Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana atau KB merupakan salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan dan
penjarangan kehamilan. Manfaat yang dapat diperoleh bagi ibu yaitu dapat
mengatur jumlah dan jarak kelahiran sehingga ibu dapat perbaikan kesehatan
badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam waktu yang
terlalu pendek serta dapat meningkatkan kesehatan mental dan sosial untuk
mengasuh anak. Manfaat untuk anak yang dilahirkan yakni dapat memberikan
kesempatan untuk tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya
dalam keadaan sehat dan anak tersebut akan memperoleh perhatian
pemeliharaan dan makanan yang cukup sehingga manfaat untuk seluruh
anggota keluarga yakni mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh perhatian dan pendidikan (Hanafi, 2004).
Suntikan progestin merupakan salah satu kontrasepsi yang memiliki
jangka waktu pemakaian dalam waktu tiga bulan dan sangat efektif untuk
mengatur atau membatasi jumlah anak (Saifuddin, 2003). Berdasarkan hal
tersebut, saya tertarik untuk menyusun laporan kasus yang berjudul Asuhan
Kebidanan pada Ny M Usia 28 Tahun dengan Akseptor KB Suntik Depo
Progestin di puskesmas Dasan Agung 06 Januari 2014
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB
suntik menurut pendokumentasian SOAP secara langsung.
1. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data untuk memperoleh data subjektif
pada ibu dengan akseptor KB suntik

b. Mampu melakukan pengkajian data untuk memperoleh data objektif


pada ibu dengan akseptor KB suntik
c. Mampu menganalisa berdasarkan dari data subjektif dan objektif
pada ibu dengan akseptor KB suntik
d. Mampu melakukan penatalaksanaan dan evaluasi pada ibu dengan
akseptor KB suntik
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis sesuai dengan teori yang
didapat dari bangku perkuliahan dan menerapkan asuhan kebidanan pada
ibu dengan akseptor KB suntik menurut pendokumentasian SOAP secara
langsung.
1. Bagi Pendidikan Stikes Mataram
Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik antara pihak
pendidikan dan lahan praktek, dan menambah refrensi tentang asuhan
kebidanan tentang alat kontrasepsi/KB.
2. Bagi Puskesmas Dasan Agung
Dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan
menerapkan semboyan lebih baik mencegah dari pada mengobati.
3. Bagi ibu dan keluarga
Dapat mengatur jarak kehamilan ibu sehingga ibu punya banyak
waktu untuk membesarkan anak dan menambah pengetahuan ibu dan
keluarga tentang alat kontrasepsi/KB.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Suntikan Progestin ( Depo Provera )
1. Pengertian Suntikan Depo Provera
Depo Provera merupakan suspensi cair yang yang mengandung
kristal-kristal mikro depot medroksiprogesteron asetas (DMPA). DMPA
merupakan turunan progesteron. Dosis yang di berikan untuk mendapat
manfaat kontrasepsi ini adalah 150 mg/mL, yang di suntikkan secara intra
muscular (IM) setiap 12 minggu. (Hanafi, 2004)
2. Cara Kerja Suntikan Depo Provera
a. Mencegah ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis.
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba. (Hanafi, 2004)
1. Efektifitas Suntikan Depo Provera
Kontrasepsi suntikan Depo Provera memiliki efektifitas tinggi
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun, asal penyuntikannya
di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah di tentukan. (JNPKKR/POGI, 2007)
3. Keuntungan Suntikan Depo Provera
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

h. Dapat digunakan oleh perempuan usia

>35 tahun sampai

perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) (Saifuddin, 2006)
4. Keterbatasan Suntikan Depo-Provera
a. Sering di temukan gangguan haid seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
4) Tidak haid sama sekali
a. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
b. Tidak dapat di hentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
e. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat

menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit


kepala, nervositas, jerawat.
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang. (Saifuddin, 2006)
5. Efek Samping Suntikan Depo Provera
a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting)
a. Perdarahan/perdarahan bercak(spotting)
b. Meningkatnya/menurunnya berat badan
c. Nyeri kepala
d. Nyeri tekan pada payudara (Varney, 2006)

