Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PELAKSANAAN

KULIAH KERJA NYATA TEMATIK


KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)
Desa Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang

Disusun Oleh :
Abdul Mugni
Alfredy Mervin Hutasoit
Chaerul Fariz Arifin
Dwinda Puspasari
Giarti Nopridiani
Ikrima Inayatullah
Indra Yantomo
Iyam Sti Maryamah
Jaenal Abidin
Muhammad Bihar
Santika Rahayu

1307319
1306970
1301405
1304582
1305395
1201805
1304884
1304128
1301770
1303452
1303853

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADAMASYARAKAT


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Kelompok

Pembimbing

Jaenal Abidin
NIM. 1301770
Kepala Desa Kertajaya

Dra. Katiah, M.Pd


NIP. 195612201986012001
Camat Tambakdahan

Suhana Toyib

Asep Rudih, S.Sos, M.Si.


NIP. 196212201985031008
Sekertaris LPPM

Dr. Yadi Ruyadi, M.Si


NIP.

ABSTRAK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis situasi (gambaran latar belakang kkn kum dan situasi masyarakat setempat)
Desa Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan merupakan salah satu yang menjadi
lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM).
KKN KUM dilaksanakan atas dasar program lanjutan dari Keaksaraan Dasar. Para
warga belajar yang telah melaksanakan kegiatan Keaksaraan Dasar diyakini perlu
mendapatkan program lanjutan untuk mengembangkan kemampuan keberaksaraan.
Salah satunya melalui pembelajaran keterampilan usaha (kewirausahaan) yang dapat
meningkatkan produktivitas warga belajar, baik secara perorangan maupun kelompok
sehinggga diharapkan dapat memiliki mata pencaharian dan penghasilan dalam
rangka peningkatan taraf hidupnya. KKN KUM dilaksanakan sebagai bentuk
pengabdian kepada masayarakat oleh mahasiswa, dalam hal ini berupa program
keaksaraan usaha mandiri kepada warga belajar yang membutuhkan.
Desa Kertajaya menjadi lokasi pelaksanaan KKN KUM

dikarena

masyarakatnya yang masih kurang memiliki kesadaran akan pentingnya membaca dan
menulis, pada umumnya masyarakat ini tergolong masyarakat manula. Kebanyakan
masyarakat masih beranggapan bahwa perkerjaan lebih penting daripada membaca
dan menulis padahal kedua hal tersebut dapat menunjang perkerjaan mereka menjadi
lebih baik lagi.
Masyarakat Desa Kertajaya pada umumnya berprofesi sebagai buruh tani dan
TKI. Kemudian tingkat pendidikannya pun tergolong baik, masyarakat kebanyakan
lulusan SMP dan SMA, namun tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi
mereka memilih perkerjaan menjadi buruh atau TKI. Dari masalah di atas maka UPI
mengadakan KKN(Kuliah Kerja Nyata) yang mengangkat tema KUM(Keaksaraan
Usaha Mandiri).
B. Permasalahan (buta aksara) dan paradigma masyarakat
Masyarakat Desa Kertajaya sudah bisa dianggap bebas buta aksara
dikarenakan masyarakat disana memiliki jenjang pendidikan yang baik. Adapun
masyarakat yang buta aksara adalah kalangan manula yang rata rata berusia diatas
50 tahun, sehingga banyak dari masyarakat yang buta aksara tidak terlalu tertarik
untuk kembali belajar membaca dan menulis. Masyarakat yang berusia kurang dari 50
tahun di Desa Kertajaya sudah dinyatakan bebas buta aksara, sedangkan yang

masyarakat yang buta aksara adalah masyarakat yang berusia 50 tahun keatas.
Masyarakat yang terbebas buta aksara beranggapan bahwa keaksaraan adalah hal
yang penting, sebaliknya masyarakat buta aksara beranggapan bahwa keaksaraan
bukanlah hal yang penting karena mereka lebih senang untuk mencari dan
menghasilkan uang daripada belajar baca dan tulis.
C. Tujuan (kkn dan kum)
Tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Kertajaya adalah untuk
mengembangkan pemikiran mahasiswa berdasarkan ilmu teknologi dan dalam upaya
menumbuhkan, mempercepat dan juga mempersiapkan kader-kader pembangunan.
Selain itu mahasiswa juga akan memperoleh pengalaman belajar yang berharga
melalui

