Anda di halaman 1dari 9

2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Gagal jantung, sering disebut gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi ( Smeltzer dan Bare, 2001).

Gaya hidup sehat adalah praktik prilaku dan praktik sosial yang mendukung
kesehatan dan merupakan pencerminan dari nilai hidupnya untuk memenuhi
kehidupan

ekonomi,

sosial

dan

lingkungan

fisik,

(http://www.

puspromkesdepkesri. com, 2007).

Jantung adalah organ tubuh yang sangat vital dan penting peranannya dalam
kelangsungan hidup manusia dengan aktivitasnya berupa terus memompa
darah keseluruh tubuh, massa jantung pada orang dewasa berkisar antara 250360 gram, dengan ukuran sebesar kepalan tangan, sekali berdenyut 70-75 ml
darah dialirkan, tetapi dengan beban yang berat dan diperparah dengan gaya
hidup yang tidak sehat tentu jantung akan sering tidak mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik dan lancar (Knight dalam Sukendro, 2007).

Menurut Makmun (2007), gagal jantung merupakan penyebab kematian


kardiovaskuler terbanyak, kasus ini paling banyak ditemui pada kelompok
pasien yang berusia di atas 65 tahun, dalam praktiknya gagal jantung
didefinisikan berdasarkan pengamatan klinis, yaitu berdasarkan kardiomegali,
gallop, bunyi jantung III (SIII), ronki, sesak napas, retensi cairan, olyguria dan
cepat lelah. Gambaran klinis pasien gagal jantung didominasi oleh
abnormalitas sekunder organ-organ terkait, seperti sesak napas, retensi air dan
garam, serta melemahnya otot (http://www.majalah-farmacia.com, 2007).

Martanto (2007), mengatakan beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan


gagal jantung adalah: merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan,
kadar kolesterol berbahaya (LDL) yang tinggi, riwayat keluarga, maupun usia
lanjut, hal ini semakin dipicu oleh gaya hidup yang mengubah pola makan,
kurang

beraktivitas/

olah

raga

dan

tingkat

stress

yang

tinggi

(http://id.wikipedia.org, 2007).

Makanan berkarbohidrat tinggi seperti tepung dan gula akan menaikkan kadar
trigliserid dalam darah, karena karbohidrat berinteraksi dengan lemak jenuh
menghasilkan trigliserida, maka berakibat buruk bagi kerja jantung. Kadar
kolesterol normal dalam darah adalah 3,5-6,2 mmol per liter darah (130-20 mg
per 100 ml darah), dan kadar trigliserida normal dalam darah adalah 0,10-1,60
mmol per liter darah (150 mg per 100 mmol darah) (Sukendo, 2007).

Penelitian medis menunjukkan bahwa apabila terdapat kolesterol dan lemak


berlebihan di dalam tubuh yang tidak dapat dimetabolisme dan diuraikan
secara normal, maka dapat menyebabkan membran dalam pembuluh darah
mengental dan mengendap, lalu menyebabkan pengerasan pembuluh darah,
fenomena baru dengan membudidayanya makanan cepat saji atau Junk Food
menimbulkan masalah tersendiri karena kebanyakan junk food mengandung
kadar lemak jenuh, sodium dan kolesterol tinggi, hal ini menimbulkan
masalah obesitas (kegemukan) yang dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah (http://www.ilmusehat.com. 2007).

Penelitian dalam bentuk Survey (1983) yang dilakukan terhadap 2.040


responden menunjukkan bahwa responden yang teratur berolah raga atau
bekerja fisik dalam takaran cukup mempunyai takaran terendah untuk terkena
hipertensi dan penyakit jantung koroner, sedangkan penelitian di Rumah Sakit
Harapan Kita pada tahun 1993 menunjukkan 90% penderita yang terkena
serangan jantung dalam kesehariannya tidak berolah raga dan tergolong
pekerja ringan (Sukendro, 2007).

