NAMA LENGKAP :
(termasuk gelar)
DIAJUKAN UNTUK :
Proses Rekrutmen & Kredensial
Proses Kredensial Ulang
Proses Penambahan Kewenangan Klinis
PETUNJUK :
DOKTER PEMOHON :
1. Pemohon harus memiliki KOMPETENSI PENUH untuk setiap kewenangan klinis
yang dimintakan.
2. Kompetensi Penuh artinya Dokter Pemohon tidak memerlukan supervisi
dalam melakukan tindakan klinis.
3. Dokter Pemohon mengisi BAGIAN I saja kemudian melengkapi kolom
KOMENTAR dan menanda-tanganinya pada akhir BAGIAN I.
4. Tandai dengan TICK (V) pada kolom yang bertanda DIMINTAKAN, dan tandai
dengan CROSS (X) apabila tidak dimintakan.
5. Setiap Kewenangan Klinis yang diminta harus dibuktikan dengan bukti-bukti
seperti yang tercantum dalam masing2 kewenangan klinis dibawah ini (bila
perlu Fotokopi Sertifikat Kompetensi yang telah dilegalisir).
KETUA KSM :
1. Ketua KSM memberikan rekomendasi atas Kewenangan Klinis yang dimintakan
oleh Dokter Pemohon, dengan memberikan tanda TICK (V) apabila DISETUJUI
dan tanda CROSS (X) apabila TIDAK DISETUJUI.
2. Memberikan komentar dan menanda-tangani pada bagian akhir dari BAGIAN II
DISETUJUI
7.
8.
9.
10.
11.
12.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
a. Hepatitis akut
b. Hepatitis A
c. Hepatitis B
d. Hepatitis C
Tata laksana spesialistik amubiasis hati
Tata laksana spesialistik kolesistitis akut
Tata laksana spesialistik pankreatitis akut
Tata laksana spesialistik infeksi saluran kemih
Tata laksana spesialistik penyakit menular seksual
Tata laksana spesialistik fever of unknown sources
Tata laksana spesialistik sepsis
Tata laksana spesialistik demam neutropenia
Tata laksana spesialistik demam tifoid
Tata laksana spesialistik infeksi arboviruses
a. Virus dengue
b. Virus chikungunya
Tata laksana spesialistik infeksi virus HIV
a. Transmisi HIV perinatal
b. Infeksi opurtunistik respiratori pada HIV
c. TB-HIV
d. Pneumocystis jeroveci (carinii)
e. Lymphoid interstitial pneumonia (LIP)
f. Fungal infection
Tata laksana spesialistik eksantema akut/ demam dengan
ruam
a. Morbili
b. Rubella
c. Varicella
d. HFMD
Tata laksana spesialistik malaria
Tata laksana spesialistikanthrax
Tata laksana spesialistik lepra
Tata laksana spesialistik filariasis
Tata laksana spesialistik artritis septik
Tata laksana spesialistik osteomielitis
Tata laksana spesialistik infeksi kulit
a. Impetigo & pioderma
b. Selulitis
Tata laksana spesialistik infected bite/ sting (serangga, ular,
hewan lain)
