DI SUSUN OLEH:
ISWATUN ULFAH
201510461011056
rangka
PRAKTIK
PROFESI
Ners
Mahasiswa
S1
Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Lamongan
mulai
Malang,
September
2015
Nama Mahasiswa (Ners Muda)
ISWATUN ULFAH
201510461011056
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
(.....)
(.....
.)
PEMBAHASAN
A. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensiri dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial.
Nyeri merupakan sensasi yang rumut, unik universal, dan
bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu sama lain
(Asmadi, 2008).
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami
sensasi ketidaknyaman dalam meerespons suatu rangsangan
yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012).
Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan
untuk melindungi diri. Ketika suatu jaringan mengalami
cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan
bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti
serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin,
dan substansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri
(Kozier dkk, 2009).
B. Fisiologi
Nyeri merupakan
perilaku.
Proses
fisiologi
terkait
nyeri
dapat
dan
disebut
bradikinin,
2. Transmisi
Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Bagian
pertama nyeri merambat dari bagian serabut saraf perifer
ke medulla spinalis. Bagian kedua adalah transmisi nyeri
dari medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus
melalui
jaras
spinotalamikus.
Bagian
ketiga,
sinyal
merupakan
titik
kesadaran
seseorang
karena
ujung
saraf-saraf
saraf
reseptor
akibat
adanya
psikologis.
Nyeri
yang
disebabkan
factor
pada
psikomatik.
Nyeri
kasus
yang
karena
termasuk
factor
ini
kategori
disebut
pula
psychogenic pain.
D. Manifestasi Klinis
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan meng hindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Nadi meningkat
8) Pernafasan meningkat
9) Depresi,frustasi
E. Patofisiologi
Proses rangsangan yang menimbulkan nyeri bersifat
destruktif terhadap jaringan yang dilengkapi dengan serabut
saraf penghantar impuls nyeri. Serabut saraf ini disebut juga
serabut nyeri, sedangkan jaringan tersebut disebut jaringan
peka
nyeri.
Bagaimana
seseorang
menghayati
nyeri
menjadi
impuls
saraf
reseptor
nyeri.
(alpha-amino-3-hydroxy-5-methyl-D-aspartate),
ini
odontektomi,
menyebabkan
dikeluarkannya
nosiseptor
elektrobiokimiawi
sehingga
sepanjang
akson.
terjadi
Kemudian
arus
terjadi
neuron
simpatis,
dan
perubahan
kedua. Neuron
yang menghubungkan
dari
adalah
proses
dimana
terjadi
akhir
proses
F. Pathway
GANGGUAN POLA
TIDUR
Aktivitas berkurang
HAMBATAN MOBILITAS
FISIK
Peregangan
usus
Pemajanan
reseptor nyeri
Nyeri
G. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri menurut Prasetyo (2010) di bagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu atau
durasi 1 detik sampai dengan kurang dari 6 bulan. Nyeri
akut biasanya menghilang dengan sendirinya dengan atau
tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan menyembuh.
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih
dari 6 bulan. Nyeri kronis umumnya timbul tidak teratur,
intermitten, atau bahkan persisten. Nyeri ini menimbulkan
kelelahan mental dan fisik bagi penderitanya.
Perbedaan nyeri akut dan kronis
Nyeri Kronis
o stik
2.
3. Serangan
di
ketahui
penyakit dalam
Mendadak
Bisa
mendadak,
atau
berkembang,
dan terselubung
4. Waktu
Sampai 6 bulan
Lebih
dari
bertahun-tahun
bulan
samai
nyeri
sulit
dibedakan
6. Gejala
klinis
Pola
respon
yang Pola
respon
yang
bervariasi
7. Perjalanan Biasanya
berkurang Penderita
beberapa saat
meningkat
setelah
beberapa saat
adalah
menggunakan
respon
fisiologik
tubuh
4. V
i
s
u
a
l Analogue Scale (VAS)
Skala yang pertama sekali dikemukakan oleh Keele
pada tahun 1948 yang merupakan skala dengan garis
lurus 10 cm, dimana awal garis (0) penanda tidak ada
nyeri dan akhir garis (10) menandakan nyeri hebat. Pasien
penderita
dibandingkan
dengan
skala
lainnya.
realtif
mudah,
hanya
dengan
bahwa
VAS
secara
statistik
paling
kuat
sehingga
perlu
diberikan
obat
analgesic
J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a) Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital.
b) Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri.
keseimbangan
energy
antara
tubuh
energi,
dengan
memberikan
distraksi
sentuhan
massage,
memegang
pusat
pada
thalamus
dan
korteks
serebri.
