Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
org/wiki/Perlindungan_Varietas_Tanaman
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) atau hak pemulia
tanaman adalah hak kekayaan intelektual yang diberikan kepada pihak pemulia
tanaman atau pemegang PVT untuk memegang kendali secara eksklusif terhadap
bahan perbanyakan (mencakup benih, stek, anakan, atau jaringan biakan) dan
material yang dipanen (bunga potong, buah, potongan daun) dari suatu varietas
tanaman baru untuk digunakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Suatu kultivar yang didaftarkan untuk mendapatkan PVT harus memiliki
karakteristik berikut ini : baru, unik, seragam, stabil, dan telah diberi nama. Hak ini
merupakan imbalan atas upaya yang dilakukan pemulia dalam merakit kultivar
yang dimuliakannya, sekaligus untuk melindungi konsumen (penanam bahan
tanam atau pengguna produk) dari pemalsuan atas produk yang dihasilkan dari
kultivar tersebut. Sedangkan Pengertian Perlindungan Varietas Tanaman menurut
UU PVT UU NO 29 Tahun 2000 Pasal 1(1) adalah :Perlindungan khusus yang
diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan
pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman.
Pendaftaran PVT dari dalam negeri bisa langsung mengajukan ke Pusat
Perlindungan Varietas Pertanian dan Perijinan Pertanian (PVTPP) atau melalui
jasa Konsultan PVT terdaftar. Adapun pendaftaran PVT yang tidak bertempat
tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Indonesia harus melalui Konsultan
Perlindungan Varietas Tanaman di Indonesia selaku kuasa
New Zealand dengan satu produk buah Kiwinya bisa mengguncang dunia, lihat
pula beranekaragam bunga-bunga hias hasil para pemulia tanaman dari Thailand
banyak di buru oleh orang-orang di seluruh dunia, bahkan tak jarang orang-orang
dari Indonesia menghabiskan uangnya di negeri gajah itu untuk memborong
tanaman-tanaman hias langka dan terbaru. Maka, sudah saatnya kita merakit
varietas-varietas unggulan baru baik itu buah-buahan, sayuran, tanaman pangan,
obat-obatan.
Modal awal sudah kita miliki yaitu kekayaan plasma nutfah yang melimpah ruah,
sekarang tinggal menunggu kreatifitas para pemulia tanaman (breeder) untuk
menghasilkan tanaman-tanaman baru yang bernilai ekonomi dan memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat luas. Setelah para pemulia tanaman itu
menghasilkan varietas-varietas tanaman baru, sangat penting sekali pemerintah
Indonesia memberikan perlindungan hukum atas karya yang dihasilkannya yaitu
dengan pemberian sertifikat varietas tanaman (PVT). Selain varietas-varietas
tanaman baru, departemen pertanian pun harus memberikan perlindungan bagi
varietas-varietas tanaman lokal yang telah menjadi milik masyarakat. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang banyak menghasilkan invensi dan inovasi di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan sastra termasuk varietas baru
di bidang pertanian. Bangsa yang besar tidak hanya kaya akan sumber daya
alamnya saja, buat apa kaya akan sumber daya alamnya, jika ternyata kita
sebagai anak bangsa miskin berfikir, miskin berkreasi dan miskin bermimpi.
Kita sebagai bangsa agraris masih harus bersyukur dengan cara selalu berfikir,
mencipta ,serta berkreasi. Oleh karena itu, kita harus bisa membangkitkan
kreatifitas di bidang pertanian caranya tentu dengan menemukan banyak varietasvarietas tanaman baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Untuk merangsang
kreatifitas ini Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) bisa menjadi salah satu jalan.
Lihat saja data berikut ini, Pada tahun 1990 pengeluaran untuk kepentingan riset
bioteknologi di Amerika Serikat mencapai $ 11 miliar, dua pertiganya berada di
sektor swasta. (Bunga Rampai Hak Atas Kekayaan Intelektual, 2001). Kita bisa
melihat besarnya dana riset yang dilakukan oleh negara maju di bidang pertanian
ini sangat jauh dengan dana riset indonesia. Semoga saja dengan di sahkannya
UU no 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) akan semakin
memacu riset pertanian di Indonesia. Pilihan ada di tangan kita semua, apakah
kita akan selamanya menjadi negara yang kaya akan sumber daya alam, namun
2
miskin invensi dan inovasi. Indonesia baru menjadi Indonesia sebenarnya jika
kaya akan sumber daya alam namun manusianya pun kaya juga dengan invensi
dan inovasi di bidang pertaniannya.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol11250/perlindungan-hukum-varietastanaman-siapa-peduli
Perlindungan Hukum Varietas Tanaman, Siapa Peduli?
Persoalan perlindungan hukum bagi varietas baru tanaman bukanlah isu hukum
menarik yang secara reguler menghiasi media massa. Namun, mengabaikan
persoalan ini bisa jadi malah akan menambah keterpurukan Indonesia.
