6. Payah jantung akut ( Udem paru akut/ Acute Lung Oedema-ALO/ Acute left
heart failure) atau payah janrung kongestif
7. Syok kardiogenik
8. Regurgitasi mitral akut; VSD akut
PENUNJANG DIAGNOSA
1. EKG
2. Tes uji latih beban ( tes Treadmill), menentukan diagnosa dan kapasitas kerja
3. Ekokardiologi analisa segmental
4. Monitor Holter, adanya silent ischaemia akan tampak perubahan ECG
5. Radioisotop imaging, multislice CT scan
6. Angiografi koroner
MATI MENDADAK
Definisi: kematian yang terjadi mendadak tanpa adanya gejala penyakit yang jelas dalam 24 jam;
90% kasus mati mendadak akibat serangan jantung
Kematian biasanya akibat aritmia ganas berupa
- fibrilasi ventrikel (ventrikel hanya bergetar tidak berkontraksi) atau
- takikardi ventrikel tanpa nadi
- Asystole henti listrik jantung
- PEA Pulseless Electrical Activity (ada aktifitas listrik namun tidak
diikuti kontraksi)
sehingga tidak terjadi kontraksi dan bila tidak ditolong akan terjadi henti jantung (cardiac
arrest) yang berlanjut kematian hanya dalam beberapa menit saja
Peristiwa diatas paling sering terjadi pada awal terjadinya ACS/SKA
PENATALAKSANAAN GAWAT!!!; aktifkan Emergency Medical System
Lakukan algoritme Universal pada semua orang yang jatuh tidak sadar dimulai dengan
1. cek respon; bila tidak ada respon
2. aktifkan EMS;
3. buka jalan nafas (Airway);
4. beri bantuan nafas (Breathing);
5. tentukan sirkulasi (Circulation) dengan memeriksa nadi karotis, bila tidak ada pulse
lakukan Compression/pijat jantung;
6. hidupkan Defibrilator, tentukan gambaran EKG di monitor; bila VF langsung lakukan
defibrilasi dan berikan DRUG (obat) sesuai Advance Cardiovascular Life Support
ACLS
ANGINA PECTORIS STABIL
Angina pektoris adalah keluhan khas akibat insufisiensi koroner berupa nyeri dada difus, didaerah
retrosternal (90%) atau prekordial, seperti ditindih, ditekan, ditusuk, dicengkram, terbakar,
menjalar ke bahu kanan / kiri, punggung, lengan-siku-ulnar-pergelangan tangan-jari ke-4&5
kiri, ke leher seperti tercekik, ke dagu-trismus dan atau seperti sakit gigi.
Tidak khas : nyeri epigastrium, mual, kembung, diare ringan
Gejala tambahan : sesak, nafas pendek (angina equivalent), pucat, keringat dingin, lemas,
gelisah/takut, melayang/mbliyur/sinkop, berdebar, pusing
Pada angina pektoris yang stabil
Nyeri dada kumat-kumatan
Pencetus: aktifitas fisik, emosi
Durasi: 5-10 menit
Pengaruh obat atau istirahat dapat memperingan gejala; sifatnya tetap / stabil
Tidak perlu perawatan intensif
Patofisiologi:
Adanya plak stenosis kronis yang stabil dengan penyempitan lumen stenosis yang makin berat
(70% atau lebih) akan menimbulkan gangguan suply dan demand sehingga timbul angina
saat aktifitas fisik, bila stenosis makin berat maka nyerinya akan dicetuskann oleh hal yang
ringan
Klasifikasi angina menurut Canadian cardiology society (CCS) dapat menggambarkan beratnya
stenosis
Kelas I : angina saat aktifias berat, tidak timbul pada aktifitas rutin/ asimtomatis
Kelas II : angina timbul saat aktifitas rutin sehari-hari
Kelas III : angina timbul saat aktifitas ringan sehingga aktifitas rutin sangat terhambat
Kelas IV : angina timbul saat istirahat
ANGINA VARIAN - PRINZMETAL
Angina yang ditimbulkan oleh spasme dinding arteri tanpa lesi stenosis yang jelas
EKG dapat terjadi gambaran injury (elevasi segmen ST-T)
Diagnosa banding dari angina pektoris
Disectio Aorta sampai Ruptur aorta
Sakit muskuloskeletal
Gangguan saluran cerna : Esofageitis / Refluks , Gastritis, Pancreatitis , Kolesisistitis
Emboli paru , pleuropneumonia , pleuritis
Aorta stenosis , pericarditis , Stenosis pulmonal / mitral
Psikogenik
PENATALAKSANAAN:
Anti agregasi platelet (asam salisilat, clopidogrel)
Dilator vena/koroner
Ca. channel blocker yang mencegah spasme otot polos tunika media vaskuler
SINDROM KORONER AKUT
Terdiri dari : A. Angina tidak stabil
B. IMA dengan EKG ST elevasi ( IMA - STEMI)
C. IMA dengan EKG ST depresi- non ST elevasi (IMA - NonSTEMI)
TRIAGE:
O.I.M. (O2; IV line; Monitor EKG)
tentukan jenis SKA
EKG 12 lead
kalau perlu periksa enzim
Terapi standar pada semua ACS
ONIMAS : O2 4-6 ltr; Nitrat sublingual dilanjut IV; Morphin; Asetosal
ANGINA TIDAK STABIL
- Nyeri dada lebih lama, 20 mnt atau lebih, lebih berat, lebih menderita ,
baru pertama kali diderita atau angina stabil yang memberat
- faktor pencetusnya tidak jelas
- terjadi saat istirahat atau malam hari.
