Anda di halaman 1dari 21

ISBN : 978 602 14432 2 4

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA,


SAINS, DAN TIK STKIP SURYA 2014
Integrasi Keterampilan Abad 21 Dalam Kurikulum 2013
Untuk Mewujudkan Indonesia Jaya

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KEMAMPUAN PENALARAN


MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI LUAS PERMUKAAN
DAN VOLUME LIMAS
Sulistiawati
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Surya,
sulistiawati@stkipsurya.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan penalaran matematis
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam matematika. Siswa mengalami kesulitan
pembelajaran materi geometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitankesulitan belajar (learning osbtacle) siswa berkaitan dengan kemampuan penalaran
matematis siswa SMP pada materi luas permukaan dan volume limas. Sampel yang
diambil adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 29 Bandung sebanyak 35 orang, siswa kelas
XI IPA2 SMA Negeri 1 Lembang sebanyak 41 orang dan mahasiswa STKIP Siliwangi
Bandung semester 6 sebanyak 49 orang untuk mendapatkan data kesulitan belajar
(learning obstacle) siswa. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan
menganalisis kesulitan-kesulitan siswa dari instrumen yang diberikan. Instrumen dalam
penelitian ini berbentuk tes tertulis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa soalsoal penalaran matematis belum dikuasai oleh siswa (siswa). Hal ini terlihat bahwa
jawaban siswa yang mampu menjawab dengan benar untuk siswa SMP Negeri 29
Bandung sebesar 14,29%, siswa SMA Negeri 1 Lembang sebesar 36,75%, dan
mahasiswa STKIP Siliwangi sebesar 20,68%. Rata-rata keseluruhan siswa yang mampu
menjawab soal-soal penalaran matematis berkaitan dengan luas dan volume limas dengan
benar adalah sebesar 23,90%.
Kata Kunci: penalaran matematis, kesulitan belajar (learning obstacle), luas permukaan
limas, volume limas

PENDAHULUAN
Menurut Herman (2007), rendahnya kemampuan siswa SMP dalam memahami
matematika sudah dirasakan sebagai masalah yang cukup pelik dalam pengajaran matematika di
sekolah. Permasalahan ini muncul sudah cukup lama dan agak terabaikan karena kebanyakan
guru matematika dalam kegiatan pembelajaran berkonsentrasi mengejar skor Ujian Akhir
Nasional (UAN) setinggi mungkin. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran biasanya difokuskan
untuk melatih siswa terampil menjawab soal matematika, sehingga penguasaan dan pemahaman
matematika siswa masih terabaikan.
Menurut hasil survey IMSTEP-JICA (dalam Herman, 2007), rendahnya pemahaman
siswa dalam matematika salah satunya disebabkan oleh pembelajaran matematika yang terlalu
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA -----------------------------------------------Tangerang, 15 Februari 2014

205

ISBN : 978 602 14432 2 4


berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik, pembelajaran berpusat pada guru,
konsep matematika disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal
tanpa pemahaman yang mendalam. Akibatnya, kemampuan penalaran dan kompetensi strategis
siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa, salah satunya disebabkan oleh
pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa. Apabila dilihat dari kenyataan di
lapangan, metode mengajar yang digunakan oleh guru secara umum cenderung guru yang lebih
aktif dan siswa pasif menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Sama halnya dengan
yang diungkapkan oleh Sumarmo (dalam Rofingatun, 2006:5) bahwa proses pembelajaran pada
umumnya kurang melibatkan aktivitas siswa secara optimal sehingga siswa jarang aktif dalam
pembelajaran. Pendapat ini juga didukung oleh Sutiarso (2000) yang menyatakan bahwa
kenyataan di lapangan justru menunjukkan siswa pasif dalam proses pembelajaran dan siswa
pada umumnya hanya menerima transfer pengetahuan dari guru.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar
matematika. Brueckner, dkk. (1975) mengelompokkan sumber kesulitan belajar siswa ke dalam
lima faktor yakni: faktor fisiologis, faktos sosial, faktor emosional, faktor intelektual, dan faktor
pedagogis. Di sisi lain, menurut Natawijaya (1980) siswa mengalami kesulitan belajar dalam
mencapai konsep belajar sebagaimana yang diharapkan,
1. siswa jarang bertanya karena kebanyakan siswa tidak tahu dan tidak memahami yang
ditanyakan,
2. siswa jarang memberikan tanggapan, karena belum mampu menjelaskan ide-ide
matematika,
3. beberapa siswa mampu menyelesaikan soal matematika, tetapi kurang memahami
apa yang terkandung dalam soal tersebut (tidak meaningful),
4. banyak siswa yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Kesulitan-kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor-faktor di atas harus didiagnosa,
terutama kesulitan belajar yang berkaitan dengan kesulitan intelektual. Diagnosa kesulitan
belajar ini sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat
kesulitan belajar. Selain itu, juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan )
maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyek mungkin,
dengan memperhatikan apa yang siswa ketahui dan apa yang perlu dipelajari oleh siswa.
Para peneliti mencatat bahwa siswa mengalami kesulitan dan menunjukkan kinerja
yang buruk dalam pembelajaran geometri. Usiskin (Halat, 2008) menyatakan bahwa banyak
siswa yang gagal dalam memahami konsep-konsep kunci dalam geometri, dan meninggalkan
pelajaran geometri tanpa belajar terminologi dasar. Burger dan Shaughnessy (1986) menyatakan
bahwa siswa sering salah mengidentifikasi gambar dalam pembelajaran geometri, dan kesulitan
pada masalah pembuktian suatu teorema pada bangun geometri. Demikian pula halnya dengan
hasil survey Programme for International Students Assesment (PISA) 2000/2001 (Suwaji, 2008)
yang menunjukkan bahwa siswa lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang
dan bentuk. Penelitian bermaksud untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami
oleh siswa dalam pembelajaran geometri khususnya untuk materi luas permukaan dan volume
limas yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa. Oleh karena itu
pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kesulitan-kesulitan belajar
(learning obstacle) siswa terkait penalaran matematis pada materi luas dan volume limas?

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan analisa data secara
deskriptif. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar (learning
obstacle) pada siswa berkaitan dengan materi luas dan volume limas. Subyek dalam penelitian
pendahuluan ini adalah siswa SMP kelas IX, siswa SMA kelas XI IPA, mahasiswa S1 Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi, Bandung. Data tersebut diperoleh
melalui soal tes penalaran matematis yang diberikan kepada siswa dan mahasiswa. Siswa dan
mahasiswa mengerjakan soal tes penalaran matematis pada materi luas dan volume limas.
206

------------------------------------------------ SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Sampel yang diambil adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 29 Bandung sebanyak 35
orang, siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Lembang sebanyak 41 orang dan mahasiswa STKIP
Siliwangi Bandung semester 6 sebanyak 49 orang. Jawaban-jawaban dari siswa selanjutnya
dianalisis untuk melihat kesulitan belajar (learning obstacle).
Dalam penelitian ini, indikator penalaran matematis yang akan diukur dan aspek yang
diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Indikator dan aspek penalaran matematis
Indikator Penalaran Matematis
Aspek Penalaran Matematis
1. Memperkirakan jawaban dan proses 1. Siswa dapat menduga volume air di dalam kubus
solusi
yang di dalamnya dimasukkan piramida dengan
ukuran tertentu.
2. Menganalisis pernyataan2. Siswa dapat memeriksa jawaban atau pendapat
pernyataan dan memberikan
atas pernyataan yang berkaitan dengan jaringpenjelasan/alasan yang dapat
jaring limas.
mendukung atau bertolak belakang 3. Siswa dapat memeriksa pernyataan berkaitan
dengan volume limas yang merupakan bagian dari
limas yang lain.
3. Mempertimbangkan validitas dari
4. Siswa dapat merancang pola suatu masalah tertentu
argumen yang menggunakan
berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan volume
berpikir deduktif atau induktif
limas, kemudian dapat menunjukkan bukti
kebenaran dari jawaban yang diberikan.
5. Siswa dapat menunjukkan bukti
kebenaran/ketidakbenaran tentang selisih volume
limas sebelum dan sesudah mengalami
perpanjangan, jika panjang rusuk alas mengalami
perubahan.
4. Menggunakan data yang
6. Siswa dapat menyajikan alasan dari pernyataan
mendukung untuk menjelaskan
tentang kesamaan volume dari 3 buah limas yang
diberikan.
mengapa cara yang digunakan serta
jawaban adalah benar; dan
memberikan penjelasan dengan
menggunakan model, fakta, sifatsifat, dan hubungan.

Penskoran terhadap kemampuan penalaran matematis digunakan rubrik penilaian kemampuan


penalaran matematis yang dikembangkan oleh Thomson (2006):
Tabel 2. Kriteria Penilaian Penalaran Matematis
Skor
4
3
2
1
0

Kriteria
Jawaban secara substansi benar dan lengkap
Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan
Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian yang
signifikan
Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu
argumen yang benar
Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argumen, atau tidak ada respon
sama sekali

Dalam memeriksa jawaban siswa peneliti menggunakan panduan jawaban yang dikembangkan
oleh peneliti dengan berkonsultasi kepada pakar dan disajikan dalam langkah-langkah seperti
pada tabel berikut ini.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA -----------------------------------------------Tangerang, 15 Februari 2014

207

ISBN : 978 602 14432 2 4


Tabel 3. Langkah-langkah jawaban tes penalaran matematis luas dan volume limas
Nomor
Soal
1

Aspek Penalaran
Matematis
Siswa dapat menduga
volume air didalam kubus
yang didalamnya
dimasukkan piramida
dengan ukuran tertentu

Langkah
Jawaban

Kriteria
Menentukan volume
piramida dengan alas 30 cm
dan tinggi 40 cm, dan
menentukan volume kubus
dengan rusuk 40 cm

Deskripsi Langkah Jawaban


Alternatif 1

Alternatif 2

Volume kubus
= rusuk x rusuk x rusuk
= 40 cm x 40 cm x 40 cm
= 64.000 cm3

Volume piramida

1
x luas alas x tinggi
3
1
= x (30 cm x 30 cm ) x 40
3

cm
= 300 cm2 x 40 cm
= 12.000 cm3
Volume piramida

1
= x luas alas x tinggi
3
1
= x (30 cm x 30 cm ) x 40 cm
3

208

Mencari kaitan bahwa air


yang ada didalam kubus
setelah piramida diambil
memiliki volume yang
merupakan selisih antara
kubus dengan piramida

Volume kubus
= rusuk x rusuk x rusuk
= 40 cm x 40 cm x 40 cm
= 64.000 cm3

= 300 cm2 x 40 cm
= 12.000 cm3
Jadi, air yang ada di dalam kubus setelah piramida di dalamnya
dikeluarkan merupakan selisih antara volume kubus dengan volume
piramida, sehingga:
Volume air
= volume kubus volume piramida
= 64.000 cm3 - 12.000 cm3
= 52.000 cm3

------------------------------------------------ SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Nomor
Soal
2

Aspek Penalaran
Matematis
Siswa dapat memeriksa
jawaban atau pendapat atas
pernyataan yang berkaitan
dengan jaring-jaring limas.

