Anda di halaman 1dari 20

3.5.

Differential Pressure Transmitter

Adapun gangguan gangguan yang mempengaruhi transmitter tersebut saat melakukan


operasi adalah sebagai berikut :
1. Getaran
Getaran dapat mengganggu transmitter, karena getaran ini dapat membuat peralatan yang
terkait mengalami gangguan. Getaran ditimbulkan oleh mesin yang beroperasi disekitar transmitter
tersebut, hal ini dapat dilihat pada sensor. Apabila sensor bergetar memungkinkan keadaan kaca
penutup elektroda pada pipa penghantar menjadi pecah maka sensor tersebut tidak bisa dipergunakan.
Untuk menghindari getaran yang terjadi hendaknya transmitter perlu ditempatkan agak jauh dari
sumber getaran.

2. Kelelahan dan umur piranti instrument


Semakin tua suatu peralatan, maka efisiensi kerja suatu peralatan tersebut akan semakin
menurun. Begitu pula dengan transmitter, semakin lama digunakan maka efisiensi kerjanya akan
menurun. Ini diakibatkan karena peralatan sering mengalami kontak ataupun longgarnya elemen
elemen yang terdapat pada transmitter tersebut.

3.4.1

Sistem Sumber Udara Pneumatik (Kompresor)

Sumber udara pneumatik merupakan perangkat yang menghasilkan udara pneumatik


berserta perangkat yang ada pada jalur udara pneumatik.
a. Penyedia udara/Kompressor adalah mesin yang menghasilkan udara pneumatik
dengan tekanan kerja yang dipakai dalam sistem pneumatik (2,5 ~ 7 bar).
b. Tangki atau pengumpul udara/header berupa sistem pengumpul udara pneumatik
(storage) sementara sebelum distribusi.
c. Filter digunakan untuk menyaring udara pneumatik dari kotoran. Penyaring filter
ini disesuaikan dengan kebutuhan udara pneumatik.
d. Driyer /pengering digunakan untuk mengeringkan udara pneumatik dari uap air.

e. Pemisah air, sistem pemisah air ini biasanya dibuat dalam suatu sistem yang
lengkap dengan pressure regulator. Digunakan untuk memisahkan kadar air dalam
udara pneumatik.
f. Sistem pelumas, digunakan untuk aplikasi kusus terhadap instrumentasi pneumatik.
g. Meter pneumatik /manometer berupa indikator tekanan pada suatu jalur atau tangki

pneumatic
h. Sumber tekanan berupa terminal dari suatu header atau jalur lain.

Tabel 3.10 Tabel macam-macam perangkat sistem udara pneumatic

Sensor Transmitter
Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu
elemen

dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses

digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan
medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang diterima dari
sensor menjadi sinyal standart.

Berdasarkan besaran yang perlu ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai


transmitter temperatur, transmitter tinggi permukaan, transmitter aliran. Transmitter dapat
dihubungkan dengan berbagai alat penerima seperti instrument penunjuk, alat pencatat,
pengatur yang mempunyai sinyal masukan yang standart.
Tergantung pada jenis sinyal keluaran dapat dibedakan misalnya sinyal transmitter
pneumatik dan transmitter elektrik. Seperti semua alat penumatik, transmitter pneumatik
mempunyai keuntungan yakni aman terhadap bahaya percikan api yang diakibatkan
hubungan singkat pada transmitter elektrik.
3.5.1

Fungsi Transmitter

Kegunaan dari transmitter yang memberikan sinyal standart berupa sinyal pneumatik
atau sinyal listrik dari besaran proses (process variable) yang diukur ke peralatan lain yang
membutuhkannya antara lain :
a. Peralatan lain seperti indikator, recorder yang bekerja dengan standart sinyal yang
sama
b. Memungkinkan pengiriman sinyal kepada jarak yang cukup jauh dan cepat serta
aman
c. Menekan biaya pengoperasian maupun biaya pemeliharaan.
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari
dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah
kedaerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem
jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi
masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari pompa. Pada
prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang
diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan
tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

3.5.2

Transmitter Elektrik

Transmitter elektrik adalah suatu peralatan kontrol yang mempunyai pengaruh terhadap
jalannya proses pengontrolan. Transmitter elektrik ini memiliki fungsi dimana sinyal proses

yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinyal listrik kemudian mengirimkan sinyal
listrik tersebut ke alat penerima seperti pencatat (recorder), pengatur dan penunjuk. Sinyal
yang dihasilkan dari transmitter elektrik ada dalam dua bentuk sinyal arus dan tegangan.
Dimana skala kerja dari sinyal arus selalu 4 20 mA, dan skala kerja dari sinyal tegangan ada
yang berkisar 1 5 VDC dan ada juga 0 10 VDC.
Valve atau yang biasa disebut katup adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi)
dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
3.5.3

