Anda di halaman 1dari 43

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB

No. 25
By : Tri Hidayanda

Kajian Ulil Albaab no. 23

Beberapa Topik yang akan dibahas :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian Pengertian.
Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits.
Kedudukan Hadits dalam Hukum Islam.
Derajat Hadits.
Pembagian & Cabang Ilmu Hadits.
Pengenalan Kutubus Sittah (Enam buku Induk).

BEBERAPA PENGERTIAN & ISTILAH


Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi
Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat,
keadaan dan himmah nya

Taqrir adalah perbuatan atau keadaan sahabat yang diketahui


Rosulullah dan beliau mendiamkannya atau mengisyaratkan sesuatu
yang menunjukkan perkenannya atau beliau tidak menunjukkan
pengingkarannya

Himmah adalah hasrat beliau yang belum terealisir.


(Contoh : HR Muslim dan Abu Dawud tentang puasa pada hari AsySyura)
Imam SyafiI : Himmah termasuk Sunnah
Imam Syaukani : Himmah tidak termasuk Sunnah

BEBERAPA PENGERTIAN & ISTILAH


Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi dan para
sahabat, jadi setiap hadits termasuk khabar tetapi tidak setiap khabar adalah
hadits.

Atsar adalah segala sesuatu yang lebih umum dari hadits dan khabar, yaitu
termasuk perkataan tabiin, tabiit-tabiin dan para ulama salaf.

Sunnah adalah Jalan hidup atau kebiasaan yang ditempuh dalam


berbuat dan beritiqad (berkeyakinan). Dikatakan sunnah Nabi jika itu
disyariatkan, ditempuh dan diridloi oleh Nabi.

Hadits Qudsi adalah hadits yang mengandung kalimat langsung


perkataan Allah, biasanya cirinya dimulai dengan Allah berkata

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADITS


Periode Rasulullah.
 Masa terjadinya hadits dari Rasulullah, bersamaan dengan
turunnya Al-quran.
 Dilarang Menuliskan Hadits, karena takut tercampur dengan
alquran.
 Dapat langsung bertanya Pada Rasulullah
 Dapat saling bertanya pada sahabat
Periode Khulafaur Rasyidin
 Khalifah Umar membatasi memperbanyak periwayatan hadits, dan
mengutamakan Pengajaran Al-Quran utk daerah baru masuk Islam.
 Khalifah Abu Bakar meminta kesaksian min 2 org bila
meriwayatkan hadits padanya
 Khalifah Ali meminta org Bersumpah jika meriwayatkan hadits.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADITS


Periode Sahabat dan Tabiin
 Sahabat utama telah berpencar ke berbagai daerah mengajarkan
Islam.
 Sahabat utama tidak lagi membatasi diri dalam meriwayatkan
hadits.
Sahabat melakukan perjalanan untuk meyakinkan suatu hadits.
 Periode mulainya periwayatan hadits
Beberapa Sahabat periwayat hadits :
Abu Hurairah (5347 hadits)
Abdullah Bin Umar (2360 hadits)
Anas Bin Malik (2236 hadits)
Aisyah, Ummul Mukminin (2210 hadits)
Abdullah Bin Abbas (1660 hadits)
Jabir Bin Abdullah (1540 hadits)
Abu Said Al Kudri (1170 hadits)
Ibnu Masud
Abdullah Bin Amr Bin Ash-

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADITS


Beberapa kondisi di akhir periode Khulafaur Rasyidin dan periode
sahabat, diantaranya
 Saat khalifah Ali, sekte Khawarij muncul yang memusuhi Ali dan
Muawiyyah.
 Setelah Ali terbunuh, muncul Syiah yang membela keturunan Ali
dan menentang pemerintahan bani Umayyah.
 Mulai banyak muncul Hadits palsu, (terutama dari kelompok
Syiah Rafidhah).
 Motivasi hadits palsu banyak karena pembelaan terhadap
kelompok.

