JUDUL PERCOBAAN
II.
III.
HARI/TANGGAL PERCOBAAN :
-
Mulai
Selesai
TUJUAN PERCOBAAN
IV.
DASAR TEORI
rimpang kuning jingga atau jingga kecokatan. Perbungaan lateral yang keluardari
rimpangnya, dalam rangkain bentuk bulir dengan tangkai yang ramping. Bunga
mempunyai daun pelindung yang banyak dan berukuran besar, berbentuk bulat telur
sungsang yang warnanya beraneka ragam (wijayakusuma,2007)
Dalam taksonomi tumbuhan temulawak diklasifikasikan sebagai berikut:
Devisi
Sub devisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Spermatophyta
Angiospermae
Monocotyledonae
Zingiberales
Zingiberaceae
Cyrcuma
Curcuma xanthorriza roxb
penyakit. karenanya zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling
tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Uji fitokimia dilakukan pada setiap simplisia dan ekstrak. Senyawa alkaloid
diuji dengan pereaksi Bouchardat, dibuktikan dengan terbentuknya warna coklat
merah. Senyawa flavonoid diuji dengan pereaksi amil alkohol, dibuktikan dengan
terbentuknya warna merah. Senyawa tanin dan polifenol diuji dengan larutan 1 %
FeCl3 memberikan warna biru lalu hitam. Senyawa tanin diuji dengan larutan gelatin
memberikan endapan putih. Senyawa saponin diuji dengan pengocokan dan ditandai
dengan bentuknya busa yang stabil pada filtrat simplisia. Senyawa trierpenoid dan
steroid diuji dengan pereaksi Liebermann-Bouchardat ditandai dengan warna ungu
untuk triterpenoid dan warna hijau biru untuk steroid. Senyawa kuinon diuji dengan
larutan NaOH dan ditandai dengan terbentuknya warna kuning (Astuti,2003)
1) Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa
ang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik,
gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan
prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan
alkaloid termasuk digolongan ini. Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme,
mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar
biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstaksi asam-basa. Rasa
pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid. Istilah
alkaloid (berarti mirip alkali, karena dianggap bersifat basa) pertama kali
dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissne (1819), seorang apoteker dari Helle
( Jerman ) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ektraksi
tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya , morfina,
striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang
tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga sekarang tidak ada
batasan yang jelas untuknya. Alkaloid bersifat basa yang tergantung pada pasangan
elektron pada nitrogen. Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat
mudah mengalami dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya
oksigen. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan
berbagai persoalan jika penyimpanan dalam waktu lama. Meskipun demikian,
alkaloid juga dapat dikelompokkan secara bersama-sama berdasarkan pada
kesamaan struktur generiknya.
Struktur Alkaloid
2) Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larut dalam
pelarut polar seperti etanol, metanol,aseton, dimetil sulfoksida (DMSO), dimetil
fonfamida (DMF), dan air. Flavonoid adalah bagian dari senyawa fenolik yang
terdapat pada pigmen tumbuh-tumbuhan. Istilah flavonoid diberikan untuk
senyawa senyawa fenol yang berasal dari kata flavon yaitu nama dari salah satu
flavonoid yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan.
Flavoloid merupakan senyawa kimia yang bekerja sebagai antioksidan, memiliki
hubungan sinergis dengan vitamin C ( meningkatkan efektivitas vitamin C ),
antiinflansi, menghambat pertumbuhan tumor, dan mencegah keropos tulang
(Herbone, 1987).
Pada banyak mikro organisme seperti virus dan bakteri , kehidupan dan fungsi
selnya terancam karena keberadaan flavonoid yang bertindak langsung sebagai
antibiotik. Kasus ini sering terjadi, bahkan keefektifan flavonoid juga dapat
melemahkan keperkasaan virus HIV penyebab penyakit mematikan AIDS. Virus
herpes pun bisa lumpuh dengan flavonoid. Bahkan lebih jauh, flavonoid juga
dapat berperan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit umum lainnya
seperti periodontitis, wasir (ambeien), migrain, encok, rematik, diabetes melitus,
katarak dan asma.
