Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar Abortus
1.1 Pengertian Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus adalah
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
1.2 1.2 Klasifikasi
1.2.1 Abortus spontan Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktorfaktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata oleh faktor alamiah. Klinis
abortus spontan dapat dibagi atas :
1) Abortus imminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut
atau dipertahankan.
2) Abortus insipiens
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda di mana hasil konsepsi
masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus
sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
3) Abortus inkompletus
Perdarahan pada kehamilan muda di mana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
4) Abortus kompletus
Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri.
5) Abortus Habitualis ( keguguran berulang ) : adalah dimana penderita
mengalami keguguran 3 kali berturut-turut atau lebih.
6) Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat
menimbulkan septicemia, sepsis atau peritonitis.
7) Missed abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang
telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan
hanya dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan
dan pemeriksaan ulangan.
dinding
1.7.6 Abortus septik
Abortus septic harus dirujuk ke rumah sakit. Penyalahgunaan infeksi :
1) Obat pilihan pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuscular tiap 12
jam ditambah kloramfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 gmg peroral tiap 6
jam.
2) Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam
ditambah metronidazol 500 mg tiap 6 jam.
3) Obat pilihan lainnya: ampisilin dan kloramfenikol, penisilin dan
metronidazol, ampsilin dan gentamicin, penisilin dan gentamisin.
4) Tingkatkan asupan cairan.
5) Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah.
6) Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotic atau lebih
cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
7) Pada pasien menolak dirujuk, beri pengobatan sama dengan yang
diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari.
1.7.7 Abortus Habitualis
Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar
hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya . merokok
dan minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan. Pada serviks
inkompeten terapinya adalah operatif : SHIRODKAR atau MC DONALD
(cervical cerclage ).
1.8 Komplikasi
1.8.1 PerdarahanPerdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
1.8.2 PerforasiPerforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya
abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
1.8.3 Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
1.8.4 Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang
menyertainya
2.1.8 Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
2.1.9 Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
2.1.10 Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya. Pola aktivitas seharihari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik, meliputi : Inspeksi adalah proses observasi yang
sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi
indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna,
perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap
kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,
penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
Pemeriksaan tinggi fundus uteri:
1) Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai dengan umur kehamilan.
2) Tinggi dan besamya sudah rnengecil.
3) Fundus uteri tidak teraba diatas simfisis.
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya. Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan
dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau
konsolidasi.Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak
kadar LCC. R/ menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan
informasi mengenai penyebab yang harus dipertahankan untuk mendukung
transfor oksigen dan nutrient. b. Pasang kateter R/ apabila terjadi kekurangan
haluaran 30 ml/jam menadakan penurunan perfusi ginjal. c. Berikan larutan
intravena , darah lengkap , ekspander plasma meningkatkan volume darah
sirkulasi dan gejala gejala syok. 2.3.2 Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan trauma jaringan ditandai dengan pasien mengeluh nyeri,
nadi cepat > 100 X/mnt, TD > 120/80 mmHg, RR > 100 X/mnt,skala nyeri
>5.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam nyeri berkurang dangen
kriteria hasil :
1. Pasien tidak lagi mengeluh nyeri
2. TTV normal : ND 60 100 x / mnt, RR 12 20 x/mnt, TD 120/80 mmHg.
3. Skala nyeri < 3. Intervensi : 1. Jelaskan nyeri yang diderita klien dan
penyebabnya. R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance
mengatasi nyeri 2. Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi,
durasi dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
R/ untuk mengetahui lokasi nyeri, frekunsi dan inteinsitasnya. 3. Berikan
tindakan fiksasi daerah yang nyeri (dengan memberikan gurita). R/
mengurangi rasa nyeri. 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesic. R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan
pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik 5.
Pantau TTV R/ untyk mengetahui nyeri berkurang / tidak. 2.3.3 Resiko tinggi
infeksi berhubungan dengan trauma jaringan Setelah dilakukan tindakan 3x
24 jam pasien tidak mengalami infeksi ditandai dengan KU pasien normal
dengan kriteria hasil : 1. Tidak merasa nyeri pada daerah vulva. 2. Tidak
merasa gatal 3. TTV normal (nadi 60-100x.mnt, TD 120/80mmHg, suhu 36,5
37,50C, RR 12 20 X/ mnt) Intervensi : 1. Terangkan pada klien
pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan Rasional : Infeksi dapat
timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar 2. Terangkan
pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi Rasional : Berbagai
manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi. 3. Lakukan
perawatan vulva. Rasional : inkubasi kuman pada area genital yang relatif
cepat dapat menyebabkan infeksi. 4. Tingkatkan prosedur mencuci tangan