Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman banyak kebutuhan manusia yang
didasarkan pada kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan seorang tersebut mempunyai tujuan
yang berbeda antara individu satu dengan yang lainnya, seperti contoh dengan para
pengusaha yang selalu melakukan perjalanan dengan tujuan melakukan kunjungan atau
peninjauan tentang bisnis yang akan dilakukannya. Selain itu banyak kelompok orang
yang sering melakukan perjalanan pula dengan tujuan yang berbeda-beda tentuunya.
Pada banyaknya kebutuhan orang atau kelompok orang dalam melakukan
perjalanannya, diperlukan pemikiran atau pemecahan masalah dalam hal perjalanan yang
dapat mempersingkat waktu dalam hal perjalanannya yang dapat memberikan kesan
positif dalam pemasarannya. Maka diperlukan angkutan yang dapat memberikan jawaban
atas semua masalah tersebut yang dinamakan angkutan udara (pesawat udara). dengan
angkutan udara diharapkan dapat mempersingkat waktu dalam perjalanan seseorang.
Pesawat udara diartikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara , tetapi bukan karena reaksi udara terhadap
permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan. Selain itu angkutan udara
merupakan alat transportasi yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat
transportasi lain seperti alat transportasi darat dan laut dalam hal jangkauan yang lebih
luas, dan penghematan waktu dalam durasi perjalanannya.
Dalam hidup ini, manusia akan sering mengalami perpindahan tempat dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan wahana atau digerakkan oleh mesin, yang
disebut dengan transportasi. Semua manusia melakukan kegiatan perjalanan. Perjalanan
tersbut bisa dilaklukan melalui jalur darat, laut dan udara.
Namun, pada zaman sekarang transportasi udara sudah semakin berkembang pesat.
Pertumbuhan global tidak akan memiliki arti sama sekali, bahkan nyaris menjadi sulit
berkembang tanpa terselenggaranya sistem angkutan udara yang baik.
Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk
memakaiya. Selain memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan
alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global
ternyata telah merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang
dapat melayaninya. Kemudian terjadilah perlombaan besasr-besaran dalam teknologi
penerbangan. Sebagai negara berkembang dan terdiri dari banyak pulau yang membentang
dari Sabang sampai Merauke, dan banyaknya antusiasme masyarakat terhadap kemajuan,
Indonesia merupakan Negara yang sangat berpotensi kedepannya dalam pengembangan

jasa angkutan udara, dimana angkutan udara dapat menjangkau daerah-daerah terpencil
sekaligus, dan juga dapat menghemat banyak waktu dalam perjalanan dibanding dengan
sarana transportasi lain seperti darat dan laut. Selain itu transportasi udara mempunyai
fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (Servicing sector) dan unsur pendorong
(Promoting sector). Peran transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari
kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi
sektor lain, sekaligus juga berperan dalam menggerakkan dinamika pembangunan.
Dengan banyaknya peminat dalam penggunaan transportasi udara, pihak-pihak
yang terkait seperti perusahaan penerbangan, dan penyedia layanan penerbangan yaitu
bandar udara melakukan berbagai langkah dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan yang
semakin meningkat dari masa ke masa.
Bandar udara merupakan sebuah sistem karena terdiri atas komponen-komponen
yang saling berinteraksi dan saling menunjang satu sama lain yang menghasilkan suatu
produk jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam aktivitasnya. Komponenkomponen bandar udara terdiri atas pengelolaan bandar udara, pengelolaan perusahaan
angkutan udara, dan pemenuhan kebutuhan jasa angkutan udara. Pengelolaan perusahaan
bandar udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian
kebutuhan pengguna dalam penerbangan dengan karakteristik penerbangan dalam hal
penyediaan fasilitas dan pemberian jasa layanan. Dengan memperhitungkan pelayanan sisi
udara dan pelayanan sisi darat akan diperoleh rencana investasi yang berdampak pada
penapata bandar udara.
Penyediaan fasilitas dan pemberian jasa pelayanan pada setiap pengguna terminal
bandar udara merupakan produk yang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen penggua
jasa dan layanan tersebu yang akan mengakibatkan adanya timbal balik yang berdampak
pada penerimaan atau atau pendapatan bandar udara. Pendapatan bandar udara sendiri
dipengaruhi oleh pasang surut kegiatan ekonomi dunia. Hal itu mengacu pada kemampuan
konsumen dalam dalam memberikan andil pada pendapatan bandar udara melelui
penggunaan jasa layanan angkutan udara.
Selama ini banyak orang menilai tentang bagai mana dan siapa yang mengelola
bandara-bandara tersebut dalam dunia penerbangan. Mungkin di indonesia ini ada dua
pihak yang mengatur atau yang mengelola dalam hal pengelolaan bandar udara yaitu
bandar udara yang dikelola oleh BUMN atau komersial dan bandar udara yang dikelola
oleh TNI AU.
Pada umunya bandar udara tidak hanya bermasalah dalam hal pengelolaannya
tetapi pelayanan dan kepuasan pelanggan haruslah diutamakan. Oleh karena itu banyak
pihak neranggapan kalo semua babndara yang dikelola TNI AU atau yang lainnya sama
aja tetapi pelayanan yang harus diutamakan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Fasilitas
1. Airport
Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-off and
landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir
pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai
dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar
penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
2. Kebandar udaraan
Meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan nadar udara
(bandara) dan kegiatan lainnya dalang melaksanakan fungsi sebgaia bandara dalam
menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara,
penumpang, barang dan pos.
3. Airfield
Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing
pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan
terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang pesawat.
4. Aerodrom
Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana-dan prasarana,
instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian
maupun keseluruhannya untuk kedatang, keberangkatan penumpang dan barang,
pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk
penerbangan yang terjadwal.
5. Aerodrom reference point
Letak geografi suatu aerodrom.
6. Landing area
Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak
termasuk terminal area.
7. Landing strip
Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas shoulders dan
runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat terbang.

