Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

IDK I: ANALISA KASUS

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ANITA WULANDARI
DHIMAS ANNUGRAH PRATAMA
FACHRUDIN RAZY
HENDRA BAYU
IKA PUJIATI
MARIANA NURUL
MUHAMAD ARIFIN
OKTIN WIDARINI PUTRI

CONTOH KASUS

Klien nama Ny.A, berusia 32 tahun, beragama islam, pendidikan terakhir SD, klien adalah
seorang ibu rumah tangga, klien adalah orang jawa, klien diantarkan suaminya ke rumah sakit
DAN KEMUDIAN DI diagnosa dengan diagnosa medis abortus. Klien hamil 12 minggu,
klien mengatakan sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami
pendarahan dan perut mulas-mulas selama 5 hari. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
menganjurkan untuk dilakukan kuratase. Sebelumnya suaminya membawa klien kerumah
sakit. Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dekat rumah klien dan berencana akan
melahirkan di sana. Klien mendapati informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih
percaya pada hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa
abortus merupakan perbuatan dosa. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan
merencanakan akan berobat kedukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunya melanggar
pantangan dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah
pihak laki-laki,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki. Pantangan makanan jantung
nanas, durian dsb sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang
tinggi, dan membunuh hewan. Aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama. Ada
tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.
1. Identifikasi dari setiap kasus anda, konsep dasar transkultural keperawatan apa saja yang
termasuk didalamnya? Jelaskan pendapat anda!
a. Faktor teknologi
Dari kasus di atas,faktor teknologinya yaitu Ny A di anjurkan untuk kuratase.
Alasannya yaitu karna merupakan salah satu pilihan Ny A dalam memecahkan
masalah kesehatannya.
b. Faktor sosial dan ketertarikan keluarga
Dari kasus di atas,klien yang bernama Ny A,berumur 32 tahun,tipe keluarganya
hubungan kekerabatan yang lebih dominan pihak laki-laki, hubungan Ny A dengan
kepala keluarga adalah suami istri,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki,Ny
A mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua.
c. Faktor agama
Adapun agama yang di anut Ny A adalah islam, status pernikahannya resmi,cara
pandang Ny A terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh hal-hal gaib,Ny A percaya
bahwa abortus yang dideritanya itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam
menyediakan sesaji,dan Ny A berobat rencananya ke dukun.
d. Faktor nilai-nilai budaya
Pantangan Ny A yaitu memakan makanan nanas, durian, dan lele sedangkan
suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi dan membunuh

hewan,alasannya yaitu jika memakan nanas dan durian dapat menggugurkan


kandungan karena panas saat kehamilan muda, jika memakan lele maka dapat
menyebabkan kepala bayi menjadi besar . Dan pada suami di larang memanjat pohon
yang tinggi karna takut kehamilannya gugur karna di ibaratkan jatuh dari pohon dan
jika membunuh hewan alasanya karena ditakutkan anaknya akan mengalami
pertumbuhan yang abnormal.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Aturan dan kebijakan disana diatur oleh pemuka agama.Alasannya karna di sana
memang budayanya seperti itu,agamanya kental sehingga aturan dan kebijakan di atur
oleh pemuka agamanya.
f. Faktor ekonomi
Pekerjaan Ny A adalah IRT,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga
untuk persalinan ini. Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga
sehingga Ny A sudah agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.
g. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan Ny A adalah SD. Dan karna tingkat SD itu di negara kita di
bawah rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny A terhadap kesehatan
pun tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih
memilih berobat ke dukun dari pada ke medis.
h. Cultural care preservation
Identifikasi perbedaan konsep antara perawat dan Ny A tersebut:
Perbedaan konsep perawat dan Ny A terletak pada kepercayaan Ny A yang masih
percaya pada sihir dan hal-hal gaib.
Perawat harus tenang dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan Ny A.Perawat bisa
perlahan-lahan untuk berkomunikasi dengan Ny A.
Lalu perawat bisa mendiskusikan perbedaan budaya yang dimilikinya dengan Ny A
yang masih percaya kepada dukun serta sihir dan hal-hal gaib.

i. Cultural care accomodation/negotiation


Perawat bisa menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh Ny A seperti bahasa
sehari-harinya.
Kemudian dalam perencanaan perawatan perawat bisa melibatkan keluarga Ny A
seperti suami,ibunya atau mertua Ny A.
Jika konflik tidak terselesaikan,lakukanlah negosiasi dengan Ny A berdasarkan
pengetahuan biomedis perawat tersebut.

j. Cultural care repartening/reconstruction


Selanjutnya perawat bisa memberikan kesempatan pada Ny A untuk memahami
informasi yang telah diberikan dan melakukannya.
Lalu tentukan tingkat perbedaan Ny A melihat dirinya dari budaya kelompoknya
sendiri.
Kemudian gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti tetangga atau kerabat dekat Ny A.
Dan terjemahkan terminologi gejala Ny A tersebut ke dalam bahasa kesehatan yang
mudah dipahami Ny A dan orang tuanya.
Terakhir berikan informasi pada Ny A tentang sistem pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai