lebih suka jajanan pabrik dibanding buah, lebih suka gorengan fast (junk) food
dibanding ikan serta sayuran apalagi orang tua cenderung membiarkan dan
menuruti kemauan anaknya. Anak pun sering lahap makan tanpa mengucap
bismillah dan alkhamdulillah sampai kekenyangan hingga menjadi malas
beraktifitas, bahkan tidak ingin mencoba puasa sunnah karena makanan enak
selalu tersedia.
Ketiga adalah film sebagai salah satu bentuk hiburan yang memanjakan
umat islam ketika tidak ada hal yang dilakukan. Film sejatinya mampu
dimanfaatkan untuk mendukung dakwah islam. Seperti film yang berceritera kisah
perjuangan sahabat Rasulullah atau kisah teladan nabi dan rasul terdahulu. Namun
film ala westernisasi dengan segala kecanggihan grafis, audio, jalan cerita yang
lebih keren ternyata sukses menarik hati umat islam. Kini umat lebih suka film
sains-fiksi, berbau sihir, horor, pembunuhan, yang sebenarnya sarat akan muatan
negatif. Dan tidak sedikit film yang sengaja mendistorsi sejarah kejayaan islam
lebih-lebih secara tidak langsung merepresentasikan islam sebagai teroris.
Akhirnya semua kembali pada kepekaan dan awareness umat islam
terhadap hal baru sekecil mungkin yang hadir di masyarakat sesuai syariat islam
atau tidak. Umat islam diharap lebih selektif dan memikirkan kembali efek jangka
panjang setiap hal baru tersebut. Dan jangan sampai umat islam lebih memilih dan
siap untuk kehilangan identitas dan eksistensinya di dunia demi kepentingan
pribadi.