Anda di halaman 1dari 13

PUISI

Pahlawan Tak Dikenal


Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda1955
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
a. Tema : Perjuangan dan kegigihan seorang pahlawan pembela bangsa
Tema pada puisi Pahlawan Tak Dikenal dapat diketahui melalui isi dari puisi tersebut
yaitu pengisahkan tentang seorang pejuang pemebela bangsa yang gugur diusia muda.
b. Perasaan : Terharu
Perasaan penyair terharu melihat seorang pahlawan yang rela mati demi negara.
c. Nada : Tegas dan haru
Puisi Pahlawan Tak Dikenal memiliki nada tegas dan haru karena puisi ini
menceritakan pahlawan yang rela mati demi bangsanya sehingga berhubungan dengan
kepahlawannya
d. Amanat : Kita harus menghargai dan menghormati jasa para pahlawan karena mereka
rela mati demi bangsa kita ini

e. Tipografi : Terdapat 5 bait puisi dengan masing-masing bait terdiri dari 4 baris atau larik.
Bait-bait yang terdapat dalam puisi saling berhubungan dalam mengungkapkan isi puisi.
f. Diksi : Kata kata bermakna denotasi dan konotasi
Bermakna denotasi (arti sebenarnya)
Bermakna konotasi (kiasan) Senyum bekunya : senyum kaku (sudah meninggal)
Terbaring : gugur/wafat
g. Citraan/imajeri atau daya bayang : Bait pertama, kedua, keempat, dan kelima
menggunakan citraan penglihatan karena larik-larik yang diungkap pada bait tersebut
seakan-akan dapat dilihat. Bait ketiga menggunakan imaji pendengaran karena larik-larik
yang diungkap seakan-akan dapat didengar.
h. Rima : Bait pertama, kedua, dan keempat mengandung rima patah(a-a-b-a, a-b-a-a, dan ba-a-a).

Hati Sahabat
berbuih kasih dlm panas mengadu.
bertebaran sayang layaknya teman.
Menguak rasa hati sedalam lautan.
lirikan mata yg tepadu.

Ohh. . . Tuhan . . .
Getaranku sudah beda.
tak layak seakan teman.
Dia tak mengerti yg ku rasa.
Menyambut bunga bagai indah jagat raya.
Terpukau tp terlarang.
Menyiksa krn tak kan teromong.
Menanam jua dewasa.
Bagai kucing takut lautan.
Pengecut dlm bimbang.
Terhalang . . .
Takut hilang persahabatan
Unsur intrinsik dari puisi di atas adalah:

Diksi (pemilihan kata)

Tema puisi (percintaan)

Unsur ekstrinsik dari puisi di atas adalah:

Penulis dipengaruhi oleh suasana jatuh cinta

AYAH
Kerut diwajah tanda usia senja

Tak menghalangi langkah tegarmu


Mandi keringat membanting tulang
Demi kami semua keluargamu
Fajar menyingsing kau melangkah
Di senja hari baru kau kembali
Hanya ada satu tujuan mulia
Memberi sinar bahagia bagi kami
Kau memohon pada Tuhan
Berkah keselamatan untuk Ayah
Memberi rahmat daan kekuatan
Melindungi jalan kehidupannya
(Yayuk Pratiwi)
ANALISIS INTRINSIK
a. Tema
Kerja keras seorang ayah
b. Rima
Puisi di atas pada bait pertama sampai bait terakhir menggunakan rima bebas.
c. Diksi
Puisi di atas menggunakan pemilihan kata denotatif bermakna lugas (mudah dipahami)
d. Citraan
Imajinasi-imajinasi yang digunakan adalah imajinasi visual.
e. Majas / Gaya Bahasa

menggunakan majas hiperbola dapat dilihat pada mandi keringat membanting tulang, dan
memberi sinar bahagia bagi kami. (melukiskan suatu peristiwa) numerasi fajar menyinsing kau
kembali.
f. Makna
Puisi di atas menggambarkan sosok ayah yang tegar dalam menafkahi keluarganya. Dia tidak
pernah mengenal lelah dalam bekerja dan semua itu dilakukan karena kecintaannya terhadap
keluarganya.
ANALISIS EKSTRINSIK
a. Latar Belakang
Puisi di atas mengangkat tema kehidupan yang berlatar pada kehidupan keluarga. Dengan
penokohan seorang Ayah yang giat bekerja tanpa mengenal lelah dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya.
b. Amanat/ Pesan
Secara tersirat penulis ingin menyampaikan kepada kita agar kita selalu bekerja keras dalam
mengerjakan sesuatu dan tak pernah lelah.
c. Tujuan
Puisi di atas memiliki tujuan yang mengajak pembaca agar mencontohi perilaku tokoh Ayah.
Dengan sikap Ayah yang rajin, ulet dan tekun, kita bisa mencontoh dan meneladani serta
menghargai perjuangan seorang Ayah.
d. Bentuk
Puisi di atas menggunakan kata-kata yang bermakna lugas (mudah dipahami) dan menggunkan
imajinasi visual (penglihatan). Seperti terdapat di unsur intrinsik pada citraan yang diperkuat
dengan penggunaan majas / gaya bahasa
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

SAHABAT

Sahabat
Saat jiwa ini dalam kesendirian
Sadarkah engkau bahwa dalam hati ini memanggil nama mu
Berharap ku bisa membawa mu ke dalam duniaku
Indahnya menjadi sahabat mu
Sahabat . . .
Saat hujan basahi diri ini . . .
Engkau menjadi payung pelindungku . . .
Saat panas membakar kulit ini . . .
Engkau tetap ada menjadi pelindungku . . .
Sahabat . . .
Meski bibir ini sering menggunjing mu. . .
Meski tangan ini sering menyakitkan mu . . .
Engkau tak pernah marah dan mengeluh . . .
Seakan semua itu hadiah dariku . . .
Sahabat . . .
Ketika jiwa ini mulai jatuh karena terpaan hidup . . .
Engkau selalu menjadi lilin kecil . . .
Yang selalu memancarkan cahaya semangat untuk ku . . .
Nasehat mu senantiasa mengiringi deru langkah ini . . .
Sahabat . . .
Tak pernah ku bayangkan bagaimana diriku tanpa mu . . .
Bagaimana raga ini melangkah tanpa semangat dan nasehat darimu . .
Beruntung diriku memiliki sahabat seperti mu . . .
Kan ku jaga persahabatan ini . . .
Karena kamu adalah sahabat yang selalu ada di hatiku untuk selamanya . . .
UNSUR INSTRINSIK
a.

