Anda di halaman 1dari 8

.

PENGANTAR
Bidang studi : Penyakit Dalam
Topik

: Kwashiorkor

Sub Topik

: Kwashiorkor pada anak

Sasaran

Hari /tanggal : Sabtu, 6 November 2010

III.

Waktu

: 20 menit

Tempat

: Jl. Wirobrajan

TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti
tentang Kwashiokor (Busung Lapar)

IV.

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Pencegahan

V.

MATERI
Terlampir

VI.

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII.

MEDIA

1. Materi SAP
2. Leaflet dan Power poin
VIII.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

No
1.

Waktu
2 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
Memberikan salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran

Kegiatan Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan

Menyebutkan materi/pokok
2.

10 menit

bahasan yang akan disampaikan


Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan

Menyimak dan
memperhatikan

secara berurutan dan teratur


Materi:
1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Pencegahan
3.

6 menit

Evaluasi :
Meminta kepada ibu-ibu untuk

Bertanya dan
menjawab pertanyaan

menjelaskan atau menyebutkan


kembali :
1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
4.

2 menit

5. Pencegahan
Penutup :
Menucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

Menjawab salam

IX.

PENGESAHAN
Yogyakarta, 6 November 2010
Sasaran

Pemberi Penyuluhan

Masyarakat

Isti Wahdania
Mengetahui
Pembimbing

Drs. Sugianto, A.Md. Kep.M.Kes

X.

EVALUASI
1. Essay
2. Pertanyaan :

a) Apa itu Khashiorkor?


b) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat penyebab dari khashiorkor?
c) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat Tanda gejala kwashiorkor minimal tiga?
d) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat komplikasi yang dapat terjadi akibat dari penyakit
kwashiorkor?
e) Bagaimana cara pencegahan pada penyakit kwashiorkor?
XI.

LAMPIRAN MATERI
KWASHIORKOR PADA ANAK
A. PENGERTIAN KWASHIORKOR
Kwashiorkor (Busung Lapar) adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh
defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak
mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma
dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena biasanya
bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien lainnya, maka defisiensi
protein disertai defisiensi kalori sehingga sering penderita menunjukkan baik gejala
kwashiorkor maupun marasmus.
B. PENYEBAB KWASHIORKOR
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula
terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai
komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung
kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:
1) Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua
makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui
umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)
sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak

berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke
makanan pengganti ASI.
2) Faktor social
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik
tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah
berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3) Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak
dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4) Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat
apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat
ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
C. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan
iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak
memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap serangan
infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan lembek
serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau kalau sudah
lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini,kegagalan
mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi ,yang kerap kali
telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat pada muka dan anggota
gerak.
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya
edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat
terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan

Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga
kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi
apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya
bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler,
dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya.
Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa
sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang
dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam
dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar
penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy
pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi
hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu
terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa
politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai
dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk
menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak
mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan
pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua
sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da
infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain,
terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat.
Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah
seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan darah dari
hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun.
Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus
terjadi perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan
hipmagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian
hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan
dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3
masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi
lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat
defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa
usus halus.
13. Dermatitis juga lazim ditemukan Penggelapan kulit terjadi pada tempat-tempat yang
mengalami iritasi,namun tidak pada daerah-daerah yang terkena sinar matahari.. Rambutnya
biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada anak-anak yang
berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu.Otot-otonya
tampak lemah dan atrofi,tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit yang
berlebihan.

D. KOMPLIKASI
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan
lemahnya sistem imun . Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan
pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik

mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak)
dapat menurunkan IQ secara permanen.
E. PENCEGAHAN
Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari
protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan
cukup karbohidrat, cukup lemak. Protein terutamanya harus disediakan dalam makanan.
Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari protein hewan
seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga mendapatkan protein dari protein nabati
seperti kacang ijo dan kacang kedelei.

Anda mungkin juga menyukai