Tata laksana spesialistik infeksi konjungtiva akut
a. Konjungtivitis akut GO
b. Konjungtivitis akut non GO
Tata laksana spesialistik infeksi nosokomial
Tata laksana spesialistik urtikaria
a. Urtikaria akut
b. Urtikaria kronik
8
c. Angioedema
97. Tata laksana spesialistik dermatitis atopik
98. Tata laksana spesialistik rinitis alergika
99. Tata laksana spesialistik konjungtivitis vernalis
100. Tata laksana spesialistik alergi
a. Alergi obat
b. Alergi makanan
101. Tata laksana spesialistik penyakit defisiensi imun
102. Tata laksana spesialistik artritis reumatoid juvenilis.
103. Tata laksana spesialistik lupus eritematosus sistemik
104. Tata laksana spesialistik purpura Henoch-Schonlein
105. Tata laksana spesialistik sindrom Steven Johnson
106. Tata laksana spesialistik nekrolisis epidermal toksik
107. Tata laksana spesialistik asma
a. Tatalaksana jangka panjang asma dan BKB
b. Serangan asma
108. Tata laksana spesialistik gigitan/ sengatan (serangga,
ular, hewan lain)
109. Tata laksana spesialistik demam reumatik
110. Tata laksana spesialistik penyakit jantung rematik
111.Tata laksana spesialistik gangguan tiroid
112. Tata laksana spesialistik hipotiroid kongenital
113. Tata laksana spesialistik hiperplasia adrenal kongenital
114. Tata laksana spesialistik diabetes melitus
115. Tata laksana spesialistik disorders of sexual development
116. Tata laksana spesialistik diare
a. Diare akut
b. Diare kronik
c. Diare persisten
117. Tata laksana spesialistik gangguan motilitas saluran cerna
a. Muntah
b. refluks gastroesofagus
c. konstipasi
d. nyeri parut
e. kembung
118. Tata laksana spesialistik kelainan hepatobilier
a. Hepatitis akut
b. Hepatitis kronis
c. Kolestasis
d. sirosis hepatis
119. Tata laksana spesialistik anemia
a. Anemia nutrisi
b. Hemoglobin abnormal (thalassemia)
c. Anemia hemolitik autoimun
d. Anemia pada infeksi kronik
e. Anemia aplastik
120. Tata laksana spesialistik kelainan trombosit
9
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
DIMINTAKAN
DISETUJUI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
suction) *)
Melakukan tindakan akses vaskuler sentral *)
Melakukan tindakan akses vaskuler perifer
Melakukan tindakan akses intraarterial (+ femoral central
lines?) *)
Melakukan tindakan intraosseous lines *)
Melakukan tindakan transfusi
Melakukan tindakan transfusi tukar **)
Melakukan tindakan pengambilan darah vena dan arteri
Melakukan tindakan pemasangan kateter umbilikal ( umbilical
venous catheterization)
Melakukan tindakan jugular artery cannulation **)
Melakukan tindakan pemasangan kateter saluran kemih
Melakukan tindakan pemasangan pipa lambung (+ bilasan
lambung)
Melakukan tindakan dialisis peritoneal *)
Melakukan tindakan hemodialisis **)
Melakukan tindakan pungsi lumbal
Melakukan tindakan pungsi asites*)
Melakukan tindakan pungsi pleura *)
Melakukan tindakan pungsi aspirasi suprapubik
Melakukan tindakan pungsi aspirasi sumsum tulang
Melakukan tindakan pungsi aspirasi paru
Melakukan tindakan pungsi aspirasi kelenjar dengan jarum
halus
Melakukan tindakan tap sub dural *)
Melakukan tindakan bronchial lavage **)
Melakukan tindakan pemasangan EEG *)
Melakukan tindakan pemasangan BERA
Melakukan tindakan pemasangan EMG *)
Melakukan tindakan pemasangan EKG
Melakukan tindakan ekokardiografi *)
Melakukan tindakan polisomnografi *)
Melakukan tindakan parasentesis
Melakukan tindakan biopsi kulit *)
Melakukan tindakan biopsi otot *)
Melakukan tindakan biopsi hati *)
Melakukan tindakan biopsi ginjal *)
Melakukan tindakan biopsi pleura *)
Melakukan tindakan uji kulit terhadap alergen
Melakukan tindakan uji provokasi makanan
Melakukan tindakan uji tuberculin
Melakukan tindakan uji fungsi paru (+ provokasi bronkus)
Melakukan tindakan uji kulit tipe lambat
Melakukan tindakan uji aspirasi duodenum
Melakukan tindakan uji aktivitas tripsin
12
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
Catatan :
- Memerlukan tanda bukti sertifikat untuk yang ditandai *)
- Memerlukan pendidikan sub-spesialisasi **)
KOMENTAR
(Dokter Pemohon)
TANDA TANGAN
TANGGAL
(Dokter Pemohon)
13
KOMENTAR
TANDA TANGAN
TANGGAL
(Nama)
KOMENTAR
TANDA TANGAN
TANGGAL
(Nama)
14
15