keterlibatan

dalam

masarakat

yang

secara

langsung

menemukan,

merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan secara


pragmatis dan interdisipliner. Lalu tujuan lain dari KKN sendiri adalah untuk
menambah wawasan mahasiswa dan memotivasi masyarakat dalam membangun desa.
Lalu tujuan dari tema KKN KUM atau Keaksaraan Usaha Mandiri adalah
memberikan pengarahan tentang pentingnya baca dan tulis dalam kehidupan seharihari. Selain baca tulis, KUM juga mengajak masyarakat yang buta aksara untuk
melakukan usaha mandiri agar meningkatkan taraf hidup masyarakat buta aksara.
D. Target yang diharapkan
Target yang diharapkan dari pelaksanaan KKN KUM di Desa Kertajaya
adalah meningkatnya kemampuan baca dan tulis dari masyarakat buta aksara. Lalu
taraf hidup dari masyarakat buta aksara pun lebih baik setelah memiliki kemampuan
baca dan tulis yang lebih baik. Selain itu target yang diharapkan agar masyarakat
Desa Kertajaya bisa mempuyai usaha sendiri dengan pelajaran apa yang sudah
mereka dapat dari yang telah diberikan. Jadi masyarakat Desa Kertajaya tidak hanya
menjadi buruh tani, mereka bisa menjadi wirausahawan.

BAB II
PERENCANAAN PROGRAM
A. Perencanaan (dalam bentuk tabel)
No. Program

Kegiatan

Waktu

Penanggung

Pelaksanaan

Jawab

1.

B. Lembaga mitra
1. Kantor Desa Kertajaya
2. UPTD Pendidikan Kecamata Tambakdahan
3. Yayasan Cahaya Qolbu (PKBM Desa Kertajaya)

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Profil desa
B. Profil Sasaran KUM
Program Keaksaraan Usaha Mandiri ini merupakan lanjutan dari program
keaksaraan fungsional yang idelany atelah dilkasanakan sebelumnya, sehingga
sasaran dari program ini yaitu masyarakat yang telah mengikuti program keaksaraan
fungsional sebelumnya, dan telah dinyatakan lulus. Hal ini bermaksud untuk
memonitor perkembangan peserta keaksaraan fungsional sebelumnya dan menambah
keahliannya untuk dapat mengembangkan usaha mandiri, dengan rentang usia 15-59
tahun.
Namun karena terbatasnya masyarakat yang telah mengikuti program
keaksaraan fungsional, ditambah dengan data tertulis yang tidak valid bahkan tidak
dimiliki pihak desa, sehingga target atau sasarn program KUM kami diperluas yaitu
untuk para ibu rumah tangga, jemaah Majelis Talim dan para remaja putri yang ada
di sekitar Desa Kertajaya. Sasaran yang kami tentukan tersebut didasari oleh kondisi
dokumentasi yang tidak lengkap sehingga tidak diketahui siapa saja warga yang telah
mengikuti keaksaraan fungsional, serta masyarakat yang memiliki waktu terbatas
karena kegiatan KKN ini bertepatan dengan musim tanam di sawah, sehingga
mayoritas warga sulit untuk diajak berkumpul di suatu tempat untuk mengikuti
kegiatan ini terutama untuk para bapak yang sebagian besar waktunya digunakan
untuk mengolah sawah. Selain itu masyarakat cenderung malu dan segan untuk
mengikuti program-program yang kami sosialisasikan sebelumnya.
Jadi para ibu rumah tangga dan remaja putrilah yang dianggap sesuai untuk
dijadikan sasaran kegiatan kami. Selain masuk ke dalam kriteria usia, para sasaran ini
memiliki waktu yang lebih luang, dan ada kesempatan untuk dapat mengikuti
program KUM ini.
Alasan kami menjadikan Majelis Talim sebagai tempat pelaksanaan program
KUM karena berkaitan dengan terbatasnya waktu masyarakat untuk berkumpul secara
khusus di satu tempat, sehingga akhirnya kami yang memanfaatkan waktu berkumpul
warga untuk mengadakan kegiatan. Dikarenakan kegiatan yang rutin diadakan
masyarakat di Desa kertajaya, dan paling banyak didatangi warga yaitu Majelis
Talim.

