Anda di halaman 1dari 16

EPISTAKSIS

DISUSUN OLEH:
ALYANDO
MELLA LINY HARAHAP
RIZKA HAMNIATI
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU THT
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2016

ANATOMI

DEFINISI

Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari


lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring. Epistaksis
bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu
kelainan yang hampir 90 % dapat berhenti sendiri.
Perdarahan dari hidung dapat merupakan gejala yang
sangat mengganggu dan dapat mengancam nyawa.

ETIOLOGI
Secara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu:
1 Lokal
a. Trauma
b. Infeksi
c. Neoplasma
d. Kelainan kongenital
e. Pengaruh lingkungan
f. Sebab-sebab lain
2. Sistemik
a. Kelainan darah
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Infeksi sistemik akut
d. Gangguan endokrin/hormonal
e. Alkoholisme
f. Defisiensi Vitamin C dan K

PATOFISIOLOGI

Epistaksis anterior
Epistaksis anterior dapat berasal dari Pleksus Kiesselbach,
merupakan sumber perdarahan paling sering dijumpai anakanak. Dapat juga berasal dari arteri ethmoid anterior.

Epistaksis posterior
Epistaksis posterior, berasal dari arteri sphenopalatina
dan arteri ethmoid posterior. Perdarahan cenderung
lebih berat dan jarang berhenti sendiri, sehingga dapat
menyebabkan anemia, hipovolemi dan syok.

PEMERIKSAAN
1.

Rhinoscopy anterior

2.

Rhinoscopi posterior

3.

Rontgen sinus

4.

CT-SCAN

5.

MRI

6.

Endoscopy hidung

PENATALAKSANAAN

Tiga prinsip utama dalam menanggulangi


epistaksisyaitu : menghentikan perdarahan, mencegah
komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis.

Tekhnik menghentikan darah

1. Metode Trotter

2. Pemasangan tampon anterior

3. Pemasangan tampon posterior/ Bellocq

4. Kateter Foley

DIAGNOSIS BANDING

Hemoptisis

Varises oesofagus yang berdarah

Perdarahan di basis cranii

KOMPLIKASI
1.

Sinusitis

2.

Bloody tears

3.

Otitis media

4.

Haemotympanum

5.

Laserasi pallatum mole

6.

Syok

7.

Anemia

8.

Gagal ginjal

PENCEGAHAN

Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam.

Gunakan alat untuk melembabkan udara di rumah.

Gunakan gel hidung larut air di hidung, oleskan dengan cotton


bud. Jangan masukkan cotton bud melebihi 0,5 0,6cm ke
dalam hidung.

Hindari meniup melalui hidung terlalu keras.

Bersin melalui mulut.

Hindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk


jari.

Batasi penggunaan obat obatan yang dapat meningkatkan


perdarahan seperti aspirin atau ibuprofen.

Konsultasi ke dokter bila alergi tidak lagi bisa ditangani


dengan obat alergi biasa.

Berhentilah merokok. Merokok menyebabkan hidung menjadi


kering dan menyebabkan iritasi.

PROGNOSIS

Sembilan puluh persen kasus epistaksisanterior dapat


berhenti sendiri. Pada pasien hipertensi dengan/tanpa
arteriosklerosis, biasanya perdarahan hebat, sering kambuh
dan prognosisnya buruk

KESIMPULAN
Epistaksis (perdarahan dari hidung) adalah suatu gejala
dan bukan suat penyakit, yang disebabkan oleh adanya
suatu kondisi kelainan atau keadaan tertentu. Epistaksis
bisa bersifat ringan sampai berat yang dapat berakibat
fatal. Epistaksis disebabkan oleh banyak hal, namun dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu sebab lokal dan sebab
sistemik. Epistaksis dibedakan menjadi dua berdasarkan
lokasinya yaitu epistaksis anterior dan epistaksis posterior.
Dalam memeriksa pasien dengan epistaksis harus dengan
alat yang tepat dan dalam posisi yang memungkinkan
pasien untuk tidak menelan darahnya sendiri.
Prinsip penanganan epistaksis adalah menghentikan
perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah
berulangnya epistaksis.

Anda mungkin juga menyukai