8. Runway
Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas dan
mendarat pesawat terbang.
9. Taxiway
Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi)
dari runway ke apron atau sebaliknya.
10. Apron
Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu,
mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang.
Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building.
11. Holding apron.
Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan
oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat
sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off.
12. Holding bay
Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi, atu
berhenti saat taxi.
13. Terminal Building
Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan penumpang
dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket, ruang
tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebaginnya.
14. Turning area
Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat untuk
berputar sebelum take off.
15. Over run
Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan
pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) : (i) Stop way : bagian
over run yang lebarnya sama dengan run way dengan diberi perkerasan tertentu, dan
(ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya ditanami
rumput.
16. Fillet
Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runmway atau
taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar
jalur perkerasan yang ada.

17. Shoulders
Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway,
taxiway dan apron.
FASILITAS BANDAR UDARA
1. Sisi Udara (Air Side)
a. Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu
biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis
yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,
misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya
cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan
panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat
lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
b. Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron umumnya
beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.
c. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara
khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
d. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulans, dan peralatan penolong lainnya.
e. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

2. Sisi Darat (Land Side)


a. Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang
atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ,
Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang
tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di
bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge.
Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang
bisa dipindah-pindah.

b. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
c. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk
taksi.

B. OPERASI BANDARA
Tugas pokok dan fungsi sisi udara (Air Side)
1. Mengatur pergerakan pesawat udara dengan tujuan untuk menghindari adanya
tabrakan antara pesawat udara dan pesawat udara dengan obstacle
2. Mengatur masuknya pesawat udara ke apron dan mengkoordinasikan pesawat
udara yang keluar dari apron dengan dinas adc (aerodrome control)
3. Menjamin keselamatan dan kecepatan serta kelancaran pergerakan kendaraan dan
pengaturan yang tepat dan baik bagi kegiatan di sisi udara
4. Menyiapkan aircraft parking standard allocation terlebih dahulu, untuk
memudahkan parking dan handling pesawat udara yang bersangkutan
5. Mengadakan pengaturan terhadap engine run-up, aircraft towing, memonitor startup clearence yang diberikan control tower untuk meningkatkan keselamatan dan
kelancaran lalu lintas di apron
6. Menyediakan marshaller dan follow me service
7. Memberikan / menyebarkan informasi kepada operator mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan adanya suatu kegiatan yang sedang berlangsung yang
berpengaruh terhadap kegatan operasi lalu lintas di apron
8. Menjamin kebersihan apron dengan melaksanakan dan menetapkan suatu program
inspeksi dan standard pencemaran yang ketat
9. Menyediakan dukungan dan bantuan pesawat udara yang sedang dalam keadaan
emergency