C. Pelaksanaan program
Program Keaksaraan Usaha Mandiri dilaksanakan secara bersamaan, dengan
konsep Demo Masak agar tidak terkesan terlalu formal dan diharapkan bisa lebih
menarik massa untuk hadir dalam kegiatan ini. Konsep demo masak ini dipilih karena
kembali lagi ke sasaran yang kami buat yaitu untuk ibu rumah tangga dan remaja
putri, sehingga pengenalan usaha atau produk dengan cara memasak adalah hal yang
paling tepat bagi para ibu dan remaja putri. Dalam kegiatan demo masak ini hal yang
paling diperhatikan oleh peserta yaitu praktek pembuatan produk dan analisis
ekonomi produk tersebut atau bisa disimpulkan program Usaha Mandiri lebih menarik
bagi peserta.
Namun program keaksaraan juga tetap dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan demo masak tersebut. Program keaksaraan ini dilaksanakan dengan dengan
cara membaca dan menulis resep masakan, dari sana bisa diketahui bagaimana
kemampuan warga dalam keaksaraan (membaca dan menulis), sehingga bagi peserta
yang masih terbatas kemampuannya dalma mebaca dan menulis akan dibimbing oleh
mahasiswa.
Kegiatan ini tidak hanya bersifat satu arah, tetapi masyarakat atau peserta
dapat berinteraksi dengan mahasiswa untuk tanya jawab serta peserta diperslahkan
untuk mencoba mempraktekan pembuatan produk yang telah didemonstrasikan
sebelumnya oleh mahasiswa.
D. Hasil kegiatan
Program KUM di Desa Kertajaya ini berlangsung sebanyak empat kali di dua dusun
dan RW berbeda. Dengan menyajikan konsep yang sama dengan menu masakan yang
sama, peserta tetap dapat menunjukan ketertarikannya terhadap kegiatan ini
khususnya pada sesi memasak dan analisis ekonomi usaha produk.
KUM SESI I
Waktu : Selasa 12 Januari 2016
Tempat : Posko KKN Desa Kertajaya
Jumlah Peserta : 8 Orang
Kegiatan KUM sesi pertama ini dilaksanakan di posko KKN Desa Kertajaya,
yaitu di Dusun Kamalsari RT 15 RW 03. Peserta yang hadir tidak banyak yaitu
berjumlah 8 orang. Konsep yang diterapkan yaitu konsep demo masak, dengan
program keaksaraan dalam bentuk penulisan dan membaca resep masakan. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, sasarna kegiatan ini yaitu para ibu rumah tangga

dan remaja putri yang sedang berada di rumah. Waktu yang kami gunakan yaitu sore
hari karena pada waktu tersebut banyak ibu yang melakukan kegiatan di luar rumah
seperti mengobrol dan berkumpul bersama warga lainnya, maka kami ingin
memanfaatkan waktu tersebut untuk melaksanakan program KUM ini dengan harapan
akan banyak warga yang berminat sekaligus memanfaatkan waktu para ibu dan
remaja putri agar tidak terbuang begitu saja.
Menu yang kami praktekan yaitu Pisang coklat dan singkong thailand. Untuk
menu pisang coklat kami berikan seklaigus dengan analisis ekonominya. Seperti
jumlah pengeluaran atau modal harian yang dikeluarkan, pemasukan, hingga harga
jual yang bisa ditawarkan pada konsumen sekaligus dengan kemungkinan keuntungan
yang bisa didapatkan. Media yang kami gunakna untuk kegiatan ini selain alat masak
yaitu kertas berisi resep, kertas kosong serta alat tulis untuk peserta, dan karton untuk
penjelasan analisa ekonomi.
Peserta menunjukan antusiasme yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat pada
kesempatan percobaan yang dilakukan langsung oleh peserta, dan peserta pun
memberi beberapa saran untuk menu tersebut. Pada sesi KUM ini peserta yang hadir
berasal dari berbagai kalangan dan usia,sesuai dengan target kami yaitu remaja putri
dan ibu rumah tangga.
KUM SESI II
Waktu : Kamis 21 Januari 2016
Tempat : Madrasah Al-Hidayah RT06/ RW 02Dusun Kertajaya
Jumlah Peserta : 8 Orang
Pada kesempatan ini, program KUM dilaksanakan di suatu Majelis
Talim di Dusun Kertajaya. Kami mengalihkan sasaran ke majelis talim karena hal
ini merupakan salah satu rekomendasi dari Kepala Desa dan melihat kondisi
masyarakat setempat yang leih banyak berkumpul dalam majelis Talim. Sehingga
kami mencoba untuk memanfaatkan waktu berkumpul warga, bukan sengaja
mengumpulkan warga di waktu tertentu. Selain itu dengan mengunjungi Majelis
Talim kita bisa lebih mengetahui jumlah pasti peserta yang akan hadir sehingga
persiapan yang dilakukan bisa lebih disesuaikan dengan jumlah peserta.
Seperti pada KUM sebelumnya konsep dan menu yang dipraktekan yaitu
demo masak dengan menu pisang coklat dan singkong thailand, serta dengan analisis
ekonomi pada menu pisang coklat. Dengan resep dan konsep yang sama, tidak ada
masalah sama sekali, karena peserta yang hadir berasal dari wilayah yang berbeda.

