Slide TA02
Slide TA02
Penalaran (Reasoning)
Bab 2
Penalaran
(Reasoning)
Sumber:
02/09/16
Transi 1
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:
02/09/16
Transi 2
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penalaran
Proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi.
Menentukan secara logis dan objektif apakah
suatu pernyataan valid (benar atau salah)
sehingga pantas untuk diyakini atau dianut.
Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses,
dan keluaran.
02/09/16
Transi 3
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
02/09/16
Transi 4
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Proses
Asersi sebagi
elemen
Argumen
Asersi
Asersi
Asersi
Keluaran
Keyakinan bahwa
asersi konklusi
benar/valid
Asersi
inferensi
Asersi
Asersi
konklusi
Asersi
02/09/16
Transi 5
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
02/09/16
Transi 6
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Asersi
Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan.
Pengkuatifikasi asersi
Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan
menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi.
Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua.
02/09/16
Transi 7
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penyajian Asersi
Makna atau arti
Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan
pencari laba.
Struktur atau bentuk
Semua A adalah B.
Diagram
B
A
02/09/16
Transi 8
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penyajian Asersi
Hubungan eksklusi:
Hubungan inklusif:
Semua A adalah B
02/09/16
dapat bermakna
Transi 9
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penyajian Asersi
Hubungan saling isi
02/09/16
Transi 10
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penyajian Asersi
Beberapa B adalah A
Tanpa diagram tidak diketahui apakah:
Transi 11
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Penyajian Asersi
Interpretasi: Beberapa B adalah A.
atau
02/09/16
Transi 12
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Transi 13
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Asumsi (assumption)
Hipotesis (hypothesis)
Pernyataan fakta (statement of facts)
Fungsi:
Kaidah/prinsip:
02/09/16
Transi 14
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Keyakinan
Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah
benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau
tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak.
Properitas Keyakinan
02/09/16
Keadabenaran
Bukan pendapat
Bertingkat
Berbias
Bermuatan nilai
Berkekuatan
Veridikal
Berketertempaan
Transi 15
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Anatomi Argumen
Premis 1
Asersi
inferensi
Premis 3
inferensi
Asersi
Asersi
inferensi
inferensi
Premis 2
Asersi
Konklusi
02/09/16
Transi 16
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Indikator Argumen
Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak
selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi.
Indikator premis:
02/09/16
Transi 17
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Jenis Argumen
Deduktif
Nondeduktif:
Induktif
Analogi
Sebab-akibat
02/09/16
Transi 18
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Argumen Deduktif
Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian
asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut
premis baik major maupun minor).
Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut
argumen logis (logical argument).
Premis major:
Premis minor:
Konklusi:
Kucing berparu-paru.
Transi 19
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Kelengkapan
Kejelasan
Kesahihan
Keterpercayaian
Transi 20
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Premis 1: B
Premis 2: B
Premis 3: B
Premis 1: S
Premis 2: S
Premis 3: S
Premis 1: S
Premis 2: S
Premis 3: S
Konklusi: B
Konklusi: S
Konklusi: B
Konklusi: S
Pasti/harus
Tak mungkin
Mungkin
Mungkin
B = Benar, S = Salah
02/09/16
Transi 21
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Argumen Induktif
Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau
generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai
premis.
Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan
argumen ada benarnya (plausible argument) bukan
argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).
Premis:
Premis:
Konklusi:
02/09/16
Transi 22
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Argumen induktif
Pasti benar
(necessarily true)
Transi 23
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Transi 24
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Kecohan (Fallacy)
Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu
argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid.
Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan
argumen yang valid.
Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran:
Strategem
Salah nalar (reasoning fallacy)
Aspek manusia dalam berargumen
02/09/16
Transi 25
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
02/09/16
Persuasi taklangsung
Membidik orangnya
Menyampingkan masalah
Misrepresentasi
Imbauan cacah
Imbauan autoritas
Imbauan tradisi
Dilema semu
Imbauan emosi
Transi 26
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Menyangkal anteseden
Pentaksaan
Perampatan-lebih
Parsialitas
Pembuktian dengan analogi
Merancukan urutan kejadian
dengan penyebaban
Menarik simpulan pasangan
Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of
falsifiability) bukan salah nalar.
02/09/16
Transi 27
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
02/09/16
Transi 28
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Kutipan Penting
Hirshleifer (1988) di halaman 90.
Nickerson (1986) di halaman 92.
Thomas Kuhn (1970) di halaman 93.
02/09/16
Transi 29
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Transi 30
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Transi 31
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
02/09/16
Transi 32
Bab 2
Penalaran (Reasoning)
Transi 33