Langkah
Jawaban

Kriteria
Menjustifikasi benar atau
salah argumen pada soal

Deskripsi Langkah Jawaban


Salah, limas tersebut dapat digambarkan seperti berikut:
D

Siswa dapat memeriksa


pernyataan berkaitan dengan
volume limas yang
merupakan bagian dari limas
yang lain

Mendeskripsikan posisi sisisisi pada limas

Menentukan volume limas


T.KLMN
Menunjukkan bahwa tinggi
limas S.KLMN adalah
setengah dari limas
T.KLMN dan menentukan
volume limas S.KLMN

Alternatif 1

Alternatif 2

Karena sisi C merupakan sisi


samping dan berhadapan dengan
sisi A, sedangkan sisi B
merupakan alas limas.

Sisi yang belakang adalah D

Alternatif 1
Tinggi limas S.KLMN

Alternatif 2
Volume limas T.KLMN

1
x 12 cm
2

= 6 cm
Volume limas S.KLMN

1
= x 10 cm x 10 cm x 6 cm
3
= 200 cm 3

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA -----------------------------------------------Tangerang, 15 Februari 2014

209

1
x La x t
3
1
= x 10 cm x 10 cm x 12 cm
3

= 400 cm 3

ISBN : 978 602 14432 2 4


Nomor
Soal

Aspek Penalaran
Matematis

Langkah
Jawaban

Kriteria

Deskripsi Langkah Jawaban


Volume limas T.KLMN

Tinggi limas S.KLMN

1
x La x t
3
1
= x 10 cm x 10 cm x 12 cm
3

= 400 cm 3

1
x 12 cm
2

= 6 cm
Volume limas S.KLMN
=

1
x 10 cm x 10 cm x 6 cm
3

= 200 cm 3
2

210

Siswa dapat merancang pola


suatu masalah tertentu
berdasarkan kondisi yang
berkaitan dengan volume
limas, kemudian dapat
menunjukkan bukti
kebenaran dari jawaban
yang diberikan

Menghitung volume S.KNT


yang merupakan setengah
dari volume limas S.KNTM
Menjustifikasi benar atau
salah argumen pada soal
Menentukan volume
akuarium dengan alas 3m

Volume limas S.KNT =

1
x (400 cm 3 - 200 cm 3)
2

= 100 cm 3
Benar
Volume akuarium

1
x La x t
3
1
= x3mx3mx2m
3
=

= 6 m3
2

Mengidentifikasi banyak air


yang tersisa di dalam
akuarium selama sehari
semalam dan mencari pola
yang berkaitan dengan
banyaknya hari dan
menentukan banyaknya hari
untuk pengisian akuarium
sampai penuh

Jika setiap pagi Akbar dapat mengisi akuarium yang berbentuk limas
sebanyak 1 m3 namun berkurang sebanyak 0,25 m3 maka air yang
tersisa dalam akuarium setiap harinya adalah 0,75 m3. Dengan
demikian kita dapat menentukan banyak hari agar akuarium tersebut
penuh adalah:
hari ke-1
hari ke-2
hari ke-3
...
hari ke-n
0,75 m3
1,5 m3
2,25 m3
...
6 m3
Dari tabel di atas :

------------------------------------------------ SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Nomor
Soal

Aspek Penalaran
Matematis

Langkah
Jawaban

Kriteria

Membuat hubungan dalam


persamaan antara jumlah
hari dan banyak air dengan
volume akuarium dan
volume air bocor

Deskripsi Langkah Jawaban


Pada hari ke-1 air yang masuk akuarium = 0,75 m3 diperoleh dari 1 x
0,75 m3
Pada hari ke-2 air yang masuk akuarium = 1,5 m3 diperoleh dari 2 x
0,75 m3
Pada hari ke-3 air yang masuk akuarium = 2,25 m3 diperoleh dari 3 x
0,75 m3
Sehingga untuk hari dimana akuarium penuh = 6 m3 diperoleh dari ...
x 0,75 m3
Dengan demikian, dapat diduga bahwa agar akuarium penuh banyak
hari yang dibutuhkan adalah
3
= 6m = 8 hari
0,75m 3
Jawaban di atas adalah benar, karena memenuhi persamaan di bawah
ini:
Banyak air yang dimasukkan x jumlah hari
= Volume akuarium + (Banyak air bocor x jumlah hari)

yaitu:
1 m3 x 8 = 6 m3 + ( 0,25 m3 x 8)
8 m3 = 6 m3 + 2 m3
8 m3 = 8 m3
5

Siswa dapat menunjukkan


bukti
kebenaran/ketidakbenaran
tentang selisih volume limas
sebelum dan sesudah
mengalami perpanjangan,
jika panjang rusuk alas
mengalami perubahan

Menentukan volume awal


limas dengan panjang p,
lebar l dan tinggi t
Menentukan luas alas limas
setelah alasnya diperpanjang
p+2 dan l+2 dan
menentukan volume limas
setelah ukuran alas