Flavon
3) Saponin
Kerangka
flavonoid
Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkin terdapat pada
banyak tanaman. Kata saponin berasal dari bahasa latin sapo yaitu suatu bahan
yang akan membentuk busa jika dilarutkan dalam larutan yang encer. Saponin
berfungsi sebagai ekspektoran. Saponin juga merupakan senyawa kimia yang
dapat menyebabkan sel darah merah terganggu akibat dari kerusakan membran
sel, menurunkan kolestrol plasma, dan dapat menjaga keseimbangan flora usus,
serta sebagai antibakteri .
Sifat-sifat saponin adalah :
-
Menghemolisa eritrosit
Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok :
-
Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin,
karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya.
Struktur saponin
4) Terpenoid
Terpenoid mencakup sejumlah senyawa tumbuhan yang secara biosintesis berasal
dari senyawa yang sama, yaitu isoprena. Triterpenoid adalah senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam isoprena dan secara biosintesis diturunkan
dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen. Triterpenoid merupakan senyawa
berwarna, berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi, optis aktif dan
umumnya sukar dicirikan karena tidak memiliki kereaktifan kimia. (Putra, 2007).
menunjukkan polifenol dapat mengatur kadar gula darah, sebagai anti kanker,
antioksidan, anti mikroba, anti inflamasi. Termasuk polifenol adalah asam fenol dan
flavonoid
Fitokimia inhibitor protease merupakan fitokimia yang banyak terdapat pada
biji-bijian dan sereal seperti padi-padian, gandum dsb, yang dapat membantu kerja
enzim dalam system pencernaan manusia. Dapat sebagai anti oksidan , mencegah
kanker dan mengatur kadar gula darah. Fitokimia monoterpen banyak terdapat pada
pada tanaman beraroma seperti mentol (peppermint), biji jintan, seledri, peterseli,
rempah-rempah dan sari jeruk. Berkhasiat mencegah kanker dan anti oksidan.
Fitokimia fitoestrogen banyak terdapat pada kedelai dan produk kedelei
seperti tempe, tahu dan susu kedelei. Memiliki aktifitas seperti hormon estrogen.
Senyawa aktif fitoestrogen terdiri dari isoflavonoid dan lignan. Menurut para ahli
isoflavonoid akan menempel pada sel tumor sehingga sel kanker tidak mendapatkan
zat gizi yang diperlukan. Bersifat sebagai anti kanker, dan menurut penelitian,
orang yang banyak mengkonsumsi tempe/kedelei lebih rendah menderita kanker
payudara dari pada orang yang mengkonsumsi daging. Tempe banyak mengandung
isoflavonoid,, genestein, fitosterol, isoflvonoid, saponin, asam fitat dan inhibitotr
protease.
V.
Blender
Pisau
Neraca analitik
Gelas kimia 100 mL
Gelas kimia 500 mL
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pembakar spirtus
Spatula
Kertas saring
Tabung erlenmeyer
Kaca arloji
Etanol 70%
Aquades
Reagen Lieberman-
Burchard
Reagen Mayer
Reagen Dragendorff
Reagen Wagner
2. Bahan :
Rimpang temulawak
HCl pekat
H2SO4 pekat
H2SO4 2N
FeCl3
Kloroform
Amoniak
Logam Mg
Metanol 60-80 %
VI.
ALUR KERJA
1. Penyiapan ekstrak metanol rimpang temulawak
a.
Rimpang
Dibersihkan dan
dikuliti
Dikeringkan
Digiling/diblender
Serbuk kering
b.
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 100 mL
Direndam dalam 30 mL
metanol 60-80 %
Dipanaskan secukupnya
Disaring dengan kertas
saring
Filtra
Resid
Sampel
2. Identifikasi Alkaloid dengan metode Culvenor-Filzgerald
1 mL sampel
Filtrat
Lapisan atas
Lapisan bawah
Dimasukkan tabung
reaksi 1
Diuji dengan
pereaksi Meyer
Dimasukkan tabung
reaksi 2
Diuji dengan
pereaksi Wagner
Endapa
Endapa
Endapa
Dimasukkan dalam
tabung reaksi 3
Diuji dengan pereaksi
Dragendorf
3. Identifikasi Flavonoid
1 mL sampel
Ditambahkan 3 mL metanol 70 %
Dikocok
disaring
Filtrat
Lapisan merah
pada lapisan etanol
4. Identifikasi Saponin
1 mL
sampel
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 mL air
Larutan
kuning keruh
Dikocok
Didiamkan selama 15
menit
Busa yang
Filtrat
5. Identifikasi Steroid
1 mL sampel
Biru/Hijau
6. Identifikasi Triterpenoid
1 mL sampel
kecoklatan
Merah
7. Identifikasi Tanin
1 mL sampel
Disaring
Coklat kehijauan/biru
kehitaman
VII.
HASIL PENGAMATAN
Se
Alur Kerja
a.
b.
Rimpang
Dibersihkan dan
dikuliti
Dikeringkan
Digiling/diblender
Serbuk kering
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 100 mL
Direndam dalam 30 mL
metanol 60-80 %
Dipanaskan secukupnya
Disaring dengan kertas
saring
Serbuk
temulawak
berwarna
kuning
Metanol tidak
berwarna
Hasil
Pengamatan
S
e
s
u
d
a
h
Ekstrak
temulawak
berwarna
kuning dan
kental
Dugaan/Rea
ksi
Filtra
Residu
(Sampel)
Identifikasi Alkaloid dengan metode CulvenorFilzgerald
1 mL sampel
Ditambahkan 2 mL CHCl3
Ditambahkan 1 mL NH3
Filtrat
Dikocok
Lapisan atas
Lapisan bawah
Sampel
larutan
berwarna
kuning
CHCl3
larutan
jernih
NH3 larutan
jernih
H2SO4 pekat
larutan
jernih
Reagen
meyer
larutan
jernih
Reagen
wagner
larutan
berwarna
Sampel +
25mL
kloroform :
larutan
kuning
jernih
Setelah itu
ditambahkan
1 mL
amonia :
larutan
berwarna
merah
kecoklatan
Setelah itu
dipanaskan
larutan
terbentuk
dua lapisan:
lapisan
Reagen
Meyer
+ K2[HgI4]
+ K[HgI4]
Reagen
Wagner
+ KI + I2
Sam
neg
diu
me
Sam
neg
diu
wag
Sam
neg
diu
rea
dra
Dimasukkan
tabung
reaksi 1
Diuji dengan
pereaksi Meyer
Larutan
merah
Dimasukkan
tabung reaksi 2
Diuji dengan
pereaksi Wagner
Larutan
Coklat
kekuningan
Dimasukkan
dalam tabung
reaksi 3
Diuji dengan
pereaksi
Dragendorf
Larutan merah
kecoklatan
Identifikasi Flavonoid
1mL sampel
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambahkan 3 mL metanol 70 %
Dikocok
disaring
Filtrat
Ditambahkan Mg 0,1 gram
Larutan berwarna
2 tetes HCl pekat
kuning kecoklatan
Filtrat
merah bata
Reagen
dragendorf
larutan
berwarna
kuning
bawah
kuning
kecoklatan
dan lapisan
atas merah
kehitaman
Tabung 1: +
R.meyer
:merah
kecoklatan
(++)
Tabung 2: +
R.wegner
:coklat
kekuningan
Tabung 3: + R.
Dragendorf :
merah
kecoklatan
Sampel
Sampel +3 mL
larutan
etanol 70%:
berwarna
larutan
kuning (++
berwarna
+)
kuning (+)
Mg berupa Setelah itu
serbuk
dipanaskan :
putih
larutan
berwarna
+ I3
Reagen
Dragendorf
K3[BiI4] +
C2H5OH +
Mg(s)
Mg(OH)2(aq)
+
C2H5Mg(OH)
2 + CH3-CH2
+ HCl
Identifikasi Saponin
1 mL
sampel
Ditambahkan 10 mL air
Larutan
kuning keruh
Dikocok
Didiamkan selama 15
menit
HCl pekat
jernih
kuning (++)
Kemudian
ditambahkan
0,05 gram +
2 tetes HCl
pekat :
larutan
berwarna
kuning
kecoklatan
+
CH3-CH2
+ CH3-CH2 +
HCl
Sa
Sampel + 10
mL aquades:
larutan
berwarna
kuning (+)
Setelah itu
dipanaskan :
larutan
berwarna
kuning (++)
keruh
terdapat
Busa yang
endapan
Kemudian
dikocok
menghasilka
n larutan
berwarna
kuning
keruh dan
terdapat
busa didasar
larutan
Identifikasi Steroid
1 mL sampel
Ditambahkan 2 mL CH3COOH
Dikocok
Didiamkan 15 menit
Larutan berwarna
coklat kehijauan
Sampel
larutan
berwarna
kuning (++
+)
Etanol
larutan
jernih
H2SO4 pekat
larutan
jernih
CH3COOH
anhidrat
larutan
jernih
Sampel + 3
mL etanol
70 %
:larutan
bewarna
kuning (++)
Setelah itu
ditambahka
n H2SO4
pekat 2 mL:
larutan
berwarna
coklat
kehitaman
Kemudian +
KBiI4
K+ + BiI4-
+
-
BiI4
Identifikasi Triterpenoid
1 mL sampel
reaksi
Ditambah 2 mL kloroform
Merah kecoklatan
Identifikasi Tanin
1 mL sampel
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Dididihkan dalam penangas air
Disaring
Coklat kehijauan/biru
Ditambah 2-3 tetes FeCl3 1%
kehitaman
2 mL
CH3COOH :
laruta
berwarna
coklat
kehijauan
Sampel
Sampel + 2 mL
larutan
kloroform:
berwarna
larutan
kuning
berwarna
kuning (++)
Kloroform
larutan tak Setelah itu
berwarna
ditambahka
n 3 mL
H2SO4 pekat
H2SO4
larutan tak
:larutan
berwarna
terbentuk
dua lapisan
-lapisan
bawah (tak
berwarna)
-lapisan
atas
(berwarna
merah
kecoklatan)
Sampel
Sampel
larutan
dipanaskan:
berwarna
larutan
FeCl3 Fe3+
+3Cl-
kuning
berwarna
kuning
FeCl3 larutan
kecoklatan
berwarna
Setelah itu
kuning
larutan
ditambahka
n 2 tetes
FeCl3 1 % :
larutan
bewarna
coklat
kehitaman
+ Fe3+
+ Fe(OH)3
VIII.
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang berjudul Uji Fitokimia pada Ekstrak Rimpang Temulawak
ini terdapat beberapa pengujian yang dilakukan yaitu uji alkaloid, flavonoid, saponin, steroid,
triterpenoid, dan tanin. Pengujian ini dilakukan terhadap rimpang temulawak.
keringkan dengan cara di angin-anginkan untuk mendapatkan temulawak kering, lalu di giling
halus. Setelah itu, serbuk temulawak kering ditimbang dengan neraca analitik dan dipatkan
serbuk temulawak seberat 5,018 gram yang kemudian di tambah 27 mL metanol 60-80% lalu
dipanaskan dengan penangas air untuk mempercepat proses ekstraksi. Metanol ini berfungsi
sebagai pelarut. Selanjutnya disaring dengan menggunakan corong buchner untuk
memisahkan filtrate dari residunya sehingga didapatkan ekstrak rimpang temulawak berupa
larutan yang kemudian untuk selanjutnya disebut sampel.
Identifikasi alkaloid
larutan dengan 2 lapisan dimana lapisan atas berwarna merah kehitaman (+) dan lapisan
bawah berwarna kuning kecoklatan. Penambahan asam sulfat 2N ini berfungsi untuk
mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksipereaksi logam berat yaitu spesifik untuk alkaloid yang menghasilkan kompleks garam
anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolic sekundernya.Garam
alkaloid akan larut pada lapisan atas, sedangkan lapisan kloroform berada pada lapisan
paling bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar.
hati-hati mrnggunakan pipet tetes dan dimaukkan kedalam 3 tabung reaksi yang berbeda.