Bahkan peserta pada sesi KUM ini terlihat lebih antusias dari sesi KUM sebelumnya.
Terlihat dari jumlah peserta yang meningkat dari sesi sebleumnya.
KUM SESI III
Waktu : Minggu24 Januari 2016
Tempat : MajelisAsy-Syafaat RW 03 Dusun Kamalsari
Jumlah Peserta : 34 Orang
Sesi KUM ini kembali dilaksanakan dengan memanfatkan Majelis Talim di
Dusun Kamalsari. Dengan jumlah jamaah yang cukup banyak, sosialisasi usaha
mandiri menjadi lebih efektif. Konsep dan menu yang dipraktekan masih sama seperti
KUM sebelumnya yaitu demo masak pisang coklat dan singkong thailand. Untuk
kegiatan keaksaraan, dari kegiatan baca-tulis resep, serta penulisan absensi dapat
terlihat kemampuan keaksaraan Ibu-ibu jamaah majelis talim tersebut. Terdapat
beberapa pesreta yang memang tidak bisa baca tulis yaitu sebanyak 6 peserta dengan
usia diatas 60 tahun. Pada kesempatan itulah mahasiswa yang mendampingi proses
absensi membimbing peserta yang tidak bisa menulis untuk belajar menulis,
walaupun ada beberapa yang meminta untuk dituliskan oleh teman atau oleh
mahasiswa sendiri.
Masih dengan media berupa alat masak, alat tulis, dan penjelasan analisa
ekonomi pada karton, peserta juga turut mempraktekan pembuatan pisang coklat yang
telah dijelaskan oleh mahasiswa sebelumnya dengan antusias. Harapan mahasiswa
setelah adanya demo masak dan penjelasan analisa usaha dari produk tersebut
terealisasi pada para peserta di sesi KUM ketiga ini. Beberapa hari setelah program
KUM dilaksanakan terlihat beberapa warga setempat mencoba kembali menu yang
telah dipraktekan di rumahnya masing-masing, walaupun belum pada tahap
penjualan, namun artinya warga cukup tertarik dengan produk tersebut. Harapan
selanjutnya produk pisang coklat yang telah disosialisasikan tersebut bisa dijadikan
usaha oleh warga setempat, dan bisa lebih dikembangkan.