Tugas pokok dan fungsi sisi darat (Land Side)


1. Pelayanan Pelataran Parkir Terminal

2. Pelayanan Fasilitas Terminal, pengecekan dilakukan berkala oleh Terminal


Inspektur
3. Pelayanan Penerangan Bandar Udara yang meliputi:
o Penerangan Langsung / Tatap Muka
o Penjualan Pas Harian Bandara
o Telepon Informasi Penerbangan
o Operator Sentral Telepon Bandara
o Flight Information Display System (FIDS) dan Public Address System (PAS)
serta Public Information System (PIS)
o Penerangan Situasi Khusus (VVIP / Emergency)
4. Pelayanan Customers Service Centre (CSC), sebagai frontliner yang menerima
komplain dan menindaklanjutinya ke unit relevan.
Tugas Pokok & Fungsi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan
dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK):
1. Memberikan pertolongan pada kejadian kecelakaan penerbangan
2. Melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran di bandara dan sekitarnya
Tugas Pokok & Fungsi Pengamanan Bandara:
1. Aviation Security (AVSEC) : Pengamanan di wilayah Restricted Public Area (RPA)
dan Non Public Area (NPA) dan Sisi Udara (airside)
2. Non Avsec : pengamanan di wilayah Public Area (PA) dan Sisi Darat (Land Side)

C. ANALISIS OPERASI
a. Sistem Bandar Udara
Dilihat dari aspek operasinya, bandar udara merupakan satu sistem karena
terdiri atas komponen-komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya dan
menghasilkan satu keluaran (output). Komponen komponen bandar udara terdiri

atas pengelolaan bandar udara, pengelolaan perusahaan angkutan udara, dan


kebutuhan pengguna jasa angkutan udara.
Keseimbangan setiap komponen dengan dua komponen lainnya diperoleh
dengan memadukan unsur- unsurnya. Pengelolaan perusahaan angkutan udara dan
kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian kebutuhan
pengguna dengan kemampuan pesawat udara melalui integrasi karakteristik
kebutuhan pengguna dalam penerbangan, dalam hal antara lain jenis layanan
penumpang atau barang serta keterbatasan yang ada.
Sistem bandar udara akan menjadi semakin kompleks jika dimaksudkan dalam
pembahasan dan perhitungan bidang- bidang atau aspek-aspek atau institusi yang
terkait dalam pengoperasian bandar udara.

b. Fungsi Bandar Udara


1. Penggantian Moda
Bandar udara berfungsi sebagai penghubung fisik antara alat angkut udara dan
alat

angkut

permukaan.

Untuk

itu,

hubungan

di

rancang

agar

dapat

mengakomodasikan karakteristik operasional alat angkut pada sisi udara dengan alat
angkut pada sisi darat, baik pada bagian keberangkatan maupun pada bagian
kedatangan.

2. Pemrosesan
Bandar udara berfungsi sebagai tempat penyiapan pemberangkatan mencakup
antara lain penyediaan fasilitas pengurusan karcis, pengurusan dokumen, serta
pelayanan penumpang dan penanganan barang atau kargo. Dalam penerimaan
kedatangan, bandar udara menyediakan fasilitas pengurusan untuk berpindah pesawat,
pengurusan dokumen, serta

pengurusan bagasi dan cargo. Disamping itu, bandar

udara juga menyediakan fasilitas pemeliharaan pesawat, pengisian bahan bakar, serta
fasilitas penyelenggarakan fungsi pemerintahan seperti karantina, imigrasi, dan bea
cukai. Sementara itu untuk kepentingan ekonomi, bandar udara berfungsi dalam
pencarian pendapatan melalui persewaan fasilitas dan konsesi- konsesi.