Solenoid valve

Solenoid valve adalah katup yang digerakan oleh energy listrik melalui solenoida,
mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang
dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve atau katup (valve) solenoida
mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust.
Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau
supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat
tekanan angina keluar yang dihubungkan ke pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi
sebagai saluran untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak
atau pindah posisi ketika solenoid valve bekerja.
Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam fluidics.
Tugas dari solenoid valve adalah untuk mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids.
Solenoid valve banyak sekali jenis dan macamnya tergantung type dan penggunaannya,
namun berdasarkan modelnya solenoid valve dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
solenoid valve single coil dan solenoid valve double coil keduanya mempunyai cara kerja
yang sama.
Solenoid valve banyak digunakan pada banyak aplikasi. Solenoid valve menawarkan
switching cepat dan aman, keandalan yang tinggi, awet/masa service yang cukup lama,
kompatibilitas media yang baik dari bahan yang digunakan, daya kontrol yang rendah dan
desain yang
kompak.
Solenoid valve mempunyai banyak variasi dalam hal kegunaan atau

kebutuhan dari mesin tersebut, diantara kegunaan solenoid valve adalah: untuk menggerakan
tabung cylinder, menggerakan piston valve, dan menggerakan blow zet valve.
a. Bagian-bagian Solenoid Valve
Berikut adalah bagian-bagian solenoid Valve

Keterangan Gambar :
1. Valve Body
2. Terminal masukan (Inlet Port)
3. Terminal keluaran (Outlet Port)
4. Koil / koil solenoid
5. Kumparan gulungan
6. Kabel suplai tegangan
7. Plunger
8. Spring
9. Lubang / exhaust

a. Fungsi Relay

Beberapa fungsi relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan elektronika
diantaranya adalah :
1) Relay digunakan untuk menjalankan fungsi Logika (Logic Function).
2) Relay digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu (Time Delay
Function).
3) Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan
bantuan dari signal tegangan rendah.
4) Ada juga relay yang berfungsi untuk melindungi motor ataupun
komponen lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat
(Short).
4.6

Ladder program Dosing Control System

4.4

Langkah-langkah dalam membuat ladder pada PLC


4.4.1

Langkah pertama yaitu membuka aplikasi cx programmer pada komputer,

sehingga akan muncul gambar seperti di bawah ini

4.4.2

Klik file > new pada toolbar cx-programmer

4.4.3

Kemudian isikan device name, device type dan network type sesuai device

yang dipakai

4.4.4

Pilih jenis plc yang digunakan

4.4.5

Pilih type plc yang digunakan pada device type setting

4.5.6

Pilih Network type yang digunakan

4.4.7

Isikan nilai setingan network type pada network settings

4.4.8

Lalu akan muncul halaman kosong untuk membuat sebuah ladder

4.7

Langkah-langkah dalam pembuatan desain HMI


4.7.1

Langkah pertama yaitu membuka aplikasi NB Designer pada komputer,

sehingga akan muncul gambar seperti di bawah ini

4.7.2

Klik File > New pada toolbar NB Designer

4.7.3

Kemudian isikan nama file dan pilih lokasi yang diinginkan

4.7.4

Lalu akan muncul halamann kerja kosong untuk membuat desain sebuah HMI

4.7.5

Klik pada tab connector lalu drag serial port ke halaman kerja

4.7.6

Klik pada tab PT lalu drag tipe HMI yang dipakai dan sambungkan serial port

tadi pada port com HMI yang diinginkan pada halaman kerja

4.7.7

Klik pada tab PLC lalu drag tipe plc yang dipakai dan sambungkan serial port

tadi pada port com plc

4.7.8

Klik HMI0 pada tab tree view lalu akan muncul halaman kosong yang

nantinya bisa kita pakai untuk mendesain sebuah HMI

4.8

Display tampilan HMI dosing control

4.8

Tampilan display HMI

a. Bagian-bagian Solenoid Valve


Berikut adalah bagian-bagian solenoid Valve

Keterangan Gambar :
1. Valve Body
2. Terminal masukan (Inlet Port)
3. Terminal keluaran (Outlet Port)
4. Koil / koil solenoid
5. Kumparan gulungan
6. Kabel suplai tegangan
7. Plunger
8. Spring
9. Lubang / exhaust

Anda mungkin juga menyukai