Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN

F 7. MINI PROJECT

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK


DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI
PUSKESMAS PRINGSURAT

Disusun oleh:
dr. Ika Maharani

Pembimbing:
dr. Anis Mustaghfirin

INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG
PERIODE JANUARI 2014 MEI 2014

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Usaha KesehatanMasysrakat
Laporan F7. Mini Project
Topik :

Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Penyakit Hipertensi di


Puskesmas Pringsurat
Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship
sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internship
dokter Indonesia di Puskesmas Pringsurat KabupatenTemanggung

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Mei 2014

Mengetahui,
Dokter Internship,

Dokter Pendamping

dr. Ika Maharani

dr. AnisMustaghfirin
NIP. 19830617 201001 1 020

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin majunya jaman disaat ini dalam berbagai bidang dapat
mendorong orang untuk lebih mudah bergaul dan berkomunikasi dengan
orang lain. Saat ini orang dapat dengan mudah terpengaruh oleh perilaku
orang lain dan turut mendorong munculnya perilaku yang cenderung menjadi
kebiasaan orang lain. Salah satu kebiasaannya adalah merokok.
Di seluruh dunia rokok sudah tidak menjadi barang asing lagi. Hampir
laki-laki di dunia merokok. Departemen kesehatan melalui pusat promosi
kesehatan menyatakan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok tertinggi. Di
Jakarta memperlihatkan 75% pria dewasa dan kurang dari 5% wanita dewasa
mempunyai kebiasaan merokok. Mereka menghabisksn rokok lebih dari 20
batang per hari.
Berbagai himbauan telah disampaikan di mana-mana bagi perokok
bahkan sampai tertera di kemasan rokok itu sendiri. MUI juga telah
mengharamkan merokok di tempat umum. Tetapi para perokok tidak
menghiraukan akibat dan larangan dari merokok tersebut. Di bungkus rokok
juga sudah ada himbauan tentang bahaya merokok. Justru, himbauanhimbauan tersebut membuat perokok merasa terbiasa dan tidak menghiraukan
efek-efek bahaya merokok.
Pada awalnya orang merokok hanya ingin coba-coba, ikut-ikutan orang
tua/ dewasa yang merokok, pergaulan dengan orang yang mayoritas perokok,
mengurangi stress dll.
Sebagai konsekuensi bagi perokok aktif adalah terkena berbagai macam
penyakit, salah satunya adalah penyakit Hipertensi. Didalam rokok terdapat
kandungan zat berbahaya yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida. Nikotin
adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah 10-20 mmHg. Tar adalah bahan yang
dapat meningkatkan kekentalan darah. Karbon monoksida adalah zat yang
mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga membuat darah mengalami
penurunan dalam mengikat oksigen.
Hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah
yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh, sehingga dapat

menyebabkan kerusakan lebih berat pada tubuh. Faktor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya hipertensi seperti merokok, mengkonsumsi kopi,
usia, jenis kelamin, mengkonsumsi daging berlemak, keturunan, obesitas,
mengkonsumsi alkhohol, mengkonsumsi garam berlebih.
Di Puskesmas Pringsurat banyak ditemukan orang tua/ laki-laki usia > 40
tahun yang menderita hipertensi dan mempunyai kebiasaan merokok, mereka
selalu datang berobat setiap 3 hari sekali untuk mengontrol tekanan darah.
Karena alasan tersebut peneliti memilih Topik Merokok dan Hipertensi untuk
dijadikan topik penelitian.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul pertanyaan Apakah ada
hubungan kebiasaan merokok dengan stage penyakit hipertensi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara merokok dengan hipertensi
di Puskesmas Pringsurat Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui :
a. Perilaku merokok
b. Penyakit hipertensi
c. Hubungan antara merokok dengan hipertensi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Masyarakat
Agar masyarakat bisa lebih mengerti tentang hubungan merokok dengan
hipertensi
2. Peneliti
Memberi suatu fakta yang dapat digunakan sebagai wacana dan wawasan
tentang hubungan merokok dengan hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ROKOK
1. Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan

dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
2. Jenis Rokok

Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus


a.
b.
c.
d.

Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung


Kawung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi


a. Rokok Putih : Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saos untuk mendapat efek rasa dan aroma
tertentu.
b. Kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saos untuk mendapat efek rasa dan aroma tertentu.
c. Klembak : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh dan menyan yang berisi saos untuk mendapat efek rasa dan
aroma tertentu.
Jenis rokok berdasarkan pembuatan
a. Sigaret kretek tangan : Rokok yang proses pembuatannya dengan cara
digiling atau dilinting dengan tangan.
b. Sigaret kretek mesin : Rokok yang cara pembuatanya digiling dengan
mesin.
Jenis rokok berdasarkan penggunaan filter
a. Rokok filter (RF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
b. Rokok non filter (RNF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
3. Kandungan Asap Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya
200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok, antara
lain:
a. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru. tar dapat meningkatkan kekentalan darah, sehingga
memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi.
b. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru
yang mematikan. Nikotin juga dapat memacu pengeluaran zat
katekolamin tubuh seperti hormon adrenalin. Hormon adrernalin

memacu kerja jantung untuk berdetak 10-20 kali/menit dan


meningkatkan tekanan darah 10-20 skala. Hal ini berakibat volume
darah meningkat dan jantung menjadi lebih cepat lelah. Zat ini juga
menimbulkan rasa ketagihan untuk terus merokok.
c. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam
darah, membuat darah mengalami penurunan dalam mengikat
oksigen. Zat ini juga dapat meningkatkan keasaman sel darah
sehingga darah menjadi lebih kental dan menempel di dinding
pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah memaksa jantung
memompa darah lebih cepat lagi sehingga tekanan darah meningkat.
Asap rokok terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Mainstream (yang dihisap perokok)
Asap rokok mainstream (asap utama) dihasilkan dari pembakaran suhu
tinggi

(860-9000). Asap

utama

berbahaya

bagi

tubuh

karena

mengandung partikel yang lebih kecil, sehingga lebih cepat tereaksi


terhadap jaringan tubuh.
b. Sidestream (yang dihasilkan dari pembakaran rokok)
Asap sidestream (asap sampingan) dihasilkan dari pembakaran suhu
rendah (500-6500). Asap sampingan karena jumlah bahan kimianya
berlipat kali lebih banyak.
4. Faktor yang Mendorong Remaja Merokok
Merokok dipandang sebagai pintu gerbang menuju penggunaan obatobatan dan perilaku kenakalan remaja yang lain seperti penggunaan alkohol,
absen di sekolah, aktivitas seksual, tawuran, kemungkinan putus sekolah,
rendah diri, suka melawan. Pada usia remaja harga diri sangat rentan terganggu,
sehingga lebih mudah untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan
norma tertentu.
Faktor yang mendorong remaja merokok adalah pengaruh teman/
lingkungan, menghilangkan kesepian dan ketegangan, alat pergaulan,
menambah konsentrasi belajar, ingin diakui dewasa, ikut orangtua merokok.
Merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa mitos, antara lain:
a. Mitos 1 menyebutkan rokok dengan kadar tar rendah jauh lebih baik. Hal
ini bertentangan karena rokok dengan kadar tar rendah sama bahayanya
dengan rokok berkadar tar lebih tinggi.

b. Mitos 2 mengatakan bahwa sedikit rokok yang dihisap tidak berbahaya,


kenyataannya perokok pasif yang hanya 30 menit setelah menghirup asap
rokok dapat mengalami gangguan aliran darah.
c. Mitos 3 tidak ada untungnya berhenti merokok pada orang yang sudah
lama merokok. Kenyataannya, semakin lama merokok, semakin buruk
keadaan kesehatannya dan semakin cepat berhenti merokok maka
semakin cepat pemulihan kesehatannya.
5. Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Kandungan racun pada asap rokok menyebabkan berbagai macam
penyakit dari kepala sampai ujung kaki karena racun yang dikandung oleh asap
rokok, misalnya:
a. Akibat pada paru-paru
Kanker paru
PPOk (bronkitis dan emfisema)
Meningkatkan kekambuhan asma
Meningkatkan infeksi saluran napas
Kebiasaan merokok membuat seseorang jadi lebih mudah terinfeksi
tuberkulosis
b. Akibat pada jantung
Penyakit jantung koroner
Angina pektoris
Meningkatkan resiko serangan jantung dan kekambuhannya
Aritmia
Osteoartritis
Aneurisme aorta
c. Akibat pada reproduksi: infertil, impotensi, mempercepat menopause
d. Akibat pada kehamilan: abortus, kehamilan ektopik, berat badan bayi lahir
rendah, gangguan tumbuh kembang bayi, keterlambatan pertumbuhan janin,
bayi lahir prematur, bayi lahir mati.
B. HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah

yang memberi gejala berlanjut pada organ tubuh sehingga menyebabkan


kerusakan lebih berat. Standar hipertensi adalah tekanan sistolik 140 mmHg
dan diastolik 90 mmHg. Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut dan
biasanya hanya tekanan sistoliknya yang meningkat. Kadang-kadang
seseorang tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sehingga gaya
hidup dan pola makan sembarangan, mereka baru mengetahui setelah
tekanan

darahnya

tinggi

yang

dideritanya

menyebabkan

berbagai

komplikasi. Pada beberapa penderita, tekanan darah meningkat dengan


cepat sehingga tekanan sistoliknya menjadi lebih besar dari 140 mmHg.

Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala serasa ingin pingsan dan
penglihatan kabur.
2. Jenis-jenis hipertensi
Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya dengan
jelas. Hipertensi skunder penyebabnya adalah usia, jenis kelamin, pola atau
gaya hidup, dll. Ada juga yang membagi hipertensi menjadi tiga yaitu
hipertensi ringan, hipertensi sedang dan hipertensi berat.
Kriteria hipertensi JNC VII
Kategori

Sistolik ( mmHg )

Diastolik (mmHg)

120

80

Pre Hipertensi

120 - 139

80 - 89

Hipertensi stage 1

140 159

90 99

Hipertensi stage 2

160

100

Normal

3. Faktor penyebab hipertensi


a. Keturunan, jika seseorang mempunyai orang tua yang salah satunya
menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai resiko lebih besar
terkena hipertensi.
b. Jenis Kelamin, pria lebih sering terkena hipertensi karena pria
mempunya faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti stress,
kelelahan dan makan tidak terkontrol.
c. Umur, hipertensi pada pria biasanya terjadi pada usia 31 tahun
sedangkan pada wanita setelah umur 45 tahun.
d. Kurang Olah Raga, orang yang kurang aktif melakukan olah raga
cenderung mengalami kegemukandan kegemukan akan menaikkan BB.
e. Merokok, kadar nikotin yang terdapat dalam rokok sangat
membahayakan kesehatan, neotin menyebabakan pengapuran pada
dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan hipertensi.
f. Alkohol, alkohol akan meningkatkan asistesis katekholamin. Adanya
katekholamin daalm jumlah besar akan memicu kenaikan tekanan
darah.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kebiasaan Merokok

Paparan Rokok

Paparan zat-zat rokok

Kerusakan Pembuluh
Kerusakan
Darah
Endotel
Tahanan Perifer
x Tahanan Perifer
Cardiac Output = TD
=

D. HIPOTESIS
Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan stage penyakit hipertensi di
Puskesmas Pringsurat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi dimana desain penelitian
yang digunakan adalah cross sectional.
B. POPULASI SAMPEL
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah Pasien Puskesmas
Pringsurat yang mempunyai penyakit hipertensi dan berjumlah 44 orang.
2. Sampel
Jumlah sampel penelitian yaitu 33 responden
a. Kriteria Inklusi : Pasien yang termasuk dalam sampel
1) TD : 140 / 90 mmHg
2) Mempunyai riwayat merokok
3) Laki laki > 40 tahun
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi : Pasien yang tidak masuk menjadi sampel
1) TD : 140 / 90 mmHg
2) Tidak mempunyai riwayat merokok
3) Laki laki < 40 tahun
Paparan zat-zat rokok
Kebiasaan
Merokok
Paparan
Rokok
4) Tidak
bersedia menjadi
responden
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
C. VARIABEL PENELITIAN
Kerusakan
Kerusakan
Darah
Endotel
a. Variabel
/ bebas
: PerokokPembuluh
Tahanan
Perifer Independen
x Tahanan
Perifer
Variabel Dependen
: Hipertensi
Cardiacb. Output
= TD
=

D. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi tentang merokok
No
1

Variabel

Jenis

Merokok adalah suatu

Ringan < 10 batang/hari

kebiasaan orang

Sedang 10 20 batang / hari

menghisap batang rokok.