Volume limas sebelum alas diperpanjang =

1
xpxlxt
3

Luas alas limas setelah diperpanjang = ( p 2)(l

2)
= pl 2 p 2l 4

Volume limas setelah diperpanjang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA -----------------------------------------------Tangerang, 15 Februari 2014

211

ISBN : 978 602 14432 2 4


Nomor
Soal

Aspek Penalaran
Matematis

Langkah
Jawaban

Kriteria

Deskripsi Langkah Jawaban

diperpanjang

1
( pl 2 p 2l 4) t
3
1
= ( plt 2 pt 2lt 4t )
3
1
2
2
4
= plt pt lt t
3
3
3
3
Membuktikan selisih volume
1
2
2
4
1
Selisih volume = ( plt pt lt t ) plt
limas sebelum dan setelah
3
3
3
3
3
ukuran diperpanjang adalah
2
2
4
2
pt lt t
=
( pt lt 2t )
3
3
3
3
2
= ( pt lt 2t )
3
=

212

Siswa dapat menyajikan


alasan dari pernyataan
tentang kesamaan volume
dari 3 buah limas yang
diberikan.

Menunjukkan bahwa volume


limas L.ABC = limas
A.KLM

Menunjukkan bahwa volume


limas L.AMK = volume
limas L.ACM

TERBUKTI
Perhatikan limas L.ABC dan limas A.KLM
Limas L.ABC alasnya ABC dan tingginya LB
Limas A.KLM alasnya KLM dan tingginya AK
Karena alas ABC = alas KLM dan tinggi LB = AK maka:
Volume limas L.ABC = Volume limas A.KLM
Perhatikan limas L.ACMK
Limas L.ACMK alasnya berbentuk persegi panjang dengan titik
puncak L.
Jika AM adalah diagonal persegi panjang ACMK maka
ACM = AMK
Karena limas L.AMK dan limas L.ACM mempunyai titik puncak
yang sama di L maka:
Volume limas L.AMK = Volume limas L.ACM

------------------------------------------------ SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Nomor
Soal

Aspek Penalaran
Matematis

Langkah
Jawaban

Kriteria

Membuktikan bahwa
volume limas L.ABC =
Volume limas L.AMK =
Volume limas L.ACM.

Deskripsi Langkah Jawaban

Karena limas L.AMK = limas A.KLM


Dengan demikian,
Volume limas L.ABC = Volume limas L.AMK = Volume limas
L.ACM.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA -----------------------------------------------Tangerang, 15 Februari 2014

213

ISBN : 978 602 14432 2 4


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini merupakan kesulitan-kesulitan yang dijumpai pada saat siswa
a. Kesulitan Siswa dalam Penalaran Matematis pada Luas dan Volume Limas
Analisis tentang kesulitankesulitan ini disajikan sesuai dengan indikator penalaran
matematis, diantaranya memperkirakan jawaban dan proses solusi, menganalisis pernyataanpernyataan dan memberikan penjelasan/alasan yang dapat mendukung atau bertolak
belakang, mempertimbangkan validitas argumen yang menggunakan berpikiri deduktif atau
induktif, dan menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang
digunakan serta jawaban adalah benar dan memberikan penjelasan dengan menggunakan
model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.
Berikut ini kesulitankesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal
penalaran matematis pada materi luas dan volume limas.
1) Kemampuan dalam memperkirakan jawaban dan solusi
Soal Nomor 1
Sebuah benda padat berbentuk piramida mempunyai tinggi 40 cm dan alasnya berbentuk
persegi yang rusuknya 30 cm. Piramida tersebut dimasukkan ke dalam kubus berukuran
40 cm, kemudian kubus diisi air sampai penuh. Saat piramida dikeluarkan dari kubus, apa
yang terjadi dengan volume air didalamnya? Jelaskan!
Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan memperkirakan jawaban dan
solusi volume limas. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1)
menentukan volume piramida dengan alas 30 cm dan tinggi 40 cm dan menentukan volume
kubus, dan (2) mencari kaitan bahwa yang ada didalam kubus setelah piramida diambil
memiliki volume yang merupakan selisih antara kubus dengan piramida. Berikut ini adalah
contoh jawaban siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab.

Gambar 1. Jawaban siswa yang salah dalam memperkirakan jawaban dan solusi
Gambar 1 sebelah menunjukkan siswa memberikan jawaban yang kurang matematis, dan
tidak dapat melihat bahwa air yang ada di dalam kubus memiliki volume yang merupakan
selisih antara kubus dengan piramida. Gambar 1 sebelah kanan menunjukkan jawaban siswa
dapat memberikan alasan secara deskriptif tentang perubahan volume air, namun tidak
memberikan alasan secara matematis. Berikut ini adalah contoh siswa yang dapat menjawab
dengan benar.