3. Perubahan Tipe Gerakan


Bandar udara berfungsi sebagai pengubah aliran muatan yang berkelanjutan
menjadi bergelombang, menurut ukuran pesawat udara yang di berangkatkan. Muatan
yang dikirim di angkut truk dan para calon penumpang dengan angkutan jalan raya
atau kereta api, tiba di bandar udar secara berkelanjutan (continuous), berdasarkan
atas jadwal yang telah di tetapkan, kemudian di ubah dalam kelompok- kelompok atau
himpunan (batches) muatan pesawat udara. Sebaliknya, proses pada kedatangan
pesawat udara yaitu dari himpunan muatan dalam pesawat udara oleh bandar udara di
ubah menjadi aliran berkelanjutan saat meninggalkan bandar udara.

c. Kapasitas Bandar Udara


Kapasitas bandar udara ditentukan baik oleh sisi udara maupun sisi darat.tetapi
dalam bahasan ini diutamakan pada kapasitas fasilitas sisi udara terutama komponen
landas pacu, landas hubung dan tempat parkir (gate).

1.1 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Sistem Landas Pacu


a.

Pengawasan lalu- lintas udara


Aturan lalu- lintas udara tentang jarak minimum antar pesawat udara secara
vertika, horizontal, dan lateral. Jarak minimum ini bergantung pada ukuran
pesawat udara , kesediaan radar, dan urut- urutan dalam lintasan.

b.

Karakteristik Permintaan
Karakteristik ini mempengaruhi penggunaan landas pacu untuk pendaratan,
yang selanjutnya berdampak pada ketersediaan waktu bagi pesawat udara yang
akan bertolak. Sehubungan dengan hal itu, yang cukup kuat menentukan
kapasitas landas pacu ialah proporsi jumlah semua pesawat udara yang datang
pada suatu kurun waktu.

c.

Lingkungan
Faktor lingkungan yang cukup berpengaruh pada kapasitas landas pacu ialah
batas penglihtan (visibility), kondisi permukaan landas pacu, arah dan kecepatan
angin, dan ketentuan tentang pembatasan kebisingan.

d.

2.

Rancang Bangun
Kapasitas landas dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama yang menyangkut
hal- hal berikut:
Jumlah, jarak, panjang, dan arah landas pacu
Jumlah, lokasi , dan rancang bangun landas hubung keluar.
Rancang bangun jalan menuju Apron (ramp entrances)

Kapasitas Landas Hubung


Kapasitas landas hubung bergantung pada tingkat kesibukan di landas pacu,
pesawat- pesawat yang sedang menggunakan (aircraft mix), dan lokasi landas hubung
relatif terhadap ujung pemberangkatan landas pacu tersebut.

3.

Kapasitas Tempat Parkir (Gate)


Kapasitas tempat parkir mengacu pada kemampuan sejumlah tempat parkir
mengakomodasikan kegiatan muat bongkar pesawat udara dalam kondisi permintaan
yang berlanjut. Tingkat keterisian tempat parkir bergantung pada hal- hal berikut.
a.

Jenis pesawat udara (ukura, bobot, fungsi/peran)

b.

Penerbangan dari awal , persingahan, atau hanya lewat

c.

Jumlah penumpang naik turu

d.

Jumlah bagasi, kargo dan pos

e.

Efisiensi petugas di apron

f.

Jenis penggunaan tempat parkir (khusus atau umum)

D. Kesiapan Operasi Bandar Udara


1. Penyertifikatan (Licensing)
Untuk menjamin keselamtan seluruh sistem operasi bandar udara yang
mencakup pesawat udara, pengguna jasa angkutan udara, dan fasilitas bandar udara.
Pemerintah mengeluarkan sertifikat kepada bandar udara yang memenuhi persyaratan.
Pemegang sertifikat harus memenuhi hal-hal berikut.
a.

Kawasan operasi bandar udara (dalam bandar udara) dan daerah sekitarnya
dalam keadaan aman (safe)

b. Fasilitas bandar udara berkesesuaian dengan jenis operasi yang sedang


berlangsung
c. Para manajemen dan staf kunci bandar udara sangat berkompeten dan
berkualifikasi tinggi dalam aspek keselamatan pesawat udara.

