Anda di halaman 1dari 9

Perkembangan Industri Energi Panas Bumi di Indonesia Secara

Umum
Rakhadiaz A F
12013026

Saat ini, Indonesia adalah salah satu negara pengonsumsi minyak bumi yang paling banyak di
dunia. Ini terjadi karena sumber energi utama di Indonesia mayoritas berasal dari minyak
bumi. Konsumsi minyak bumi di Indonesia memprihatinkan karena melebihi kapasitas
produksi minyak bumi di Indonesia. Ditambah lagi, produksi minyak bumi di Indonesia terus
turun seiring bertambahnya waktu dan pertumbuhan dari pembukaan kilang minyak bumi di
Indonesia sangatlah rendah sehingga Indonesia harus melakukan impor untuk menutupi
kekurangan permintaan minyak bumi. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa masyarakat
mulai memikirkan beberapa alternatif energi baru, seperti energi panas bumi. Energi ini
sangat melimpah di Indonesia. Bahkan, Indonesia berada pada posisi kedua dengan cadangan
terbanyak panas bumi di dunia. Namun di Indonesia sendiri, pemanfaatan energi ini belum
maksimal karena beberapa faktor. Diantaranya energi ini sulit untuk ditransportasikan ke
tempat lain.
Menurut Purnomo Yusgiantoro dalam buku Ekonomi Energi Tahun 2009 :
Panas bumi dapat dimanfaatkan untuk tenaga listrik dalam skala kecil (kurang dari 1MW)
atau dalam skala besar dengan kapasitas per unit sekitar 55MW. Pengembangan selanjutnya
tergantung persediaan panas bumi dengan memakai kelipatan 55MW. Pemanfaatan di luar
kelistrikan saat ini adalah untuk pengeringan dan dalam skala kecil untuk pariwisata. Namun
untuk saat ini pemanfaatannya belum sampai ke skala keekonomian.

Energi panas bumi adalah energi panas yang bersumber dari dalam bumi. Panas yang
dihasilkan diduga berasal dari aktivitas radioaktif berupa peluruhan radioaktif dalam inti
bumi, bisa juga berasal dari panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat yang tenggelam
ke inti bumi, dan bisa berasal dari efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet
bumi. Namun energi ini hanya ada di perbatasan aktif ( active margin) yang terjadi akibat
penunjaman antara lempeng samudera dengan lempeng benua. Daerah ini kaya akan kegiatan

tektonik dan kegiatan vulkanisme sehingga menjadi daerah ideal untuk terbentuknya panas
bumi.
Pembentukan panas bumi bisa digambarkan dengan skema Dickson,2004 :

Sumber gambar : http://alinanggini35.blogspot.com/2012/11/sistem-panas-bumi.html diakses


tanggal 19 Maret 2015 pukul 11.44
Proses perubahan energi panas bumi menjadi energi listrik (binary cycle system):

Sumber gambar : https://rudimayardi.files.wordpress.com/2012/10/h_10.jpg diakses tanggal


19 Maret 2015 pukul 11.47

Pemanfaatan energi panas Bumi ini dimulai dari tahun 1926 oleh Pemerintah Belanda yang
melakukan pemboran di kawasan Kamojang, Jawa Barat dan pemanfaatannya masih
berlangsung hingga saat ini.
Tahapan- tahapan untuk membuka lapangan panas bumi di Indonesia berdasarkan UU nomor
27 tahun 2003:
1. Survei Pendahuluan
Kegiatan yang meliputi pengumpulan, analisis dan penyajian data yang berhubungan
dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan
letak dan adanya sumber daya panas bumi serta wilayah kerja.
2. Eksplorasi
Rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi, geofisika, geokimia,
pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk memperoleh
dan menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna menemukan dan
mendapatkan perkiraan potensi panas bumi.
3. Studi Kelayakan
Tahapan kegiatan usaha pertambangan panas bumi untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan usaha
pertambangan panas bumi, termasuk penyelidikan atau studi jumlah cadangan yang
dapat dieksploitasi.
4. Eksploitasi
Rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang meliputi pengeboran
sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas lapangan , dan
operasi produksi sumber daya panas bumi.
5. Pemanfaatan Tidak Langsung Untuk Tenaga Listrik
Kegiatan usaha pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik, baik
untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri.
6. Pemanfaatan Langsung
Kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau fluida panas bumi untuk keperluan.

Perencanaan Energi Secara Terpadu Untuk Umum (Yusgiantoro,2009)

Dengan mengingat bahwa permintaan energi di Indonesia sangatlah besar dan akan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya waktu, energi panas bumi bisa digunakan sebagai
jawaban atas permasalahan ini. Energi panas bumi ini merupakan energi yang bersifat tahan
lama apabila digunakan dengan benar. Jika dalam pemanfaatannya terlalu mengejar
keuntungan sehingga produksi terus digenjot, maka energi ini akan lebih cepat mencapai titik
terminal dalam production path . Titik terminal dalam production path akan tercapai saat
barang tersebut sudah tidak ekonomis untuk diproduksi karena biaya untuk mengambilnya
lebih tinggi dibandingkan harga jualnya.