Gambar 2. Jawaban siswa benar dan tidak sepenuhnya benar dalam


memperkirakan jawaban dan solusi
Gambar 2 sebelah kiri menunjukkan bahwa siswa dapat memahami soal dengan baik dan
dapat menjawab dengan benar, namun kurang dapat menuliskan dengan baik. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang kurang baik. Gambar 2
sebelah kanan terlihat bahwa siswa dapat memahami maksud soal, mengerjakan

jawaban namun melakukan kesalahan dalam perhitungan aljabar untuk volume kubus
dan volume piramida. Tabel di bawah ini adalah hasil tes siswa.
214

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Tabel 4. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 1
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 1

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 82,86%, SMA sebanyak
53,66% dan STKIP sebanyak 83,67% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar . Hal
ini menunjukkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun STKIP mengalami kesulitan dalam
menentukan volume piramida dengan alas 30 cm dan tinggi 40 cm dan menentukan volume
kubus dengan rusuk 40 cm.
Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 97,14%, SMA sebanyak
53,66%, dan STKIP sebanyak 87,76% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Hal ini menunjukkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun STKIP mengalami kesulitan
dalam mencari kaitan bahwa air yang ada di dalam kubus setelah piramida diambil memiliki
volume yang merupakan selisih antara volume kubus dengan volume piramida.
Dengan demikian dapat disimpulkan untuk kasus soal nomor 1 siswa mengalami
kesulitan dalam menduga volume air didalam kubus yang didalamnya dimasukkan piramida
dengan ukuran
tertentu. Hal ini juga berarti siswa mengalami kesulitan dalam
memperkirakan jawaban dan solusi.
2) Kemampuan dalam Menganalisis Pernyataan-Pernyataan dan Memberikan
Penjelasan/Alasan yang dapat Mendukung atau Bertolak Belakang
Indikator penalaran matematis initerdiri dari dua soal, yaitu soal nomor 2 dan soal
nomor 3. Uraian untuk masing-masing soal disajikan sebagai berikut:
Soal Nomor 2
Perhatikan gambar di bawah ini!
Perhatikan gambar jaring-jaring limas segiempat di
samping, jika daerah yang diarsir adalah sisi depan
limas segiempat maka sisi belakangnya adalah C.
Benar atau salah pernyataan ini? Berikan alasan atas
jawaban Anda!
Gambar 3. Jaring-jaring limas
Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menganalisis
pernyataan-pernyataan dan memberikan alasan yang dapat mendukung atau bertolak
belakang. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menjustifikasi benar
atau salah argumen pada soal dan (2) mendeskripsikan posisi sisi-sisi pada limas. Berikut ini
adalah contoh jawaban siswa yang disajikan dalam dua alternatif jawaban.

Gambar 4. Siswa dapat menjawab soal dengan benar alternatif 1


PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA
Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

215

ISBN : 978 602 14432 2 4

Gambar 5. Siswa dapat menjawab soal dengan benar alternatif 2

Dari beberapa contoh jawaban sampel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa sudah
menjawab dengan benar karena mampu memberikan deskripsi alasan untuk
memperkuat jawabannya. Selain itu juga dijumpai siswa yang tidak dapat memahami
maksud dari soal. Untuk kasus ini dilihat dari siswa yang tidak menuliskan jawaban
pada lembar jawaban, dengan artian lembar jawaban mereka kosong. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 2
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 2

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 2,86%, SMA sebanyak
4,88% dan STKIP sebanyak 18,37% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar. Dari
sini dapat kita lihat bahwa hanya sebagian kecil siswa yang tidak dapat menyelesaikan
langkah ini, meskipun demikian masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan langkah 1 ini.
Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa sebanyak SMP 22,86%, SMA sebanyak
7,32%, dan STKIP sebanyak 28,57% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Sama halnya seperti langkah 1, hanya sebagian kecil siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan langkah 2 ini. Hal ini menujukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan langkah 2. Sehingga kita dapat menyimpulkan juga bahwa sebagian
kecil siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2.
Soal Nomor 3
T

Perhatikan gambar disamping!, diketahui sebuah limas


persegi T.KLMN, dengan panjang rusuk alas 10 cm
dan tinggi limas TO = 12 cm. Jika S adalah titik tengah
dari rusuk TL (lihat gambar), volume limas S.KNT
adalah 100 cm3. Benar atau salah pernyataan ini?
Uraikan jawaban Anda!

S
N

M
O

Gambar 6. Limas segiempat


216

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4

Soal yang diberikan masih berkaitan kemampuan siswa dalam menganalisis


pernyataan-pernyataan dan memberikan alasan yang dapat mendukung atau bertolak
belakang. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan
volume limas T.KLMN, menunjukkan bahwa tinggi limas S.KLMN adalah setengah
dari limas T.KLMN, dan menentukan volume limas S.KLMN dan (2) menghitung
volume S.KNT yang merupakan setengah dari volume limas S.KNTM dan
menjustifikasi benar atau salah argumen pada soal. Berikut ini adalah contoh
jawaban siswa.

Gambar 7. Siswa tidak memahami maksud soal sehingga melakukan


kesalahan terhadap ide yang harus dimunculkan
Dari jawaban di atas, siswa memahami bahwa volume limas S.KNT = 1/3 x
luas alas x tinggi, namun melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi tinggi.
Sehingga menyebabkan perhitungan aljabar menjadi salah.

Gambar 8. Siswa dapat memahami soal namun melakukan kesalahan


untuk beberapa konsep tertentu
Jawaban di atas menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam penggunaan
rusuk alas limas S.KNT dan tingginya. Siswa menentukan rusuk alas limas S.KNT
merupakan dari sisi alas persegi dan tinggi limas S.KNT = tinggi limas T.KLMN.
Hal ini menyebabkan alasan penghitungan volume menjadi salah, meskipun
justifikasi argumen pada soal benar. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di bawah
ini .
Tabel 6. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 3
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 3

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 didapatkan bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
97,56% dan STKIP sebanyak 93,88% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar. Jelas
terlihat bahwa hampir semua siswa tidak dapat menyelesaikan langkah 1 dengan benar,