Berat > 20 batang / hari

Kategori
Data
Ordinal

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi tentang hipertensi


No
1

Variabel

Jenis

Hipertensi adalah

Hipertensi Stage 1 = 140-

tekanan darah yang

159/90-99

mempunyai ukuran

Hipertensi Stage 2 =

sistolik >140 mmHg dan

160/100

diastolik > 90 mmHg

E. KERANGKA KONSEP PENELITIAN


Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Populasi

Hipertensi

Merokok

Tidak Merokok

Sampel

Ringan
Keterangan:

Sedang Berat
Variabel yang diteliti

Stage Hipertensi
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Analisis Data

Kategori
Data
Nominal

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


1. Studi pendahuluan di Puskesmas Pringsurat untuk mengetahui populasi
dan sampel penelitian yang terkena hipertensi.
2. Mengukur tekanan darah.
3. Memberikan surat pernyataan kesediaan menjadi responden dan
kuisioner kepada responden.
4. Selanjutnya menjelaskan cara pengisian kuisioner, selanjutnya peneliti
mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapannya dan kuisioner
diisi lengkap oleh rersponden.
G. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Alat yang digunaan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner. Kuisioner
dengan 5 pertanyaan tentang kebiasaan merokok yaitu jumlah rokok yang
dihisap perhari, pengetahuan tentang bahaya merokok, usia merokok dan 1
pertanyaan mengenai hipertensi.
H. TEHNIK PENGOLAHAN DATA
1. Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan instrumen yaitu kuisioner untuk
mengumpulkan data dasar. Adapun tahap pengolahan data dalam
penelitian ini adalah
a. Editing: melaksanakan pemeriksaan yang diperoleh yaitu meliputi
kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsistensi dan relevaasi
jawaban terhadap daftar yang diberikan.
b. Koding: memberikan kode dan klasifikasian data untuk mepermudah
pengolahan data.
c. Tabulasi Data: mengelompokkan data kedalam suatu data tertentu
menurut sifat yang dimiliki sesuai tujuan penelitian.
d. Entry Data: memasukkan data yang telah tabulasi.
2. Analisa Data
Analisa dilakukan dengan menggunakan uji chi square (X2) dengan p
0,05 dan 95% Confidence Interval (CI)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Usia
Tabel 4.1: Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di
Puskesmas Pringsurat Kec. Pringsurat Kab. Temanggung pada bulan
Februari-Maret 2014.

Umur
41 50 tahun

Frekuensi
8 orang

Prosentase
18,18 %

51 60 tahun

15 orang

34,09 %

61 70 tahun

15 orang

34.09 %

71 80 tahun
6 orang
13,62 %
Total
44 orang
100 %
Dari pengumpulan data yang telah ditetapkan didapatka data yaitu
menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia 40-50 tahun dan 61-70
sejumlah 15 orang (34 %) yang terbanyak, sedangkan yang berusia 71-90
tahun sejumlah 6 orang (13,62 %) yang terendah.
2. Pendidikan
Tabel 4.2: Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
pendidikan di Puskesmas Pringsurat Kec. Pringsurat Kab. Temanggung
pada bulan Februari-Maret 2014.
Pendidikan
SD

Frekuensi
18 orang

Prosentase
40,90 %

SMP

15 orang

34,09 %

SMA
11 orang
25 %
Total
44 orang
100 %
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan didapat jumlah
tingkat pendidikan responden yang terbanyak yaitu SD sejumlah 18 orang
(40 %) dan terendah yaitu SMA sejumlah 1 orang (25 %).
3. Pekerjaan
Tabel 4.3: Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di
Puskesmas Pringsurat

Kec. Pringsurat Kab. Temanggung pada bulan

Februari-Maret 2014.
Pekerjaan
Buruh

Frekuensi
14 orang

Prosentase
31,81%

Tani

17 orang

38,63 %

PNS

10 orang

22,72 %

Tidak bekerja
3 orang
6,81 %
Total
44 orang
100 %
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan didapat jumlah
responden terbanyak pada tingkat pekerjaan tani yaitu sejumlah 17 orang
(38,63 %) dan jumlah terendah yaitu responden dengan pekerjaan sebagai
PNS yaitu 10 orang (22,72 %).

