Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AMI
Nama Mahasiswa
: Devi Fauziyyah
NIM
: 12162
Tempat Praktik
Hari/Tanggal
Kelas
: III C
A. Pengertian
Akut Miokard Infrak adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding
arteri korener sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung. (Sudoyo
Aru,dkk 2008).
Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri
koroner, menyebabkan iskemik miokard dan nekrosis. (Doengus, 2005)
Infark miokard adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan
oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark miokardium
mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler Suzanne C & Brenda G. Bare. 2002)
B. Patoflow
C. Manifestasi Klinis
1. Lokasi substernal , rerosternal, dan prekordial
2. Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan , rasa terbakar, rasa tertindih benda berat,
3.
4.
5.
6.
lemas
7. Dispnea
8. Pada pemeriksaan EKG
Tanda : turgor kulit buruk ( kulit kering, berkeringat) muntah, perubahan berat
badan.
e. Hygiene
Gejala : keletihan atau kelemahan selama aktivitas
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan persoanal.
f. Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada hilang timbul dan dapat menyebar kebagian lain seperti
g.
h.
i.
j.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan, dan data pengkajian
diagnostik, maka diagnosa keperawatan utama pasien mencakup hal berikut :
a. Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan
arteri koroner.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai darah
dan kebutuhan oksigen miokard..
c. Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
3.
Perencanaan / Implementasi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi
atau meproteksi masalah masalah yang di identifikasi pada diagnosis keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menemukan diagnosa keperawatan dan merencanakan
rencana dokumentasi.
Rencana tindakan adlah desain spesifik intervensi ang membantu klien dalam
mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosa keperawatan.
a. Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan
arteri koroner.
Tujuan : klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang.
Kriteria hasil :
1) Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang.
2) Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.
3) Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak.
Intervensi :
a) Istirahat total pada posisi semi fowler sampai nyeri dada hilang.
Rasional : aktivitas tubuh menambahkan kebutuhan jaringan akan oksigen,
yang menambah kerusakan miokard. Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
osigen, kontraksi otot jantung dan peningkatan denyut jantung. respon
psikologi dapat menambah nyeri dada.
b) Berikan oksigen melalui kanula hidung 6L/menit jika tidak ada riwayat
penyakit paru- paru kronis (2L/menit jika ada riwayat).
Rasional : miokardium membutuhkan suplai tetap oksigen. Tambahan oksigen
meningkatkan tekanan oksigen pada arterial.
c) Bantu melakukan relaksasi misalnya : mengajarkan nafa dalam.
Rasional : Membantu dalam penurunan respon atau persepsi nyeri
d) Mulai terapi IV dan melakukan kegiatan aktivitas pemeliharaan.
Rasional : memberikan akses pada pembuluh darah dalam memberikan
pengobatan.
e) Berikan obat- obat yang telah ditentukan untuk mengurangi nyeri dada dan
mengevaluasi keefektifannya. Tidak memberikan analgesi dan memberi tahu
dokter bila pernapasan menurun kurang dari 12x/menit, denyut lebih besar dari
100x/menit dan TD kurang dari 90/60 mmHg.
Rasional : sulfat morfin, obat narkotik, membantu mengurangi/ memblok
transmiter nyeri. Obat- obat tersebut juga menyebabkan vosodilatasi sehingga
mengurangi rasa nyeri yang sudah terjadi. Dengan mengurangi rasa nyeri
secara efektif perasaan gelisah juga dapat berkurang. Tanda vital ini penting
untuk menilai tahap awal terjadinya syok, sebagai indikasi kegagalan jantung
selanjutnya.
f) Berikan pelunak feses dan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
Rasional : mengedan pada saat defekasi dan menggunakan pispot dapat
meningkatkan manuver valsalva, ini meningkatkan tekanan intratorakal, ini
dapat meningkatkan tekanan arteri koroner sehingga dapat menyebabkan
angina atau aritmia.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai darah
dan kebutuhan oksigen miokard..
Tujuan : klien mampu meningkatkan aktivitas.
Kriteria hasil :
1) Lelah berkurang.
2) Tanda- tanda vital normal .
3) Klien tidak pusing dan sesak nafas.
4) Kesimbangan masukan dan pengeluaran
Intervensi :
a) Pantau tanda- tanda vital setiap 2 jam, rekam EKG dengan sering.
Rasional : mengidentifikasi indikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan dari
arah yang diharapkan.
b) Pertahankan istirahat total 24- 48 jam selama serangan IMA.
Rasional : mengurangi pemakaian oksigen pada miokard sampai beberapa hari,
akan meningkatkan sirkulasi dan suplai- suplai darah ke daerah- daerah yang
kurang perfusi.
c) Rencanakan aktivitas perawatan untuk memungknkan periode istirahat tanpa
gangguan dalam waktu lama.
Rasional : mengistirahatkan tubuh untuk memulihkan tenaga.
c. Cemas berhubungan dengan takut akan kematian
Tujuan : kecemasan klien akan berkurang
Kriteria hasil :
1) Cemas berkurang atau hilang
2) Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif
Intervensi :
a) Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas
Rasional : koping terhadap nyeri sulit, klien dapat takut mati, atau cemas
terhadap lingkungan
b) Berikan periode istirahat
Rasional : penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan klien
c) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat
Rasional : meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal
d) Berikan penjelasan yang sederhana dari seluruh perawatan yang sederhana dari
seluruh perawatan selama periode nyeri hebat terjadi. Ulang penjelasan secra
detail setelah rasa nyeri teratasi/ terkontrol.
Rasional : pasien hanya dapat menguasai sedikit informasi saat mereka cemas
dan, terlalu banyak informasi meningkatkan kekuatiran mereka.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Tujuan : klien dapat memahami penyakitnya
Kriteria hasil :
1) klien dapat memahami penyakitnya
2) menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat
3) mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Udjianti, Wajan Juni. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta:
EGC.
Luh, Ni. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:
EGC.
Doengoes, Marilynn E. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: 2013.