Patofisiologi:
Adanya luka pada plak stenosis yang mungkin ringan sehingga tidak muncul gejala
sebelumnya, menimbulkan perdarahan dan terbentuk trombus sehingga memperberat
stenosis, dapat berlanjut terjadi oklusi total atau infark sehingga disebut preinfarction state
DIAGNOSA:
Nyeri dada iskemik
EKG tidak spesifik, berubah-ubah, bisa tampak segmen ST depresi
Enzim negatif
Diagnosa banding :
Infark miokard akut !!
Karena sebagian besar angina tidak stabil cenderung menjadi IMA maka
disamakan dengan IMA yakni perawatan intensif.
perawatan harus
PENATALAKSANAAN
1. ONIMAS (O2, nitrat, morfin kalau perlu, aspirin)
2. Antiangina lain (Betablocker; Ca. Channel blocker)
3. Antikoagulan pada angina unstable (heparin, low weight molecul heparin)
4. hilangkan faktor risiko yang dapat diubah
B . IMA - STEMI
Penyebab : perdarahan didaerah plak stenosis akan menimbulkan trombus dan spasme yang akan
menyumbat total aliran darah
PATOFISIOLOGI
Terjadinya trauma pada endotel yang labil dan rapuh yang melingkupi plak stenosis akan
menimbulkan perlukaan, perdarahan, trombus dan spasme yang mengakibatkan terjadinya
iskemi sel miokard.
Bila berlangsung terus dapat terjadi oklusi total, sel miokard dapat tahan 20 menit terhadap iskemi
mendadak ini, diikuti metabolisme anaerob yang menghasilkan banyak asam laktat, sedikit
ATP dan asidosis. Kondisi ini memudahkan terjadinya gangguan konduksi dan dysritmia.
Bila sumbatan total berlangsung terus terjadilah infark yakni kematian sel disertai
peningkatan ensim dan penurunan kontraktilitas.
Diagnosa WHO : 2 dari 3 kriteria diagnostik
1. Nyeri dada yang khas , gelisah , keringat dingin , lamanya lebih dari 30 menit
2. EKG menunjukkan segmen ST yang elevasi atau gelombang Q patologis
3. Enzim TROPONIN T , CK - MB , SGOT , SGPT , LDH
PENATALAKSANAAN
ONIMAS
Anti angina lain (Betabloker; Ca.chanel blocker)
Terapi fibrinolitik ( mis. Streptokinase )
Tentukan awal rasa nyeri ; bila kurang dari 4 jam kemungkinan trombus yang
menyumbat a. koroner akan dapat hancur, namun bisa tetap diberikan sampai 12 jam
bila masih ada nyeri dada saat penderita datang di RS
Bila infark luas dapat dilanjutkan dengan pemberian antikoagulan
ACE inhibitor setelah 6 jam atau bila sudah stabil
Obat - obat lain sesuai dengan komplikasi
Perhatikan kontraindikasi terapi fibrinolitik :
Riwayat perdarahan, tumor otak, stroke perdarahan 3 bln terakhir, resusitasi lama
C. IMA NonSTEMI
Patofisiologi: adanya mikrothrombus yang menyebar ke cabang cabang arteri koroner sehingga
terjadi gambaran kelainan subendokardial
DIAGNOSA
a. Nyeri dada khas
b. EKG ST depresi
c. Enzim positif
PENATALAKSANAAN
terapi standar ONIMAS dan antiangina lain
Antikoagulan (Heparin; Low Molecul weight heparin)
GlycoProtein Iib/IIIa receptor inhibitor (Agravstat) terutama bila akan dilakukan angiografi - PCI
pemberian trombolitik akan lebih merugikan pada IMA NonSTEMI
Obat yang sesuai dengan komplikasi
KOMPLIKASI ACS
a. Syok Kardiogenik
DAFTAR PUSTAKA
1. Opie LH, Drug for the heart 3rd Ed Philadelphia; Saunders 1991
2. Gershlick AH, Acute management of myocardial infarction. Cardiovascular disorders.
Medicine Intrtnl. 1997;40:62-67
3. Hurst JW, King III SB, Walter PF. Atherosclerotic coronary heart disease.
Recocnition,Prognosis, and treadment.
4. JW Hurst The Heart.
5. AHA Textbook of Advance Cardiovascular Life Support; 2005