B. ANALISIS UNIVARAT
Tabel 4.4: Distribusi frekuensi menurut kebiasaan merokok pada warga
laki-laki di Puskesmas Pringsurat Kec. Pringsurat Kab. Temanggung pada
bulan Februari-Maret 2014.
Kategori merokok
< 10 batang / hari

Frekuensi
6 orang

Prosentase
18,19 %

10 20 batang / hari

12 orang

36,36 %

> 20 batang / hari


15 orang
45,45 %
Total
33 orang
100 %
Dari hasil pengumpulan data tenteng kebiasaan merokok laki-laki usia
>40 tahun di Puskesmas Pringsurat didapatkan data bahwa dari 33 responsen
yang dikatergorikan mempunyai kebiasaan merokok terbanyak yaitu >20
batang/hari sejumlah 15 orang (45,45%) sedangkan yang mempunyai
kebiasaan terendah yaitu < 10 batang hari ada 6 orang (18,19 %).
Tabel 4.5: Distribusi frekuensi menurut penyakit hipertensi yang diderita
laki- laki usia > 40 tahun di Puskesmas Pringsurat.
Kategori
140/90 mmHg 159/99 mmHg

Frekuensi
10 orang

Prosentase
30,30 %

>160/100 mmHg
23 orang
69,70 %
Total
33 orang
100 %
Dari hasil pengumpulan data tenteng penyakit hipertensi yang diderita
laki-laki usia > 40 tahun di Puskesmas Pringsurat didapatkan data bahwa dari
33 responden yang paling banyak menderita hipertensi dengan kategori
>160/100 mmHg adalah 23 orang (69,70 %), sedangkan responden yang paling
sedikit menderita hipertensi adalah pada kategori 140/90 mmHg - 159/99
mmHg yaitu 10 orang (30,30 %).
C. ANALISA BIVARAT
Tabel 4.6: Hubungan antara Kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi
Kebiasaan merokok

<10 batang / hari


10 20 batang / hari

Penyakit hipertensi
140/90
>160/100
159/99

(stage II)

(Stage I)
5
4

1
8

Total

6
12

>20 batang / hari


Total

1
10

15
23

15
33

Tabel 4.7: Chi Square Tests


Chi-Square Tests
Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio

11.546a

.003

11.825

.003

Linear-by-Linear Association

10.492

.001

N of Valid Cases

33

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.82.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara


kebiasaan merokok dengan stage penyakit hipertensi. Hipotesis (H1) diterima.
D. PEMBAHASAN
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan pada responden
berdasarkan tingkat usia didapatkan data yang menunjukkan bahwa responden
yang berusia 4050 tahun berjumlah 8 orang (26,67%), sedangkan responden
usia 51-60 tahun berjumlah 14 orang (26,67%) dan responsen yang berusia 6180 tahun berjumlah 23 orang (13,33%) di Puskesmas Pringsurat mempunyai
kebiasaan merokok dan mempunyai penyakit hipertensi.
Pada usia 40-50 tahun, kemungkinan mengalami stres pada laki-laki sangat
tinggi, baik itu karena pekerjaan maupun kehidupan seks. Semakin
bertambahnya usia manusia mengalami penurunan kondisi fisik yang akan
berpengaruh

