KDPK
KDPK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Ambarwati, E.R. & Sunarsih, T. (2011).
Pengertian lambung adalah saluran pencernaan makanan yang melebar
seperti kantung terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian
lainnya tertutup oleh hati, usus besar, dan limfa. Lambung merupakan 3
bagian otot berongga yang besar dan berbentuk seperti keledai, terdiri dari 3
bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung
dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin(sfingter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Rongga hidung yang
memiliki saluran menuju trakea yang berdampingan dengan eoshopagus, hal
ini yang menyebabkan banyak kelainan dan terkadang membuat salah jalan
hingga tersedak,salah satunya organ pencernaan yang saling berinteraksi
antara organ 1 dengan organ yang lain membuat organ gastric menjadi
sasaran empuk terserangnya berbagai gangguan, mulai dari keracunan, asam
lambung berlebih hingga kanker lambung.
Hidayat, Aziz Aimul dan Musrifatul Ariyah. (2004)
Pola makan yang kurang maksimal diperhatikan hingga gaya hidup untuk
hidup sehat mulai dinomer duakan. Beberapa teknologi untuk mengurangi
gangguan pada organ tubuh, khususnya lambung mulai ditingkatkan. Namun,
yang masih digunakan dalam mengatasi gangguan pada lambung yakni
pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung.
Selang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan
sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Pemasangan pipa nasogastrik adalah memasukkan suatu pipa melewati
hidung sampai ke lambung (gaster) untuk tujuan tertentu . Nasogastric Tubes
(NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk
memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam
waktu yang singkat. Hidayat, Aziz Aimul dan Musrifatul Ariyah. (2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat
nutrisi pasien.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan cara-cara dalakan
makanan dan minuman untuk pasien.
b) Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan cara penghidangan
makan dan minum pada pasien.
c) Mahasiswa dapat memahami serta melaksanakan dengan tepat cara
pemberian makan melalui NGT
C. Manfaat
1. Bagi Instansi Pendidikan
a. Sebagai sarana untuk
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemenuhan Kenutuhan Nutrisi Pasien
Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan kesehatan yang
berusaha untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat
mungkin, dan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah
pelayanan gizi yang meliputi penyelenggaraan makanan, pemberian makanan
yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis oleh setiap pasien
mengurangi
komplikasi,
menurunkan
mortalitas,
dan
gastrointestinalis
Mengatasi obstruksi mekanis dan perdarahan saluran cerna bagian atas
Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke saluran cerna
Mengambil specimen cairan lambung untuk pemeriksaan lambung
Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia).Tarwoto. (2004).
Indikasi
1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
2. Keracunan makanan minuman
3. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi
lambung
Kontra Indikasi
1. Kontra Indikasi Absolute
Fraktur lamina kribosa (dasar tengkorak)
Trauma wajah yang massif
Atresia eosophagus
Rupture Oesophagus
2. Konta Indikasi Relative
Paska bedah dini operasi lambung atau oesophagus
Paska bedah dini hidung atau oropharing
Striker oesophagus
Luka bakar eosophagus
Divertikulum Zenker
Tarwoto. (2004).
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan
kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya
sewaktu memasang NGT, seperti :
malabsorpsi
(mengurangi
kemampuan
untuk
misalnya
karena
ketidaksempurnaan
enteral
Tarwoto (2004).
BAB III
PENATALAKSANAAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK PADA TN. R DENGAN
TINDAKAN PEMBERIAN NUTRISI MELALUI SONDE LAMBUNG
DI RUANG IRNA IIIB RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 3 FEBRUARI 2016
Hari/Tanggal
Waktu
Tindakan
Tempat
Nomor RM
1. Identitas pasien
Nama
Umur
: 62 Tahun
Alamat
Jenis Kelamin
: Lak-Laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Nelayan
2. Keluhan utama
3. Keluhan saat dikaji
akan dilakukan
Mengatur posisi pasien pada posisi yang sesuai dengan keadaannya,
dan
mengeringkannya
B. Penatalaksanaan Pemberian Nutrisi Melalui Sonde Lambung Menurut
Teori
1) Pengkajian
a. Mengkaji status nutrisi pasien
b. Mengkaji adanya riwayat alergi makanan
c. Mengkaji peristaltik usus, dan adanya ketidakmampuan sistem
pencernaan dalam mencerna makanan.
d. Mengkaji adanya masalah sistem pencernaan : distensi abdomen, diare,
dehidrasi, konstipasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit.
e. Mengkaji frekuensi pemberian makanan.
f. Mengkaji karakteristik makanan (adanya bau, gumpalan - gumpalan,
pada makanan cair).
2) Persiapan Alat
10
11
12
BAB IV
EVALUASI
A. Kesenjangan antara teori dan Praktik
Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan pemberian
nutrisi melalui sonde lambung di ruang IRNA IIIB RSUD Kota Mataram
pada tanggal 3 Februari 2016, maka pada bab ini penulis akan membahas
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan dilahan praktek
Pemberian nutrisi melalui sonde lambung dalam praktik lahan ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dengan praktik :
1. Sebelum pemberian nutrisi melalui sonde lambung, menurut teori
dilakukan
pengkajian
peristaltik
usus
dan
mengkaji
adanya
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian kasus, dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pemberian nutrisi melalui sonde lambung sangat berguna untuk
membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan
selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat
proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
2. Berdasarkan kasus yang didapatkan bahwa adanya sedikit kesenjangan
antara tinjauan dari tinjauan kasus, misalnya seperti pada pemasangan
perlak pengalas. Dalam praktik, pemasangan perlak pengalas tidak
dilakukan
B. Saran
1. Bagi Instansi Pendidikan
Kami mengaharapkan kepada pembimbing pendidikan untuk
mempertahankan dan meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswa
yang melaksanakan praktek untuk dapat menerapkan teori yang telah
diperoleh dari kampus, sehingga dapat mengasah keterampilannya,khususnya pemberian nutrisi melalui sonde lambung agar memberikan
pelayanan yang lebih baik,
2. Bagi Petugas Kesehatan atau Lahan
Kami berharap pada pembimbing atau perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan khususnya pemberian nutrisi melalui sonde lambung,
tindakan steril alat dan bahan harus lebih diperhatikan dan dijaga karena
sterilnya alat dan bahan dapat mempengaruhi tercapainya penyembuhan
yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
3. Bagi Mahasiswa
Kami harapkan kepada mahasiswa yang sedang praktek untuk dapat
menerapkan teori yang telah didapatkan di kampus maupun di lahan praktek
dengan sebaik-baiknya dan selalu menjaga kesterilan dari alat dan bahan
khususnya dalam pemberian nutrisi melalui sonde lambung.
14