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

217

ISBN : 978 602 14432 2 4


sehingga dapat disimpulkan respon mengalami kesulitan dalam menentukan volume limas
T.KLMN dan volume limas S.KLMN.
Untuk langkah 2 diperoleh hasil bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
97,56% dan STKIP sebanyak 93,88% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Sama seperti pada langkah 1, hampir semua siswa tidak dapat menyelesaikan langkah
penyelesaian yang kedua ini dengan benar, sehinga dapat dikatakan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menghitung volume S.KNT yang merupakan setengahnya bangun ruang
S.KNTM. Oleh karena itu siswa tidak dapat menjustifikasi benar atau salahnya argumen
pada soal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun
STKIP mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kasus yang berkaitan dalam memeriksa
pernyataan berkaitan dengan volume limas yan merupakan bagian dari limas yang lain.
Dari deskripsi soal nomor 2 siswa masih memiliki kesulitan dalam memeriksa
jawaban atau pendapat atas pernyataan yang berkaitan dengan jaring-jaring limas. Selain itu,
untuk nomor 3 siswa mengalami kesulitan dalam memeriksa pernyataan berkaitan dengan
volume limas yang merupakan bagian limas yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis pernyataan-pernyataan dan
memberikan penjelasan/alasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang.
3) Kemampuan dalam Mempertimbangkan Validitas
Menggunakan Berpikir Deduktif atau Induktif

dari

Argumen

yang

Soal Nomor 4
Akbar membeli sebuah akuarium baru yang berbentuk limas dengan alas persegi
berukuran 3 m sedangkan tingginya 2 dari ukuran alas, seperti pada gambar di bawah
3
ini:

Gambar 8. Limas segiempat


Setiap pagi Akbar mengisi akuarium tersebut. Akbar mengisi akuarium tersebut 1m3 dan
air yang bocor sebanyak 250 dm3 dalam sehari semalam. Pada pagi yang keberapa
akuarium tersebut akan penuh? Bagaimanakah hubungan antara volume air yang
dimasukkan ke dalam akuarium, volume akuarium, dan volume air yang bocor dengan
jumlah hari?

Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam


mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau
induktif. Terdapat tiga langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan
volume akuarium dengan alas 3m, (2) mengidentifikasi banyak air yang tersisa di
dalam akuarium selama sehari semalam dan mencari pola yang berkaitan dengan
banyaknya hari dan menentukan banyaknya hari untuk pengisian akuarium sampai
penuh, dan (3) membuat hubungan dalam persamaan antara jumlah hari dan banyak
air dengan volume akuarium dan volume air bocor. Berikut ini adalah contoh
jawaban-jawaban siswa

218

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4

Gambar 9. Siswa tidak dapat memahami soal sepenuhnya


Dari jawaban di atas, siswa salah memahami volume air yang tersisa di dalam
akuarium, seharusnya volume air yang tersisa = 1000dm3 250dm3 = 750dm3.
Dengan demikian, pola yang berkaitan untuk menentukan banyaknya menjadi salah.
Untuk selanjutnya, siswa juga tidak dapat menemukan konsep antara banyaknya hari,
volume akuarium dengan volume air yang bocor.

Gambar 10. Siswa tidak dapat membuat konsep hubungan dalam persamaan antara
banyak hari, volume akuarium, dan volume air yang bocor
Jawaban di atas menunjukkan siswa dapat menentukan volume akuarium, mengidentifikasi
banyak air yang tersisa di dalam akuarium, memahami pola yang berkaitan dengan
banyaknya hari, dan dapat menentukan banyaknya hari pengisian akuarium sampai penuh.
Namun, siswa tidak dapat menemukan hubungan dalam persamaan antara jumlah hari dan
banyak air dengan volume akuarium dan volume air yang bocor. Untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 4
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 4

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 91,43%, SMA sebanyak
36,59%, dan STKIP sebanyak 75,51% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP tidak dapat menyelesaikan langkah
ini dengan benar namun untuk siswa SMA hanya sebagain kecil. Akan tetapi dapat dilihat
bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar sehingga
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA
Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

219

ISBN : 978 602 14432 2 4


dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan volume akuarium dengan
ukuran alas 3 meter.
Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 97,14%, SMA sebanyak
39,02%, dan STKIP sebanyak 75,51% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP tidak dapat menyelesaikan langkah
ini dengan benar namun untuk siswa SMA hanya sebagain kecil. Akan tetapi dapat dikatakan
bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar sehingga
dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi banyak air yang tersisa
di dalam akuarium selama sehari semalam, mencari pola yang berkaitan dengan banyaknya
hari, menentukan banyaknya hari untuk pengisian akuarium sampai penuh.
Untuk langkah 3 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 100%,
dan STKIP sebanyak 97,96% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membuat hubungan dalam
persamaan antara jumlah hari dan banyak air dengan volume akuarium dan volume air yang
bocor. Berdasarkan kesulitan yang dialami dari langkah 1 sampai langkah 3, kita dapat
menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam merancang pola suatu masalah
tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan volume limas, kemudian dapat
menunjukkan bukti kebenaran dari jawaban yang diberikan.
Soal Nomor 5
Sebuah limas tegak T.ABCD alasnya berbentuk persegi panjang dengan panjang p cm
dan lebar l cm, sedangkan tinggi limas t cm. Jika alas limas tersebut diperpanjang 2 cm,
tunjukkan bahwa selisih volume limas antara sebelum dan sesudah rusuk alasnya
diperpanjang adalah

2
(pt + lt + 2t)!
3

Soal yang diberikan masih berkaitan dengan kemampuan mempertimbangkan


validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau induktif. Terdapat tiga
langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan volume awal limas dengan
panjang p, lebar l dan tinggi t, (2) menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang
p+2 dan l+2 dan menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang, dan (3)
membuktikan selisih volume limas sebelum dan setelah ukuran diperpanjang adalah

2
( pt lt 2t ) . Berikut ini contoh jawaban-jawaban siswa.
3

Gambar 11. Siswa tidak dapat memahami maksud soal


Dari jawaban di atas tampak bahwa siswa tidak mengerti apa yang harus dikerjakan
sehingga tidak ada ide yang muncul.