Pada tabung pertama ditambahkan 8 tetes Reagen Meyer larutan tak berwarna
menghasilkan larutan berwarna merah kecoklatan yang menunjukkan bahwa larutan
negatif mengandung alkaloid. Reagen Meyer berisi K2[HgI4] bertujuan untuk mendeteksi
alkaloid, dimana Reagen ini akan berikatan dengan alkaloid membentuk ikatan
koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg dalam Reagen Meyer sehingga menghasilkan
senyawa kompleks merkuri yang nonpolar membentuk endapan berwarna jingga dengan
reaksi sebagai berikut :
K2[HgI4]
NK+
+ K[HgI4]-
+ KI + I2
NK+
+ I3-
+ K[BiI4]
NK+
+ K[BiI4]-
sama dengan Reagen Meyer yaitu untuk mendeteksi alkaloid dalam ekstrak rimpang
dengan cara yang sama dengan pengujian dengan Reagen Meyer membentuk kompleks.
Pengujian positif jika terbentuk endapan coklat saat direaksikan dengan Reagen Wegner
dan terbentuk endapanm putih jika direaksikan dengan Reagen Dragendorf. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak rimpang temulawak tidak mengandung alkaloid atau
pengujian negatif.
Identifikasi flavanoid
komponen kimia tumbuhan yaitu flavonoid pada ekstrak rimpang temulawak dengan cara
1 mL sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 mL larutan etanol 70
% tak berwarna menghasilkan larutan berwarna kuning (++). Penambahan etanol 70% ini
berfungsi untuk mengekstraksi. Kemudian larutan dipanaskan dan disaring untuk
memisahkan filtrat dan residunya. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang
menghasilkan larutan berwarna kuning (+++). Filtratnya ditambahkan 0,05 gram serbuk
logam Mg berwarna abu-abu dan ditambahkan 2 tetes larutan HCl pekat tak berwarna
maka larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. Penambahan logam Mg dan HCl
berfungsi untuk mendeteksi adanya senyawa flavanoid dimana flavanoid akan bereaksi
dengan logam Mg, kemudian penambahan HCl pekat ini ditandai dengan terjadinya
perubahan warna kuning kecoklatan sebab flavanoid mengalami perubahan serapan
cahaya ke arah panjang gelombang yang lebih besar akibat adanya reaksi reduksi oleh
HCl. Reaksinya sebagai berikut :
H3 C
CH2
+ HCl (aq)
HO
O
O
OH
CH2
H3 C
CH2
O
OH
+ HCl
H3 C
Hal ini menunjukkan bahwa larutan positif mengandung flavonoid yang ditandai
dengan perubahan warna pada larutan ketika ditambahkan logam Mg dan HCl pekat.
Identifikasi Saponin
komponen kimia tumbuhan yaitu saponin pada ekstrak rimpang temulawak. Pertama 1
mL sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 mL aquades tak
berwarna menghasilkan larutan berwarna kuning (++). Kemudian dipanaskan dalam
penangas air, warna larutan berubah menjadi kuning keruh dan terdapat endapan. Setelah
itu, larutan disaring untuk memisahkan filtrat dari residunya. Filtrat yang terbentuk
kemudian di kocok dan menghasilkan busa yang stabil pada dasar larutan yang
menunjukkan adanya saponin dalam ekstrak rimpang temulawak, karena saponin
memiliki sifat sejenis glikosid yang mempunyai ciri-ciri kebolehan berbuih apabila
larutan akuos digoncang. Saponin merupakan komponen lipida polar yang bersifat
ampifilik (memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik). Di dalam sistem cair, lipida
cair secara spontan terdispersi membentuk misel dengan ekor filik yang bersinggungan
dengan medium cair. Misel tersebut dapat mengandung ribuan molekul lipida. Lipida cair
membentuk suatu lapisan dengan ketebalan satu molekul yaitu lapisan tunggal. Pada
sistem tersebut, ekor hidrokarbon terbuka sehingga terhindar dari air dan lapisan
hidrofilik memanjang ke air yang bersifat polar, sistem inilah yang disebut denga busa.