pada

aktivitas

sehari-hari,

sehingga

dapat

menurunkan

produktivitas kerja
Semakin tua usia, semua fungsi organ tubuh menurun. Begitu pula dalam
kehidupan seks. Pada laki-laki kemampuan ereksi menurun sehingga aktivitas
seksual yang dilakukan berakhir dengan kekecewaan .
Stres adalah salah satu alasan orang untuk menghisap rokok. Sehingga
pada usia inilah paling banyak ditemukan orang yang mengalami penykit
hipertensi. Alasan lain orang pada usia ini adalah karena kebanyakan waktu
luang. Merokok mereka lakukan karena untuk mengisi waktu luang.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SD
sejumlah 18 orang (60%), hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya dan
anggapan bahwa sekolah tidak begitu penting. Sedangkan responden terbanyak

kedua adalah 11 orang (36,67%), dan sisanya 1 orang yang tidak sekolah
(3,33%).
Pendidikan adalah sarana untuk memperoleh ketrampilan, pengetahuanpengetahuan yang akan menjadi bekal dan acuan manusia untuk menjalani
kehidupan di dunia. Definisi tingkat pendidikan yaitu suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik. Tujuannya untuk
mengembangkan / mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang.
Menurut Susenas (2004), pendidikan terdiri dari tidak/ belum pernah
sekolah, tidak/ belum tamat SD, tamat SD, SLTP, SLTA, DIPLOMA I/II,
Akademi/ DIII dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan di wilayah pedesaan
lebih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor sosial-ekonomi dan kultur dari masing-masing daerah.
Pengelompokan data dari jenis pekerjaan di Puskesmas Pringsurat
didapatkan sebagian besar bekerja sebagai buruh yaitu berjumlah 14 orang
(46,67%) dari 30 orang responden. Kemudian yang kedua bekerja sebagai tani
yaitu 10 orang (33,33%), dan yang lain PNS 1 oarng (3,33%), dan yang tidak
bekerja ada 5 orang (16,67%). Rendahnya tingkat pendidikan di Puskesmas
Pringsurat menyebabkan jenis pekerjaaan yang mereka dapatkan juga rendah
yaitu sebagai buruh.
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dimiliki seseorang untuk
menghasilkan uang. Suatu profesi yang dimiliki seseorang baik anak, dewasa,
ataupun orang tua yang mampu menghasilkan uang, Kepuasan, wawasan dan
keterampilan yang biasanya untuk hidup sehari-hari berupa sandang, pangan
dan papan, sedangkan menurut kami pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dimiliki seseorang untuk menghasilkan uang sebagai modal dasar untuk tetap
bertahan hidup di dunia ini.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada 30 responden
didapat data bahwa hampir smua responden mempunyai kebiasaan merokok
yang dikategorikan perokok berat > 20 batang/ hari yaitu berjumlah 15 orang
(45,45%), sedangkan yang dikategorikan perokok sedang yaitu 10 20 batang/
hari adalah 12 orang (36,36%) dan perokok ringan 6 orang (18,19 %).
Menurut Lasiyo 2004, merokok adalah kebiasaan orang menghisap batang
rokok yang dilakukan beberapa alasan yaitu ingin coba-coba, ikut-ikutan orang
tua/ dewasa yang merokok dan pergaulan. Sehingga banyak orang yang ingin
merokok dan tidak mengetahui efek samping dari merokok tersebut.