PERIODE PEMBUKUAN HADITS


 Masa Pemerintahan UMAR BIN ABDUL AZIZ (diangkat th
99H, Khalifah ke-8 bani Umayyah), dimulai periode pembukuan
hadits
 Motif pembukuan hadits :
 Khawatir ilmu hadits akan hilang krn tidak dibukukan dengan
baik.
 Untuk menyaring hadits palsu yang mulai banyak.
 Al-Quran sudah dibukukan, jadi tdk ada kekhawatiran akan
tercampur dengan hadits jika dibukukan.
 Ulama Ahli hadits banyak berkurang karena banyak yang gugur
dalam perang.
 Instruksi pembukuan Hadits diberikan kepada : Ibnu Hazm
dan Ibnu Syihab al-Zuhri.

 Beberapa kitab hadits karangan ulama, al :


 Al-Muwaththa, karya Imam Malik Bin Anas (95
H 179 H).
 Al Masghazy wal Siyar, hadits sirah nabawiyah
karya Muhammad Ibn Ishaq (150 H).
 Al Mushannaf, karya Sufyan Ibn Uyainah (198 H)
 Al Musnad, karya imam Abu Hanifah (150 H)
 Al Musnad, karya imam Syafii (204 H)

PERIODE MASA KODIFIKASI HADITS


(ABAD KE 3H)
 Awal periode masih tercampur hadits Shohih, Dhoif dan Maudlu
 Pertengahan abad, disusun kaidah kaidah seleksi hadits.
 Penyaringan Hadits oleh ISHAQ BIN RAHAWAIH (guru imam
Bukhory)
 Penyusunan Enam Kitab Induk Hadits (Kutubus Sittah)

ke enam kuttubus sittah itu adalah :


1. Sahih Bukhory.
2. Sahih Muslim.
3. Sunan Abu Dawud.
4. Sunan An Nasay.
5. Sunan At-Turmudzy.
6. Sunan Ibnu Majah.

END OF SESSION - 1

KEDUDUKAN HADITS DLM HUKUM ISLAM

 Rasulullah adalah Manusia yang MAKSUM, karena


selalu dalam kontrol wahyu. (kasus Madu dan Ummi
Maktum).
 Semua kata, perbuatan dan tindakan Rasulullah pada
prinsipnya adalah wahyu yang tidak tertulis.

Sumber Hukum Islam pertama adalah AL-QURAN,


dan yang kedua adalah HADITS, mengapa ?

1. Al-Quran diterima secara qathI, sementara hadits


bersifat Dzinni.
2. Al-quran transmisinya secara tertulis, sehingga
keautentikannya terjaga, Hadits dapat dengan
periwayatan makna.
3. Semua ayat Mutawattir, Hadits lebih banyak tidak
Mutawattir.
4. Alquran merupakan pokok dan prinsip dasar, sedangkan
hadits adalah penjelas atau cabang.
5. Ijma sahabat Khulafaurrasyidin dalam memutuskan
suatu masalah selalu mencari alquran, setelah itu hadits.
6. Hadits Muadz bin Jabal dari abu dawud dan Tirmidzi
tentang urutan Sumber Hukum Islam, yaitu Alquran,
Hadits dan Ijtihad dengan Akal.

SHI ke 3 : IJMA : Yaitu konsensus atau kesepakatan Alim ulama


dan Umara
SHI ke-4 : DALIL AQLI ( DALIL AKAL).
Terdapat 40 kaedah dalam Ushul Fiqh yang menjadi rambu
digunakannya dalil aqli, diantaranya adalah :
1. Qiyas (analogi)
2. Ihtisan (keluar dari qiyas umum karena ada sebab yang lebih kuat)
3. Maslahah Mursalah (keluar dari qiyas umum dengan
pertimbangan kemaslahatan)
4. Saddudz Dzariah (menutup jalan yang menuju kemudhorotan)
5. Ar Rajuu ilal manfaati wal madharrati (mempertimbangkan
kemanfaatan dan kemudhorotan)
6. Istishab (hukum yang diyakini menetap sebelumnya tidak dapat
dirubah oleh yang masih meragukan).
7. Urf (kebiasaan yang berlaku pada suatu kaum dapat menjadi
hukum)
8. dll

FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN


1. Bayan Taqrir : Memperkuat / memperkokoh hukum
yang ada di Al-Quran.
2. Bayan Tafsir : Menerangkan hukum yang disebutkan
dalam dalam Al-Quran.
3. Bayan Taudlih : Merinci hukum yang disebutkan
dalam dalam Al-Quran.
4. Mentakhsish (meng khususkan) dari ketentuan yang
umum dari Al-Quran.
5. Melengkapi hukum yang belum ada di Al-Quran.