Menurut Kusuma (2006), aktivitas fisik terutama aerobik meningkatkan aliran


darah yang bersifat gelombang yang mendorong peningkatan produksi Nitrit
Oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan pelepasan Endothelial
Derive Relaxing Factor (EDRF), yang merelaksasi dan melebarkan pembuluh
darah. Penelitian di laboratorium menunjukkan, peningkatan aliran darah

empat mili liter per menit sudah mampu menghasilkan NO untuk merangsang
perbaikan fungsi endotel pembuluh darah (http://www.kompas-cetak.id.2006).

Risiko perokok mengalami penyakit gagal jantung karena adanya gas Carbon
Monoksida (CO) dan gas Nitrogen (N) yang terdapat dalam rokok. Gas CO
sangat mudah berikatan dengan Haemoglobin (Hb) dalam darah, kadar CO
dalam darah inilah yang menyebabkan terjadnya Infark Myocard, selain itu
rokok juga mengikat kolesterol dalam darah yang mendorong terjadinya
penyakit-penyakit jantung (Setianto dalam Sari, 2007).

Federasi Jantung Dunia (World Heart Federation) melaporkan dinegara maju,


penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama telah menurun
dari 51% pada tahun 1975 menjadi 46% pada tahun 1997, tetapi masih
menjadi masalah yang serius. Di Amerika 5 juta penduduknya menderita gagal
jantung, setiap tahunnya 500.000 orang lainnya didiagnosa menderita gagal
jantung untuk pertama kali. Tetapi penurunan itu tidak di Indonesia, karena
menurut laporan dari Badan Litbang Depkes RI angka penderita gagal jantung
di Indonesia meningkat dari 5,9% pada tahun 1975 menjadi 19% pada tahun
1995 (http//www.dokterniken.com, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku register Penerimaan Pasien Rawat
Nginap (P2RN) Ruang Penyakit Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
(RSUDAM) Provinsi Lampung, jumlah pasien penyakit jantung pada tahun
2007 sebanyak 885 orang, dengan jumlah pasien gagal jantung 561 orang

(65,51%), infark miokard 207 orang (24,21%), angina pektoris 30 orang


(3,5%), lain-lain 57 orang (6,67%). Sedangkan pada bulan Januari dan
Februari 2008 terdapat 186 pasien yang dirawat di Ruang Penyakit Jantung,
dengan gagal jantung sebanyak 105 orang (56,45%), infark miokard sebanyak
54 orang (29,30%) angina pektoris sebanyak 1 orang (0,54%), dan lain-lain 26
orang (13,98%). Data lain yang diperoleh dari Rekam Medik RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek, penderita gagal jantung di Ruang Penyakit Jantung tahun
2006 sebanyak 701 orang yang sebelumnya pada tahun 2005 jumlah penderita
gagal jantung adalah 327 orang, yang artinya mengalami kenaikan sebanyak
117,12%.
Berdasarkan wawancara terpimpin yang dilakukan di Ruang Penyakit Jantung
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tanggal 12 Maret 2008
terhadap 10 (100%) orang pasien, didapatkan hasil enam orang (60%) berjenis
kelamin laki-laki, empat orang (40%) berjenis kelamin perempuan, tujuh
orang (70%) berusia lebih dari 50 tahun, tiga orang (30%) berusia kurang dari
50 tahun, tujuh orang (70%) mempunyai kebiasaan makan makanan berlemak,
suka goreng-gorengan dan sayur santan, empat orang (40%) jarang melakukan
olah raga, mencuci, membereskan rumah dan memasak dilakukan oleh
pembantu rumah tangga, empat orang (40%) perokok aktif sejak usia 20
tahun.

Berdasarkan fenomena tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengetahui


hubungan gaya hidup dengan kejadian gagal jantung di Ruang Penyakit
Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2008.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang di atas maka peneliti dapat mengidentifikasi
masalah:
1.2.1

Gagal jantung merupakan penyebab kematian kardiovaskular


terbanyak.

1.2.2

Faktor yang berpotensi menyebabkan gagal jantung adalah:


merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan, kadar
kolesterol yang berbahaya (LDL) tinggi, riwayat keluarga,
maupun usia lanjut, hal ini semakin dipicu oleh gaya hidup yang
mengubah pola makan, kurang olah raga dan tingkat stress yang
tinggi.