Leo
Dibaca: 86 Tanggapan: 4
Perlindungan Hukum Varietas Baru
Tanaman Dalam Perspektif Hak Paten
dan Hak Pemulia
Pengarang: Andriana Krisnawati SH MH
Gazalba Saleh SH MH
Penerbit: Rajawali Pers, Juli 2004
Jumlah halaman: xxi+224 halaman
Keanekaragaman hayati di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Dari Sabang sampai Merauke terbentang dan tersimpan begitu banyak kekayaan
alam Indonesia. Hasil pertanian, laut, pertambangan, adalah kekayaan terpendam
yang sejatinya mampu membuat Indonesia menjadi negara yang makmur, paling
tidak di Asia.
Faktanya malah bertolak belakang. Indonesia sekarang malah menjadi negara
pengimpor beras, gula, dan minyak. Buah-buahan impor, durian bangkok
misalnya, justru lebih populer dan mungkin lebih banyak dikonsumsi ketimbang
produksi lokal. Ini bukan disebabkan Indonesia miskin' sumber daya alam atau
bibit unggul.
http://beritabumi.meximas.com/data-dan-informasi/kronologis-dan-legal-opinianpetani-pemulia-benih-yang-tertindas/
I. PENDAHULUAN
Perlindungan
Varietas
Tanaman
(PVT)
telah
mendapat
perhatian
II. PERMASALAHAN
Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para petani yang memuliakan tanaman
dan yang menjual benih ungul ?
III. PEMBAHASAN
Pak Kunoto alias Kuncoro adalah petani yang berasal dari Desa Toyo
Resmi Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri Salah satu anggota Bina Tani
Makmur (BTM) Kediri. Untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari 1 istri dan
dua anak 1 orang duduk di kelas 2 STM dan 1 orang duduk di TK, istrinya adalah
seorang buruh di pabrik rokok Gudang Garam. Untuk menghidupi keluaraganya,
pak Kuncoro Pekerjaannya sehari-hari selain bertani dia juga berdagang, yang
salah satunya menjual benih jagung curah kepada petani yang membutuhkan
benih di sekitar. Umumnya petani yang membeli benih pak Kunoto berasal dari
6
agung yang dijual oleh Pak Kuncoro kabanyakan berasal dari petani
di Desa Grogol kec Grogol. Petani Grogol mendapatkan benih jagung dari hasil
pemulian dan penyilangan di lahan milik mereka sendiri yang luasnya rata-rata
- 1 Hektar. Selain dari penyilangannya sendiri petani grogol mendapatkan benih
jagung berasal dari limbah PT BISI yang dibuang, kemudian diambil dan diseleksi
kembali, mana yang masih bagus dan mana yang sudah rusak.
Pak Kuncoro biasanya menjual benih jagung pada petani pada musim
penghujan (rendeng). Benih jagung yang di jual oleh pak Kuncoro adalah benih
jagung curah (dijual tanpa merek dan kemasan). Biasanya pak kuncoro menjual
benih jagung curah tersebut sebanyak 5 kwintal s/d 1 ton dengan harga Rp 6.500
Rp 7.500 setiap musimnya. Dia mulai melakukan penjualan benih jagung curah
tersebut sejak dua tahun yang lalu dan selama ini tidak terjadi masalah apa-apa
terhadap jagung tersebut. Petani yang memakai benih tersebut juga tidak pernah
ada yang komplain.Pak Kuncoro sebenarnya mempunyai keterampilan untuk
melakukan budidaya atau melakukan penyilangan benih, akan tetapi dia tidak
berani melakukan penyilangan sendiri. Dia berhenti melakukan penyilangan benih
jagung sejak 2 tahun yang lalu, karena beliau takut di tangkap Polisi dan di
pidanakan sebagaimana yang pernah terjadi pada teman-teman pak kuncoro
(anggota Bina Tani makmur) lainnya. Sehingga dia memilih menjual benih jagung
yang berasal dari teman-teman-nya karena pekerjaan itulah yang bisa dia lakukan
untuk menghidupi keluarganya saat ini. Dia tidak menyadari bahwa menjual benih
jagung curah tersebut akan bermalah (dikriminalkan) di kemudian hari.Pada
tanggal 16 Januari 2010 rumah pak kuncoro di gerebeg Polisi yang berasal dari
Polres Kediri, kemudian pak Kuncoro di tangkap dengan tuduhan melanggar
pasal 60 dan 61 UU No. 12/2000 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Selain
menangkap Pak Kuncoro. Polisi juga menyita Jagung yang ditengarai sebagai
benih seberat 1 ton di rumah pak Kunoto sebagai barang Bukti.Penangkapan pak
7
kg
benih
jagung
curah.
Kemudian pada hari jumat, tanggal 15 Januari 2010 Harianto datang lagi ke
Rumah Pak Kuncoro/Kunoto, yang sepakat membeli benih jagung pak Kuncoro
dengan harga 7.000, selanjutnya harianto memberikan persekot (DP) sebesar Rp
500.000
sebagai
tanda
jadi.
Pak Kuncoro hanya mempunyai 1 ton benih Jagung, kemudian dia menghubungi
teman-temannya salah satunya adalah pak soli dari desa Banyakan kec.
