Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

KEGIATAN :
PEMBUATAN DED REHABILITASI/PEMELIHARAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR

PEKERJAAN :
BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN GEDUNG
KANTOR

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT


Jalan Patriot No. 5 Telp. (0262) 235785 - Garut

TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA


PEKERJAAN BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN GEDUNG
KANTOR
TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

PASAL I
UMUM
1. Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaikbaiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi
bangunannya, andal dan dapat menjadi bahan acuan bagi bangunan
lain di lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan Gedung Negara harus direncanakan, dirancang
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi criteria teknis
bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan criteria adiministrasi
bagi bangunan Gedung Negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan Gedung Negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai
dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku
profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu
disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan
karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan
kedalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat
melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

PASAL 3
LATAR BELAKANG
1. Pemegang Mata Anggaran adalah Pejabat Pembuat Komitment (PPK)
atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
2. Untuk penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa termaksud,
dibentuk Panitia Pengadaan Pengadaan Barang / Jasa berdasarkan
Surat Keputusan.
PASAL 4
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
dari Program : Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
2. Nama pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Gedung
Kantor
3. Lokasi : Jalan Patriot No. 5, Kabupaten Garut
BAB II
KEGIATAN PERENCANAAN
PASAL 5
LINGKUP PEKERJAAN PERENCANAAN
1. Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007, tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara.
2. Lingkup pekerjaan tersebut meliputi :
A. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
b. Rencana
struktur,
beserta
uraian
konsep
dan
perhitungannya.
c. Rencana
Utilitas,
beserta
uraiain
konsep
dan
perhitungannya.
d. Perkiraan biaya,
B. PenyusunanRencana detail antara lain membuat :

a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail


utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah
disetujui.
b. Rencana Kerjadan Syarat-syarat (RKS).
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi.
d. Laporan akhir perencanaan.
C. Membantu panitia pengadaan barang / jasa pada waktu
penjelasan pekerjaan.
D. Mengadakan Pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi
fisik dengan melaksanakan kegiatan seperti :
a. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa pelaksanaan konstruksi.
b. Membuat laporan akhir Perencanaan berkala.

PASAL 6
TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang dilakukan sesuia ketentuan dan kode tata laku
profesi yang berlaku ;
2. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana adalah minimal
sebagai berikut :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi
persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasikan batasan-batasan yang telah diberikan oleh
Kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan
yang akan diwujudkan.
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang
khusus untuk bangunan Gedung Negara.
PASAL 7
BIAYA
1. Biaya perencanaan
Besarnya biaya perencanaan untuk Konsultan Perencana sesuai
dengan peraturan yang berlaku, yaitu seperti tercantum pada
lampiran Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

Wilayah Nomor : 257/KPTS/M/2004, tanggal 24 April 2004 tentang


Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara yaitu :

3.

a. Untuk pekerjaan standard berlaku maksimum sesuai yang


tercantum dalam tabel B1, B2 dan B3;
b. Bila terdapat pekerjaan non standard, maka dihitung secara
orang-bulan (man-month) dan biaya langsung yang dapat
diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku;
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a dan b di atas
dipisahkan antara pekerjaan standard dan non standard serta
harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut
angka dan huruf;
d. Besarnya biaya perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti
(Lump Sum - Fixed Price);
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian
perencanaan
yang
dibuat
Pelaksana
Program
dan
KonsultanPerencana.
2. Biaya pekerjaan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan
konsultan perencana sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan
c. Pembelian dan atau sewa peralatan;
d. Sewa kendaraan;
e. Jasa dan overhead perencanaan;
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.
Sumber biaya :
Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan
pada : APBD II, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran : 2015
4. Pembayaran biaya perencanaan didasarkan pada prestasi pekerjaan
perencanaan.
PASAL 8
KELUARAN
1. Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan dialur dalam surat
perjanjian. yang minimal meliputi :
A. Tahap Pengembangan Rencana
a) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas.
b) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang
diperlukan.
c) Draft rencana anggaran biaya.

d) Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).


B. Tahap Rencana Detail
a) Gambar rencana teknis bangunan lengkap,
b) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c) Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
d) Rencana anggaran biaya (RAB).
e) Laporan perencanaan..
C. Tahap Pengawasan Berkala
a) Laporan pengawasan berkala.
PASAL 9
PROSES PEKERJAAN PERENCANAAN
A. Untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, Konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
pengelola Kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara
dan pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana
keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
C. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya
dokumen perencanaan adalah 24 (Dua Puluh Empat) hari kalender.
PASAL 10
MASUKAN
A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus
mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang
diberikan oleh Pengguna Jasa termasuk melalui Kerangka Acuan
Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari
PenggunaJasa, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian
pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggungjawab Konsultan Perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh
untuk bahan perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai
berikut :
Informasi Tentang Ruang ruang dalam bangunan, meliputi :
a) Peruntukan Ruangan.
b) Koefisien dasar bangunan.
c) Koefisien lantai bangunan.
Pemakai Bangunan .

a) Struktur organisasi.
b) Kegiatan utama. penunjang, pelengkap.
c) Perlengkapan/peralatan.
Kebutuhan Bangunan
a) Program ruang.
b) Keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang.
Keinginan ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan
dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan
dalam ruang tersebut.
Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang /
bangunan.
B. TENAGA
Untuk melaksanakan tujuannya, Konsultan Perencana harus
menyediakan tenaga yang memenuhi kebutuhan Kegiatan, baik
ditinjau dari segi lengkap (besar) Kegiatan maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.
Biaya yang diperlukan untuk Kegiatan ini mencakup kebutuhan biaya
langsung personil dan biaya langsung non personil, sehingga
konsultan mempunyai tenaga/personil yang dapat menunjang
kelancaran pelaksanaan perencanaan, tersedianya tenaga ahli,
tenaga ahli muda, dan tenaga pendukung, yang terlibat dalam
pelaksanaan perencanaan minimal terdiri dari :
a) Tenaga Penanggung Jawab Pekerjaan (Tim Leader)
: 1
orang
b) Tenaga Arsitektur (S1 atau D3) dengan pengalaman 3 8 tahun
:
1 orang
c) Tenaga Estimator (Cost / Quantity)
: 1
orang
d) Tenaga Drafter
: 1
orang
e) Tenaga Administrasi
: 1
orang
f) Surveyor
: 2
orang
PASAL 11
PROGRAM KERJA
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan perencanaan, Konsultan Perencana
harus segera menyusun :
a. Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci.
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).
Tenaga-tenaga yang diusulkan Konsultan Perencana harus
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.

c. Uraian
Konsepsi
Konsultan
Perencana
atas
pekerjaan
perencanaan.
2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan
dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) setelah sebelumnya
dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
PASAL 12
P E N U T UP
1. Setelah pengarahan penugasan ini diterima Konsultan Perencana
hendaknya memeriksa bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut Konsultan Perencana yang
ditunjuk segera menyusun pekerjaan seperti pada PASAL 12 dan
diserahkan secepatnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3. Hal-hal yang belum dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini
yang dipandang perlu akan dijelaskan lebih lanjut dalam rapat
penjelasan pekerjaan.
Disusun di
Tanggal
2015

:
:

Garut
5

November

Pejabat Pembuat Komitmen Pusdiklat


Kejaksaan Republik Indonesia
Pejabat Pembuat Komitmen

ARIEF, SH. MM.


NIP. 230021538

Yudi Rusmayadi, S.Hut, MP


NIP 19740713 200604 1 004

Anda mungkin juga menyukai