Identifikasi Steroid
komponen kimia tumbuhan yaitu steroid pada ekstrak rimpang temulawak dengan cara 1
mL sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 mL larutan etanol 70 %
tak berwarna lalu ditambah 2 mL larutan H 2SO4 pekat tak berwarna menghasilkan larutan
berwarna coklat kehitaman, kemudian ditambahkan 2 mL larutan CH3COOH anhidrat tak
berwarna lalu dikocok menghasilkan larutan berwarna coklat kehijauan. Fungsi
penambahan CH3COOH adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid. Sedangkan
fungsi H2SO4 adalah untuk mereduksi asetil yang terbentuk. Perubahan warna larutan
menjadi coklat kehijauan menunjukkan bahwa larutan positif mengandung steroid.
Identifikasi Triterpenoid
komponen kimia tumbuhan yaitu steroid pada ekstrak rimpang temulawak. Pertama 1 mL
sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL kloroform tak
berwarna menghasilkan larutan berwarna kuning (++) kemudian ditambahkan 3 mL
larutan H2SO4 pekat tak berwarna terbentuk 2 lapisan dimana lapisan atas berwarna
merah kecoklatan dan lapisan bawah tak berwarna. Fungsi penambahan kloroform adalah
untuk melarutkan triterpenoid yang mudah larut dalam pelarut organik. Sedangkan fungsi
penambahan H2SO4 pekat adalah untuk mereduksi tripenoid yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi merah kecoklatan. Hal Ini menunjukkan bahwa ekstrak
rimpang temulawak positif mengandung triterpenoid.
Identifikasi tanin
tumbuhan yaitu tanin pada ekstrak rimpang temulawak dengan cara 1 mL sampel
dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian di didihkan dalam penangas air
menghasilakan larutan berwarna kuning kecoklatan. Pemanasan ini berguna untuk
mempercepat terjadinya reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1%
berwarna kuning (+) menghasilkan larutan berwarna coklat kehitaman yang menunjukkan
bahwa ekstrak rimpang temulawak positif mengandung tanin.
FeCl3
Fe3++3Cl-
HO
OH
+Fe(OH)3
OH
3+
+Fe
OH
OH
HO
OH
HO
OH
hitam
IX.
DISKUSI
Pada percobaan kedua identifikasi alkaloid hasil yang diperoleh negatif, hal ini
X.
KESIMPULAN
Dari Hasil Percobaan uji fitokimia ekstrak rimpang temulawak dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Identifikasi komponen kimia tumbuhan alkaloid yang terkandung dalam ekstrak rimpang
temulawak negatif.
2.
3.
Identifikasi komponen kimia tumbuhan saponin yang terkandung dalam ekstrak rimpang
temulawak positif.
4.
Identifikasi komponen kimia tumbuhan steroid yang terkandung dalam ekstrak rimpang
temulawak positif.
5.
6.
Identifikasi komponen kimia tumbuhan tanin yang terkandung dalam ekstrak rimpang
temulawak positi
XI.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tulis secara lengkap reaksi setiap uji fitokimia dari percobaan di atas !
Jawab:
Mayer :
+
K2[HgI4]
+ K[HgI4]-
NK+
Wagner :
+ KI + I2
+ I3-
NK+
Dragendorf :
+ K[BiI4]
+ K[BiI4]-
NK+
Identifikasi Flavonoid
HO
OH
H3 C
O
CH2
Identifikasi Steroid
KBiI4
K+ + BiI4-
HOH
3C
CH2
+ HCl
CH 3
o
H 3C
H 3C
Identifikasi Tanin
CH3
CH 3
Fe3++3Cl-
FeCl3
CH 3
BiI 4
+ BiI 4-
HO
OH
OH
+Fe(OH)3
+Fe3+
OH
OH
HO
HO
OH
OH
hitam
2. Tulis struktur dasar dari masing-masing kelompok senyawa steroid, triterpenoid, tannin,
saponin, flavonoid, dan alkaloid !