Banyakan, untuk memenuhi permintaan dari Harianto. Pak soli hanya sanggup
memenuhi 1.5 ton benih jagung Gelondongan. Pak Soli mendapatkan benih
jagung Gelondongan tersebut dari teman-teman petaninya.
Pada tanggal 16 januari 2010 Harianto datang kerumah pak Kuncoro yang
rencananya untuk melunasi sisa pembayaran dan mengabil benih yang di
sepakati sebelumnya. Belum sempat pembayaran di lakukan pada saat
bersamaan datang rombongan polisi dari Polres Kediri dengan membawa
kendaraan pengankut, menangkap pak Kuncoro, kemudian jagung dan uang
8
pembayaran yang belum sempat di terima oleh pak Kuncoro di sita oleh polisi
sebagai barang bukti. Anehnya dua ayam alas milik pak Kunoto ikut diangkut oleh
polisi yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kasus Penjualan benih.
Penangkapan pak Kuncoro berawal dari penangkapan dan pengembangan
kasus pak suwoto, karena melakukan pemalsuan Hologram PT BISI yang berasal
dari 2 karyawan PT BISI (Dedi 27 tahun & Suyoto 28 tahun). Pak Kunoto baru
Tahu pak suwoto sendiri setelah di tahanan (Penjara)Baru di sadari belakangan
setelah dia di tangkap oleh Polisi, bahwa harianto itu orang yang disuruh oleh pak
Suwoto untuk mencari benih jagung. Yang belakangan di ketahui digunakan oleh
pak Suwoto untuk memalsu benih PT BISI Pak Kuncoro tidak mengetahui maksud
pembelian benih jagung oleh Harianto, karena harianto tidak pernah menceritakan
mau di buat apa benih tersebut sebelumnya. Pak Kunoto baru mengetahui benih
tersebut digunakan untuk memalsukan benih milik BISI oleh pak suwoto setelah
dia
ditangkap
oleh
Polisi.Dalam
proses
transaksi
Pak
Kuncoro
tidak
paling
banyak
Rp.
150.000.000,-
(seratus
lima
puluh
juta
sertifikasi
resmi,
memang
memenuhi
unsur
kegiatan
sertifikasi
sebagaimana didefinisikan dalam Penjelasan Pasal 13 ayat (2) dan (3). Benih
jagung yang didapat yang kemudian digunakan untuk ditanam kembali oleh
menurut Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman harus terlebih dahulu
10
petani tidak mengajukan hak PVT kepada kantor PVT. Karena kalimat dan/ atau
bisa bermakna salah satu, yaitu yang tidak mengajukan hak PVT maupun yang
mengajukan hak PVT. Bagi yang tidak mendaftarkan hak PVTnya pun tidak
menjadi masalah. Karena dalam Undang-Undang PVT sendiri tidak disebutkan
bahwa setiap varietas baru harus didaftarkan. Sebenarnya diberikannya
perlindungan PVT oleh pemerintah adalah untuk pihak yang menginginkan
varietasnya tidak diikuti oleh orang lain demi keperluan perhitungan ekonomi.
Agus Sarjono, pengajar mata kuliah Hukum Ekonomi Universitas Indonesia
mengatakan (hukumonline.com, Jumat 26 Januari 2007), bahwa pada kasus
petani di Jawa Timur, hakim seharusnya menggunakan Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2000 yang memberikan tentang hak khusus negara kepada petani
pemulia.
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang PVT
memaparkan, Varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas adalah
sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk
tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi
karakteristik genotype atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dari
jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang
menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. Melalui pasal
tersebut menjadi jelas bahwa tanaman jagung milik petani Kediri merupakan
varietas baru, karena berbeda dengan tanaman milik PT. BISI dengan mempunyai
ciri-ciri fisik yang berbeda.
Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 mengungkapkan,
Permohonan hak PVT diajukan kepada kantor PVT secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan membayar biaya yang besarnya ditetapkan oleh menteri.
Berdasarkan pasal tersebut semua orang atau badan hukum yang akan
mendaftarkan varietas barunya harus mengajukan hak PVT tersebut kepada
kantor PVT secara tertulis.Surat permohonan hak PVT harus memuat: 1. Tanggal,
12
Nomor
29
Tahun
2000)
dan
pengawasan
serta
memenuhi
semua
persyaratan
untuk
melalui
permohonan
hak
PVT,
dan
tidak
dapat
diminta
prosedur
permohonanpaten.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian dan analisa-analisa hukum tersebut di atas, pak
Kuncoro bisa dikatakan telah memenuhi unsur sertifikasi liar sebagaimana diatur
dalam pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem budidaya
Tanaman. Tetapi tidak untuk pelanggaran paten dan rahasia dagang. Walaupun
dalam kasus ini Pak Kuncoro hanya dapat dikenakan tindak pidana sertifikasi liar,
tetapi kasus sejenis ini kemungkinan untuk dikenakan tindak pidana lain seperti
paten, rahasia dagang, varietas tanaman dan yang lainnya sangat besar karena
hampir seluruh ketentuan tersebut tidak memberikan perlindungan hukum bagi
para petani.
15
DAFTAR PUSTAKA
16