DERAJAT HADITS
Berdasarkan Jumlah Periwayat, Hadits dibedakan atas :
1. Hadits Mutawattir : Yaitu hadits yang diriwayatkan
oleh banyak oranng sehingga tidak mungkin sepakat
untuk berdusta.
2. Hadits Ahad : Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu
atau beberapa orang saja.
Berdasarkan pada kualitasnya, maka hadits dapat dibedakan
atas :
1. Hadits Maqbul :adalah hadits yang dapat diterima dan
dijadikan pedoman (Hadits shahih dan hadits Hasan )
2. Hadits Mardud : adalah hadits yang tidak dapat diterima
sebagai pedoman (hadits dhoif dan hadits maudlu)

Bedasarkan tingkat kepercayaannya hadits ahad dapat


dibedakan atas 3, yaitu :
1. Hadits Shahih (sehat) : adalah hadits yang diriwayatkan
oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya
bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal
2. Hadits Hasan (bagus) : adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya
(hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat
serta kejanggalan pada matannya
3. Hadits Dhaif (lemah) : adalah hadits yang kehilangan
satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih
atau hadits hasan

Illat hadits : Adalah suatu penyakit yang samar-samar


yang dapat menodai keshohihan suatu hadits
Arti Adil seorang rawi harus memenuhi 4 syarat, yaitu :
1. Selalu memelihara perbuatan taat dan menjahui perbuatan
maksiat.
2. Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan
sopan santun.
3. Tidak melakukan perkara-perkara Mubah yang dapat
menggugurkan iman.
4. Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang
bertentangan dengan dasar Syara'.

Klasifikasi Hadits dhoif :


Hadits Maudhu, Hadits Matruk, Hadits Munkar, Hadits
Mu'allal, Hadits Mudraj , Hadits Maqlub, Hadits
Mudltharrib, Hadits Muharraf, Hadits Mushahhaf, Hadits
Mubham, Hadits Syadz , Hadits Mukhtalith, Hadits
Muallaq, Hadits Mursal, Hadits Mudallas, Hadits
Munqathi, Hadits Mu'dlal, Hadits Mauquf, Hadits
Maqthu'
Unsur-unsur utama dalam melihat suatu hadits :
1. Matan (materi hadits)
2. Sanad (Persambungan antara pembawa dan penerima
hadits)
3. Rawi ( Orang yang membawakan hadits), syaratnya
adalah adil dan hafidz.

Apakah Boleh Berhujjah dengan hadits Dhoif ?


Para ulama sepakat melarang meriwayatkan hadits dhoif yang
maudhu' tanpa menyebutkan kemaudhu'annya.
Kalau hadits dhoif bukan hadits maudhu' maka diperselisihkan
tentang boleh atau tidaknya diriwayatkan untuk berhujjah.

Pendapat Pertama Melarang secara mutlak meriwayatkan


segala macam hadits dhoif, baik untuk menetapkan hukum,
maupun untuk memberi sugesti amalan utama. Pendapat ini
dipertahankan oleh Abu Bakar Ibnul 'Araby.
Pendapat Kedua Membolehkan, untuk memberi sugesti,
menerangkan keutamaan amal (fadla'ilul a'mal dan
cerita-cerita), bukan untuk menetapkan hukum-hukum
syariat, seperti halal dan haram, dan bukan untuk
menetapkan aqidah-aqidah.

