Dosen
Prof. Dr. H. YUDI F ARIFIN, M.Sc
Ir. H. ASMURI ACHMAD, M.S
Makalah
Tugas Perorangan Mata Kuliah Silvikultur Lanjutan
Disusun oleh
MUNANDAR
NIM. F2A 109016
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman tumbuhan baik pohon maupun bukan pohon yang terdapat pada
ekosistem hutan tropis sangat banyak. Tingginya curah hujan dan kelembaban udara
serta perbedaan musim yang tidak terlalu mencolok menyebabkan banyak species
dapat tumbuh di hutan tropis.
Salah satu flora pohon penting yang ada di hutan tropika Indonesia adalah sub
famili Dipterocarpaceae dari family Dipterocarpaceae. Sub family
Dipterocarpaceae terbagi dalam 13 genus, 470 jenis. Diantara 13 genus tersebut 9
diantaranya ada di Indonesia yakni Shorea, Dipterocarpus, Dryoblanops,Hopea,
Vatica,Cotylelobium, Parashorea, Anisoptera dan Upuna. Sejak Tahun 1970, yakni
era eksploitasi hasil hutan kayu di hutan luar Jawa sangat intensif oleh pemegang
konsesi Hak Pengusahaan Hutan, pemanfaatan tumbuhan ini sebagai komoditi kayu
paling komersil di dunia dapat dikatakan tidak terkendali. Hampir seluruh jenis
Dipterocarpaceae adalah kayu yang paling diburu untuk memenuhi permintaan kayu
dunia.Hal ini menyebakan kelangkaan jenis yang terlalu cepat terjadi.
A. Penyebaran
Beberapa sumber menyebutkan genus Vatica sebagaimana umumnya anggota
dalam famili Dipterocarpaceae memiliki penyebaran luas di Asia Selatan dan Asia
Tenggara mulai dari Srilanka, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa ,
Borneo, Maluku dan Papua.
Di hutan alam kawasan ini genus Vatica berasosiasi dengan anggota famili
Dipterodarpaceae lainnya membentuk hutan campuran di Indonesia. Wilayah
Sumatera dan Borneo Vatica diketahui tercampur bersama-sama dengan jenis
Dipterocarpus, Shorea, Anisoptera dan Hopea . Wilayah Sulawesi, Maluku dan
Papua Vatica ditemukan bersama sama dengan Shore, Instia, Pomatia dan Hopea.
Di dalam Vademikum Dipterocarpaceae seperti dikutip
www.indonesianforest.com menyebutkan bahwa penyebaran jenis Vatica sebagai
kayu komersil berada di Sumatera dan Kalimantan. Hal ini dapat diketahui dari
tabel 1 di bawah.
Tabel 1 diatas hanya menampilkan 3 jenis dari genus Vatica dari 33 jenis yang
terdapat di Indonesia. Meskipun telah diketahui tempat tumbuh genus Vatica yang
dikenal masyarakat dengan nama perdagangan resak, potensinya di hutan alam
belum diketahui secara pasti.
5
A. Perbenihan
Seperti halnya genus dari Famili Dipterocarpaceae yang lain, masa pembungaan
Vatica terjadi tidak setiap tahun. Umumnya pohon yang telah berusia 15 -20 tahun
akan berbunga dan berbuah. Periode pembungaan antara 2-5 tahun sekali bahkan
ada yang 6-8 tahun sekali. Terjadinya pembungaan dipengaruhi oleh faktor iklim,
temperatur yang tinggi dan sebaran curah hujan. Faktor lain yang berpengaruh
adalah intensitas dan kuatnya cahaya matahari. Setiap pohon dapat menghasilkan
bunga 5.000 – 63.000 butir bunga per tahun. Bunga keluarga Dipterocarpaceae
realatif tidak banyak mengandung nectar, meskipun tidak semuanya.
Penyerbukan belum jelas diketahui, tetapi didunga dilakukan oleh serangga dan
beberapa jenis lebah madu Apis sp sebagai polinator. Buah yang dihasilkan tidak
seluruhnya masak dan sehat. Buah yang sehat biasanya akan diperoleh apabila pada
masa pembungaan dan penyerbukan diikuti dengan musim panas yang panjang.