Gambar 12. Siswa dapat memahami dan menjawab soal, namun mengalami kekeliruan
dalam perhitungan aljabar

220

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4

Dari gambar 12 sebelah kiri terlihat bahwa siswa mampu memahami maksud soal dengan
baik dan dapat menentukan volume limas awal (sebelum alas mengalami perpanjangan) dan
volume limas setelah mengalami perpanjangan. Akan tetapi pada saat pemfaktoran
persamaan
volume
setelah
alas
diperpanjang
terdapat
kekeliruan
yaitu
menjadi
. Meskipun jawaban akhir siswa benar
tetapi dapat dilihat siswa memiliki kelemahan dalam penghitungan aljabar. Pada gambar 12
sebelah kanan siswa mampu menentukan volume limas awal dan volume limas setelah
alasnya di perpanjang, setelah itu siswa tidak melakukan penghitungan lebih lanjut. Hal ini
dapat disebabkan siswa bingung tentang bagaimana harus mencari seleisih dari kedua
persamaan tersebut. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 5
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 5

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 91,43%, SMA sebanyak
31,71%, dan STKIP sebanyak 63,27% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP mengalami kesulitan
dalam menentukan volume awal limas dengan panjang p, lebar l dan tinggi t, sedangkan
siswa SMA hanya sebagian kecil. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar sehingga dapat dikatakan siswa
mengalami kesulitan dalam dalam menentukan volume awal limas dengan panjang p, lebar l
dan tinggi t.
Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
48,78%, dan STKIP sebanyak 81,63% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP mengalami
kesulitan dalam menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang p+2 dan l+2 dan
menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang, sedangkan siswa SMA hanya
sebagian kecil. Namun, dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam dalam menentukan menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang p+2 dan
l+2 dan menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang.
Untuk langkah 3 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
87,80%, dan STKIP sebanyak 89,80% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah ini.
Dari kesulitan-kesulitan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
menunjukkan bukti kebenaran/ketidakbenaran tentang selisih volume limas sebelum dan
setelah mengalami perpanjangan, jika panjang rusuk dan alas mengalami perubahan.
Dari analisis soal nomor 4 ternyata siswa mengalami kesulitan dalam
mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau
induktif, demikian juga untuk soal nomor 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

221

ISBN : 978 602 14432 2 4


siswa mengalami kesulitan dalam mempertimbangkan validitas dari argumen yang
menggunakan berpikir deduktif atau induktif.
4) Kemampuan dalam Menggunakan Data yang Mendukung untuk Menjelaskan
Mengapa Cara yang Digunakan serta Jawaban adalah Benar dan Memberikan
Penjelasan dengan Menggunakan Model, Fakta, Sifat-Sifat dan Hubungan.
Soal Nomor 6
Perhatikan gambar di bawah ini!
.
K
M
Sebuah prisma segitiga ABC.KLM dibagi
sedemikian rupa sehingga terbentuk 3 limas yaitu
limas L.ABC, limas L.AKM, dan limas L.ACM.
Tunjukkan bahwa ketiga volume limas tersebut
sama!

Gambar 13. Prisma segitiga


Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan data yang
mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar
dan memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat dan hubungan.

Terdapat tiga langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menunjukkan bahwa
volume limas L.ABC = limas A.KLM, (2) menunjukkan bahwa volume limas
L.AMK = volume limas L.ACM dan menentukan volume limas setelah ukuran alas
diperpanjang, dan (3) membuktikan bahwa volume limas L.ABC = volume limas
L.AMK = volume limas L.ACM. Berikut adalah contoh jawaban-jawaban siswa.

Gambar 14. Siswa tidak memahami maksud soal dan menyajikan jawaban salah
Dari jawaban di atas, terlihat bahwa siswa tidak memahami maksud soal
dengan baik karena tidak menjawab pertanyaan yang diminta dengan argumen
bahwa tidak ditunjukkan bahwa volume ketiga limas tersebut sama. Padahal dari
perintah sudah jelas diminta untuk menunjukkan bahwa ketiga limas L.ABC, limas
L.AKM, dan limas L.ACM memiliki volume yang sama.

Gambar 15. Siswa tidak dapat mendeksripsikan jawaban secara deduktif

222

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


Dari jawaban di atas terlihat siswa tidak dapat memberikan alasan-alan yang
cukup untuk menjelaskan ketiga gambar limas yang diberikan sehingga dapat diduga
bahwa siswa tidak dapat mendeskripsikan argumen secara deduktif.

