bangun tidur dan gejala yang lain sama dengan migren tipe klasik
Patofisiologi migrain
Menurut teori/hipotesis vaskuler : aura disebabkan oleh vasokonstriksi intraserebral
diikuti dengan vasodilatasi ekstrakranial. Aura mungkin merupakan manifestasi penyebaran
depresi, suatu peristiwa neuronal yang dikarakterisir oleh gelombangpenghambatan yang
menyebabkan turunnya aliran darah otaksampai 25-35 %.
Nyeri disebabkan karena aktivitas sistem trigeminal yang menyebabkan pelepasan
neuropetida vasoaktif

sehingga vasodilatasi, plasma protein extravasation, dan nyeri

Aktivitas di dalam sistem trigeminal diregulasi oleh sarafnoradrenergik dan serotonergik


Reseptor 5-HT, terutama 5-HT1 dan 5-HT2 terlibat dalam patofisiologi migrain.
Peningkatan kadar 5-HT menyebaban vasokontriksi yang membuat terjadinya penurunan
aliran darah kranial dan terjadi iskemia lalu munculnya aura. Iskemi selanjutnya akan
berkurang dan ikuti oleh periode vasodiliatasi serebral, neurogenic inflammation dan nyeri.
Faktor pemicu migrain

Faktor psikologis : stress, depresi


Faktor lingkungan : rokok, bau menyengat, perubahan cuaca, cahaya atau suara
Faktor makanan: yang mengandung tiramin, food additivi (msg. Aspartam, coklat,

kopi, jeruk
Faktor hormonal : hamil, menstruasi
Gaya hidup : kurang atau kebanyakan tidur, terlambat makan

Untuk mendiagnosis migrain tanpa aura:

Sedikitnya 5 seragan dengan karakteristik tertentu


Terjadi antara 4-72 jam
Karakteristik: unilateral, berdenyur-denyut, intensitas sedang sampai berat, bisa

bertambah dengan aktivitas fisik


Pasien mengalami mual dan/atau muntah, atau photophobia atau phonophobia

Untuk migrain dengan aura:


Pasien mengalami migrain dengan sedikitnya 3 dari 4 karakteristik :

Pertama, pasien mengalami gajala aura yang reversibel (meliputi: gangguan visual,
sensasi abnormal pada kulit, sulit bicara, dan kelemahan otot)

Kedua, pasien mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari 4 menit

atau 2 gejala aura berturut-turut


Ketiga, gejala aura berakhir tidak lebih dari 60 menit
Keempat, aura terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum tejadinya sakit kepala

Nyeri Kepala Klaster (Cluster Headache)


Sindrom ini berbeda dengan migren,walaupun sama-sama ditandai oleh nyeri kepala
unilateral, dan dapat terjadi bersamaan. Terjado dalam satu rangkaian umumnya sektitar 3045 menit dapat timbul dalam beberapa kali sehari dan lenyap secara spontan. Hampir sama
dengan migrain, sama-sama bersifat vaskule, disebabkan karena aktivitas pembuluh darah
yang tidak normal, terjadi dilatasi pembuluh darah yang berlebihan disekitas salah satu mata.
Pasien biasanya laki-laki, onset usia 20 hingga 60 tahun. Pasien merasakan serangan
nyeri hebat di sekitar satu mata(selalu pada sisi yang sama) selama 20 hingga 120 menit,
dapat berulang beberapa kali dalam sehari, dan sering membangunkan pasien lebih dari satu
kali dalam semalam. Alkohol juga dapat mencetuskan serangan. Pola ini berlangsung selama
berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bulanan kemudian bebas serangan selam berharihari, berminggu minggu, bulan bahkan tahunan. Tidak seperti migren,pasien nyeri kepala
klaster seringkali gelisah selama serangan dan tampak kemerahan(Fauci,2008).
Gejalanya adalah wajah kemerahan secara unilateral (sebelah sisi), keluar air mata, hidung
berair, tidak ada mual atau fotofobia.
Nyeri Kepala Tipe-Tegang (Tension Type Headache)
Nyeri kepala ini merupakan kondisi yang sering terjadi dengan penyebab belum
diketahui, walaupun telah diterima bahwa kontraksi otot kepala dan leher merupakan
mekanisme penyebab nyeri. Kontraksi otot dapat dipicu oleh faktor faktor psikogenik yaitu
ansietas atau depresi atau oleh penyakit lokal pada kepala dan leher. Pasien umumnya pasien
akan mengalami nyeri kepala yang sehari-hari yang dapat menetap selama beberapa bulan
atau tahun. Nyeri dapat memburuk pada sore hari dan umumnya tidak responsif terhadap
obat-obatan analgesik sederhana. Umumnya terjadi secara bilateral (terjadi pada kedua belah
sisi pada waktu yang sama). Jarang terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi antara umur 20
samoai 40 tahun.

Nyeri kepala ini juga besifat bervariasi. Nyeri kepala bervariasi adalah nyeri yang
dimulai dari nyeri tumpul di berbagai tempat hingga sensasi tekanan yang menyeluruh
sampai perasaan kepala diikat ketat. Selain kadang ada mual, tidak ada gejala penyerta
lainnya dan pemeriksaan neurologis adalah normal.

Penatalaksanaan Nyeri Kepala


Bagi migren,pasien akan merasa lebih nyaman berbaring di ruangan gelap dan tidur.
Analgesik sederhana seperti parasetamol atau aspirin diberikan dengan kombinasi antiemetic.
Episode yang tidak responsive dengan terapi di atas dapat diberikan ergotamin, suatu
vasokonstriktor poten atau sumatriptan, agonis reseptor selektif 5-HT yang dapat diberikan
subkutan, intranasal atau oral. Kedua obat tersebut memiliki kelemahan. Alkaloid ergot dapat
menimbulkan keracunan akut dengan gejala muntah, nyeri dan kelemahan otot
(Katzung,1998)
Terapi bagi nyeri kepala klaster meliputi penggunaan ergotamin, sumatriptan atau
kortikosteroid selama 2 minggu dengan dosis diturunkan bertahap. Terapi jangka panjang
untuk pencegahan rekurensi meliputi penggunaan metisergid,verapamil atau pizotifen. Litium
dapat membantu jika nyeri menjadi kronik tetapi kadarnya dalam darah harus dipantau
(Tripathi,2003).
Terapi biasanya tidak memuaskan untuk nyeri kepala tipe tegang. Beberapa pasien
mungkin merasa lebih baik jika diyakinkan tidak ada penyakit dasar, tetapi hal ini kurang
membantu jika pola perilaku telah menjadi selama beberapa bulan atau tahunan. Terutama
jika kemungkinan besar didasari oleh keadaan psikogenik, maka terapi trisiklik atau
komponen lain selama 3-6 bulan dapat membantu. Pasien yang lain mungkin merasa lebih
baik dengan bantuan ahli fisioterapi.

Anda mungkin juga menyukai