6. Indikasi Suntikan Depo Provera


a. Usia reproduksi
a. Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
b. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
e. Setelah abortus atau keguguran
f. Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
g. Perokok
h. Tekanan

darah

<180/110

mmHg,

dengan

masalah

gangguan

pembekuan darah
i. Menggunakan obat epilepsi atau obat tuberculosis
j. Tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen
k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
l. Anemia difisiensi besi
m. Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (JNPK-KR/POGI, 2007)
7. Kontraindikasi Suntikan Depo Provera
a. Hamil atau di duga hamil
a. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
b. Tidak dapat menerima gangguan haid
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Sering lupa menggunakan pil
e. Diabetes mellitus yang di sertai komplikasi (Hanafi, 2004)
8. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Depo Provera
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
b. Mulai hari pertama hingga hari ke tujuh siklus haid
c. Pada ibu yang tidak haid injeksi pertama dapat diberikan setiap saat
asal tidak hamil

d. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan


seksual
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
menggunakan alat kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan
alat kontrasepsi hormonal secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil,
suntikkan pertama dapat segera di berikan tidak perlu menunggu
hingga haid berikutnya datang.
f. Bila ibu sudah menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya menggunakan jenis konterasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan di berikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
g. Ibu yang menggunakan kontasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya mengunakan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan di berikan dapat segera di berikan asal
saja ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. (Hanafi, 2004)
9.

Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Depo Provera


a. Kontrasepsi suntikan DMPA di berikan setiap 3 bulan di berikan
dengan cara suntik IM dalam di daerah pantat. Apabila suntikan di
berikan terlalu datar, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak berkerja segera dan efektif. Suntikan di berikan setiap 30
hari.
b. Bersihkan kulit yang akan di suntikkan dengan kapas alkohol yang di
basahi oleh etil / isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering
sebelum di suntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu di dinginkan, bila terdapat
endapan putih pada dasar ampul upayakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya. (Hanafi, 2004)

B. Konsep Pendokumentasian SOAP


Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Asuhan yang telah diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat, logis
dalam suatu metode pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah
diberikan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikif yang
sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkahlangkah dalam proses menajemen kebidanan.
Menurut Hellen Varney, alur berfikir saat menghadapi klien meliputi
7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam
bentuk SOAP yaitu :
S = SUBJEKTIF
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah I Varney
O = OBJEKTIF
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney
A = ANALISA
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
sumbektif dan data objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa/masalah
b. Antisipasi diagnosa/masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah 2, 3, 4 Varney.

P = PENATALAKSANAAN
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan 1 dan evaluasi perencanaan
(E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney. Beberapa alasan
penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :
1.

Pembuatan

grafik

metode

SOAP

merupakan

perkembangan informasi
yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan konklusi anda
menjadi suatu rencana.
2.

Metode ini merupakan intisari dari proses


pelaksanaan kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian
asuhan.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY M DENGAN
AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN
DI PUSKESMAS LINGSAR
TANGGAL 06 JANUARI 2014

Hari/Tanggal : Senin, 06 Januari 2014


Waktu

: 11.00 wita

Tempat: Puskesmas Dasan Agung


SUBYEKTIF
1.

Identitas/Biodata
Nama
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan

Istri
Ny "M"
28 tahun
Sasak/ Indonesia
Islam
SMP
Pedagang

Suami
Tn "M"
30 tahun
Sasak/ Indonesia
Islam
SMP
Pedagang

Alamat

Gapuk

Gapuk

2.

Keluhan

: ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

3.

Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit jantung,
kanker, hipertensi, diabetes melitus, malaria, penyakit kelamin HIV/AIDS,
penyakit ginjal, asma, anemia, TBC, hepatitis, campak, maupun epilepsi.

4.

Riwayat kesehatan keluarga

Didalam keluarga tidak pernah mengalami penyakit seperti tumor, jantung,


asma, anemia, penyakit kanker, hipertensi, TBC, dan diabetes melitus dan
epilepsi.
5.

Riwayat kesehatan reproduksi


a.

Riwayat kanker payudara

: tidak ada

b.

Riwayat kanker serviks

: tidak ada

c.

Riwayat kehamilan ektopik

: tidak ada

d.

Riwayat infeksi system genitalia

: tidak ada

e.

Riwayat ganti pasangan

: tidak ada

6.

Riwayat menstruasi
a.