KUM SESI IV
Waktu : Selasa26 Januari 2016
Tempat : Mesjid Al-BarokahRW 01 Dusun Kertajaya
Jumlah Peserta : 28 Orang
Hampir sama dengan pelaksanaan KUM sebelumnya, sesi ini
dilaksankan kembali di Majelis Talim karena kami menilai pelaksanaan program di
kegiatan tersbeut cukup efektif, terutama dengan massa yang banyak. Penjelasan
analisa ekonomi dari produk pisang coklat menarik minat peserta, terlihat dari peserta
yang cukup aktif bertanya pada sesi diskusi. Setelah penjelasan analisa ekonomi
kegiatan beralih ke demo masak yang dilakukan di halaman samping mesjid AlBarokah. Para peserta pun dipersilahkan untuk menocba mepraktekan menu yang
dijelaskan dan ditampilkan mahasiswa sebelumnya.
PENDATAAN BUTA AKSARA DAN TKI
Kegiatan ini dilaksankan di minggu ketiga setelah ada evaluasi dari dosen
pembimbing, dan merekomendasikan untuk mencari data TKI serta jumlah buta
aksara yang lebih valid. Karena pada saat itu evaluasi menunjukan seluruh mahasiswa
KKN di Kecamatan Tambak Dahan tidak mendapatkan data valid terkait TKI dan
Buta aksara, dikarenakan desa-desa tidak memiliki data tertulis mengaai TKI dan
keaksaraan. Sehingga kami memutuskan untuk mencari data langsung ke lapangan,
dengan cara mendatangi RT dan RW di seluruh Desa Kertajaya.
Sama halnya seperti di Kantor Desa, para aparat RT dan RW pun tidak
memiliki data tertulis mengenai TKI dan keaksaraan. Namun dengan mendatangi
ketua RW dan RT kami bisa mengetahui jumlah warga di wilayah tersebut dan jumlah
warga yang menjadi TKI serta jumlah warga yang masih buta aksara. Lalu mahasiswa
bisa merekap data tersebut secraa tertulis walaupun data yang didapatkan dari hasil
survey secara lisan.
Data yang kami dapatkan terdapat 136 orang yang menjadi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang saat ini masih berada di luar negeri. Negara yang paling banyak
dijadikan tujuan pekerja yaitu Taiwan, Hongkong, Singapura, Brunei, Korea, dan
beberapa negara Timur Tengah. Status ekonomi warga setelah menjadi TKI
mengalami perubahan yang cukup baik, dan menarik perhatian warga terutama di
kalangan usia 20-30 tahun. Itulah mengapa banyak sekali warga di usia produktif

yang tertarik menjadi TKI ke luar negeri. Jenis profesi yang dijalani cukup beragam,
yaitu menjadi pekerja di proyek pembangunan, asisten rumah tangga, perawat, serta
pelayan toko.
Selain mendatangi langsung pihak RT-RW, sebelumnya kami sempat
mendatangi kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Tambakdahan. Dan informasi yang
kami dpaatkan adalah Desa Kertajaya sebenarnya sudah dinyatakan Bebas Buta
Aksara walaupun sebenarnya masih terdapat sekita 60 warga yang buta aksara. Hal
ini dijelaskan oleh pihak UPTD bahwa memang pihak UPTD pendidikan belum
melakukan survey atau kegiatan sosialisasi terkait keaksaraan di Desa Kertajaya dan
di beberapa daerah di wlayah Tambakdahan. Walaupun banyak kegiatan keaksaraan
yang dilakukan di Desa yang diselenggarakan secara swadaya oleh organisasi tertentu
atau oleh mahasiswa, namun data-data yang didapatkan tersebut tidak dapat dijadikan
data oleh UPTD. Namun memang jumlah warga yang masih buta aksara tersebut
banyak yang sudah diatas 60 tahun, dan untuk usia dibawah 50 tahun dapat kami
simpulkan sudah Bebas Buta Aksara
E. Permasalahan
Selama perencanaan program KUM hingga pelaksanaan pasti menghadapi kendala
tertentu, yang dapat menghambat jalannya kegiatan acara, sehingga perlu juga dicari
soulsi permasalahan tersebut agar program kerja dapat berjalan kembali. Beberapa
kendala yang dihadapi selama menjalankan program KUM ini adalah :
1. Waktu Pelaksanaan Bertepatan dengan Musim Tanam
2. Rasa segan dan malu pada Masyarakat
3. Tidak ada data tertulis mengenai keaksaraan dan TKI
4.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN
-

Data Yang buta aksara


Data TKI
Absen kegiatan
Laporanindividu
Nama :
NIM :
Jurusan/ Fakultas :
No. Tanggal

Foto kegiatan

Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai