Anda di halaman 1dari 45

UJI HIPOTESIS DUA

POPULASI
Oleh: Rudi Salam

rudisalam@stis.ac.id 1

1
UJI DUA RATA-RATA
(SAMPEL INDEPENDEN)

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik


rudisalam@stis.ac.id 2

Sampel Independen
Terdapat dua sampel random yang
bebas masing-masing berukuran n1
dan n2 diambil dari dua populasi
dengan rata-rata 1 dan 2 dan
varians 12 dan 22.
Kita tahu
X 1 X 2 bahwa
1 2 variabel random
Z

2
2

1 1 2 n2

adalah berdistribusi normal.


rudisalam@stis.ac.id 3

Sampel Independen
Hipotesis:
H 0 : 1 2 d 0
H1 : 1 2 d 0 ; H1 : 1 2 d 0 ; H1 : 1 2 d 0

Statistik uji jika varians diketahui:


Varians beda:
Varians
sama:
x x d
x x d
z

12 22

n1 n2

1 1

n1 n2
rudisalam@stis.ac.id 4

Sampel Independen
H1 : 1 2 d0
Daerah kritis uji dua arah
Tolak H0 bilaz z 2 atau z z 2
Daerah kritis uji satu arah
Sisi kanan H1 : 1 2 d 0
Tolak H0 bilaz z
Sisi kiri H1 : 1 2 d 0
Tolak H0 bilaz z
rudisalam@stis.ac.id 5

Sampel Independen
Statistik uji jika varians tidak
diketahui dan nilainya sama
1=2=:
x1 x2 d0
t

sp

1 1

n1 n2

di mana: s 2 n 1 s 2 n 1
1
1
2
2
2
sp

n1 n2 2
rudisalam@stis.ac.id 6

Sampel Independen
H1 : 1 2 d 0
Daerah kritis uji dua arah
Tolak H0 bilat t 2,n1 n2 2 atau t t 2,n1 n2 2
Daerah kritis uji satu arah
Sisi kanan H1 : 1 2 d 0
t t ,n1 n2 2
Tolak H0 bila
Sisi kiri H1 : 1 2 d 0
t t ,n n 2
Tolak H0 bila
1

rudisalam@stis.ac.id 7

Equal or unequal variance?


Which case to use? Equal variance or
unequal variance?
Whenever there is insufficient
evidence that the variances are
unequal, it is preferable to perform the
equal variances t-test.

rudisalam@stis.ac.id 8

Equal or unequal variance?


This is so, because for any two given
samples:
The number of degrees of
freedom for the equal
variances case

The number of degrees


of freedom for the unequal
variances case

Larger numbers of degrees of


freedom have the same effect
as having larger sample sizes

rudisalam@stis.ac.id 9

Contoh 1
Suatu percobaan dilakukan untuk membandingkan
keausan karena gosokan, dua bahan yang dilapisi. 12
potong bahan 1 diuji dengan memasukkan tiap potong
bahan ke dalam mesin pengukur aus. 10 potong bahan
2 diuji dengan cara yang sama. Dalam tiap hal, diamati
dalamnya keausan. Sampel bahan 1 memberikan ratarata keausan (setelah disandi) sebanyak 85 satuan
dengan standar deviasi 4, sedangkan sampel bahan 2
memberikan rata-rata keausan sebanyak 81 dengan
standar deviasi sampel 5. Dapatkah disimpulkan bahwa
pada tingkat signifikansi 0,05 keausan bahan 1
melampaui keausan bahan 2 sebanyak lebih dari 2
satuan? Anggap kedua populasi hampir normal dengan
varians yang sama.
rudisalam@stis.ac.id 10

Solusi Contoh 1

rudisalam@stis.ac.id 11

Solusi Contoh 1

rudisalam@stis.ac.id 12

2
UJI DUA RATA-RATA
(SAMPEL DEPENDEN)

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik


rudisalam@stis.ac.id 13

Eksperimen Match Paired


Previously when comparing two
populations, we examined
independent samples.
If, however, an observation in one
sample is matched with an
observation in a second sample, this is
called a matched pairs experiment.
rudisalam@stis.ac.id 14

Illustrasi
Is there a difference between starting salaries offered
to MBA grads going into Finance vs. Marketing
careers? More precisely, are Finance majors offered
higher salaries than Marketing majors?
In this experiment, MBAs are grouped by their GPA
into 25 groups. Students from the same group (but
with different majors) were selected and their highest
salary offer recorded.
Heres how the data looks

rudisalam@stis.ac.id 15

Illustrasi
The numbers in black are the original
starting salary data; the number in
blue were calculated.
although a student is either in

Finance OR in Marketing (i.e.


independent), that the data is
grouped in this fashion makes it a
matched pairs experiment (i.e. the
two students in group #1 are
matched by their GPA range

the difference of the means is equal to the mean of the differences,


hence we will consider the mean of the paired differences as our
parameter of interest:

rudisalam@stis.ac.id 16

Illustrasi
Do Finance majors have higher salary offers
than Marketing majors?
Since:
We want to research this hypothesis: H 1:
(and our null hypothesis becomes H 0:
)
rudisalam@stis.ac.id 17

Pengamatan Berpasangan
Ingat variabel random:
D D
T
sd n

mengikuti distribusi-t dengan dengan


derajat bebas n-1, di mana:
n

sd

n d

i 1

2
i

d
i 1

n n 1

rudisalam@stis.ac.id 18

Pengamatan Berpasangan
Hipotesis
H 0 : D d0
H1 : D d 0 ; H1 : D d 0 ; H1 : D d 0

Statistik uji
d d0
t
: t n 1
sd n

rudisalam@stis.ac.id 19

Pengamatan Berpasangan
H1 : D d 0
Daerah kritis uji dua arah
Tolak H0 bilat t 2,n 1 atau t t 2,n 1
Daerah kritis uji satu arah
Sisi kanan H1 : D d 0
t t ,n 1
Tolak H0 bila
Sisi kiri H1 : D d 0
t t ,n 1
Tolak H0 bila
rudisalam@stis.ac.id 20

Contoh 2
Dalam makalahnya, J. A. Wesson memeriksa
pengaruh obat succinylcholine terhadap kadar
peredaran androgen dalam darah. Sampel darah
dari rusa liar yang hidup bebas diambil melalui urat
nadi leher segera setelah suntikan succinylcholine
pada otot menggunakan panah dan senapan
penangkap. Rusa kemudian diambil lagi darahnya
kira-kira 30 menit setelah suntikan dan kemudian
dilepaskan. Kadar androgen pada waktu ditangkap
dan 30 menit kemudian diukur dalam nanogram per
ml (ng/ml) untuk 15 rusa adalah sbb:

rudisalam@stis.ac.id 21

Contoh 2
Data:

Rusa

Waktu
suntikan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

2.76
5.18
2.68
3.05
4.10
7.05
6.60
4.79
7.39
7.30
11.78
3.90
26.00
67.48
17.04

Androgen (ng/ml)
30 menit setelah
suntikan
7.02
3.10
5.44
3.99
5.21
10.26
13.91
18.53
7.91
4.85
11.10
3.74
94.03
94.03
41.70

di

4.26
-2.08
2.76
0.94
1.11
3.21
7.31
13.74
0.52
-2.45
-0.68
-0.16
68.03
26.55
24.66

rudisalam@stis.ac.id 22

Contoh 2
Anggap bahwa populasi androgen
pada waktu suntikan dan 30 menit
kemudian berdistribusi normal, uji
pada tingkat signifikansi 0,05 apakah
konsentrasi androgen berubah setelah
ditunggu 30 menit.

rudisalam@stis.ac.id 23

Solusi Contoh 2
Misalkan 1 dan 2 masing-masing adalah
rata-rata konsentrasi androgen pada waktu
suntikan dan 30 menit kemudian.
Langkah uji hipotesis:
1. H0 : 1 = 2 atau D = 1 - 2 = 0
2. H1 : 1 2 atau D = 1 - 2 0
3. = 0,05
4. Daerah kritis: t > t = t0,025 = 2,145 atau
t < -t = -t0,025 = -2,145
rudisalam@stis.ac.id 24

Solusi Contoh 2
5. Perhitungan : Rata-rata sampel dan
standar deviasi untuk nilai di
adalah:
d 9,848 dan sd 18, 474
9,848 0
Jadi, t 18, 474 15 2, 06

6. Kesimpulan : Gagal tolak H0, tidak


ada kenyataan tentang adanya
perbedaan dalam rata-rata kadar
peredaran androgen.

rudisalam@stis.ac.id 25

Latihan
Dalam penelitian interrelationship between stress,
dietary intake, and plasma ascorbic acid during
pregnancy yang dilakukan di Virginia Polytechnic
Institute and State University Mei 1983, kadar asam
askorbat plasma wanita hamil dibandingkan antara yang
perokok dengan tidak perokok. 32 wanita pada tiga bulan
terakhir kehamilan, yang tidak menderita penyakit yang
berarti, dan berusia antara 15-32 tahun dipilih untuk
penelitian ini. Sebelum pengambilan 20 ml darah,
peserta dilarang sarapan, makan vitamin, dan makanan
yang berkadar asam askorbat tinggi. Dari sampel darah,
nilai asam askorbat plasma setiap peserta diukur dalam
mg per 100 ml.
rudisalam@stis.ac.id 26

Latihan
Nilai asam askorbat plasma
Bukan perokok
Perokok

Data:
0,97
0,72
1,00
0,81
0,62
1,32
1,24
0,99

1,16
0,86
0,85
0,58
0,57
0,64
0,98
1,09

0,90
0,74
0,88
0,94
0,92
0,78
1,24
1,18

0,48
0,71
0,98
0,68
1,18
1,36
0,78
1,64

Apakah dari data ini dapat disimpulkan adanya perbedaan


antara kadar asam askorbat plasma perokok dengan bukan
perokok? Anggap bahwa kedua kelompok data berasal dari
rudisalam@stis.ac.id
populasi normal dengan varians yang tidak sama. Gunakan
p27

3
UJI BEDA PROPORSI

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik


rudisalam@stis.ac.id 28

Beda Dua Proporsi


Sekarang kita akan melihat uji hipotesis
mengenai perbedaan di antara populasi di
mana datanya adalah nominal (kategorik).
Jika datanya nominal, kalkulasi proporsi
kejadian dari tiap-tiap jenis dari outcome.
Jadi, parameter yang akan diuji adalah
perbedaan di antara dua proporsi populasi:
p1p2.
rudisalam@stis.ac.id 29

Beda Dua Proporsi


Untuk melakukan inferensi mengenai
parameter p1p2, kita ambil sampel dari
populasi, kalkulasi sampel proporsinya dan
melihat perbedaan diantara keduanya.
x sukses dari
x1
x2
ukuran sampel

dan
p

1
2
n dari populasi
n1
n2
1

p1 p 2

adalah estimator yang unbiased


bagi p1p2.
rudisalam@stis.ac.id 30

Beda Dua Proporsi


Statistikp1 p 2
adalah mendekati
distribusi normal jika ukuran sampelnya
cukup besar sedemikian sehingga:

Karena mendekati normal, kita bisa


menggambarkan distribusi normal dalam hal
rata-rata dan variansnya

rudisalam@stis.ac.id 31

Beda Dua Proporsi


Sebab itu, variabel Z berikut juga akan
mengikuti distribusi normal standar:
Z

p1 p 2 p1 p2
p1 1 p1 p2 1 p2

n1

n2

rudisalam@stis.ac.id 32

Beda Dua Proporsi


Karena proporsi populasi (p1 & p2) tidak
diketahui, maka standard error

juga tidak diketahui. Jadi, kita mempunyai


dua estimator yang berbeda dari standar
p1 p 2
error
, yang tergantung pada
hipotesis nol.
rudisalam@stis.ac.id 33

Beda Dua Proporsi


Ada dua kasus:

rudisalam@stis.ac.id 34

Uji Beda Proporsi


Hipotesis (kasus 1)
H 0 : p1 p2
H1 : p1 p2 ; H1 : p1 p2 ; H1 : p1 p2

Statistik uji
z

p1 p 2
1 1

pq

n1 n2
rudisalam@stis.ac.id 35

Uji Beda Proporsi


H1 : p1 p2
Daerah kritis uji dua arah
Tolak H0 bilaz z 2 atau z z 2
Daerah kritis uji satu arah
Sisi kanan H1 : p1 p2
Tolak H0 bilaz z
Sisi kiri H1 : p1 p2
Tolak H0 bilaz z
rudisalam@stis.ac.id 36