Dosis
325 - 650 mg
Jadwal
4 jam sekali
325 - 650 mg
4 - 6 jam sekali
ringan
(farmakologi II)
- Ibuprofen
- Sodium
-
Ketoproten
-
200 mg
awalan 440 mg
jam
selanjutnya 220
sekali
8 - 12
Jam
mg
12, 5 mg
sekali
-
jam
sekali
b. Nyeri
(farmakologi
Sedang
tingkat
III)
- Asetaminofen
- Ibuprofen
- Sodium Naproksen
jam
sekali
4 - 6
jam
sekali
8 - 12
jam
sekali
c. Nyeri
(farmakologi
Sedang
tingkat
VI)
- Tramadol
d. Nyeri Berat
(farmakologi
VII)
50 - 100 mg
sekali
tingkat
tidak
jam
efektif
Dan ada riwayat
terapi
narkotik
untuk nyeri.
K. Pengkajian
Pengkajian
nyeri
yang
akurat
penting
untuk
upaya
pengkajian
pemahaman
objektif
adalah
terhadap
untuk
mendapatkan
pengalaman
subjektif.
Q
R
S
timbulnya nyeri
Quality atau kualitas nyeri
Region atau daerah perjalanan ke daerah lain
Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya
Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan pola tidur
No
1.
Diagnosa Keperawatan
NYERI AKUT
Definisi : sensori yang
tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional
yang muncul secara
aktual atau potensial,
kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya
kerusakan.
Batasan karakteristik :
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
kacau, menyeringai)
Tingkah laku distraksi
(jalan-jalan, menemui
orang lain, aktivitas
berulang-ulang)
Respon autonom
(diaphoresis, perubahan
tekanan darah,
perubahan pola nafas,
nadi dan dilatasi pupil)
(gelisah, marah,
menangis, merintih,
waspada, napas
panjang, iritabel)
Berfokus pada diri sendiri
Tujuan/NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...... x24 jam
pasien dapat mengontrol nyeri
dengan indikator:
Mengenali faktor penyebab
Mengenali onset (lamanya sakit)
Menggunakan metode pencegahan
Menggunakan metode nonanalgetik
untuk mengurangi nyerI.
Menggunakan analgetik sesuai
kebutuhan
Mencari bantuan tenaga kesehatan
Melaporkan gejala pada tenaga
kesehatan
Menggunakan sumber-sumber yang
tersedia
Mengenali gejala-gejala nyeri
Mencatat pengalaman nyeri
sebelumnya
Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
...... x24 jam pasien dapat
mengetahui tingkatan nyeri dengan
indikator:
Melaporkan adanya nyeri
Luas bagian tubuh yang terpengaruh
Frekuensi nyeri
Panjangnya episode nyeri
Pernyataan nyeri
Ekspresi nyeri pada wajah
Posisi tubuh protektif
Kurangnya istirahat
Ketegangan otot
MANA
Definis
menur
dirasa
Interv
Lakuk
komp
karak
kuali
observ
ketid
gunak
terap
peng
kaji ku
respo
evalua
lamp
evalua
keseh
ketid
lamp
bantu
menc
duku
kontro
mem
ruan
kebis
kurang
pilih d
(farm
inter
kaji tip
mene
ajarka
Muka topeng
Fokus menyempit
(penurunan persepsi
pada waktu, kerusakan
proses berfikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
Perubahan nafsu makan
dan minum
Faktor yang
berhubungan : Agen
injury (fisik, biologis,
psikologis)
farm
- berika
nyeri
- evalua
- tingka
- kolabo
keluh
berh
2.