Menarche

: 15 tahun

b.

Siklus

: 28 hari, teratur

c.

Lama

: 7 hari

d.

Jumlah

: 2-3 x sehari

ganti pembalut
e.

Dismenorea

: tidak pernah

f.

Flour albus

: ada, tidak berbau

dan tidak gatal


7.

Riwayat sosial ekonomi


a.

Status perkawinan

: Nikah l kali lamanya

: 5 tahun
b.
8.
Hamil

Riwayat obstetri
UK

ke
I

9 bln

9.

Pengambil keputusan dalam keluarga : suami bersama istri

Riwayat penyulit

Tempat

Penolong

Jenis

persal

persalinan

persal

Hamil

Bersalin

PKM

Bidan

Normal

Taa

Taa

BBL

Nifas

(gr)

Taa

2700

Umur

Ket

4 thn

hidup

Riwayat KB
Riwayat KB sebelumnya : KB suntik 3 bulan, lama : 4 tahun sampai sekarang
10

OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum

: baik

b. Kesadaran

: compos mentis

c. Emosi

: stabil

d. Berat badan

: 50 kg

e. Tinggi Badan

: 150 cm

2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah

: 120/80 mmhg

b. Suhu

: 36,5 0C

c. Nadi

: 84 x/menit

d. Respirasi

: 24 x/menit

3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi: warna rambut hitam, distribusi merata.
palpasi: Kulit kepala normal ( tidak ada benjolan, tidak ada lesi )
b. Wajah
Inspeksi: Simetris, muka tidak ada kelainan, cloasma gravidarum (-)
Palpasi: tidak ada edema pada daerah jigomatikum (pipi), palpebra
(kelopak mata) dan diplin (jidat).
c. Mata
Inspeksi: Simestris
Palpasi: konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterus
d. Mulut
Inspeksi: bibir lembab tidak pucat, bersih, gigi tidak ada caries dan tidak
berlubang.
11

e. Leher
Inspeksi: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limve dan kelenjar tyroaid
f. Dada
Inspeksi: payudara simestris, putting susu menonjol
Palpasi: pembesaran (-/-),massa (-/-),pengeluaran colostrume (+/+), nyeri
tekan (-/-)
g. Abdomen
Inspeksi : luka operasi (-), linea nigra ( + ) dan striae gravidaru (+ ).
Palpasi

: Tinggi fundus uteri tidak teraba, tidak ada massa/ benjolan,

tidak ada nyeri tekan.


h. Ekstremitas
o Ekstermitas atas:
Inspeksi: Kuku tidak pucat,
Palpasi: tidak ada edema pada tangan dan tidak ada nyeri tekan.
o Ekstermitas bawah:
Inspeksi: simestris, tidak ada varises
Palpasi: tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan,
ANALISA
1. Diagnosa
Dasar
2. Masalah

: Akseptor KB suntik depo progestin


: ibu ingin melakukan suntik ulangan KB suntik 3 bulan
: ingin menjarakkan kehamilan

3. Kebutuhan :
o Beritahu ibu daerah tempat penyuntikan
o Lakukan aspirasi sebelum penyuntikan

12

PELAKSANAAN
Tanggal 06 Januari 2014, pukul 11.15 wita
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu
baik. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit,suhu 36,5C,
pernafasan 22 x/menit. Ibu mengetahui keadaannya dan ibu akan di suntik
KB Depo Provera.
2. Menyiapkan alat antara lain :
a. Spuit disposible 3cc
b. Obat suntik KB depo Provera
c. Kapas alkohol 70%
d. Bak sampah infeksiosus dan non infeksiosus.
Menyiapkan pasien yaitu, mempersilahkan pasien duduk di kursi dan
meminta pasien membuka sedikit pakaian bawah di bagian bokong. Alat
dan pasien sudah disiapkan.
3. Melakukan persiapan penyuntikkan :
a. Mendekatkan semua peralatan yang dibutuhkan
b. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntik
c. Mengatur posisi pasien untuk menyuntikkan di daerah bokong.
d. Mengocok dengan baik dengan baik vial DMPA, hingga semua obat
larut.
e. Membuka penutup plastik atau logam tanpa menyentuh penutup karet
f.