Gambar 16. Siswa dapat mendeskripsikan jawaban namun argumen yang diberikan salah
Gambar 16 sebelah kiri memperlihatkan bahwa siswa memandang semua rusuk alas pada
ketiga limas adalah sama. Hal ini tidak dapat dibenarkan karena segitiga ABC segitiga
AKM segitiga ACM. Untuk limas L.ABC dan A.KLM seharusnya dapat melihat alas yang
sama adalah segitiga ABC dengan segitiga KLM. Dengan demikikan argumen yang
diberikan menjadi salah. Gambar 16 sebelah kanan menunjukkan siswa melakukan
kekeliruan dalam menunjukkan tinggi limas L.ABC, A.KLM dan L.ACM, dan juga tidak
mejelaskan alas-alas dari ketiga bangun limas tersebut. Dari sini dapat diduga siswa kurang
mampu mengidentifikasi usur-unsur limas dengan baik, sehingga menyebabkan argumen
yang diberikan menjadi salah. Tabel di bawah ini adalah hasil jawaban siswa.
Tabel 9. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 6
Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 6

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
90,24%, dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP, SMA dan STKIP mengalami
kesulitan dalam menunjukkan bahwa volume limas L.ABC = limas A.KLM.
Untuk langkah 2, diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 100%,
dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan bahwa
volume limas L.AMK = volume limas L.ACM.
Untuk langkah 3 diperoleh bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak
100%, dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal
ini menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan bahwa volume limas
L.ABC = volume limas L.AMK = volume limas L.ACM. Dari kesulitan-kesulitan ini dapat
disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyajikan alasan dari pernyataan

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

223

ISBN : 978 602 14432 2 4


tentang kesamaan volume dari tiga buah limas yang diberikan pada sebuah prisma. Hal ini
juga berarti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan data yang mendukung
untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar, dan
memebrikan penejelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesalahan jawaban siswa pada soal-soal di atas kebanyakan salah dalam
menentukan langkah-langkah pengerjaan sehingga berakibat pada jawaban yang dihasilkan
menjadi salah. Hal ini disebabkan siswa kurang terbiasa mengerjakan soal-soal penalaran
matematis, terlebih lagi untuk soal-soal bangun ruang seperti limas.
Tabel 10. Persentase Kesulitan Belajar Siswa pada Penalaran Matematis
Materi Luas dan Volume Limas
No. Soal

Langkah

1
2
3

6
Rata-rata

Persentase Kesulitan (%)

Rata-rata Persentase
Kesulitan
Per-langkah
Per-nomor

SMP

SMA

STKIP

82,86

53,66

83,67

73,40

97,14

53,66

87,76

79,52

2,86

4,88

18,37

8,70

5,71

9,76

22,45

19,58

100,00

97,56

93,88

97,15

100,00

97,56

93,88

97,15

91,43

36,59

75,51

67,84

97,14

39,02

75,51

70,56

100,00

100,00

97,96

99,32

91,43

31,71

63,27

62,14

100,00

48,78

81,63

76,80

100,00

87,80

89,80

96,75

100,00

90,24

100,00

96,75

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00
85,71

100,00
63,25

100,00
79,32

100,00
76,10

76,46
14,14
97,15

79,24

77,16

98,92

Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa baik siswa SMP, siswa SMA, maupun
mahasiswa masih memiliki kesulitan dalam mengerjakan soal-soal penalaran matematis
terkait luas dan volume limas. Rata-rata kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan
soal-soal yang diberikan untuk tingkat SMP sebesar 85,71%, tingkat SMA sebesar 63,25%,
dan tingkat PT sebesar 79,32%. Persentase kesulitan belajar yang muncul ternyata masih
cukup besar. Rata-rata keseluruhan siswa yang mampu menjawab soal-soal penalaran
matematis berkaitan dengan luas dan volume limas dengan benar adalah sebesar 23,90%.
Dari pemaparan di atas dapat simpulkan bahwa siswa masih memiliki kesulitan
belajar dalam kemampuan penalaran matematis pada materi luas dan volume limas. Untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kiranya perlu dikembangkan
metode/strategi/model pembelajaran atau bahan ajar yang dapat mengatasi kesulitankesulitan dalam geometri terutama dalam materi luas permukaan dan volume limas.

224

-------------------- PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

ISBN : 978 602 14432 2 4


DAFTAR PUSTAKA
Brueckner, Cooney, dkk. (1975). Dynamics of Teaching Secondary School
Mathematics. Boston: Hougton Mifflin Company
Burger, W.F & Shaugnessy, J.M. (1986). Characterizing the van Hiele Levels of
Development in Geometry. Journal for Research in Mathematics Education,
Vol. 17, No.1. (Jan., 1986, pp. 31-48)
Halat, E. (2008). Reform-Based Curriculum and Motivation in Geometry. Eurasia
Journal of Mathematics, Science & Tecnology Education, 2008, 4(3), 285292
Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Educationist, Vol. 1 No.1 Januari 2007.
Natawijaya, R. (1991). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Rofingatun, S. (2006). Penggunaan Metode penemuan dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
SMP. Skripsi UPI Bandung: tidak dipublikasikan
Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa
SMA dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logis Siswa dan Beberapa
Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi PPs IKIP Bandung: tidak
dipublikasikan
Sutiarso, S.(2000). Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar di Bandung: tidak
diterbitkan
Suwaji, U.T. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan
Alternatif Pemecahannya. P4TKM Yogyakarta: Depdiknas
Thompson, J. 2006. Assesing Mathematical Reasoning; An Action Research Project.
http://www.msu.edu/ thomp603/asses%20reasoning.pdf. diakses pada tanggal
13 Desember 2011.

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA


Tangerang, 15 Februari 2014

--------------------

225

Anda mungkin juga menyukai