Production Path

Q (BTU)

10

15

20

25

30

35

40

45

T (tahun)

Keterangan

: warna merah terjadi saat produksi sudah digenjot akibat mengejar


keuntungan

warna biru terjadi saat produksi masih normal


Berdasarkan grafik, didapat bahwa semakin tinggi tingkat produksinya maka semakin cepat
barang tersebut menuju ke titik batas ekonomi.
Struktur pasar energi panas bumi di Indonesia cenderung kompetitif bahkan cenderung
monopoli karena sedikit sekali pemain pasar yang bermain di aspek ini. Ini terjadi karena
teknologi di Indonesia untuk memanfaatkannya belum canggih dan masih sedikit sekali ahli
di bidang energi panas bumi. Faktor lainnya adalah energi panas bumi bersifat lokal karena
energi ini hanya bisa dipakai di daerah penghasil panas bumi tersebut dan energi ini tidak bisa
dialirkan ke daerah lain sehingga hanya ekonomis di daerah penghasil panas bumi. Namun di
sisi lain, sifat pasar energi adalah permintaannya tak terbatas tetapi penawarannya sangat
minim. Sehingga hal ini bisa digunakan untuk menyemangati para produsen untuk turut serta
dalam pasar energi pasar bumi karena bisa sangat menguntungkan apabila tepat sasaran.
Ilustrasi Pasar Persaingan Sempurna

Grafik Demand and Supply pada Pasar Persaingan Sempurna


25
20
15
Price dalam juta $ 10

demand
supply

5
0
0 2 4 6 8 10 12
Q dalam MMBTU

Illustrasi Pasar Monopoli

Grafik Demand and Supply pada Pasar Monopoli


120
100
80
Price dalam juta $

demand

60

supply
TR

40
20
0
0

10

12

Q dalam MMBTU

Perlu diperhatikan pula keadaan lingkungan saat pengolahan panas bumi. Jangan sampai
terjadi eksternalitas negatif karena masyarakat sekitar mengalami kerugian akibat kegiatan
industri panas bumi atau saat terjadi proses perubahan energi panas bumi menjadi energi
listrik. Selain itu, saat pembuatan kilang baru dan pembangkit listrik tenaga panas bumi, perlu
juga diperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat limbah kegiatan ini.

Skema Pembuatan Eco Friendly Corporate (Yusgiantoro,2009) :

Distribusi Sumber Panas Bumi di Indonesia (Data Kementrian ESDM) :

Sumber gambar : http://bemfeb.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/grafik4.jpg diakses


tanggal 19 Maret 2015 pukul 22.50
Berdasarkan data kementrian ESDM tahun 2011, terjadi kenaikan rata-rata 4,7,% per tahun
(3,4% per tahun tanpa biomasa), konsumsi energi final Indonesia pada tahun 2011 mencapai
1.116,1 juta SBM. Bahan bakar minyak masih mendominasi konsumsi energi final Indonesia
hingga tahun 2011 dengan pangsa 32,7% (47,7%, tanpa biomasa), diikuti oleh biomasa
25,1%, batubara 13, gas bumi 10,8%, listrik 8,8%, dan sisanya disumbang oleh LPG,
produk BBM lainnya, dan briket.

Dari kedua data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Indonesia sangatlah kaya akan
sumber daya panas bumi namun energi dari panas bumi belum dapat dimaksimalkan. Apabila
penggunaan energi dari bahan bakar fosil dapat disubstitusi, maka pemerintah dapat
melakukan penghematan secara besar-besaran. Penghematan tersebut antara lain mengurangi
impor minyak bumi , kemudian apabila terjadi suplus produksi minyak bumi dalam negeri,
kelebihan minyak bumi dapat disimpan ke dalam salt dome , selain itu, pemerintah dapat
mengalokasikan subsidi harga bahan bakar minyak ke sektor yang lebih produktif tanpa
menaikkan beban-beban ekonomi masyarakat yang terjadi akibat kenaikan harga BBM .
Kesimpulan :
Energi panas bumi sebenarnya berpotensi untuk dimanfaatkan untuk skala kecil. Energi ini
dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik , pengeringan, dan pariwisata. Namun, energi
panas bumi bersifat lokal karena tidak dapat dipindahkan ke tempat lain yang jauh. Tetapi,
apabila dikaji dan pemanfaatannya tepat, energi dari panas bumi bisa berpotensi untuk
pembangkit listrik skala kecil di daerah tersebut yang bisa mengganti penggunaan energi
primer sebagai pembangkit listrik dan juga bisa menambah pasokan listrik ke daerah tersebut.
Sumber energi ini juga tersebar di seluruh pulau di Indonesia , sehingga berpotensi untuk
digunakan di seluruh Indonesia. Selain itu pemerintah juga seharusnya mengampanyekan
penggunaan energi panas bumi untuk menggantikan energi minyak bumi karena semakin
hari, semakin menipis cadangannya dan penggunaannya sudah sampai ke tahap yang
mengkhawatirkan (karena sampai harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan negeri
Indonesia). Kalau ini penggunaan energi minyak bumi dapat ditekan dan digantikan dengan
energi lain yang melimpah, maka pemerintah bisa mengalokasikan subsidi BBM ke sektor
yang lebih membutuhkan yang lebih produktif.

Anda mungkin juga menyukai