Anda di halaman 1dari 2

Hiperemesis Gravidarum

Etiologi dan faktor resiko


Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga
tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik
yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh
karena tidak makan dan minum. Hiperemesis tampaknya berkaitan
dengan kadar gonadotropin korionik atau estrogen yang tinggi atau
meningkat pesat. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang
telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi
a. Primigravida.
b. Overdistensi rahim :
-

Hidramnion

Estrogen

HCG tinggi

Kehamilan ganda

Mola hidatidosa.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan

ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang


peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan. Ditemukan peninggian yang
bermakna dari kadar serum korionik gonadotropin total maupun subunit bebasnya pada ibu dengan hiperemesis dibandingkan
dengan yang hamil normal.
2. Faktor organik
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.
b. Perubahan metabolik akibat hamil.
c. Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak
3. Faktor psikologis
a. Rumah tangga yang retak.
b. Hamil yang tidak diinginkan.
c. Takut terhadap kehamilan dan persalinan.

d. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.


e. Kehilangan pekerjaan.
Faktor Psikologis menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap

keengganan

menjadi

hamil

atau

sebagai

pelarian

kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya:
-

Hipertiroid

Diabetes, dan lain-lain.


Gejala mual muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan

traktus

digestivus

seperti

pada

penderita

diabetes

melitus

(gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan


motilitas usus pada penderita ini atau setelah operasi vagotomi.
Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum
diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah
dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
( M. Buchori, 2009 )

Referensi :
Wibowo

B,

Soejoenoes

A.

Hiperemesis

Gravidarum.

Dalam:

Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005. hal
275-279

Anda mungkin juga menyukai