Contoh 3
Pemungutan suara diambil dari suatu
kota dan kabupaten di sekitarnya
untuk menentukan apakah suatu
rencana pembangunan pabrik kimia
boleh diteruskan. Daerah industri
tersebut masih berada dalam batas
kota dan karena itu banyak penduduk
kabupaten merasa bahwa rencana itu
akan disetujui karena proporsi terbesar
penduduk kota menyetujui

rudisalam@stis.ac.id 37

Contoh 3
Untuk menentukan apakah ada perbedaan
yang berarti antara proporsi penduduk kota
dan kabupaten yang mendukung rencana
tersebut, suatu poll diadakan. Bila 120 dari 200
penduduk kota yang menyetujui rencana
tersebut dan 240 dan 500 penduduk
kabupaten yang setuju, apakah anda
sependapat bahwa proporsi penduduk kota
yang setuju lebih besar dari proporsi penduduk
kabupaten yang tidak setuju? Gunakan tingkat
signifikansi 0,025.
rudisalam@stis.ac.id 38

Solusi Contoh 3
Misalkan p1 dan p2 menyatakan
proporsi sesungguhnya dari penduduk
kota dan kabupaten yang menyetujui
rencana tersebut.
Langkah uji hipotesis:
1. H0 : p1 = p2
2. H1 : p1 > p2
3. = 0,025
4. Daerah kritis: z > z = z0,025 = 1,96
rudisalam@stis.ac.id 39

Solusi Contoh 3
5. Perhitungan:
x1 120
x2 240
p1
0, 60 ; p 2
0, 48
n1 200
n2 500
x1 x2 120 240 360
p

0,51
n1 n2 200 500 700

Jadi,
z

0, 60 0, 48

1
1

0,51 0, 49

200 500

2,9
rudisalam@stis.ac.id 40

Solusi Contoh 3
Karena z-hitung = 2,9 > z-tabel=1,96,
maka H0 ditolak.
Jika menggunakan p-value:
P(Z > 2,9) = 0,5 0,4981 = 0,0019 <
0,025
(pakai tabel normal setengah luas)
6. kesimpulan: menyetujui bahwa
penduduk kota yang menyetujui rencana
tersebut lebih besar dari proporsi
penduduk kabupaten yang tidak setuju.
rudisalam@stis.ac.id 41

Contoh 4
A consumer packaged goods (CPG)
company is test marketing two new
versions of soap packaging. Version
one (bright colors) is distributed in one
supermarket, while version two (simple
colors) is in another. Since the first
version is more expensive, the brightly
colored design had to outsell the
simple design by at least 3%
rudisalam@stis.ac.id 42

Solusi Contoh 4
Hipotesis penelitiannya adalah: H1: (p1
p2) > 0,03
Since the r.h.s.
of the H equation
is
Dan hipotesis
nol-nya
adalah:
H0: (p1p2)
not zero, its a case 2 type
= 0,03problem
0

Data:

rudisalam@stis.ac.id 43

Solusi Contoh 4
Since this is a case 2 type problem, we
dont need to calculate the pooled
proportion, we can go straight to z:

Since our calculated z-statistic (1.15) does


not fall into our rejection region
,
there is not enough evidence to infer that
the brightly colored design outsells therudisalam@stis.ac.id
other 44

Latihan
Dalam suatu penelitian mengenai fertilitas wanita yang kawin
yang dilakukan oleh Martin OConnel dan Carolyn C. Rogers
untuk kantor sensus AS pada 1979, dua kelompok istri yang
belum punya anak usia 25 sampai 29 dipilih secara acak dan
masing-masing ditanya apakah nantinya merencanakan akan
punya anak. Satu kelompok dipilih dari wanita tadi yang baru
kawin kurang dari 2 tahun dan yang lainnya dari wanita tadi
yang telah kawin 5 tahun. Misalkan bahwa 240 dari 300 istri
yang telah kawin kurang dari 2 tahun merencanakan akan
punya anak kelak dibandingkan dengan 288 dari 400 istri yang
telah kawin 5 tahun. Dapatkah disimpulkan bahwa proporsi
isteri yang kawin kurang dari 2 tahun yang merencanakan
akan punya anak lebih tinggi secara berarti daripada proporsi
isteri yang telah kawin 5 tahun? Gunakan p-value

rudisalam@stis.ac.id 45

Anda mungkin juga menyukai