Jawab:
Struktur Tanin
Struktur Saponin
Struktur Flavonoid
Struktur Alkaloid
3. Sebutkan senyawa-senyawa flavonoid apa saja yang terdapat pada rimpang temulawak
berdasarkan literature yang ada !
Jawab:
Jawab:
untuk mengatasi gangguan lever, rematik dan lelah, sebagai penghilang rasa
sakit,anti bakteri/jamur, anti diabetic, anti diare,anti oksidan, anti tumor, diuretic, depresi.
Beberapa khasiat temulawak berdasarkan Kemenkes (2008), antara lain mengobati bau
badan yang tidak sedap, penurunan kolesterol, liver, sakit kuning,
hepatitis, perut
kembung, tidak nafsu makan akibat kekurangan cairan empedu, demam, pegal linu,
rematik, memulihkan kesehatan setelah melahirkan, sembelit, darah tinggi, batu empedu,
haid tidak lancar, wasir, produksi ASI sedikit, dan menjaga stamina.
DAFTAR PUSTAKA
London.
Hayani, Eni.
2006.
Alih
Universitas Padjadjaran.
Bandung.
Putri,Luthpita.2013.Temulawak.(online)
(http://luthpitaputri.blogspot.corld/2013/10/temulawak.html?=1) diakses
pada 4 oktober 2015
LAMPIRAN FOTO
10
11
Perlakuan
Menyiapkanalatdanbahan
Alat B
alat
a
h
a
n
b
a
h
a
n
Tabungrea
LampiranFoto
ksi
Gelaskimia
Pembakars
piritus
Penjepitka
yu
Gelasukur
Raktabung
reaksi
Kasa
Pipettetes
Spatula
Labu
Erlenmeyer
Kacaarloji
Rimpangtemulawaksebelu
mdikupas
Rimpangtemulawaksetela
hdikupasdandibersihkand
arikotoran (dicuci)
dankemudiandiiris tipistipis
Rimpangtemulawaksetela
hdikeringkan
Serbuktemulawaksetelah
digiling
Menimbangserbuktemula
wak
Beratserbuktemulawak
yang
digunakansebanyak=5,01
7gram
Serbuktemulawakdimasuk
kankedalamgelaskimia
Mengambil27 mL
methanol
(larutantakberwarna)
Menambahkan27 mL
methanol
kedalamserbuktemulawak
Serbuktemulawakditamba
hkan 27 mL larutan
methanol:
larutanberwarnajinggadan
terdapatendapanberwarn
akuning(++++)
Proses
pemanasanserbuktemula
wak yang
telahditambahkan 27 mL
methanol
Proses
penyaringanlarutansetela
hdipanaskan.
filtrat :
larutansampelberwarnaku
ning (+++)
residu :
endapanberwarnakuning
Filtrat
Resid
(sampel)
u
Identifikasi Alkaloid denganMetodeCulvenor-Fitzgerald
(Harborne, 1987)
Mengambil1mL
larutansampel.Dimasukka
npadatabungreaksipercob
aan
2.Larutanberwarnakuning
(+++)
Larutansampelpadatabun
gpercobaan 2
ditambahkandengan 1mL
larutankloroform
(larutantakberwarna)
Setelahditambahkanlarut
ankloroformlarutanberwar
nakuning (++)
Setelahituditambahkande
nganlarutanammoniak(ta
kberwarna)
Setelahditambahkanlarut
anammoniak.