1.2.3

Di Amerika 5 juta penduduknya menderita gagal jantung, setiap


tahunnya 500.000 orang didiagnosa menderita gagal jantung
untuk pertama kali, sedangkan di Indonesia meningkat dari 5,9%
pada tahun 1975 menjadi 19% pada tahun 1995.

1.2.4

Jumlah pasien penyakit jantung pada tahun 2007 sebanyak 885


orang, dengan jumlah pasien gagal jantung 561 orang (65,51%),
infark miokard 207 orang (24,21%), angina pektoris 30 orang
(3,5%), lain-lain 57 orang (6,67%). Sedangkan pada bulan
Januari dan Februari 2008 terdapat 186 pasien yang dirawat di
Ruang Penyakit Jantung, dengan gagal jantung sebanyak 105
orang (56,45%), infark miokard sebanyak 54 orang (29,30%)
angina pektoris sebanyak 1 orang (0,54%), dan lain-lain 26 orang
(13,98%). Sedangan pada tahun 2006 sebanyak 701 orang,

sebelumnya pada tahun 2005 sebanyak 327 orang, mengalami


kenaikan sebanyak 117,12%.
1.2.5

Hasil presurvey terhadap 10 orang pasien, didapatkan hasil tujuh


orang (70%) mempunyai kebiasaan makan makanan berlemak,
suka goreng-gorengan dan sayur santan, empat orang (40%)
jarang melakukan olahraga, mencuci, membereskan rumah dan
memasak dilakukan oleh pembantu rumah tangga, empat orang
(40%) perokok aktif sejak usia 20 tahun.

1.3

Perumusan Masalah
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang menderita gagal
jantung diantaranya adalah gaya hidup yang tidak sehat, dapat berupa
makanan yang tinggi lemak dan rendah serat, kurangnya olah raga atau
aktivitas fisik dan kebiasaan merokok. Berdasarkan latar belakang dan
masalah tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan
antara gaya hidup dengan kejadian gagal jantung di Ruang Penyakit
Jantung RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2008 ?.

1.4

Tujuan Penelitian
1.4.1

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian gagal
jantung di Ruang Penyakit Jantung RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung tahun 2008.

1.4.2 Tujuan Khusus


1.4.2.1

Mengidentifikasi gaya hidup penderita gagal jantung


yang dirawat di Ruang Penyakit Jantung RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2008.

1.4.2.2

Mengetahui kejadian gagal jantung di Ruang Penyakit


Jantung RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
tahun 2008.

1.4.2.3

Mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan kejadian


gagal jantung di Ruang Penyakit Jantung RSUD DR. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2008.

1.5

Manfaat Penelitian
1.5.1

Manfaat Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh institusi pelayanan
kesehatan sebagai bahan masukan dalam melakukan promosi
kesehatan tentang gaya hidup sehat bagi penderita gagal jantung
maupun bagi masyarakat sehat.

1.5.2

Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mendukung
penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan dalam lingkup
gaya hidup yang hubungannya dengan gagal jantung dan
diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Keperawatan yang
selalu berkembang.

1.5.3

Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan
terutama Program Studi (Prodi) Keperawatan Tanjungkarang
sebagai dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut terutama di
lingkup/ bidang Keperawatan Medikal Bedah pada sistem
Kardiovaskuler,

selain

itu

diharapkan

dapat

menambah

perbendaharaan buku di Perpustakaan Jurusan Keperawatan


Tanjungkarang.

1.5.4

Manfaat Bagi Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam melakukan
penelitian kesehatan mengenai bagaimana aktivitas fisik yang baik
untuk penderita gagal jantung.

1.5.5

Manfaat Bagi Peneliti


Peneliti dapat lebih memahami bagaimana hubungan antara gaya
hidup dengan kejadian gagal jantung, sekaligus sebagai aplikasi
mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Metodologi Riset.

Anda mungkin juga menyukai