JenisPuisi

: Ode

b. Tema
: Arti Sahabat
c. Bukti
: bait ke-5 , baris ke-1
d. Amanat
:Jadilah sahabat yang terbaik untuksemua sahabat mu.Berikan yang terbaik
untuk sahabat mu, karena mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk
mu.Buatlah sahabat mu selalu bahagia dan tenang bila di sisi mu
Bukti
:
Bait ke-3 , baris ke-1, 2, 3, 4
Bait ke-5 , baris ke-4, 5
e. Perasaan
: Kagum
Bukti
:
bait ke-5 , baris ke-3

f.
g.

h.

i.
j.
k.

Nada danSuasana
: Sedih
Bukti
: bait ke-5 , baris ke-2, 3
Diksi
: bait ke-1 , baris ke-3
Sadarkah engkau bahwahati ini memanggil nama mu.
Citraan
Citraan Penglihatan
Bait ke-2 , baris ke-2
Bait ke-2 , baris ke-3
Bait ke-2 , baris ke-4
Citraan Pengecapan
Bait ke-3 , baris ke-2
Citraan Perabaan
Bait ke-3 , baris ke-3
Citraan Perasaan
Bait ke-1 , baris ke-2
Bait ke-3 , baris ke-5
Bait ke-4 , baris ke-1, 2, 3
Citraan Gerak
Bait ke-4 , baris ke-5
Bait ke-5 , baris ke-3
Kata Konkret
:
Bait ke-2 , baris ke-2, 3, 4, 5
Bait ke-3 , baris ke-2, 3, 4
Bait ke-4 , baris ke-2, 3, 4
Majas
: Metafora
Irama
:
Cara membaca puisi tersebut
Dengan nada rendah, lambat, dan lembut.
Rima
: sajak bebas

DOA

KARYA CHAIRIL ANWAR


Doa
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Analisis Unsur Intrinsik


a) Tema
Puisi Doa karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat
kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata
bernaka ketuhanan. Kata dua yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah

permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang
mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua,
dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa
terlepas dari Tuhan.
Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisiDoasangat tepat bila digolongkan pada aliran
ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya..
Perhatikan kutipan larik berikut :
(1)Biar rusah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
(2)Aku hilang bentuk
remuk
(3)Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan.
Kata Tuhan yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair
sedang berbicara dengan Tuhan.
b) Nada dan Suasana
Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap
pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan
penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi Doa tersebut bernada
sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan
Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai
sebuah pengembaraan di negeri asing.
c) Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi Doa gambaran perasaan
penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang
digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa
berpaling.

d) Amanat
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi Doa ini berisi amanat kepada pembaca agar
menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut,
pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga
mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah pengembaraan di negeri asing yang
suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:
Tuhanku,
Di Puntu-Mu Aku mengetuk
Aklu tidak bisa berpaling

CERPEN

Arin dan Mimpinya


Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2
anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah
bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia
merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah
terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang
tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.
Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia
melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya
tetapi ayahnya sedikit keberatan. kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu
sehingga kamu ingin pindah? tanya ayahnya. Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin
ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain jawab Arin. Lalu bagaimana
dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu? tanya ayahnya. Dengan berat hati
Arin menjawab, Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku akan mengatakan padanya
segera
Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin

pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia
tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin
rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. Kamu kenapa nak? tanya
bibinya. Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan, jawab Arin. Sebenarnya
Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah
beban Arin saat ini. Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa
yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu, nasehat
bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum
membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di
dekat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah
disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar
sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.
Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari
Arin, akhirnya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak
sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan
Arin pindah ke SMA lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala
pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika
ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada temantemannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya.
Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat
berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila
berkumpul bersama.

Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Cerpen Arin Dan Mimpinya


1. Tema

: Kebersamaan keluarga

2. Latar
Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun
memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia
berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat
ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis karena
konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,


Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik
6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah dimengerti
tanpa kiasan sehingga cerita mudah dimengerti
8. Moral Value: Jangan menyerah dengan keadaan karean setiap masalah pasti ada jalan keluar

Unsur Ekstrinsik Cerpen Arin dan Mimpinya


1. Nilai-nilai dalam cerita
Moral : Saat tokoh Bibi mendukung apa yang akan dilakukan oleh Arin.
Perjuangan : Saat Arin tak berputus asa dengan nasibnya.
Kekeluargaan : Saat Arin berkumpul bersama keluarganya.
2. Latar belakang penulis
Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat tentang terpisahkannya keluaraga akibat
keadaan. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat, oleh karena itu penulis ingin menginspirasi
semua masyarakat khususnya yang memiliki keadaan yang sama untuk terus berjuang karena
setiap ada masalah pasti ada jalan keluar.

TUGAS REMEDIAL
BAHASA INDONESIA

DAVID DWI YANTO


X4

SMA NEGERI 16 PADANG


2016

Anda mungkin juga menyukai