END OF SESSION - 2

MATAN, SANAD & RAWI


kata Imam Bukhary : Telah mewartakan kepadaku Muhammad Bin
al-Mutsanna, ujarnya : Abdul Wahhab ats-tsaqafy telah
mengabarkan kepadaku, ujarnya : Telah bercerita kepadaku Ayyub
atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi Muhammad saw,
beliau bersabda : Tiga perkara, yang barang siapa
mengamalkannya niscaya memperoleh kelezatan iman, yakni
: 1. Allah dan Rasul-NYA hendaknya lebih dicintai daripada
selainnya. 2. Kecintaannya kepada seseorang, tak lain karena
Allah semata-mata dan 3. Keengganannya kembali kepada
kekufuran, seperti keengganannya dicampakkan ke neraka.
MATAN : (warna merah)
RAWI : orang2 yang meriwayatkan : Anas, Abi Qilabah, Ayyub, Abdul
Wahhab ats-tsaqafy, Muhammad Bin al-Mutsanna, Bukhary.
SANAD : Jalur transmisi/ ketersambungan : Anas
Abi Qilabah,
Abdul Wahhab ats-tsaqafy,
Muhammad Bin alAyyub,
Mutsanna,
Bukhary.

RASULULLAH SAW

A1

A2

A3

A4

B1

B2

B3

B4

C1

C21

C22

C3

C41

C42

D1

D21

D22

D3

D41

D42

PENGUMPUL / PENCATAT HADITS /RAWI TERAKHIR

Dari ummul Mukminin Aisyah ra, ujarnya : Rasulullah


telah bersabda : barang siapa yang mengada-adakan
sesuatu yang bukan termasuk urusan (agamaku), maka ia
tertolak. (Hadits Riwayat Bukhary Muslim)
Antara Aisyah (perawi pertama) dan Bukhary&Muslim
(Perawi terakhir) masih terdapat beberapa perawi yang
tidak disebutkan, untuk memperpendek penulisan.
Pemeriksaan terhadap rawi dan sanad hadits telah
dilakukan oleh Rawi terakhir, dan dicatat dalam kitab
masing masing.
Ulama ahli hadits menyusun urutan berdasarkan
tingkat kesahihan kitab-kitab hadits yang ada menjadi
KUTUBUSHITTAH

HADITS DHOIF
A. Hadits Dhoif karena CACAT RAWINYA
1. Hadits Maudhu': adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta
yang ciptaan itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda Nabi SAW,
baik hal itu disengaja maupun tidak
2. Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan,
yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan
3. Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan,
yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak
kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta
4. Hadits Mu'allal (Ma'lul, Mu'all): adalah hadits yang tampaknya baik,
namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada
cacatnya
5. Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu
yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.
6. Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi
hadits lain), disebabkan memutar balikkan urutanPerawi.

7. Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi hadits dengan


mengganti rawi
8. Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi
disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya
bentuk tulisannya.
9. Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena
perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah
10. Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya
terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau
perempuan
11. Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh
seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih,
12. Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya,
disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang
kitab-kitabnya.

B. Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan SANAD / gugurnya rawinya.

13. Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya


seorang atau lebih dari awal sanad.
14. Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya,
seseorang setelah tabi'in.
15. Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya dua orang
atau lebih tidak berturut-turut.
16. Hadits Mu'dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang
atau lebih berturut turut,

C. Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan SIFAT MATAN


NYA.
18.Hadits Mauquf: yaitu hadits yang disandarkan hanya
sampai kepada perkataan sahabat tidak sampai kepada
Nabi, misalnya Berkata Umar ..
19.Hadits Maqthu': yaitu hadits yang disandarkan hanya
sampai kepada perkataan tabiin, misalnya, Berkata Said
Ibn Musayyab ..

Kitab Hadits 9
Imam
( END OF SESSION 3 )

MENGENAL PERIWAYAT HADITS

1. IMAM BUKHORI
 Nama Asli : Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al
Mughirah bin Bardizbah
 Tempat / Tgl Lahir : Bukhara, 13 Syawwal 194 H.
Bapak Imam Bukhari : "Aku tidak mengetahui satu dirham pun dari
hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga satu dirhampun
hartaku bukan dari hal yang syubhat."
Kecerdasannya :
Mulai belajar Hadits umur kurang dari 10 tahun, Umur 11 tahun
sudah bisa mengoreksi periwayat hadits dari gurunya, adh-Dhakhili.
Waktu remaja, tidak pernah mencatat saat mendengarkan majelis,
tapi mampu menghafal 15 ribu hadits.
Mulai melakukan perantauan usia 16 tahun untuk belajar ilmu.

