Anda di halaman 1dari 4

[Mahabharata] TUMBAL HARJUNA

(Bagian-1)
Dasar sutradara, enak aja orang tuh yang namanya Kresna ngatur-ngatur orang
untuk jadi tumbal. Dia tau Harjuna bakalan mati kalau Karna alias Aradea masih
punya Konta. Iya, senjata berupa tombak pendek pemberian Betara Indra itu, yang
namanya Konta.
Ceritanya gini. Dulu .. eh gak dulu-2 amat, sebelum Bharatayuda pecah, itu yang
namanya Betara Indra kan ayahnya Harjuna, dia tau tentang Karna yang anaknya
Betara Surya adalah kesatria yang hebat. Dia tahu bahwa kehebatan Karna salah
satunya adalah karena dia punya baju kayak rompi yang namanya baju tamsir, dan
anting-anting di kuping (ya iyalah masa di bibir). Nah berkat kedua benda ini
Karna gak bisa ditembus oleh senjata. Hebat kan. Baju tamsir dan anting-anting
itu pemberian Betara Surya, ayahnya.
Namanya Betara tau lah Indra bahwa Karna ini kesatria yang baik selain hebat.
(kataku: baik sih baik tapi sering juga dia culas lah.. terutama terhadap
Pandawa). Tapi okelah secara keseluruhan Karna ini orang baik. Nah Karna ini
adalah orang yang `saleh' istilah sekarang, salah satu kesalehannya adalah dia
gak pernah menolak orang yang minta pada dia. Apapun yang diminta, dia pasti
kasih selama dia punya itu (yang diminta). Saleh bener kan. Apalagi kalau yang
mintanya seorang brahmana. Begitu. Itu janji dia, yang semua orang tahu janji
ini (entah gimana caranya, pokoknya semua orang tau, apalagi para Betara).
Nah Indra jadi punya akal nih. Karena rasa sayang dia pada Harjuna, dan karena
dia tahu bahwa Karna kelak akan berhadapan dengan Harjuna di Bharatayuda (udah
adalah skenario-nya, gak usah penasaran ya kenapa bisa), maka dia mau ngakalin
Karna. Dia mau pura-pura jadi seorang brahmana, dan mau dia minta tuh yang
namanya baju tamsir dan anting-anting Karna.
Eh yang namanya sesama Betara kali ya (gak boleh saling mendahului), ternyata
Betara Surya udah mencium niat yang gak bagus dari Betara Indra. Btw ini kedua
betara memang udah lama nih saingan gara-gara mereka masing-masing punya anak
yang berseteru, Harjuna dan Karna. Betara Surya terus aja datang ke Karna
(dalam kisah Mahabharata yang asli datang melalui mimpi), bilang ke Karna,
`nanti kalau ada seorang brahmana yang minta baju tamsir dan anting-anting itu,
jangan dikasih ya. Itu senjata kamu, tameng kamu. Kalau gak pake itu kamu bisa
mati dibunuh orang kapan saja. '
`Wah gak lah, Betara', kata Karna. `Aku .. eh.. hamba dah bersumpah mau kasih
apa saja pada yang meminta, apalagi yang memintanya seorang brahmana.. lagian

hamba gak takut matilah', begitu kata Karna.


`Eit, ini brahmananya brahmana gadungan, Karna'. kata Betara Surya. `Itu adalah
Betara Indra yang menyamar yang ingin lindungi anaknya, Harjuna. Lagian itu
kedua senjata pemberian aku buat kamu waktu kamu masih orok, tau gak.'
`Wah tetep gak bisa Juragan', kata Karna. `Sumpahku itu tetap berlaku, aku
tetap harus memberikan apa yang diminta oleh seorang brahmana.'
`Ah dasar orang kalau terlalu jujur kayak gini nih, merugikan diri sendiri',
mungkin gitu fikir B Surya. `Oke deh kalau lo keras kepala. Tapi gini deh, lo
harus minta pengganti ya, minta sama dia, senjata yang namanya Konta. Okeh?'
kata Surya.
`Oke deee. diiiiiil.' kata Karna senang. (deal, maksudnya mungkin)
Nah esok harinya bener deh datang itu yang namanya pak brahmana ke Karna pas doi
lagi semedi di tepi sungai Gangga. `Gaan, kasihan gaan..' eh gak deng, bilang
gini, `Wahai satria, mengapa engkau masih bersenjata pada saat kau sedang
mengheningkan cipta. Gak kaci tuh (seperti kata Dewi Ida). Itu namanya dikau
masih takut diserang musuh. Itu bikin dirimu gak khusyu tuh'
`Ah bisa aja nih.. aku dah tau dirimu Betara Indra,' kata Karna dalam hati. `Ah
langsung aja to the point deh apa ci maksud Om Brahmana'.
`Ya itu tuh aku pengen baju mu yang elok itu dan anting-antingmu itu. Bagus
banget. Aku pengen kasih buat anak-anak ku' (ah gak deng.. yg terakhir mah
kata-kata saya).
`Oke deee.. tapi saya minta ganti ya, ganti dengan senjata yang namanya Konta.'
kata Karna.
`Heh tau dari mana nih anak tentang Konta. Konta itu senjata rahasia punyaku..
ah pasti dia udah dikasih tau mata-mata.' fikir Indra. `Sip lah Karna, aku
yang punya senjata itu. Aku mau kasih kamu sebagai ganti baju tamsir dan
anting-antingmu, tapi ada satu syarat tentang Konta: dia cuma bisa dipake
sekali, dan yang sekali itu pasti makan eh bunuh sasarannya, siapapun dia, gak
peduli bahkan dewata pun bakalan tiwas sama senjata gue itu.'
Wooow keren, fikir Karna, tapi gak pake koprol wong di depannya sungai Gangga,
nanti kecemplung.
Maka jadi deh barteran keduanya, gak pake surat menyurat sih.. cukup dengan
salaman. Baju tamsir dan anting-anting Karna diambil Indra, sedang Karna dapat
senjata berupa tombak yang namanya Konta yang tersohor tea
`Hmmm aku tau nih satu-satunya kesempatan tuk kalahkan si dia' gumam Karna,
sambil terbayang musuh bebuyutannya.. siapa coba..:)
eng ing eng.