2. Pembatasan Operasi
a. Batas Penglihatan
Batas penglihatan di tentukan oleh kondisi cuaca dan pengaruh kepadatan lalulintas. Sehubungan dengan hal itu, landas pacu di golongkan menurut kemampuannya
menangani pesawat udara dalam batas penglihatan pada tingkatan yang berbedabeda.
1-

Kategori I
Landas pacu dengan pendekatan presisi (Precision approach), suatu landasan pacu
dengan instrumen yang didukung dengan ILS (Instrumen Landing System) dan
alat bantu pandang (Visual Aids), dimaksudkan untuk melayani samapai Decision
Height 200 ft (60 m) dan RVR (Runway Visual Range) 2600 ft (800m)

2-

Kategori II
Landas pacu dengan pendekatan presisi, suatu landas pacu dengan instrumen
yang di dukung ILS dan alat bantu pandang, dimaksudkan untuk melayani sampai
Decision Height 100 ft (30 m) dan RVR 1200 ft (400 m)

3-

Kategori III

Landas pacu dengan pendekatan presisi, yaitu landas pacu dengan instrumen yang
di dukung ILS dalam berbagi su- kategori
a. Kategori III A , melayani sampai RVR 700 ft ( 200 m) Decision Height 0 (nol).
Penggunaan alat bantu pandang hanya pada tahap akhir pendaratan
b. Kategori III B , melayani sampai RVR 150 ft (50 m) dan Decision Height 0
(nol) Penggunaan alat bantu pandang hanya untuk menaksi (Taxing)
c. Kategori III C , melayani pendaratan dan menaksi tampa bergantung pada
rujukan pandang (visual reference)

b. Dampak Angin dari Samping


Pesawat udara jenis transport berat yang modern tanpa kesulitan dapat
beroperasi pada komponen angin dari samping sampai 30 knots. Meskipun demikian,
menurut ICAO pada Annex 14, arah landas pacu di rancang agar paling sedikit dapat
beroperasi pada tingkat 95 persen pada saat angin dari samping berkecepatan 20 knots
(37 km/jam) untuk landasan berkategori A dan B, 15 knots (27 km/jam) untuk
landasan berkategori C, dan 10 knots (18.5 km/jam) untuk landasan berkategori D dan
E.
c. Pengawasan Gangguan Burung
Burung-burung dapat membahayakan penerbangan, perlu tindakan-tindakan
yang baik untuk keselamatan dan keamanan penerbangan.
1.

Kawasan operasional

a.

Bebas zat pencemar


Gesekan antara roda dan permukaan landas pacu berguna untuk menjamin
keselamatan dalam penambah kecepatan saat tinggal landas dan kecepatan saat
pendaratan.

b.

Bebas kotoran

Kotoran diatas landas pacu yang terdiri atas material lepas seperti batu, pasir, kertas ,
potongan kayu dapat merusak struktur pesawat udara.
2.

Alat bantu pendekatan/pendaratan

a.

Instrument landing system


ILS terdiri atas seperangkata peralatan bantu navigasi yang terdapat didarat dan di
pesawat udara untuk pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan instrument.

b.

Microwave landing system


MLS sebagai pengembangan ILS, sebagai upaya mengatasi kesulitan dalam
pemasangan alat dan memeberi keluasaan dalam penggunaannya.

c.

Radar
Radar melupakan alat bantu navigasi yang berpusat didarat.

3.

Pencahayaan untuk pendekatan/landas pacu


Untuk keperluan pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan penglihatan atau
visual, terdapat seperangkat rangkaian lampu di landasan dan sekitarnya yang
membantu penerbangan memperoleh tanda-tanda pendekatan, ambang landas pacu,
serta bagian tepid an ujung landas pacu.

E.

Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara

1.

Keselamatan Bandar udara

a.

Hangar dan bengkel pemeliharaan


Keselamatan dapat dijamin pada kawasan ini, pertama, perancangan bangunan,
instalasi , dan tata letak peralatan yang mempertimbangkan kelancaran aktivitas,mutu
konstruksi, perlindunganterhadap peralatan yang membahayakan dan kesediaan alatalat pencegahan.

b.

Pekerjaan di ramps

Kegiatan di tempat parkir pesawat untuk bongkar muat (ramp) tergolong berkecepatan
tinggi yang menyangkut berbagai pihak dan kepentingan seperti pesawat udara,
kendaraan (GSE).
c.

Layanan khusus

1.

Penanganan bahan bakar pesawat udara

2.

Penyelamatan pesawat udara dalam kecelakaan penerbangan pada pemadaman api


dalam kebakaran

3.