NYERI KRONIS
Definisi: serangan
mendadak atau pelan
intensitsnya dari ringan
sampai berat, konstan
atau berulang tanpa
ANAL
Definis
farmak
atau m
Interv
tentuk
kuali
pemb
cek ins
obat,
cek riw
pilih a
komb
pemb
tentuk
terga
tentuk
pemb
pilih ru
untuk
terat
monito
sesud
perta
berika
terut
evalua
dan g
MANA
Definis
menur
dirasa
Interv
lakuka
diantisipasi/siprediksi
Batasan karakteristik:
Perubahan berat badan
melindungi, tingkah
laku berjaga-jaga, muka
Melaporkan
nyeri sudah terkontrol
pada diri sendiri,
gelisah, depresi
Setelah dilakukan tindakan
Atropi yang melibatkan
keperawatan selama ...... x24 jam
beberapa otot
pasien dapat mengetahui tingkatan
Perubahan pola tidur
nyeri dengan indikator:
Takut cedera kembali
Berkurangnya interaksi melaporkan adanya nyeri
luas bagian tubuh yang terpengaruh
dengan orang
Ketidakmampuan untuk frekuensi nyeri
panjangnya episode nyeri
melanjutkan aktivitas
pernyataan nyeri
sebelumnya
ekspresi nyeri pada wajah
Memperantarai respon
posisi tubuh protektif
simpatik (contoh:
kurangnya istirahat
temperatur dingin,
perubahan posisi tubuh, ketegangan otot
perubahan pada frekuensi
hipersensitifitas)
pernafasan
Anoreksia
Faktor yang berhubungan perubahan nadi
: ketidak mampuan fisik perubahan tekanan darah
perubahan ukuran pupil
kronis/psiksosial
keringat berlebih
kehilangan selera makan
komp
karak
kuali
observ
ketid
gunak
terap
peng
kaji ku
respo
evalua
lamp
evalua
keseh
ketid
lamp
bantu
menc
duku
kontro
mem
ruan
kebis
kurang
pilih d
(farm
inter
kaji tip
mene
ajarka
farm
berika
nyeri
evalua
tingka
kolabo
keluh
berh
ANAL
Definis
farmak
atau m
3.
Interv
tentuk
kuali
pemb
cek ins
obat,
cek riw
pilih a
komb
pemb
tentuk
terga
tentuk
pemb
pilih ru
untuk
terat
monit
sesud
perta
berika
terut
evalua
dan g
SLEEP
Determ
terha
Jelaska
adek
Fasilit
aktiv
Cipata
Kolabo
Diskus
kelua
pasie
Instru
pasie
Monito
deng
Monito
pasie
4.
berhubungan
kelembaban lingkungan
sekitar
suhu lingkungan sekitar
tanggung jawab memberi
asuhan
perubahan pajanan
terhadap cahaya gelap
gangguan (mis. Untuk
tujuan terapeutik,
pemantauan
pemeriksaan
laboratorium)
kurang kontrol tidur
kurang privasi,
pencahayaan
bising, bau gas
restrain fisik, teman tidur
tidak familier dengan
prabot tidur
Memperagakan
penggunaan alat
Kesulitan membolak-balik
Bantu untuk mobilisi (walker)
posisi
Melakukan aktivitas lain
sebagai pengganti
pergerakan (mis:
meningkatkan perhatian
ketunadayaan/aktivitas
EXER
AMBU
Monito
sebe
respo
Konsu
tenta
deng
Bantu
saat
cede
Ajarka
keseh
ambu
Kaji ke
mobi
Latih p
kebu
sesua
Berika
mem
sebelum sakit)
Dipsnea setelah
beraktivitas
Perubahan cara berjalan
Gerakan bergetar
Keterbatasan
kemampuan melakukan
keterampilan motorik
halus
Keterbatasan melakukan
keterampilan motorik
kasar
Keterbatasan rentang
pergerakan sendi
Tremor akibat
pergerakan
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Pergerakan tidak
terkoordinasi
Faktor yang
berhubungan:
Intoleransi aktivitas
Perubahan metabolisme
selular
Ansietas
Indeks msa tubuh diatas
parentil ke 75 sesuai
usia
Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan
tubuh
Penurunan kendali otot
Malnutrisi
Gangguan
muskuloskeletal, nyeri
Ajarka
posis
diper
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan
tentang aktivitas fisik
Keadaan mood depresif
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse, kaku sendi
Kurang dukungan
lingkungan (mis, fisik
atau sosial)
Keterbatasan ketahanan
kardiovaskular
Kerusakan integritas
struktur tulang
Program pembatasan
gerak
Keengganan memulai
pergerakan
Gaya hidup monoton
Gangguan sensori
perseptual
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Audrey Berman, Shirlee J. Snyder.
2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC.
Prasetyo, S. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Potter, P.A & Perry, A,G. 2006.
Di
akses
tanggal
29
September 2015.
Smeltzer, S. C & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan nyeri. Jakarta :
EGC.
Wilkinson,judith.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC
NOC Edisi 7.
Jakarta : EGC