(Bagian-2)
Bharatayuda..
Hari ini semua orang dibikin berdecak kagum menyaksikan kehebatan Karna. Gak
semua orang sih. Yang kena panah Karna, baik disengaja maupun tidak, gak sempat
berdecak (iya lah.. dah ke laut duluan). Ya, semua orang kini mengakui Karna
gak tertandingi, bahkan oleh Harjuna. Hari ini jelas-jelas kubu Pandawa kalah
total karena kehebatan panah-panah Karna.
Senja hari, ketika peperangan hari itu baru usai, Sri Kresna putar otak. Gawat
nih, kalau dibiarin pasti kalah Pandawa. Itu dia belum keluarin senjata
andalannya, Konta. Kresna tau Konta nih udah jadi jatah Harjuna, apik-apik
disimpen sama Karna. Kalau jadi Harjuna ketemu Karna, jelas Harjuna bakal tiwas
dan udah deh jangan harap Yudhistira bisa kembali naik tahta. Hastina pastinya
menang kalau Pandawa kehilangan Harjuna.
Ah siapakah yang bisa menghadapi dulu Karna, biar deh kayaknya harus ada yang
jadi tumbal. Gitu fikir sang sutradara.
Setelah menimbang beberapa alternatif, Kresna pun memutuskan bahwa ponakannya
yang sakti, anak Bhima, dialah yang harus maju menghadapi Karna.
"Gatot yang baek dan ganteng, mari sini" panggil Sri Kresna pada keponakan yang
sangat ia sayangi itu.
"Dalem Uwak" jawab Gatotkaca. Ah ada maunya nih pasti si Uwak, panggil-panggil
aku baek dan ganteng, fikir Tetuka (Tetuka adalah nama kecil Gatotkaca).
"Kau lihat hari ini bagaimana kita kalah total karena kehebatan Karna."
"Betul Uwak, hampir gak percaya si anak kusir begitu hebatnya." (Gatotkaca
selalu memanggil Karna si anak kusir, ikut-ikut ayahnya Bhima yang selalu ngiri
sama Karna).
"Begini Tot. Uwak mo kasih tahu nih. Itu Karna punya senjata hebat namanya
Konta. "
"Apa Wak, onta? Emang kapan Karna ke Arab ngambil onta?"
"Ya ampuun Gatot kamu pinter tapi budi (budek dikit). Konta konta pake `k'
di depannya."

"Oya Wak, Konta. Sip. Terus gimana Wak.. "


"Nah itu senjata sangat hebat, siapapun pasti mati kalau ditembak sama dia.
Konta itu bentuknya tombak. Nah aku pun tak terkecuali, pasti mati kalau
ditembak Konta. Begitu juga para dewata, tak kan bisa menahan Konta. Pasti
perlaya. Apalagi manusia. Nah Konta ini udah disiapkan oleh Karna untuk
membunuh pamanmu, Harjuna." jelas Sri Kresna.
"Wah gawat. Gak boleh terjadi atuh Wak. Kasihan Bibi Subadra baru saja
ditinggal Abhimanyu. Udah biar saya aja yang ngadepin dulu si Karna. " kata
Gatotkaca.
"Ah kok kamu cerdas sekali Tot. Aku belum ngomong apa-apa kamu dah nyamber.
Betul Tot, lagian kalau pamanmu Harjuna gugur maka tak ada harapan Pandawa bisa
menang di peperangan ini. Karena siapa lagi yang bisa menghadapi Karna nanti?
Tak ada jalan lain kecuali harus ada yang mau jadi korban Konta, dan aku tak
punya stok kesatria lain yang bisa bikin Karna ngeluarin Konta selain dirimu,
Tot."
Ah.. mulai lagi deh si Uwak pake ngerayu segala, kata Gatot dalam hati. Lagian
emangnya gue baju di toko, dibilang stok.
"No problemo, Uwak. Besok saya siap ngadepin Karna. Pengen tahu juga sehebat
apa sih anak kusir itu. Saya siap ngadepin Konta walau harus perlaya, asalkan
Pandawa jaya."
"Ah Uwak terharu dengan keikhlasanmu, Tot", kata Kresna berkaca-kaca, beneran
gak pura-pura.
"No worries, Uwak. Amit mundur."
Sri Kresna pun memeluk Gatotkaca big hug soalnya kemungkinan besar ini yang
terakhir kali ia melihat keponakan yang sangat disayanginya ini hik hik.
(bersambung ke: Gatotkaca Perlaya)

Salam penggemar wayang,


Teddy T.

Anda mungkin juga menyukai