Menurut Aditama 2002, di dalam rokok mengandung beberapa zat


berbahaya bagi tubuh yaitu bahan radioaktif, acetone, ammonia, racun
serangga, arsenic, hydrogen siyamic, dan yang paling berbahaya adalah Tar,
nikotin dan karbon monoksida.
Menurut Gunawan 2001, kadar nikotin yang terdapat dalam rokok sangat
membahayakan tubuh, nikotin menyebabkan pengapuran pada dinding
pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Perokok aktif
adalah sebutan bagi orang yang merokok.
Menurut kami, kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
teratur yang tidak bisa ditinggalkan. Kebiasaan meerokok adalah suatu
kebiasaan merokok yang dilakukan secara teratur dan tidak bisa ditingalkan.
Nilai yang dapat disimpulkan Dari hasil pengumpulan data adalah 30
responden di Puskesmas Pringsurat mempunyai kebiasaan merokok dan sudah
menjadi perokok aktif.
Sebagian besar warga menjadi perokok berat dikarenakan tingkat
pekerjaan yang rendah serta penurunan produktivitas membuat warga menjadi
stres dan melampiaskan dengan merokok.
Dari hasil pengumpulan data yang kami lakukan sebagian besar responden
mempunyai penyakit hipertensi. Untuk urutan terbesar adalah responden
dengan penyakit hipertensi stage II yaitu dengan > 160/100 mmHg sejumlah 23
orang (69,70%), sisanya di kategorikan responden dengan penyakit hipertensi
stage I 140/90 mmHg-159/99 mmHg yang berjumlah 10 orang (30,30%).
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang sistolik
lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dan
sebagai pemicu timbulnya penyakit-penyakit lain yang lebih berat. Sedangkan
menurut Gunawan (2001), hipertensi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah yang memeberi gejala berlanjut pada
organ tubuh manusia sehingga menyebabkan kerusakan lebih berat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah keturunan, jenis
kelamin, umur, kegemukan, kurang olahraga, alkohol dan merokok. Di dalam
rokok terdapat zat yang berbahaya bagi tubuh yaitu nikotin. Nikotin dapat
meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan menyebabkan
pengapuran pada dinding pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah.
Jika hipertensi tidak di atasi maka akan timbul beberapa komplikasi antar
lain jantung koroner, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah otak dan stroke.

Menurut WHO batas normal tekanan darah sistolik adalah 120-140mmHg


dan takanan diastolik adalah 80-90 mmHg. Seseorang dikatakan mengalami
hipertensi bila tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg.
Dari hasil penelitian yang kami lakukan di Puskesmas Pringsurat Kec.
Pringsurat Kab. Temanggung pada bulan Februari-Maret 2014 didapatkan
bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok yang dilakukan pasien
dengan penyakit hipertensi yang mereka derita. Ditunjukkan dengan hasil chi
square test.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas Pringsurat, banyak warga di
Kecamatan Pringsurat yang menderita penyakit hipertensi. Hal ini dipengaruhi
oleh kebiasaan merokok yang dilakukan sebagian besar warga. Dengan latar
belakang pendidikan yang rendah mereka cenderung tidak mengetahui bahwa
rokok berbahya bagi tubuh dan dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah.
Dalam rokok terdapat zat-zat yang berbahaya untuk tubuh manusia seperti
Nikotin yang dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada pembuluh darah
sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan laju darah akan menjadi lebih
cepat.
Sedangkan menurut Aditama (1992), zat-zat yang berbahaya bagi tubuh
manusia yang terkandung dalam rokok antara lain: Tar yaitu dapat
meningkatkan kekentalan darah (terdapat pula substansi hidrokarbon yang
bersifat lengket menempel ke paru). Sehingga memaksa jantung memmompa
darah lebih kuat lagi. Nikotin dapat mempengaruhi syaraf dan peredaran darah
yang bersifat karsingen dan yang mampu memicu kanker paru-paru yang
mematikan. Nikotin juga dapat memacu pengeluaran zat cathecolamin tubuh
seperti hormon adrenalin. Hormon adrernalin memacu kerja jantung untuk
berdetak 10-20 kali/menit dan meningkatkan tekanan darah 10-20 skala. Hal
ini berakibat volume darah meningkat dan jantung menjadi lebih cepat lelah.
Zat ini juga menimbulkan rasa ketagihan untuk terus merokok. Karbon
monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
mengalami penurunan dalm mengikat O2. zat ini juga dapat meningkatkan
keasaman sel darah sehingga darah menjadi lebih kental dan menempel di
dinding pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah memaksa jantung
memompa darah lebih cepat lagi sehingga telkanan darah meningkat.
Peran dokter disini pada tindakan primer yaitu preventif dan promotif
untuk mencegah hipertensi dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang

penyakit hipertensi dan hubungan dengan kebiasaan merokok pada warga lakilaki usia > 40 tahun.
Menurut hasil analisis data dengan menggunakan Chi Square, didapatkan
hasil p< 0,05 yang berarti hipotesis diterima, dalam hal ini adalah hubungan
antara dua variable yang diteliti signifikan, dengan tingkat kepercayaan 95%
H1 diterima.
E. Keterbatasan Peneliti
1.