Deicing bahan bakar kimia ini digunakan untuk melapisi bagian tertentu di pesawat
udara untuk kawasan udara yang memiliki musim dingin.

2.

Keamanan Bandar udara

a.

Pemeriksaan penumpang
Pemeriksaan penumpang dan barang bawaannya, untuk menghindari terbawanya ke
kabin termasuk barang-barang berbahaya.

b.

Pemeriksaan bagasi (checked baggage)


Agar mencegah barang-barang berbahaya terbawa ke pesawat udara
c.

Tanda pengenal karyawan Untuk memudahkan pengawasan terhadap orang-

orang yang bekerja di Bandar udara


d.

Pengawasan tempat masuk


Kawasan sensitive bagi pengawasan pada bangunan dan instalasi Bandar udara serta
orang dan kendaraan yang masuk dan keluar kawasan

e.

Pengamanan luar
Untuk melindungi kawasan yang berfungsi sebagai perbatasan antara daerah aman
dan yang tidak aman di bandar udara disebut (airport perimeter), dilakukan dengan
pagar, gerbang yang diawasi, berlampu (daerah yang terang), atau dipatroli (diawasi
secara fisik sewaktu-waktu).

BAB III
PEMBAHASAN

Bandar Udara Sepinggan Balikpapan


1. Sejarah
Bandar udara Internasional Sepinggan adalah Bandar udara yang terletak di Jalan
Marsma R. Iswahyudi Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada zama pra kemerdekaan
bandara ini merupakan bandara yang digunakan untuk kegiatan perusahaan minyak
Belanda ( BPM ) kemudian setelah tahun 1960 bandara ini operasionalnya diserahkan
kepada Jawatan Penerbangan Sipil yang juga disebut Direktorat Jendral Perhubungan
Udara. Yang kemudian pada tahun 1987 sesuai dengan PP No. 1 tahun 1987, pengelolaan
bandara ini diserahkan kepada Perum Angkasa Pura I dengan pelaksanaan proyek
pertamanya adalah pengembangan Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan
Tahap I yaitu berupa landasan pacu ( runway ), landasan hubung ( taxiway ), apron,
terminal penumpang dan barang serta fasilitas penunjang keselamatan penerbangan.
Kemudian pada tahun 1992 sesuai dengan PP No. 5 tahun 1992 Perum Angkasa
Pura I berubah nama menjadi PT. ( Persero ) Angkasa Pura I bersamaan dengan
dilakukannya uji coba pengoperasian ( shadow operation ) Bandara Internasional
Sepinggan yang baru. Tepat pada tahun 1995 Bandara Internasional Sepinggan ditetapkan
sebagai Bandar Udara Embarkasi Haji yang ke V dimana meliputi Kalimantan Timur,

Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Pada tahun tahun berikutnya Bandar Udara
Internasional Sepinggan terus melakukan pengembangan fasilitas yaitu dengan
pengembangan Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan Tahap II yang
berupa hanggar, depot pengisian bahan bakar pesawat udara dan gedung admisnistrasi.
Dengan semua kelengkapan fasilitas tersebut akhirnya Bandar Udara Internasional
Sepinggan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tahun 1997.
Pada bulan Juli 2011 dimulai lagi pengembangan Bandar Udara Internasional
Sepinggan khususnya pada pembangunan terminal penumpang yang dapat menampung 10
juta penumpang per tahun dan area parkir yang menampung 2.752 kendaraan bermotor
serta saran penumpang yang lain. Lalu pada tahun 2012, kegiatan operasional Terminal
Kargo mulai dipindahkan ke Terminal Kargo Baru, Gedung Terminal Kargo salah satu
sarana penunjang dari rencana Proyek Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan
Balikpapan. Tanggal 26 Desember 2012 Kantor Administrasi, Keuangan & Komersial
pindah ke kantor Baru di Gedung berlantai dua yang telah selesai dibangun sebagai
fasilitas pendukung Proyek Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan.

2. Struktur Organisasi

3. Visi dan Misi


Visi Perusahaan
Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia.
Misi Perusahaan

Meningkatkan nilai pemangku kepentingan


Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi
Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar
keamanan, keselamatan, dan kenyamanan
Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi
Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup

Nilai Budaya Perusahaan

Sinergi
Adaptif
Terpercaya
Unggul

Anda mungkin juga menyukai