Guru-Guru Imam Bukhari, al:


Abu 'Ashim An Nabil ; Makki bin Ibrahim ; Muhammad bin 'Isa bin Ath
Thabba ; Ubaidullah bin Musa ; Muhammad bin Salam Al Baikandi ;
Ahmad bin Hambal ;Ishaq bin Manshur ; Khallad bin Yahya bin
Shafwan ; Ayyub bin Sulaiman bin Bilal ; Ahmad bin Isykab

Murid-murid Imam Bukhari :


 Muslim bin al Hajjaj an Naisaburi (204-261),
 Abu 'Isa At Tirmizi (210-279) (sunan At Tirmidzi)
 Shalih bin Muhammad (205-293)
 Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (223-311),
(shahih Ibnu Khuzaimah).
 dll

Persaksian Ulama :
Abu Bakar ibnu Khuzaimah : "Di kolong langit ini tidak ada
orang yang lebih mengetahui hadits dari Muhammad bin Isma'il.
Ahmad bin Hambal berkata; Khurasan tidak pernah melahirkan
orang yang seperti Muhammad bin Isma'il.
Imam Muslim berkata (ketika Bukhari menyingkap satu cacat
hadits yang tidak di ketahuinya); "Biarkan saya mencium kedua kaki
anda, wahai gurunya para guru dan pemimpin para ahli hadits, dan
dokter hadits dalam masalah ilat hadits.
al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan: "Andaikan pintu pujian dan
sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya,
tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan tak
bertepi."
Wafat di Khartand (kota kecil sebelum Samarkand) pada 31 Agustus
870 M (256 H) dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Dimakamkan stlh
shalat Dhuhur saat Idul Fitri.

2. IMAM MUSLIM
 Nama Asli : Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz alQusyairi an-Naisaburi.
 Panggilan : Abdul Husain.
 Tempat Lahir : Tdk bisa dipastikan Arab asli atau dari Khurasan.
 Tanggal Lahir : Tidak bisa dipastikan tahun 204 H atau 206 H.

Rihlah pertama tahun 220 H, daerah Rihlah Imam Muslim :


1. Khurasan dan daerah sekitarnya 2. Ar Ray 3. Iraq; beliau memasuki
Kufah, Bashrah dan Baghdad. 4. Hijaz; memasuki Makkah dan Madinah
5. Asy Syam 6. Mesir
Dengan jumlah gurunya yang tercatat adalah 220 orang

Diantara guru-guru beliau adalah;


1. Abdullah bin Maslamah Al Qanabi ;
2. Al Imam Muhammad bin Ismail Al Bukhari ;
3. Al Imam Ahmad bin Hambal ;
4. Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh ;
5. Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi ;
6. dll.
Diantara murid-murid beliau antara lain;
1. Muhammad bin Abdul wahhab al Farra`
2. Abu Isa at Tirmidzi ;
3. Ibrahim bin Abu Thalib ;
4. Abu Bakar bin Khuzaimah ;
5. Abdurrahman bin Abu Hatim ar Razi,
6. dll.

Persaksian para Ulama :


 Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada imam Muslim:
sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah
menetapkan engkau bagi kaum muslimin.
 Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; (Muslim)
merupakan ulama manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak
mengetahuinya kecuali kebaikan.
 Ibnu Katsir berkata; termasuk salah seorang dari para imam
penghafal hadits.

Wafat pada hari Ahad sore, dan dikebumikan di kampung


Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari
Senin, 25 Rajab 261 H atau 5 Mei 875 M. dalam usia beliau
55 tahun.