Beberapa pengamatan ahli menyebutkan masa pembuahan sampai dengan masak
akan mencapai 6 bulan.
Calyx buah memiliki lima sayap, dua sayap panjang yang kadang-kadang
beberapa kali lebih panjang dari 3 sayap lainnya. Dormansi biji Vatica tergolong
pendek, yaitu hanya sekitar 15 hari. Buah masak di alam sering menjadi cepat rusak
karena hama, sebangsa kumbang.
B. Pembibitan
1. Permudaan Buatan
Benih yang sudah diseleksi untuk keperluan pembuatan bibit, terlebih dahulu
dibuang sayapnya agar tidak menghambat perkecambahan. Benih disemai
langsung pada kantongan plastik atau pot trays. Posisi benih sebaiknya
diletakkan agak miring dengan bekas tangkai menghadap ke atas. Pembenaman
benih sebaiknya kurang ¾ bagian ke dalam media.
7
Media semai terdiri dapat terbuat dari top soil bermikoriza yang diambil
dari bawah tegakan alam atau tanah ditulari ektomikoriza. Bedengan tabur
diberi naungan berupa atap atau sarlon sheet.
Waktu yang diperlukan untuk masa perkecambahan antara 2-7 hari. Setelah
3-4 bulan di dalam kantongan plastik atau potrays media semai, tinggi bibit akan
mencapai 20 -25 centimeter.
Selain dengan benih, pembibitan Vatica juga dapt dilakukan dengan anakan
yang diambil dari alam berupa bibit cabutan atau puteran. Untuk menyiapkan
bibit siap tanam dari bibit cabutan atau putaran diperlukan waktu 4 – 5 minggu
sejak setelah pencabutan. Cara menyiapkan bibit yang berasal dari
cabutan/puteran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk jenis Vatica tinggi anakan yang akan dicabut mempunyai tinggi
sekurang-kurangnya 20 centimeter atau yang sudah berdaun 2 – 5 lembar.
b. Anakan alam dicabut sesudah turun hujan agar mengurangi kerusakan akar
karena tanah yang kering.
d. Apabila dalam keadaan terpaksa bibit belum dapat disapih, agar disimpan di
tempat yang lembab maksimum selama 6 hari .
2. Permudaan Alam
Kecukupan anakan tingkat semai tidak serta merta akan tumbuh menjadi
anakan tingkat tiang, hal ini disebabkan karena umumnya permudaan tingkat
semai kurang tahan terhadap naungan berat. Untuk memacu pertumbuhan perlu
dilakukan pemeliharaan dengan cara pembebasan horizontal dan vertikal.
Pembebasan dimaksudkan untuk mengurangi persaingan dengan gulma dan
membuka celah ke atas untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk
merangsang pertumbuhan tingkat semai dan tiang.
C. Penanaman
D. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman yang mati dilakukan dua kali yaitu pada
tahun pertama setelah tanaman berumur 2-3 bulan dan akhir tahun kedua
atau awal tahun ketiga. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim
penghujan. Sebagai panduan keperluan penyulaman tanaman adalah :
b. Penyiangan
c. Pembebasan Tanaman
d. Pendangiran
a. Produksi
b. Pemanenan
A. Kesimpulan
Dari uraian sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab di depan, tulisan ini
dapat disimpukan sebagai berikut :
4. Untuk menyiapkan bibit siap tanam dari bibit persemaian benih diperlukan
waktu 3-4 bulan.
5. Untuk menyiapkan bibit siap tanam dari bibit cabutan atau putaran diperlukan
waktu 4 – 5 minggu sejak setelah pencabutan.
B. Saran
1. Sebagai jenis yang mempunyai mutu kayu yang baik dan khas pada ekosistem
hutan tropik basah, jenis vatica perlu mendapat perhatian akan kelestariannya.
2. Pemanenan jenis Vatica baik pada hutan alam maupun hutan tanaman sebaiknya
dilakukan dengan menentukan cutting cycle yang lebih panjang dari apda jenis
Dipterocarpaceae lainnya karena riap diamternya yang relatif rendah.
12
DAFTAR KEPUSTAKAAN
(------------------------)VademimikumDipterocarpaeae.
http://www.indonesianforest.com