Kurangnya peneliti dalam penguasaan materi sehingga hasil penelitian


masih jauh dari sempurna.

2.

Keterbatasan dan pembagian waktu yang kurang efektif.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Perilaku Merokok
Sebagian besar laki-laki yang datang berobat ke Puskesmas Pringsurat
adalah perokok. Terutama laki-laki usia > 40 tahun.
2. Penyakit Hipertensi
Sebagian besar laki-laki usia > 40 tahun yang berobat ke Puskesmas
Pringsurat mempunyai penyakit hipertensi.
3. Dari penelitian yang sudah dilakukan pada warga laki-laki di Puskesmas
Pringsurat Kec. Pringsurat Kab. Temanggung dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi.
B. SARAN
1. Penderita Hipertensi
a. Pentingnya pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan rutin serta
menjalani pola hidup sehat.
b. Menghentikan kebiasaan merokok untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut
2. Masyarakat
Perlunya pencegahan terjadinya penyakit hipertensi sedini mungkin
terutama pada warga laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok.
3. Tenaga Kesehatan
Perlunya peran serta program promosi kesehatan tentang bahaya
merokok dan penyakit hipertensi untuk peningkatan pengetahuan warga
di Kecamatan Pringsurat.

DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 2013. Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta:
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Danu Santoso, Halim. 1993. Rokok dan Perokok. Jakarta:Arcan
Aditama. 2000. Hipertensi. EGC:Jakarta
Armstrong. 1995. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Jakarta:Arcan
Basha, Adnil. 2004. Pengertian Hipertensi. Balai Pustaka :Jakarta
Danu Santoso, Halim. 1993. Rokok dan Perokok. Jakarta:Arcan
Gunawan. 2001. Hipertensi dan Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Arcan
Lasiyo. 2004. Rokok dan Akibatnya. Balai Pustaka:Jakarta

LAMPIRAN
DATA HASIL
NAMA

USIA

STAGE HT

NW
MR
NA
BS
MS
ST
ES
NI
LJ
AA
MA
DW
HP
MY
MD
SP
SM
TH
JL
KM
SF
PW
SO
HS
SR
MZ
JA
JM
SE
BB
HM
MT
MH

71-80
51-60
71-80
61-70
41-50
61-70
61-70
71-80
61-70
61-70
61-70
51-60
51-60
41-50
71-80
51-60
51-60
51-60
71-80
61-70
51-60
51-60
51-60
71-80
61-70
61-70
61-70
51-60
61-70
41-50
51-60
51-60
41-50

stagesatu
stagesatu
stagesatu
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagesatu
stagesatu
stagesatu
stagesatu
stagedua
stagedua
stagedua
stagesatu
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagesatu
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua
stagesatu
stagedua
stagedua
stagedua
stagedua

KEBIASAAN
MEROKOK
10-20batang
<10batang
<10batang
>20batang
>20batang
10-20batang
>20batang
10-20batang
>20batang
>20batang
10-20batang
<10batang
10-20batang
<10batang
>20batang
10-20batang
>20batang
10-20batang
>20batang
10-20batang
10-20batang
>20batang
>20batang
<10batang
10-20batang
10-20batang
>20batang
>20batang
<10batang
10-20batang
>20batang
>20batang
10-20batang

Crosstab Chi Square


Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Rokok * Hipertensi

Missing

Percent
33

100.0%

Total

Percent
0

.0%

Percent
33

100.0%

Rokok * Hipertensi Crosstabulation


Hipertensi
stagesatu
Rokok

<10batang

10-20batang

Count

1.8

4.2

6.0

Residual

3.2

-3.2

13

3.9

9.1

13.0

Residual

.1

.0

Count

13

14

4.2

9.8

14.0

-3.2

3.2

10

23

33

10.0

23.0

33.0

Count

Expected Count
Residual
Total

Total

Expected Count

Expected Count

>20batang

stagedua

Count
Expected Count

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases

df
a

11.546
11.825
10.492

sided)
2
2
1

33

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1.82.

.003
.003
.001

Anda mungkin juga menyukai