Mengencangkan jarum suntik pada tabung spuit dengan memegang


pangkal jarum suntik dan tabung spuit (penutup jarum pangkal dibuka

g. Membersihkan kulit tempat menggunakan kapas beralkohol dengan


gerakan melingkar kearah luar tempat suntikan.
h. Membuka tutup jarum, tunjukkan kedalam vial melalui penutup karet,
putar vial hingga terbalik dan masukkan obat kedalam tabung spuit
dengan cara menarik penghisap spuitnya.
i. Mencabut jarum karet penutup vial, pegang spuit dengan jarum suntik
mengarah ke atas secara vertical, keluarkan udara yang terdapat dalam
tabung spuit dengan cara mendorong penhisap spuitnya.
13

j. Menusukkan jarum kedalam otot hingga pangkal jarum suntik (otot


gluteus kuadran luar pada bokong)
o Melakukan aspirasi dengan menghisap spuit untuk memeriksa
ketepatan penempatan jarum suntik (tidak masuk pembuluh darah)
o Jika tidak terlihat darah terhisap dalam tabung spuit, suntikkan
DMPA secara perlahan sampai seluruh obat masuk.
o Mencabut jarum suntik secara cepat.
o Menekan tempat bekas suntikan menggunakan kapas alkohol,
tetapi jangan menggosoknya.
o Membuang jarum di wadah khusus (terbuat dari bahan yang sulit
tembus benda tajam,buang tabung spuit dan pendorongnya di
tempat sampah medis)
o Mencuci tangan menggunakan sabun dan air, kemudian keringkan
menggunakan handuk kering.
o Mengisi kartu peserta KB dan menyerahkan kepada klien
o Memberi tahu kepada ibu bahwa penyuntikan telah selesai di
lakukan. Ibu sudah mengetahui bahwa penyuntikan telah selesai
dilakukan dan ibu merasa tenang.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu datang kembali untuk melanjutkan
penggunaan kontrasepsi suntikan depo provera pada tanggal 30 Maret
2014.

14

BAB IV
PEMBAHASAN
Kontrasepsi progestin jenis Depo Provera merupakan salah satu
kontrasepsi yang memiliki jangka waktu pemakaian lebih lama dan sangat efektif
untuk mengatur atau membatasi jumlah anak. Dalam teori cara penggunaan
kontrasepsi suntikan depo provera diberikan secara IM dalam di daerah bokong,
diberikan setiap 3 bulan dengan cara kulit dibersihkan dengan kapas alkohol,
kemudian dibiarkan mengering sebelum disuntik, obat suntik dikocok dengan baik
dan dihindarkan terjadinya gelembung gelembung udara lalu kemudian
disuntikkan. (JNPK-KR/POGI, 2007)
Pada pelaksanaan di lahan praktek yakni pada Ny. M telah dilakukan
proses penyuntikkan sesuai dengan teori. Sehingga penulis dapat menyimpulkan
tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan di lahan praktek.

15

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mampu melakukan pengkajian data dengan benar pada ibu dengan
akseptor KB suntik
2. Mampu merumuskan menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosa
pada ibu dengan akseptor KB suntik
3. Mampu

mengidentifikasi

masalah

potensial

dan

mengantisipasi

penanganan dan mampu menentukan kebutuhan untuk tindakan segera


pada ibu dengan akseptor KB suntik.
4. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan dan melaksanakan
evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB
suntik
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar dapat menambah pengetahuan penulis sesuai dengan teori yang
didapat dari bangku perkuliahan dan menerapkan asuhan kebidanan pada
ibu dengan akseptor KB suntik menurut pendokumentasian SOAP secara
langsung.
2. Bagi Pendidikan STIKES Mataram
Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik antara pihak pendidikan dan
lahan praktek, dan menambah refrensi tentang asuhan kebidanan tentang
alat kontrasepsi/KB.
16

3. Bagi Puskesmas Dasan Agung


Agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan
menerapkan semboyan lebih baik mencegah dari pada mengobati.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, buku panduan pelayanan kontatrasepsi, Jakarta 2006


Saifudin AB,dkk, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta;
2003
Saifuddin AB, djajadilaga, afandi B, bimo (Ed). Buku acuan nasional
pelayanan keluarga berencana. Jakarta: NRC- POG, YBPSP, 1996

17

Anda mungkin juga menyukai