Larutanmenjadi 2 lapisan.
lapisanatas:
larutanberwarnamerah
(+)
lapisanbawah:
larutanberwarnamerah (+
+)
Larutandipanaskandiatasp
enangas air
Setelahdipanaskanlarutan
terdapat 2 lapisan.
lapisanatas
:larutanberwarnamerahke
coklatan
lapisanbawah :
endapanjingga
Lapisanpadabagianatas
yang
berwarnamerahkecoklata
n (+
+)ditambahkandengan
H2SO4 2N
(larutantakberwarna)
Setelahditambahkan
H2SO4 2N
larutanterdapatdualapisa
n
lapisanatas (filtrat) :
larutanberwarnamerahkec
oklatan(+++)
lapisanbawah :
endapanjingga
Filtratpadatabung yang
pertamaditambahkanden
gan 3tetes reagen Meyer
(larutantakberwarna)
Filtratpadatabung yang
keduaditambahkandenga
n 3tetes reagen Wagner
(larutanberwarnamerahke
coklatan)
Filtratpadatabung yang
ketigaditambahkandenga
n 3tetes
reagenDragendorf(larutan
berwarnakuningjernih)
Perbandinganwarnaketiga
tabungsetelahditambahka
nbeberapareagen.
padatabung 1 (R. Meyer) :
larutanberwarnamerahkec
oklatan (++)
padatabung 2 (R. Wagner)
:
larutanberwarnamerahkec
oklatan (+)
padatabung 3 (R.
Dragendorf) :
larutanberwarnamerahleb
ihjernih
Identifikasi Flavonoid (Harborne, 1987)
Mengambil1mL
larutansampeluntukperco
baanketiga yang
berupalarutanberwarnaku
ning (+++)
Mengambil3mL
larutanetanol70 %
(takberwarna)
Larutansampelditambahk
andengan 3mL
larutanetanol.
Setelahditambahkan 3mL
larutanetanol 70%
larutanmenjadiberwarnak
uningjernih (++)
Setelahitularutandipanask
andiataspenangas air.
Menimbangserbuk Mg
(berwarnaputih)sebanyak
0,111 gram.
Memasukkanserbuk Mg
kedalamlarutan yang
telahdipanaskandanterbe
ntukendapanberwarnaputi
h
SetelahituditambahkanHC
lpekat
(larutantakberwarna)tetes
demi tetessebanyak 5
tetes
Padasaatditambahkan
HCL pekattetes demi
tetes,
terbentukgelembungdanl
arutanberwarnakuningkec
oklatan, danendapan Mg
larut.
Ditambahkandengan
10mL air
larutanmenjadiberwarnak
uning (++) keruh
Dididihkandalampenanga
s air
Setelahdikocokdanditung
guselama 15menit
terbentukbusa yang stabil
(bertahan lama)
Mengambil1mL
larutansampeluntukperco
baankelima yang
berupalarutanberwarnaku
ning (+++)
Mengambil3mL
larutanetanol 70%
(takberwarna)
Larutansampelditambahk
andengan 3mL
larutanetanol 70%
Setelahditambahkandeng
anlarutanetanol 70%
larutanmenjadiberwarnak
uning (++)
Pengambilan2mL larutan
H2SO4pekat
(larutantakberwarna)
Setelahditambahkan H2SO4pekatlarutanmenjadib
erwarnamerahkehitaman
Ditambahkandengan 2mL
larutan CH3COOH
anhidrat(larutantakberwar
na)
Setelahditambahkandeng
anlarutan CH3COOH
anhidratlarutanberubahm
enjadiberwarnacoklatkehij
auan
Ditambahkandengan 2mL
larutankloroform(larutant
akberwarna)
Setelahditambahkandeng
an 2mL
kloroformlarutanmenjadib
erwarnakuning (++)
jernih
Mengambil3mL
H2SO4pekat
(larutantakberwarna)
Setelahditambahkanlarut
an H2SO4pekatterbentuk 2
lapisan.
lapisanatas :
larutanberwarnamerahkec
oklatan
larutanbawah :
larutanjernihtakberwarna
Dipanaskandiataspenang
as air
Setelahdipanaskanlarutan
berwarnakuningkecoklata
n
LarutanFeCl3 1%
(larutanberwarnakuning
(+)jernih)
Setelahditambahkanlarut
an FeCl3 1%
larutanmenjadiberwarnac
oklatkehitaman