3. IMAM ABU DAWUD


Nama beliau:
Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim : Sulaiman bin al Asy'ats bin
Syadad bin 'Amru bin 'Amir.
Menurut Muhammad bin Abdul 'Aziz Al Hasyimi ; Sulaiman bin al
Asy'ats bin Basyar bin Syadad.
Ibnu Dasah dan Abu 'Ubaid Al Ajuri berkata; Sulaiman bin al Asy'ats
bin Ishaq bin Basyir bin Syadad.
Lahir : Tahun 202 H.
Rihlah negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah;
1. Iraq; (220 H); 2. Kufah; (221 H). ; 3. Bashrah; 4. Syam; Damsyiq, Himsh
dan Halb. ; 5. AL Jazirah; masuk ke daerah Haran, ; 6. Hijaz; ; 7. Mesir ; 8.
Khurasan; Naisabur dan Harrah. ; 9. Ar Ray 10. Sijistan;

Diantara murid-murid beliau, antara lain;


1. Imam Abu 'Isa at Tirmidzi
2. Imam Nasa'i
3. Abu Ubaid Al Ajuri
4. dll
Persaksian Ulama tentang Abu Daud :
Imam Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Daud adalah imam yang
dikedepankan pada zamannya.
Musa bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk
hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun
lebih utama daripada dirinya.
Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para
ulama telah sepakat memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu
yang banyak, kekuatan hafalan, wara', agama (kesholehan) dan kuat
pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya.
Adz Dzahabi menuturkan:Abu Daud dengan keimamannya dalam
hadits dan ilmu-ilmu yang lainnya,termasuk dari ahli fiqih yang besar

4. IMAM TIRMIDZI
Nama : Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin adl Dlahhak
Lahir : At-Tirmidz / sekitar 209 atau 210 H.
Mulai mempelajari hadits di usia 20 tahun.
Kelebihannya : Memiliki kekuatan hafalan dan otak yang encer luar
biasa (kisah perjalanan ke Mekkah).
Diantara Guru-guru beliau :
 Imam Bukhari
 Imam Muslim
 Abu Dawud
 Muhammad bin Yahya al 'Adani
 dll.

Persaksian Ulama tentang Imam At-Tirmidzi :


 Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; ilmu yang
aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang
engkau ambil manfaatnya dariku.
 Al Hafiz 'Umar bin 'Alak menuturkan; Bukhari meninggal, dan
dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu 'Isa
dalam hal ilmu, hafalan, wara' dan zuhud.
 Al Hafizh al Mizzi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah salah
seorang imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Allah jadikan
kaum muslimin mengambil manfaat darinya.
 Di akhir kehidupannya, imam at Tirmidzi mengalami kebutaan,
beberapa tahun beliau hidup sebagai tuna netra,
 Beliau wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H
atau 8 Oktober 892 M, dalam usia 70 tahun.

5. IMAM NASAI
Nama : Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr
Lahir : Tahun 215 H, di negeri Nasai, Khurasan.
Mulai menghafal Hadits umur 15 tahun.
Disamping meriwayatkan hadits, beliau juga melakukan kritik terhadap
hadits dengan detil sekali.
Guru guru beliau diantaranya :
1. Imam Abu Dawud
2. Imam Abu Isa at Tirmidzi
Pendapat tentang wafatnya :
Al-Daruqutni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan
diantara Shafa dan Marwah.
Imam al-Dzahabi mengatakan, Imam al-Nasai meninggal di
Ramlah, suatu daerah di Palestina. (thn 303 H), dimakamkan di
Baitul Maqdis.

6. IMAM IBNU MAJJAH


Nama : Muhammad bin Yazid bin Mjah al Qazwn.
Lahir : Tahun 209, di Qazwini
Persaksian Ulama :
 Al Hafizh Al Khalili menuturkan; (Ibnu Majah) adalah seorang yang
tsiqah kabir, muttafaq alaih, dapat di jadikan sebagai hujjah, memiliki
pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits, dan hafalan.
 Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; "(Ibnu Majah) adalah seorang
hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.
 Ibnu Katsr menuturkan: Ibnu Majah adalah pemilik kitab as Sunnan
yang Masyhur. Ini menunjukkan amalnya, ilmunya, keluasan
pengetahuannya dan kedalamannya dalam hadits serta ittibnya terhadap
Sunnah dalam hal perkara-perakra dasar maupun cabang
Wafatnya beliau Senin, 21 ramadlan tahun 273 H.

END OF SESSION - 4

Anda mungkin juga menyukai